Efektivitas In Vitro Ampisilin, Gentamisin dan Kombinasinya Terhadap Escherichia coli.

ABSTRAK

EFEKTIVIT AS IN VITRO AMPISILIN, GENT AMI SIN
DAN KOMBINASINY A TERHADAP Escherichia coli

Arlene Mathilda, 2003, Pembimbing I

Fanny Rahardja, dr.,MSi

Neonatal meningitis yang disebabkan oleh Escherichia coli menunjukan
adanya peningkatan angka kejadian bayi terinfeksi mencapai 20%. Kombinasi
ampisilin dan gentamisin merupakan terapi yang sering diberikan kepada
penderita yang terinfeksi Escherichia coli. Untuk mengetahui efektivitas
penggunaan kombinasi ampisilin dan gentamisin tersebut, diperlukan suatu
penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas in vitro masing-masing
antibiotik ampisilin dan gentamisin serta kombinasinya terhadap Escherichia coli.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan melakukan pemeriksaan terhadap
sampe1 laboratorium Escherichia coli mengenai efektivitas penggunaan ampisilin
dan gentamisin secara in vitro dengan menggunakan metode Kirby Bauer. Zone
inhibisi yang terbentuk diukur diameternya dan dibandingkan dengan tabe1

standar. Untuk penelitian kombinasi ampisilin dan gentamisin digunakan metode
Kirby Bauer secara in vitro dengan menggunakan dosis plasma dan dosis Kadar
Hambat Minimal (KHM).
Hasil penelitian menunjukan diameter zone inhibisi yang dibentuk ampisilin
(lO/lg) 18,29 mm dan gentamisin (lO/lg) 15,17 mm. Sedangkan diameter zone
inhibisi dengan dosis KHM yang dibentuk oleh ampisilin (7/lg) 14,15 mm dan
gentamisin (0,5 /lg) 12,50mm. Kombinasi ampisilin dan gentamisin dengan dosis
KHM menunjukkan zone inhibisi yang meluas dan efektivitas yang sinergis antara
keduanya. Kombinasi ampisilin dan gentamisin dengan dosis plasma juga
menunjukan zone inhibisi yang me1uas dan efektivitas yang sinergis antara
keduanya.
Berdasarkan hasil tersebut, kombinasi ampisilin dan gentamisin dengan dosis
KHM dan dosis plasma menunjukan efek sinergis terhadap Escherichia coli.
Penggunaan ampisilin dan gentamisin secara tunggal efektif karena bakteri
Escherichia coli sensitif terhadap pemberian kedua antibiotik tersebut.

lV

ABSTRACT


THE IN VITRO EFFECTIVENESS OF AMPICILLIN, GENTAMICIN
AND THEIR COMBINATION ON Escherichia coli

Arlene Mathilda, 2003, Tutor I : Fanny Rahardja, dr., MSi.
Neonatal meningitis caused by Escherichia coli indicates that there is an
increase of the infected fetal occurrence rate attaining at 20%. The combination
of ampicillin and gentamicin is a therapy that is often administrated to the
sufferer infected by Escherichia coli. In order to identify the effectiveness of the
use of ampicillin and gentamicin combination, a research is needed
This research has an objective to identify the effectiveness in vitro for each
ampicillin and gentamicin antibiotics as well as their combination on Escherichia
coli.
This research is an experimental by conducting an examination to the
laboratory sample Escherichia coli pertaining to the effectiveness of ampicillin
and gentamicin usage as an in vitro by using Kirby Bauer method The
established inhibition zone is measured in its diameter and compared with
standard table. For the research of ampicillin and gentamicin combination it has
been used Kirby Bauer method as in vitro by using plasm dosages an the dosage
of Minimum Inhibitory Concentration (MIC).
The result of the research shows that the diameter of inhibition zone formed by

( 10 pg) is 18,29 mm and by gentamicin ( 10 pg) is 15,17 mm. Where as the
diameter of inhibition zone with MIC dosage formed by ampicillin ( 7pg) is
14,15 mm and by gentamicin ( 0,5 pg ) is 12,50 mm. The combination of
ampicillin and gentamicin with MIC dosage ifldicates an expensive inhibition
zone and sinergical effectiveness of the two.
Based on the result, the combination of ampicillin and gentamicin with MIC
dosage and plasm dosage indicates a sinergical property on Escherichia coli. The
use of ampicillin and gentamicin in single is effective because Escherichia coli is
sensitive to the administration of the two antibiotics.

v

DAFTARISI

i
ii
iii
iv
v
vi

viii
ix
x
xi

JUDUL DALAM
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURATPERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFT AR LAMPlRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.6 Metode Penelitian
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

1
2
2
2
2
3
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Neonatal Meningitis
2.1.1 Pendahuluan
2.1.2 Etiologi dan Epidemiologi
2.1.3 Patologi dan Patogenesis
2.1.4 Manifestasi Klinis
2.1.5 Diagnosis
2.1.6 Pengobatan

