Kesimpulan Sejarah Public Relations Formula Gunning

18 | P u b l i c R e l a t i o n s sejarah kehidupan organisasi tempat kita bekerja. Terutama karena kita telah seratus tahun lebih ketinggalan. Bila kita mau mengevaluasi kehidupan kita, kita sudah melaksanakan PR sejak dilahirkan. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan sehingga kita sukses dalam menerapkan PR adalah setiap kegiatan PR harus terprogram secara jelas, tegas, sistematis, teratur, dan berkualitas. M enyangkut kepentingan kualitas PR itu perlu ada pengembangan sisi ilmiah secara rutin dan berkesinambungan. Menurut Hugo A. de Roode, 1975, model basis semacam ini dapat dipergunakan untuk membuat perencanaan program PR secara sistematis dalam membuat peraturan organisasi. a. Penentuan lokasi organisasi, di mana mereka memungkinkan bisa bekerja sama dengan kondusif. b. Menyusun bentuk peraturan PR yang tepat. c. Menentukan strategi PR dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan. d. Evaluasi semua kegiatan PR. Salah satu cara atau metode menurut Hugo, itulah yang di- maksudkan dengan PR harus memprogram setiap kegiatan secara jelas, tegas, sistematis. Mengenai program kerja PR akan dibicarakan tersendiri Di bawah ini diberikan kesimpulan mengenai sejarah PR supaya lebih jelas lagi mengenai sejarah perkembangan PR yang sebaiknya juga menjadi sejarah kita dan organisasi kita sebagai berikut.

3. Kesimpulan Sejarah Public Relations

a. PR termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi, dan 99 | P u b l i c R e l a t i o n s

2. Formula Gunning

Robert Gunning mengemukakan suatu Indeks untuk mengukur tingkat kesulitan dari suatu bacaan yang didasarkan atas panjang ka- limat rata-rata dan persentase kata-kata dengan tiga atau lebih suku kata. Indeks Gunning ini disebut juga dengan Fog Index. Indeks dihitung berdasarkan atas jumlah keseluruhan kalimat yang diambil dari dua sampel teks bacaan yang terdiri atas 100 kata. Langkah per- tama adalah membagi jumlah kata-kata yang terdapat pada masing- masing kalimat dengan jumlah keseluruhan kalimat. Selanjutnya, menghitung jumlah kata-kata yang memiliki tiga atau lebih suku kata kata panjang. Tidak termasuk dalam kategori kata; yaitu: kata-kata yang diawali dengan huruf besar seperti nama orang, nama tempat, dan sebagainya; dua kata atau lebih namun dianggap sebagai satu kata, misalnya dan lain-lain; Serta satu kata yang tidak memiliki makna tanpa didampingi kata lain misalnya: lebih, banyak, dan sebagainya. Masukkan perhitungan ke dalam formula berikut: Fog Index = 0,04 x rata-rata jumlah kata per kalimat + jumlah kata-kata panjang per 100 kata Formula Gunning atau Fog Index ini memberikan petunjuk mengenai tingkat pendidikan yang diperlukan seseorang agar dapat membaca suatu bacaan dengan mudah. Misalnya seseorang yang hanya berpendidikan sekolah dasar akan mengalami kesulitan memahami buku teks perguruan tinggi. 98 | P u b l i c R e l a t i o n s 3 Hitung panjang , kata rata-rata dengan cara membagi jumlah suku kata syllables dengan jumlah kata-kata. Suatu suku kata didefinisikan sebagai suatu unit ucapan phonetic. Misalnya: kata pergi terdiri atas dua suku kata yaitu suku kata per dan gi per-gi, sementara kata negara, misalnya, terdiri atas tiga suku kata, yaitu ne, ga, dan ra ne-ga-ra. 4 Masukkan hasil perhitungan rata-rata pada poin 2 dan 3 pada rumus. Kalikan panjang kalimat rata-rata dengan 1.015 kemudian kalikan panjang kata rata-rata dengan 84,6. jumlah kedua angka dari nilai dasar tersebut kemudian dikurangi dengan 206.835. Nilai keterbacaan = 206.835 - [panjang kalimat rata-rata x 1.015 + panjang kata rata-rata x 48,6] 5 Perkirakan tingkat kesulitan relatif dengan menggunakan Label di bawah ini yang menunjukkan indikator mulai dari paling mudah ” 90-100 hingga paling sulit 0-30 Interpretasi nilai Keterbacaan Formula Flesch Interpretation of flesch Readibility Score Sumber Tabel: Rudolf Flesch, How to Write Plain English: A Book for Lawyers and Consumers, Harper Row, New York, 1979 dalam Cutlip-Center-Broom, hlm. 439. 19 | P u b l i c R e l a t i o n s sebagainya. b. PR merupakan suatu profesi yang menghubungkan antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, yang ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga tersebut. c. PR berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen, memberi pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. d. PR menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan baik dengan publik. e. Dalam PR dibedakan dua macam publik yang menjadi sasarannya, publik internal dan eksternal. f. Kurang lebih 100 tahun, PR mengalami perkembangan sangat pesat. Untuk masing-masing negara tidak sama bentuk maupun kualitasnya. Prosesnya ditentukan dengan kesadaran terhadap situasi yang kompleks tersebut. g. Dalam perkembangannya perlu diperhatikan: perkembangan Iptek, industrialisasi, pendidikan, pengetahuan medis, informasi, profesionalisasi, SDM, politik, dan lain-lain. Perlu disadari semua perubahan akan menciptakan rasa tegang. h. PR memerlukan pandangan yang tepat dalam mengatasi perubahan yang kompleks, perlu kesadaran untuk menghadapi masalah tersebut. i. Bagi PR, input atau masukan dari publik penting, perlu menciptakan opini publik sebagai faktor yang relevan, bersama kelompok internal diciptakan strategi dan struktur organisasi, untuk membentuk kerja sama dan mengintegrasikan ke- butuhan dan keinginan kedua belah pihak. j. Masing-masing periode memiliki strategi perkembangan, 20 | P u b l i c R e l a t i o n s mempengaruhi publiknya, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.

D. FALSAFAH PUBLIC RELATIONS