197
B B
B B
B..... P P
P P
Per er
er er
erjuang juang
juang juang
juangan Memper an Memper
an Memper an Memper
an Mempertahank tahank
tahank tahank
tahankan K an K
an K an K
an Kemer emer
emer emer
emerdek dek
dek dek
dekaan aan
aan aan
aan
Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan, yaitu perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi. Perjuangan fisik dilakukan de-
ngan cara bertempur melawan musuh. Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari negara-negara lain dan lewat
perundingan-perundingan.
1. 1.
1. 1.
1. P P
P P
Per er
er er
ertempur tempur
tempur tempur
tempuran-per an-per
an-per an-per
an-pertempur tempur
tempur tempur
tempuran memper an memper
an memper an memper
an mempertahank tahank
tahank tahank
tahankan an
an an
an k
k k
k kemer
emer emer
emer emerdek
dek dek
dek dekaan
aan aan
aan aan
Setelah Jepang menyerah, Sekutu masuk Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan. Pasukan Sekutu diboncengi Belanda. Belanda ingin me-
nguasai Indonesia lagi. Rakyat Indonesia tidak senang Belanda kembali ke bumi pertiwi. Terjadilah pertempuran-pertempuran. Pertempuran terjadi
di Surabaya, Ambarawa, Bandung, Palembang, Bali, Medan, dan kota-kota lainnya. Mari kita pelajari beberapa pertempuran ini
a. a.
a. a.
a. P P
P P
Per er
er er
ertempur tempur
tempur tempur
tempuran 10 No an 10 No
an 10 No an 10 No
an 10 Nov v
v v
vember 1945 di Sur ember 1945 di Sur
ember 1945 di Sur ember 1945 di Sur
ember 1945 di Sura a
a a
aba ba
ba ba
bay y
y y
ya a
a a
a
Tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Komandan pasukan Sekutu yang mendarat di Surabaya
adalah
Brigjen A.W.S Mallaby. Tentara Sekutu bertugas melucuti tentara
Jepang dan membebaskan interniran tawanan perang. Awalnya, pemerintah dan rakyat Indonesia menyambut kedatangan
tentara Sekutu tersebut dengan tangan terbuka. Namun, Sekutu meng- abaikan uluran tangan tersebut. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu
menyerbu penjara Kalisosok. Mereka berhasil membebaskan Kolonel Huiyer. Kolonel Huiyer ialah seorang perwira angkatan laut Belanda yang
ditawan Jepang.
Pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di seluruh kota Su- rabaya diserang oleh rakyat Indonesia. Dalam berbagai serangan itu,
pasukan Sekutu terjepit. Pada tanggal 29 Oktober 1945, para pemuda dapat menguasai tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu. Komandan Sekutu
menghubungi Presiden Sukarno untuk menyelamatkan pasukan Inggris dari bahaya kehancuran. Presiden Sukarno bersama Moh. Hatta, Amir
Syarifudin, dan Jenderal D.C. Hawthorn tiba di Surabaya untuk menenang- kan keadaan. Akhirnya, pada tanggal 30 Oktober 1945 dicapai kesepakatan
untuk menghentikan tembak-menembak.
Namun, pada sore harinya terjadi pertempuran di gedung Bank Inter- national, tepatnya di Jembatan Merah. Dalam peristiwa itu, Brigjen Mallaby
tewas. Menanggapi peristiwa ini, pada tanggal 9 November 1945, pimpinan
Di unduh dari : Bukupaket.com
198
Sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum. Isi ultimatum itu adalah:
“Semua pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus
melapor dan meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang telah ditentu-
kan, kemudian menyerahkan diri dengan mengangkat tangan. Batas
waktu ultimatum tersebut adalah pukul 06.00 tanggal 10 November
1945. Jika sampai batas waktunya tidak menyerahkan senjata, maka
Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan udara”.
Batas waktu itu tidak diindah- kan rakyat Surabaya. Oleh karena
itu, pecahlah pertempuran Sura- baya pada tanggal 10 November
1945. Tentara Sekutu berjumlah kira-kira 10 sampai 15 ribu orang.
Mereka terdiri dari pasukan darat, laut, dan udara. Pasukan Sekutu ini
merupakan gabungan dari tentara Gurkha, Inggris, dan Belanda.
Dalam pertempuran yang berja- lan sampai awal bulan Desember
1945 itu telah gugur beribu-ribu pe- juang. Perjuangan rakyat Surabaya
ini mencerminkan tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Untuk
memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya itu, pemerintah menetap-
kan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Gambar 9.2 Isi Ultimatum yang dikeluarkan oleh pimpinan Sekutu di Jawa
Timur setelah tewasnya Brigjend Mallaby. Gambar 9.1 Walikota Surabaya, Dr. Sugiri
dan Brigjen Mallaby berkeliling kota mengumumkan penghentian tembak-
menembak.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1
“Pekik Perjuangan Merdeka” Pada tanggal 31 Agustus 1945, Presiden Sukarno mengeluarkan Maklumat Pemerintah yang menetapkan pekik perjuangan
“Merdeka” sebagai salam nasional. Salam nasional ini dilakukan dengan meng- angkat tangan setinggi bahu sambil memekikkan “merdeka”. Salam nasional
ini turut mengobarkan semangat para pejuang mempertahankan kemerdekaan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
199
b b
b b
b. P . P