DAFTAR ISI
Halaman
iv ABSTRAK
ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI DAFTAR
TABEL DAFTAR
GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
1 . 1 . Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah 1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Kegunaan Penelitian
1.5. Kerangka Pemikiran 1.6. Metodologi
1.7. Lokasi dan Waktu
BAB
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pneumonia Pneumococcus 2.1.1. Streptococcus pneumoniae
2.1.2. Patogenesis
2.1.3. Terapi Penyakit Infeksi akibat Pneumococcus
2.2. Antibiotik Ampisislin, Kloramfenikol
dan
Mekanisme Kerjanya 2.2.1. Antibiotik
2.2.2. Ampisilin
V
vi viii
xi xii
xiii 1
1 2
2
4 4
4 4
6
vlll
2.2.3. Kloramfenikol 2.2.4. Pemberian Antibiotik secara Kombinasi
2.3. Pengujian Efektifitas Antibiotik secara In Vitro
2.3.1. Tes Efektivitas Antibiotik 2.3.2. Pengujian Efektivitas Penggunaan Kombinasi Antibiotik
BAB
III.
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
3.2. Sifat Penelitian 3.3. Sampel
3.4. Pengujian Efektivitas Masing-Masing Ampisilin dan Kloramfenikol Terhadap
Pneumococcus secara In Vitro 3.5. Pengujian Efektivitas Antibiotik secara
In Vitro jika diberikan secara Kombinasi
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengujian Efektivitas Masing-masing Ampisilin
dan
Kloramfenikol dan Kombinasiny a secara In Vitro terhadap
Streptococcus pneumoniae 4.1.1. Hasil Pengujian Efektivitas Ampisilin
4.1.2. Hasil Pengujian Efektivitas Kloramfenikol 13
15
17 18
19 21
21 21
21 21
24
26
26 26
27 4.1.3. Hasil Pengujian Efektivitas Kombinasi Ampisilin 0,5
Kloramfenikol
6,3
27 4.2. Pembahasan Hasil
28 BAB
V. KESIMPULAN DAN SARAN 29
5.1
.
Kesimpulan 29
5.2. Saran 29
ix
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
30 31
34
X
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Diameter zone inhibisi
yang dibentuk ampisilin 10 26
Tabel 4.2. Diameter zone inhibisi yang dibentuk kloramfenikol 30
Tabel 4.3. Zone inhibisi yang dibentuk kombinasi ampisilin
27
dan kloramfenikol 27
x i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Rumus molekul ampisilin. Gambar 2.2. Tempat kerja antibiotik golongan penisilin, yaitu pada
sintesis dinding sel bakteri. Gambar 2.3. Sintesis peptidoglikan.
Gambar 2.4. Proses tranpeptidasi. Gambar 2.5. Mekanisme dan tempat kerja kloramfenikol.
Gambar 2.6. Rumus molekul kloramfenikol. Gambar
2.7.
Berbagai zone tnhibisi yang terbentuk akibat kombinasi 2 antibiotik.
Gambar 3.1. Bagan penentuan turbidity kuman. Gambar 3.2. Bagan cara kerja pengujian efektivitas antibiotik
secara tunggal hari
II.
Gambar 3.3. Bagan cara kerja pengujian efektivitas kombinasi antibiotik hari
II.
Halaman 8
10 11
12 14
15
20 22
23 25
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 :
Data DepKes Bandung tahun 2000 tentang penyakit
penyebab kematian px rawat inap di RS umur 1-4 th.
31 Lampiran 2
:
Data DepKes Bandung tahun 2000 tentang pola penyakit Px rawat inap di
RS. 32
33 Lampiran 3
:
Tabel standar zone inhibisi beberapa antibiotik.
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini di negara-negara berkembang seperti Indonesia, morbiditas dan mortalitas pada anak-anak usia balita akibat pneumonia sangat tinggi.
Menurut data Dinas Kesehatan kota Bandung pada tahun 2000, morbiditas pneumonia pada balita menduduki peringkat kedua
16,63 dan mortalitas
balita karena pneumonia menduduki peringkat pertama 27,78
.
Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, parasit. Tetapi yang paling sering adalah Streptococcus pneumoniae atau lebih dikenal dengan nama
Pneumococcus. Volk W.A., 1997
Untuk pengobatan pneumonia sekarang meskipun sudah tersedia banyak antibiotik yang baru, namun ampisilin dan kloramfenikol masih digunakan karena
dianggap masih efektif dan harganya murah. Kedua antibiotik tersebut biasanya diberikan secara kombinasi karena dianggap lebih efektif dibandingkan pemberian
masing-masing ampisilin atau kloramfenikol secara tunggal. Warren Levinson, 1996
Mekanisme kerja ampisilin dan kloramfenikol berbeda. Ampisilin bersifat bakterisidal sedangkan kloramfenikol secara umum bersifat bakteriostatik. Oleh
karena itu, kombinasi mereka seharusnya bersifat antagonistik Meskipun demikian terhadap Streptococcus pneumoniae ternyata kloramfenikol bersifat
bakterisidal sehingga diduga kombinasinya dengan ampisilin bersifat sinergistik dan bukan bersifat antagonistik seperti terhadap bakteri-bakteri lain. Warren
Levinson, 1996 Oleh karena itu efektivitas masing-masing antibiotik dan kombinasinya
terhadap Pneumococcus perlu dibuktikan secara in vitro.
1
2
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Apakah benar secara in vitro kombinasi ampisilin dan kloramfenikol tersebut lebih efektif dibanding masing-masing secara tunggal, terhadap Streptococcus
pneumoniae?
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN