LOYALITAS DAN INTEGRITAS EVALUASI HUMAS

80 | P u b l i c R e l a t i o n s bisa dipercayai publik, maka produktivitas semakin meningkat, kehidupan organisasi berkembang pesat.

H. LOYALITAS DAN INTEGRITAS

Sikap ini tidak semata-mata suatu ketaatan, kepatuhan, tetapi lebih merupakan kesadaran dan kesetiaan dalam melaksanakan tugasnya dalam mencapai tujuan organisasi. Dapat ditegaskan, seseorang yang memiliki sikap terbuka, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari tidak mencari yang negatif, tetapi yang negatif itu diterima, dianalisis, diolah, dipergunakan untuk perbaikan, perubahan, pengembangan diri maupun pengembangan tugasnya. Kritik pun diterimanya secara positif sebagai input yang menguntungkan. Secara berangsur-angsur yang negatif akan semakin hilang dan yang positif akan semakin dikembangkan. Martabat manusia selalu diangkat dalam setiap kegiatan. Dengan semangat semacam itu, tidak mudah orang akan merendahkan orang lain, bersikap sombong terhadap sesamanya. Kerja sama dipupuk secara terus-menerus dan ditingkatkan untuk mencapai tujuan organisasi sesuai tujuan loyalitas dan integritas yang Baling terkait, bersikap loyal, memikirkan kepentingan orang lain dengan pengorbanan, waktu, perasaan, ide, keinginan, karena lebih memikirkan kepentingan umum, lebih untuk kepentingan bersama, menyisihkan kepentingan diri sendiri. Dengan cara ini orang akan bisa belajar dari yang benar. Apabila ada yang menunjukkan sesuatu kepada kita, berarti ia mengajarkan sesuatu kepada kita. Sikap terbuka itu mutlak penting. Keterbukaan yang dimaksud di sini lebih pada keterbukaan hati yang perlu diwujudkan, direalisasikan pada setiap kegiatan, termasuk lewat sikap dan perilaku kita sesuai dengan pelaksanaan tugas PR yang menyangkut pole pikir, 37 | P u b l i c R e l a t i o n s Definisi tersebut di atas adalah definisi yang paling lengkap dan akomodatif terhadap perkembangan dan dinamika Humas PR. Sebab, terdapat aspek cukup penting dalam PR, yaitu teknik komunikasi, dan komunikasi yang sehat dan etis. Sayangnya para ahli PRHumas menanggapi definisi yang dirumuskan oleh Dr. Rex Harlow tersebut terlalu panjang. Oleh karena itu maka wakil dari pakar HumasPublic Relations dari negara maju mengadakan pertemuan di Mexico City pada bulan Agustus 1978. Pertemuan tersebut menghasilkan definisi-definisi Humas yang lebih singkat dan dinamakan The Statement of Mexico. Definisi tersebut berbunyi: Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasihati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum. Meski terdapat perbedaan penekanan dalam unsur-unsur pokok dalam kedua definisi tersebut, baik yang berasal dari Dr. Rex Harlow dan Prof. John Marston 1978, maupun dari The Statement of Mexico 1978 terdapat banyak kesamaan dalam unsur-unsur utamanya yang menyangkut: 1. Fungsi manajemen melekat yang menggunakan penelitian dan perencanaan yang mengikuti standar-standar etis. 2. Suatu proses yang mencakup hubungan timbal balik antara 38 | P u b l i c R e l a t i o n s organisasi dan publiknya. 3. Analisis dan evaluasi melalui penelitian lapangan terhadap sikap, opini dan kecenderungan sosial, serta mengkomunikasikannya kepada pihak manajemenpimpinan. 4. Konseling manajemen untuk dapat memastikan kebijaksanaan dan tata cara kegiatan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dalam konteks demi kepentingan bersama bagi kedua belah pihak. 5. Pelaksanaan program aktivitas yang di dalamnya terdapat perencanaan, pengkomunikasian, dan pengevaluasian. 6. Perencanaan dengan itikad yang baik, saling pengertian, dan penerimaan dari pihak publiknya internal dan eksternal . sebagai hasil akhir dari aktivitas public relations Humas. Keenam unsur utama di atas menunjukkan adanya hubungan kait mengait secara holistik. Kesalingterkaitan ini merupakan proses berkesinambungan dalam fungsional PRHumas yang integral dengan manajemen organisasi dalam upaya mencapai tujuan bersama dan sasaran utama badan usaha organisasi. Menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya Public Relations 1952, University of Oklahoma Press, terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu: 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badanlembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Definisi dan fungsi Public Relations tersebut di atas, dapat ditarik 79 | P u b l i c R e l a t i o n s bersama dan ditaati bersama oleh seluruh anggota yang bergabung dalam suatu profesi. Jadi, kode etik merupakan persetuju- an bersama yang timbul secara murni dari diri pribadi para anggota. Kode etik merupakan serangkaian peraturan yang disepakati bersama guna menyatakan sikap atau perilaku para anggota profesi. Kode etik lebih mengingatkan pembinaan para anggota sehingga mampu memberikan sumbangan yang berguna dalam pelayanannya kepada masyarakat.

G. ETIKA PROFESI