Peranan pendidikan agama Katolik terhadap perkembangan kepribadian siswa kelas XI SMA Yos Sudarso Metro, Lampung - USD Repository

PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS XI SMA YOS SUDARSO METRO, LAMPUNG

  

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

Briggita Ika Gandawati

NIM: 071124016

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada: Orangtuaku Bapak Cosmos Kusno dan Ibu Elisabeth Maryuti

  Adikku Stefanus Gagas Wibowo Sahabatku Agustinus Endi Priyanto

  Teman-temanku dan para siswa SMA Yos Sudarso Metro Serta segenap keluarga besarku

  MOTTO

  Semua Akan Indah Pada Waktunya (Pengkothbah 3:14)

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRAK

  Judul skripsi PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

  TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS XI SMA YOS SUDARSO METRO, LAMPUNG dipilih berdasarkan kenyataan di SMA Yos

  Sudarso Metro Lampung bahwa perkembangan kepribadian masih sering diabaikan dalam hidup kita padahal sangatlah penting bagi hidup kita. Dan begitu pula bagi siswa SMA yang masih mencari jati dirinya. Pentingnya perkembangan kepribadian bagi siswa SMA berkaitan erat dengan pemahaman akan dirinya. Perkembangan kepribadian dalam hidup sehari-hari itu perlu dikembangkan secara terus-menerus. Perkembangan kepribadian bagi siswa dapat diupayakan secara internal maupun secara eksternal. Upaya secara eksternal salah satunya dapat diwujudkan melalui jalur pendidikan pada umumnya dan pada khususnya Pendidikan Agama Katolik.

  SMA Yos Sudarso Metro Lampung merupakan salah satu sekolah yang melaksanakan mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dalam rangkaian proses pembelajaran. Dari situasi yang ada maka penulis berusaha untuk menemukan peranan Pendidikan Agama Katolik di SMA Yos Sudarso Lampung dalam perkembangan kepribadian siswa. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kepribadian siswa kelas XI dan sejauhmana peranan Pendidikan Agama Katolik dalam perkembangan kepribadian siswa kelas XI di SMA Yos Sudarso Metro Lampung maka penulis mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah 60 siswa yang mewakili 5 kelas XI SMA Yos Sudarso Metro Lampung. Dari hasil penelitian terungkap tentang gambaran perkembangan kepribadian siswa di kelas XI dan sejauhmana peranan Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan kepribadian siswa, gambaran tersebut tercermin pada tindakan siswa yang menyadari akan hidupnya, mampu menerima diri, mampu mengendalikan emosi diri dan mempunyai kedewasaan iman yang matang.

  Dalam skripsi ini penulis juga memberikan saran mengenai pemikiran terhadap proses Pendidikan Agama Katolik dalam perkembangan kepribadian siswa kelas XI SMA Yos Sudarso Metro Lampung. Saran tersebut meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan untuk perkembangan kepribadian siswa. Untuk itu penulis menyusun dua rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan kepribadian.

  

ABSTRACT

The title of the thesis “THE ROLE OF CATHOLIC EDUCATION IN THE

STUDENTS’ PERSONALITY DEVELOPMENT OF THE TENTH YEAR

  

STUDENTS IN SMA YOS SUDARSO METRO, LAMPUNG” is chosen based on

the reality that in SMA YOS SUDARSO METRO LAMPUNG, the personality

development is still being often neglected in our life. Although it is very important

for our life. And this holds true for the Senior High School students who are still

looking for their own identity. The importance of personality development for the

Senior High School has a deep correlation with self understanding. Personality

development needs to be improved continually in daily life. The personality

development for Senior High School students can be fortered internally or externally.

One of these external efforts can be implemented through education in general and

Catholic Education specifically.

  SMA Yos Sudarso is one of the schools in Lampung that holds Catholic

Education in the learning Process. From this situation, the writer attempts to find the

role of Catholic Education in SMA Yos Sudarso in the Students’ Personality

Development. To get the descrition of the Personality Development of the tenth yesr

students and how far the role of Catholic Education is in the Personality Development

of the tenth year students in SMA Yos Sudarso Lampung, the writer makes a

research. From the research result can be known that the description of the

personality development of the tenth year students and how far the role of Catholic

Education can improve the students’ personality are reflected through the students

behavior to realize their life, their ability to accept their selves, their ability to control

their emotion and their maturity in faith.

  In this thesis, the writer also gives seggestion about the Catholic Education

process in the Students Personality Development of the tenth year students in SMA

Yos Sudarso Metro Lampung. The suggestion includes the syllabus and the Lesson

Plan which are used in developing the students’ personality. There fore, the writer

tries to make two Lesson Plans which can be used as a help towards Personality

Development.

KATA PENGANTAR

  Dalam segala kelemahan dan keterbatan penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan, karena berkat limpahan dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERANAN PENDIDIKAN AGAMA

KATOLIK TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS XI SMA YOS SUDARSO METRO, LAMPUNG.

  Penulisan skripsi ini sungguh telah menyerap perhatian, dorongan serta bantuan dari orang-orang yang sungguh memliki cinta. Oleh karena itu pada kesempatan ini, secara istimewa penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

  1. Ibu Dra. Yulia Supriyati, M.Pd. selaku dosen pembimbing utama sekaligus pembimbing akademik yang begitu sabar, tulus dan setia mendampingi dan mendukung penulis dari awal hingga penulisan skripsi ini selesai.

  2. Bapak Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum. selaku dosen penguji II yang selama ini mendampingi dan mengingatkan penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  3. Bapak Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd. selaku dosen penguji III atas kesediaannya memberikan masukan dan saran demi menyempurnakan skripsi ini.

  4. Seluruh staf dosen, sekretariat dan perpustakaan, karyawan piket dan parkir Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

  Dharma, yang telah melimpahi penulis dengan ilmu, perhatian, dukungan, bimbingan serta senyuman sapaan yang selalu menguatkan penulis menjalani proses studi di kampus IPPAK.

  5. Keluargaku tercinta, Bapak Cosmos Kusno, Ibu Elisabeth Maryuti dan Adik Stefanus Gagas Wibowo, yang selalu membantu, perhatian, memberi motivasi, semangat dan materiil dari awal kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

  6. Agustinus Endi Priyanto, yang telah dengan setia mendampingi penulis.

  Terima kasih atas bantuan, dukungan, saran, perhatian serta cinta kasihnya yang selalu menguatkan penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

  7. Keluarga besarku yang ada di Gaya Baru dan di Sritejo Lampung yang selama ini mendukung dan memberi semangat kepada penulis mulai dari awal kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

  8. Br. P. Triantoro, SCJ. Selaku ketua Yayasan SMA Yos Sudarso Metro Lampung yang telah menerima dan memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  9. Para siswa-siswi SMA Yos Sudarso Metro Lampung, khususnya kelas XI IPA I dan XI IPS I yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian.

  10. Skolastikat SCJ, yang telah berdia memberikan pinjaman buku selama penulis membutuhkan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv MOTTO ...................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... vii ABSTRAK .................................................................................................. viii ABSTRACT ............................................................................................... xi KATA PENGANTAR ............................................................................... x DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xviii

  BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Pembatasan Masalah ....................................................................... 6 C. Rumusan Masalah ............................................................................ 6 D. Tujuan Penulisan .............................................................................. 7 E. Manfaat Penulisan ............................................................................. 7 F. Metode Penelitian............................................................................ 8 G. Sistematika Penulisan...................................................................... 8 BAB II. GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK ..... 10 A. Pendidikan Pada Umumnya ............................................................ 10

  1. Pengertian Pendidikan ................................................................ 10

  2. Tujuan Pendidikan ...................................................................... 12

  3. Pendidikan di Sekolah ................................................................ 14

  B. Pendidikan Agama Katolik di Sekolah ........................................... 15

  1. Pengertian Pendidikan Agama Katolik di Sekolah ..................... 15

  2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik di Sekolah .......................... 17 3. Peranan Pendidikan Agama Katolik di Sekolah .........................

  19 a. PAK Sebagai Pendidikan Iman ..............................................

  19 b. PAK Sebagai Pembinaan Sikap .............................................

  22 4. Materi Pendidikan Agama Katolik di Sekolah ...........................

  24 5. Proses Pendidikan Agama Katolik di Sekolah ...........................

  26 6. Khasan Pendidikan Agama Katolik di Sekolah ..........................

  28 C. Peranan Guru Pendidikan Agama Katolik di Sekolah ....................

  30 1. Guru Agama Sebagai Pendidik Hidup Beriman .........................

  31 2. Guru Agama Sebagai Pembimbing Hidup Rohani .....................

  32 3. Guru Agama Sebagai Saksi Iman ...............................................

  33 BAB III. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ........................................ 35

  A. Perkembangan Kepribadian ............................................................ 35 1. Pengertian Perkembangan ..........................................................

  35 2. Ciri-ciri Perkembangan Kepribadian ..........................................

  36 a. Perluasan Perasaan Diri .........................................................

  37 b. Hubungan Hangat atau Akrab dengan Orang lain .................

  37 c. Keamanan Emosional ............................................................

  37 d. Persepsi Realitis .....................................................................

  38 e. Keterampilan-keterampilan dan Tugas ..................................

  38 f. Pemahaman Diri ....................................................................

  39 g. Filsafat Hidup yang Mempersatukan .....................................

  39 3. Pengertian Kepribadian ..............................................................

  40 4. Pengertian Perkembangan Kepribadian......................................

  44 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian.

  46 a. Diri Sendiri ............................................................................

  47 b. Keluarga .................................................................................

  48 c. Masyarakat .............................................................................

  49

  d. Gereja atau Agama .................................................................

  50 6. Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian ...................................

  51 a. Keterbukaan pada Pengalaman ..............................................

  51 b. Kehidupan Eksistensial ..........................................................

  52 c. Kepercayaan Terhadap Organisme ........................................

  52 d. Perasaan Bebas ......................................................................

  53 e. Kreativitas .............................................................................

  53 7. Manfaat Perkembangan Kepribadian .........................................

  54 B. Kaitan antara Pendidikan Agama Katolik dan Perkembangan Kepribadian .................................................................................... 56 1. PAK Membentuk Kedewasaan Manusiawi ................................

  56 2. PAK Membentuk Kedewasaan Iman .........................................

  57 a. Iman sebagai Kegiatan Percaya .............................................

  58 b. Iman sebagai Kegiatan Mempercayakan ...............................

  58 c. Iman sebagai Kegiatan Melakukan ........................................

  59 BAB IV. GAMBARAN UMUM PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMA YOS SUDARSO METRO,LAMPUNG ....... 61

  A. Gambaran Umum SMA Yos Sudarso Metro, Lampung ................. 61

  1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Yos Sudarso Metro, Lampung .....................................................................................

  61 2. Visi SMA Yos Sudarso Metro, Lampung ..................................

  62 3. Misi SMA Yos Sudarso Metro, Lampung ..................................

  62 4. Peraturan Tata Tertib SMA Yos Sudarso Metro, Lampung .......

  62 a. Kehadiran di Sekolah .............................................................

  63 b. Penampilan di Sekolah ...........................................................

  63 c. Kegiatan Belajar-Mengajar ....................................................

  64 B. Metodologi Penelitian ..................................................................... 64 1. Tujuan Penelitian ........................................................................

  64 2. Manfaat Penelitian ......................................................................

  65

  3. Jenis Penelitian ...........................................................................

  65 4. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................

  66 5. Responden Penelitian .................................................................

  66 6. Instrumen Penelitian ...................................................................

  67 7. Variabel Penelitian .....................................................................

  67 8. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

  68 C. Hasil Penelitian .............................................................................. 69

  1. Gambaran Pelaksanaan PAK di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung .....................................................................................

  69

  2. Perkembangan Kepribadian Siswa SMA Yos Sudarso Metro, Lampung .....................................................................................

  74 D. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 76

  1. Gambaran Pelaksanaan PAK di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung .....................................................................................

  77 a. Hidup Keagamaan Siswa .......................................................

  77 b. Motivasi Siswa .......................................................................

  78 c. Metode dan Sarana .................................................................

  79 d. Proses KBM Pelajaran Agama Katolik .................................

  80

  2. Perkembangan Kepribadian Siswa SMA Yos Sudarso Metro, Lampung .....................................................................................

  84 a. Proses Perkembangan Kepribadian .......................................

  84

  b. Hambatan dan Hal yang Mendukung Perkembangan Kepribadian ...........................................................................

  86 BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 89

  A. Kesimpulan ..................................................................................... 89

  B. Saran ................................................................................................ 91 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 93 LAMPIRAN ................................................................................................ 95

  Lampiran 1: Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah.......................... (1) Lampiran 2: Kuesioner Penelitian .......................................................... (2) Lampiran 3: Silabus ............................................................................... (3) Lampiran 4: Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................... (4)

  DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Dokumen Resmi Gereja CT : Catechesi Traedendae DV : Dei Verbum GE : Gravissimum Educationis B.

   Singkatan Lain

  FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik BK : Bimbingan Konseling KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi KLS : Kelas KOMKAT : Komisi Kateketik KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia L : Lulus OSIS : Organisasi Siswa Intra Sekolah PAK : Pendidikan Agama Katolik RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TL : Tidak Lulus SMA : Sekolah Menengah Atas Yoh : Yohanes

  SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KBM : Kegiatan Belajar Mengajar WIB : Waktu Indonesia Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena

  lebih menghasilkan pribadi-pribadi yang mementingkan segi intelektual tetapi kurang memperhatikan mengenai nilai-nilai hidup, moral dan sosial. Akibatnya siswa kurang mengerti akan pentingnya penghargaan terhadap martabat kehidupan, dan terjadi berbagai macam bentuk kenakalan siswa, misalnya membolos pada jam pelajaran sedang berlangsung, menyontek dan terkadang juga ada yang berani minum-minuman keras ataupun melakukan tawuran, tindakan kekerasan, ketidakadilan dan sebagainya. Oleh karena itu pendidikan di sekolah dituntut untuk menanamkan nilai dan mutu hidup siswa. Pendidikan di sekolah menjadi salah satu upaya untuk membantu perkembangan kepribadian siswa seutuhnya.

  Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan pribadi yang berkualitas, bertanggung jawab terhadap masa depan, mampu hidup dalam situasi dan perkembangan jaman saat ini. Melalui pendidikan siswa dibantu untuk berkembang lebih baik dari segi kepribadiannya. Riyanto (2002:3) menegaskan bahwa pendidikan diselenggarakan demi pertumbuhan dan perkembangan keseluruhan diri peserta didik agar menjadi pribadi yang matang, dewasa, dan mampu menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

  Dalam hal ini pendidikan mengajak para siswa untuk mampu berkembang hadapi dalam hidup sehari-hari, selain itu siswa mampu secara matang membedakan yang benar dan yang salah dalam mengambil keputusan, dengan demikian siswa mulai berkembang pribadinya seraca utuh. Riyanto (2002:3) menegaskan bahwa pendidikan diharapkan menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, berguna dan berpengaruh di dalam masyarakatnya, yang bertanggungjawab, proaktif dan kooperatif sekaligus memiliki pribadi yang berwatak dan berbudi pengerti luhur.

  Pendidikan diharapkan mampu membantu siswa menyadari dirinya, mampu berelasi dan berguna bagi sesama yang ada disekitarnya serta membawa pengaruh yang positif terhadap masyarakat disekitarnya. Dengan demikian siswa mampu bersikap proaktif, sikap dimana siswa mempunyai kemauan berusaha secara aktif mengatasi segala permasalahan yang dimilikinya, sehingga siswa berkembang secara menyeluruh pada dirinya dan beriman kepada Tuhan.

  Pendidikan dituntut untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan meningkatkan mutu pembelajaran agar lebih baik dan menarik bagi para siswa sehingga pendidikan dapat memperkembangkan pribadi siswa secara utuh.

  Di dalam lingkungan sekolah katolik, pendidikan agama yang diberikan adalah pendidikan agama katolik. Melalui pendidikan agama katolik di sekolah, siswa diharapkan dapat terbantu untuk menemukan kesesuaian antara iman dengan kehidupan yang mereka alami. Pendidikan agama katolik di sekolah mengusahakan agar siswanya berkembang secara maksimal baik dalam segi intelektual maupun perkembangan kepribadiannya. Siswa diharapkan mampu untuk mencerminkan sikap, perilaku yang baik dalam hidup sehari-hari sebagai orang beriman.

  Ada beberapa hal yang yang dipandang menjadi orientasi penting dalam pendidikan agama katolik: seperti kita tahu demi terwujudnya Kerajaan Allah, demi kedewasaan iman dan demi kebebasan manusia. Yang menjadi penekanan dalam proses pembelajaran pendidikan agama katolik bukan semata hanya pengajaran agama saja tetapi memperhatikan proses perkembangan seluruh dimensi iman, harapan dan kasih. Pendidikan agama katolik dipahami sebagai pendidikan iman yang diselenggarakan oleh Gereja, sekolah, keluarga yang bertujuan agar pribadi siswa semakin terbentuk dan semakin beriman pada Yesus Kristus sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah terwujud dalam hidup siswa. Kerajaan Allah merupakan kekuatan Allah yang telah menyelamatkan umat manusia.

  Kekuatan menjadi sifat utama Allah yang penuh kasih, sabar, dan setia mewujudkan kedamaian, cinta kasih dalam hidup manusia (Heryatno, 2008: 25- 26).

  Proses pembelajaran pendidikan agama katolik bisa dikatakan berhasil apabila yang menjadi tujuan pendidikan agama katolik dapat tercapai secara optimal. Salah satu tujuan pendidikan agama katolik adalah siswa mampu bertindak, berperilaku dan berkembang dalam kepribadiannya sesuai dengan ajaran imannya (Komkat KWI, 2007:5). Tujuan pendidikan agama katolik tersebut mengarah agar para siswa dapat berkembang dalam segi iman dan mewujudkannya dalam hidup sehari-hari.

  Perkembangan pribadi yang dimiliki setiap siswa akan membawa pada kedewasaan diri secara penuh. Penemuan kedewasaan diri ini tidak sekali jadi tetapi membutuhkan proses yang panjang melalui pengalaman hidup yang mereka alami sehari-hari. Perkembangan ini dapat diperoleh dengan cara melatih dan mengembangkan spiritual yang ada dalam dirinya. Perkembangan pribadi siswa dalam lingkungan sekolah dapat diperoleh melalui pendidikan agama katolik dan kesadaran dirinya melalui pendidikan yang bervisi spritual.

  Pendidikan yang bervisi spritual dapat terwujud apabila sekolah-sekolah katolik didasari oleh cinta kasih. Pendidikan yang bervisi spritual juga dapat dilihat di SMA Yos Sudarso Metro Lampung. SMA Yos Sudarso Metro Lampung mempunyai visi untuk mewujudkan SMA Yos Sudarso Metro Lampung sebagai lembaga pendidikan yang membentuk pribadi yang menuju tata kehidupan bersama yang unggul dalam intelektual, spritual, humanis dan terampil.

  Visi yang dimiliki oleh SMA Yos Sudarso Metro Lampung diatas ingin memaparkan pentingnya mengembangkan kepribadian untuk menuju pribadi yang dewasa dan beriman. Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan pribadi yang dewasa dan beriman melalui hidup sehari-hari yang mereka alami. Mengembangkan pribadi yang dewasa dapat diungkapkan dengan mewujudkan dalam tingkah laku yang dalam hidup bersama. Perwujudan perkembangan pribadi yang dewasa dapat tercermin dengan kesadaran diri terhadap hidup dan tindakan sehari-hari

  Di SMA Yos Sudarso Metro Lampung proses perkembangan kepribadian siswa untuk selalu menyadari dirinya agar tercermin kedewasaan dalam diri siswa dengan memahami pendidikan agama katolik sebagai sarana mengembangkan kepribadian siswa. Tetapi pada kenyataannya hal ini belum dipahami dan disadari oleh semua siswa. Tak jarang ada siswa yang kurang menyadari tugas dan tanggung jawabnya dalam belajar misalnya malas dan meremehkan pelajaran, membolos sekolah serta mudah terpengaruh oleh pergaulan yang ada sehingga menyebabkan prestasi belajar menurun bahkan ada siswa yang tidak naik kelas. Keadaan demikian bisa dilatih melalui pendekatan-pendekatan dalam proses pembelajaran.

  Dalam proses pembelajaran yang ada di sekolah untuk mengarah pada proses perkembangan kepribadian siswa dapat menggunakan cara yang mendukung siswa untuk memahaminya. Salah satu cara yang dapat digunakan yakni dengan melihat keprihatinan yang terjadi pada saat ini. Dengan demikian siswa dapat merasakan secara langsung dan diharapkan menyadari tergerak hatinya. Dengan cara belajar yang mendukung tersebut tujuan dari pendidikan agama katolik mengenai perkembangan pribadi sesuai dengan ajaran imannya dalam diri siswa dapat terwujud.

  Di SMA Yos Sudarso Metro Lampung belum mengarahkan pendidikan agama katolik sebagai perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu hendaknya pendidikan agama katolik dapat menjadi sarana untuk mengembangkan pribadi siswa. Berdasarkan latar belakang di atas penulis memberi judul skripsi ini: :

PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP

  

SUDARSO METRO, LAMPUNG. Lewat skripsi ini penulis berharap dapat ikut

  meningkatkan peranan Pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan kepribadian siswa kelas XI di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung.

B. Pembatasan Masalah

  Sehubungan dengan judul skripsi yang penulis angkat, maka pembatasan masalah terfokus pada PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS XI SMA YOS SUDARSO METRO, LAMPUNG.

  C. Rumusan Masalah

  Setelah melihat dan mengamati latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

  1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan agama katolik?

  2. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian?

  3. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung?

  4. Bagaimana Pendidikan Agama Katolik mendukung perkembangan kepribadian di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung?

  5. Sejauh mana peranan pendidikan agama katolik terhadap perkembangan kepribadian siswa kelas XI SMA Yos Sudarso Metro, Lampung.

  D. Tujuan Penulisan

  Adapun tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah:

  1. Memaparkan apa yang dimaksud dengan pendidikan agama katolik.

  2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian.

  3. Memperoleh gambaran mengenai Pendidikan Agama Katolik kelas XI di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung.

  4. Mengetahui perkembangan kepribadian siswa kelas XI di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung.

  5. Mengetahui sejauh mana peranan pendidikan agama katolik terhadap perkembangan kepribadian siswa kelas XI di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung.

E. Manfaat Penulisan

  Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:

  1. Bagi Pendidik

  Memberi sumbangan gagasan dan hasil penulisan bagi tercapainya tujuan dan maksud Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan kepribadian siswa.

  2. Bagi Sekolah

  Sebagai refleksi agar dapat membuat suatu model ataupun metode guna menumbuhkembangkan kepribadian para siswa SMA Yos Sudarso sehingga mereka semakin berkembang dalam kepribadian.

  3. Bagi Penulis

  Menambah pemahaman, pengalaman, pengetahuan serta wawasan akan pentingnya peranan pendidikan agama katolik terhadap perkembangan

  F. Metode Penelitian

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis berdasarkan studi dan analitis pustaka, dan dilengkapi dengan penelitian kualitatif yang diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan serta diisi oleh siswa untuk memperoleh gambaran mengenai peranan Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan kepribadian siswa.

  G. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi menyeluruh skripsi ini, penulis akan menggambarkan sistematika sebagai berikut: Bab pertama merupakan bagian pendahuluan dengan menguraikan latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan.

  Bab kedua menguraikan gambaran umum pendidikan agama katolik, yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama mengenai pengertian pendidikan pada umumnya, tujuan pendidikan pada umumnya, pendidikan di sekolah. Bagian kedua pengertian pendidikan agama katolik di sekolah, tujuan pendidikan agama katolik di sekolah, peranan pendidikan agama katolik di sekolah, materi pendidikan agama katolik di sekolah, proses pendidikan agama katolik di sekolah, kekhasan pendidikan agama katolik di sekolah. Bagian ketiga mengenai peranan guru pendidikan agama katolik di Sekolah.

  Bab ketiga menguraikan perkembangan kepribadian yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama meliputi pengertian perkembangan, pengertian mempengaruhi kepribadian, tahap-tahap perkembangan kepribadian ciri-ciri perkembangan kepribadian, manfaat perkembangan kepribadian, aspek-aspek perkembangan kepribadian. Bagian kedua menguraikan kaitan antara pendidikan agama katolik dalam perkembangan kepribadian, peranan Pendidikan Agama terhadap perkembangan kepribadian.

  Bab keempat penulis memaparkan beberapa hal mengenai umum peranan Pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan kepribadaian, meliputi empat bagian. Yang pertama mengenai gambaran umum SMA Yos Sudarso Metro, Lampung, sejarah singkat berdirinya SMA Yos Sudarso Metro, Lampung, visi SMA Yos Sudarso, Misi SMA Yos Sudarso, peraturan tata tertib SMA Yos Sudarso Metro, Lampung. Yang kedua metodologi penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data. Bagian ketiga mengenai hasil penelitian dan bagian keempat menguraikan pembahasan hasil penelitian.

  Bab kelima berisikan kesimpulan dan saran yang sebaiknya dilakukan untuk semakin membantu dalam meningkatkan pelaksanaan pendidikan agama katolik serta mengembangkan metode pendidikan yang lebih menarik demi perkembangan dan kemajuan siswa.

  BAB II GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK Pendidikan merupakan proses terpadu untuk membantu seseorang dalam

  menyiapkan diri guna mengambil tempat yang semestinya dalam pengembangan masyarakat dan dalam dunianya dihadapan Tuhan (Mardiatmaja, 1986:19).

  Pendidikan agama katolik di sekolah juga dilaksanakan sebagai proses untuk membantu siswa dalam mempersiapkan diri untuk berkembang seluruh pribadinya, Bab II ini akan memaparkan gambaran umum tentang pendidikan agama katolik yang meliputi:

A. Pendidikan Pada Umumnya Pengertian Pendidikan 1.

  Driyarkara (1966:69) mendefinisikan pendidikan sebagai pemanusiaan manusia muda. Pendidikan adalah salah satu usaha yang terus-menerus untuk memungkinkan manusia semakin memanusiakan dirinya. Pendidikan membantu seseorang secara teratur agar mau dan mampu bertindak sebagai manusia yang mengusahakan agar seluruh sikap dan perbuatan sungguh-sungguh bersifat manusiawi. Pendidikan yang menekankan segi kemanusiaan ini membantu manusia untuk mampu menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Pendidikan diberikan agar menyadarkan manusia supaya memiliki tanggungjawab terhadap segala tindakan yang dilakukan serta terbuka kepada setiap orang sehingga menumbuhkan sikap persahabatan satu dengan yang menempuh hidupnya dengan baik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menuju kepada kebaikan, mengenai manusia seutuhnya dan berlangsung seumur hidup.

  Sejalan dengan pandangan Driyarkara, Supriyati (2001:4) mengatakan bahwa pendidikan merupakan hal pokok yang melekat dalam proses kehidupan manusia sehari-hari sebagai usaha untuk memanusiakan manusia muda. Pendidikan berfungsi bagi manusia untuk membentuk pribadi yang utuh agar mencapai tujuan pendidikan nasional yakni meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasaan, keterampilan, mempertinggi budi pengerti, memperkuat kepribadiaan dan mempertebal semangat kebangsaan sehingga tumbuhlah manusia-manusia yang bertanggungjawab dalam segala tindakannya.

  Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,

  pasal 1, ayat 1, dikatakan bahwa: Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan potensi dirinya. Siswa diharapkan mampu untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara. Ini berarti bahwa pendidikan dipandang sebagai pilar pembentuk manusia dan perkembangan masyarakat. UU RI No.20 tahun 2003 tersebut, menegaskan bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk mempersiapkan siswa dalam mengembangkan potensi diri yang dimilikinya, agar siswa tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai keagamaan sehingga siswa menjadi pribadi yang baik. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan memiliki peran sebagai pemandu dalam

  Menyadari peran yang ada tersebut, maka nilai-nilai dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah kebutuhan yang pokok untuk dikembangkan melalui pendidikan.

2. Tujuan Pendidikan

  Tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi seseorang secara bertahap agar semakin tumbuh menjadi dewasa, bukan hanya tumbuh dalam kemampuan atau keterampilan saja, melainkan juga mampu berkembang dalam pribadinya, yang membuat seseorang semakin sadar atas karunia iman yang diterimanya sehingga dapat menghadapi hidup dengan jujur, dan benar (Mardiatmadja, 1986:53).

  Pendidikan membentuk pribadi secara bertahap dapat diartikan bahwa pendidikan membantu seseorang untuk tumbuh berkembang menjadi pribadi yang dewasa sehingga siswa mempunyai kepercayaan diri yang kuat. Pendidikan membutuhkan proses yang panjang dan waktu untuk dapat mencapainya.

  Pendidikan membantu seseorang untuk berkembang maksudnya melalui pendidikan ini seseorang diharapkan mempunyai kemampuan yang berguna bagi masa depannya dan bertanggungjawab akan hidupnya dan pada akhirnya membantu perkembangan kepribadian.

  Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyebutkan tujuan pendidikan nasional untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

  Tujuan tersebut dimaksudkan setiap pribadi manusia memiliki dasar yang kuat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa indonesia, serta mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, bertanggungjawab dalam membangun bangsa. Pendidikan yang hendak dicapai adalah mampu mengembangkan segala potensi yang telah dianugerahkan Tuhan dan bersyukur atas anugerah yang diterimanya. Siswa diharapkan mampu mewujudkan sikap hidup sebagai orang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan melalui sikap dan tindakan dalam hidup sehari-hari.

  Melalui pendidikan diharapkan menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, berguna dan berpengaruh di dalam masyarakatnya, yang bertanggungjawab, proaktif dan kooperatif, sekaligus memiliki pribadi yang utuh. Pendidikan membantu individu berkompetensi dan mampu berperilaku dan berkembang dalam kepribadian sesuai dengan ajaran imannya (Komkat, 2007:5).

  Pembentukan pribadi yang utuh membantu siswa untuk mengenali dirinya sendiri sehingga siswa mampu mengendalikan dirinya. Pendidikan diharapkan mampu membantu siswa menjadi pribadi yang berkualitas.

  Dari beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan adalah membantu siswa untuk terus berkembang secara menyeluruh. Tujuan pendidikan juga membantu siswa untuk tumbuh menjadi pribadi yang matang dan dewasa, baik dilihat dari segi jasmani maupun rohani sehingga dapat diwujudkan dalam hidup mereka sehari-hari. Pendidikan yang dialami oleh siswa ini tidak cukup hanya dari segi intelektual tetapi juga sungguh-sungguh membawa siswa semakin berkembang menjadi pribadi yang utuh tercermin dalam sikap, tindakan dalam hidup sehari-hari.

3. Pendidikan di Sekolah

  Pendidikan di sekolah sebagai tempat pembentukan secara menyeluruh pada dimensi hidup siswa secara sestematik dan kritis, oleh karena itu pendidikan di sekolah merupakan tempat yang istimewa di mana pembentukan secara menyeluruh terjadi melalui pengajaran (Sewaka, 1991:21). Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka menyiapkan dirinya menghadapi masa yang mendatang. Pendidikan yang dimaksud dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur sekolah dan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang dilakukan dalam lingkup sekolah, melalui kegiatan pembelajaran secara teratur dan berkesinambungan yang mendidik siswa secara bertahap dalam bidang intelektual dan perkembangan kepribadiannya. Sedangkan pendidikan luar sekolah dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya atau masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka.

  Pendidikan di sekolah, merupakan sistem pendidikan yang berlangsung di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, yang merupakan upaya bantuan terhadap orang tua siswa dalam mendidik anak-anaknya, karena orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Bantuan pendidikan yang terorganisir yang diusahakan dan ditata oleh sekolah bertujuan untuk membantu kognitif dan psikomotorik dan menjadi manusia yang berbudaya yang bertakwa kepada Tuhan, mengusakan perkembangan spritual, sikap dan nilai hidup, pengetahuan, keterampilan serta mampu mengembangkan para siswa menjadi pribadi yang utuh yang akan tercermin dalam sikap dan prilakunya dalam hidup sehari-hari (Mardiatmaja, 1986:50).

  Dalam perjalanan waktu, ternyata pendidikan formal yang terjadi di sekolah merupakan tempat yang penting, karena secara terus menerus mendidik kemampuan budi, memperkembangkan kemampuan untuk menilai suatu yang tepat, memadukan anak didik ke dalam nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa yang bersangkutan dan pengembangan budi dan daya manusia. Maka pendidikan formal di sekolah merupakan bantuan yang terorganisir dalam proses pembentukan dan pengembangan budi dan daya anak didik menjadi pribadi yang utuh dan mandiri (Setyakarjana, 1997:8-9).

B. Pendidikan Agama Katolik di Sekolah

1. Pengertian Pendidikan Agama Katolik di Sekolah

  Pendidikan agama membentuk manusia dalam segala dimensinya yang pokok dan dimensi agama merupakan bagian yang integral dari pembentukan tersebut. Pendidikan agama merupakan hak dan kewajiban yang sama dari siswa dan orang tua. Juga sekurang-kurangnya dalam agama katolik menjadi sarana yang sangat penting untuk mencapai kedalaman iman, maka pendidikan agama katolik yang berbeda dan sekaligus sebagai tempat katekese, dan harus menjadi

  Pada hakikatnya Pendidikan Agama Katolik merupakan pendidikan yang bervisi spritual. Bervisi spritual artinya pendidikan agama katolik memberikan inspirasi hidup kepada para siswa. Selain itu, pendidikan agama katolik juga diharapkan secara konsisten terus berusaha untuk memperkembangkan kedalaman hidup siswa, memperkembangkan jati diri atau inti hidup mereka. Pendidikan agama katolik juga berusaha membantu siswa memperkembangkan jiwa dan interioritas hidup mereka. Jiwa merupakan tempat dimana Allah bersemayam dan karena itu membuat manusia merasa rindu kepadaNya dan peduli pada hidup sesamanya (Heryatno, 2008:14).

  Pendidikan agama katolik sebagai komunikasi iman. Sebagai komunikasi iman pendidikan agama katolik perlu menekankan sifatnya yang praktis. Bersifat praktis berarti pendidikan agama katolik lebih menekankan tindakan dari pada konsep atau teori. Oleh sebab itu pendidikan agama katolik lebih menekankan proses perkembangan, pendewasaan iman, serta peneguhan pengharapan dan perwujudan kasih terhadap sesama (Heryatno, 2008:15-16). Dalam hal ini memang pendidikan Agama Katolik mempunyai tempat yang sentral dalam kehidupan umat Kristiani, dimana manusia diajak untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup. Manusia bisa membentuk kepribadian yang utuh melalui penghayatan imannya.

  Hutabarat dalam Lokakarya Malino (1981:18) mengatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu bidang studi yang ada di sekolah, Pendidikan agama katolik di sekolah diharapkan dapat membawa Katolik, dan dengan demikian mudah-mudahan peserta didik berkembang secara terus menerus menjadi manusia yang beriman.

  Dalam hal ini Pendidikan Agama Katolik di sekolah juga tidak dapat disamakan dengan mata pelajaran yang lain, karena Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan pendidikan iman sehingga Pendidikan Agama Katolik di sekolah sebagai upaya pembentukan pribadi manusia beriman. Pendidikan Agama Katolik di sekolah juga sebagai salah satu usaha untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, oleh karena itu Pendidikan Agama Katolik di sekolah juga terikat pada kurikulum dan waktu yang tersedia (Setyakarjana, 1997:9).

  Dalam jenjang SMA, pendidikan agama katolik memberikan ruang gerak bagi para siswa untuk mengembangakan keterampilan dalam dirinya sehingga pendidikan agama katolik di SMA mendorong siswa untuk berkembang baik dari segi intelektual maupun dalam pembentukan pribadi yang utuh dan beriman kepada Tuhan sehingga pendidikan agama katolik berperan terhadap perkembangan kepribadian siswa.

2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik di Sekolah

  Dalam Gravissimum Educationis ditegaskan bahwa ada dua tujuan dasar pendidikan yakni memperkembangkan pribadi manusia dan memperjuangkan kesejahteraan umum (GE. Art. 1). Kedua tujuan di atas tidak dapat terpisahkan tetapi saling berkaitan secara erat. Perkembangan pribadi seseorang secara utuh tidak akan terwujud apabila keduanya terpisahkan dari usaha nyata demi adalah demi tercapainya perkembangan setiap pribadi secara utuh dan demi pembentukan masyarakat yang berkeadaban dan sejahtera (Heryatno, 2008: 13).

  Perkembangan pribadi yang utuh disini dapat kita pahami sebagai perkembangan dalam pribadi siswa, bukan hanya semata-mata pengetahuan saja melainkan juga meliputi perkembangan iman siswa. Perkembangan iman yang ingin dicapai ialah perkembangan iman yang berlangsung sepanjang hidup. Jadi dapat dikatakan, ketika siswa sudah lulus dari bangku sekolah ia masih dapat mengembangkan apa yang telah didapatkan ketika masih di bangku sekolah dan ia masih dapat memperkembangkan iman yang ada dalam dirinya. Dengan demikian siswa juga dapat membentuk iman dalam diri mereka di lingkungan masing- masing tempat tinggal mereka.

  Pendidikan agama katolik pada dasarnya bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup iman kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa keselamatan, situasi dan perjuangan untuk keadilan, kebahagian dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetian. Kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan (Komkat, 2007:7).

Dokumen yang terkait

Peranan pendidikan agama islam dalam pembentukan kepribadian siswa di SMP Negeri 66 Kebayoran Lama Jakarta Selatan

1 19 57

Pemahaman tentang pacaran yang sehat pada siswa kelas X SMA Yos Sudarso Cilacap tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.

0 2 86

Deskripsi kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas Xi SMA Yos Sudarso Cilacap tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.

0 0 84

Peranan Pendidikan Agama Katolik (PAK) di sekolah bagi perkembangan tanggung jawab siswa kelas XI SMA Stella Duce II Yogyakarta.

2 32 126

Hubungan persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja - USD Repository

0 2 122

Ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang dianggap perlu oleh siswa kelas XI SMA Kristen I Surakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 109

Pengaruh pendidikan iman dalam keluarga terhadap pestasi belajar pendidikan agama Katolik siswa kelas XI di SMU Pangudi Luhur Santo Yohanes Ketapang Kalimantan Barat tahun ajaran 2009-2010 - USD Repository

0 0 129

Deskripsi tingkat kecemasan berbicara di depan kelas siswa kelas X dan kelas XI SMA Fransiskus Bandar Lampung tahun ajaran 2009/2010 - USD Repository

0 1 157

Sumbangan media audiovisual dalam proses pembelajaran pendidikan agama Katolik di SMA Pangudi Luhur Sedayu - USD Repository

0 2 187

Pendidikan agama Katolik dalam upaya mengembangkan sikap solider siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

0 7 139