2.2 Escherichia coli
2.3 Antibiotik
2.3.1 Pendahuluan
2.3.2 Ampisilin
2.3.3 Gentamisin
2.3.4 Kombinasi
2.4 Pengujian Efektivitas Antibiotik secara In Vitro
2.4.1 Tes Efektivitas In Vitro
2.4.2 Pengujian Efektivitas Kombinasi Antibiotik

4
4
5
5
5
6
6
7
9
9

13
16
19
21
21
23

BAB III METODE PENELITIAN

24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan

29
35

viii


BAD V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

36
36

DAFTARPUSTAKA

37

RIWAYAT

HID UP

39

lX

DAFTAR TABEL

TabeI4.1. Diameter Zone Inhibisi yang Dibentuk Ampisilin 10 Ilg

29

Tabel4.2. Diameter Zone Inhibisi yang Dibentuk Gentamisin 10 Ilg

30

TabeI4.3. Diameter Zone Inhibisi yang Dibentuk Ampisilin 71lg (dosis KHM) 31
Tabel4.4. Diameter Zone Inhibisi yang Dibentuk Gentamisin 0,5 Ilg
(dosis KHM)

32

TabeI4.5. Zone Inhibisi yang Dibentuk Kombinasi Ampisilin (7 Ilg) dan
Gentamisin (0,5 Ilg) dengan dosis KHM

33

Tabel4.6. Zone Inhibisi yang Dibentuk Kombinasi Ampisilin (7 Ilg) dan

Gentamisin (6 Ilg) dengan dosis plasma

x

34

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Escherichia coli

7
8

Gambar 2.2. Struktur Dinding Sel dari Escherichia coli
Gambar 2.3. Berbagai Macam Mekanisme Kerja Antibiotik pada Bakteri
Gambar 2.4. Rumus Molekul Ampisilin
Gambar 2.5. Mekanisme Kerja Ampisilin
Gambar 2.6. Rumus Molekul Gentamisin
Gambar 2.7. Mekanisme Kerja Aminoglikosida
Gambar 2.8. Cara Kerja Kirby Bauer Test


12
13
15
16
17
22

Gambar 2.9. Berbagai Zone Inhibisi yang Terbentuk Akibat Kombinasi
Antibiotik
Gambar 4.1. Gambaran Zone Inhisi yang Dibentuk Ampisilin 10!!g

23
29

Gambar 4.2. Gambaran Zone Inhibisi yang Dibentuk Gentamisin lO!!g

30

Gambar 4.3. Gambaran Zone Inhibisi yang Dibentuk Ampisilin 7!!g
(dosis KHM)

31

Gambar 4.4. Gambaran Zone Inhibisi yang Dibentuk Gentamisin 0,5 !!g
(dosis KHM)

32

Gambar 4.5. Gambaran Zone Inhibisi yang Dibentuk Kombinasi Ampisilin (7!!g)
dan Gentamisin (0,5!!g) dengan dosis KHM

33

Gambar 4.6. Gambaran Zone Inhibisi yang Dibentuk Kombinasi Ampisilin (7!!g)
dan Gentamisin (6!!g) dengan dosis Plasma

Xl

34

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dosis Kadar Hambat Minimal Antibiotik Ampisilin Terhadap
Bebagai Macam Bakteri
Lampiran 2 Dosis Kadar Hambat Minimal Antibiotik Gentamisin Terhadap
Berbagai Macam Bakteri
Lampiran 3 Tabel Standar Ukuran Diameter Zone lnhibisi Berbagai Macam
Antibiotik

Xll

1

BABI
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Escherichia coli merupakan salah satu flora normal aerob yang dapat menjadi
patogen dan dapat menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih , infeksi luka,
infeksi paru-paru, infeksi meningeal, dan septikemia. Beberapa strain dari E. coli
penting karena menyebabkan "travellers diarrhoea"

dan haemolytic uraemic

syndrome.( W. John Spicer, 2000 ).
Meningitis pada bayi barn lahir dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,
dan protozoa. lnsidensi berkisar antara 0,2-0,4 per 1000 kelahiran hidup dan lebih
tinggi pada bayi preterm. Meningitis dapat dikaitkan dengan sepsis atau muncul
sebagai infeksi lokal. Kini meningitis terjadi pada kurang dari 20% bayi baru lahir
dengan infeksi bakteri invasif pada awal kelahiran.( Nelson, 1999).
Organisme yang menyebabkan penyakit pada bayi yang barn lahir berbeda
dengan organisme yang menyebabkan penyakit pada tingkat umur yang lain.
Kebanyakan organisme tersebut didapat oleh bayi yang barn lahir pada saat
melewati lubang vagina ibu, saat terjadi persalinan. E. coli dan Streptococcus

p

hemoliticus group B merupakan penyebab utama infeksi sistem saraf pusat pada
bayi yang berumur kurang dari satu bulan. (Tortora Gerard J., 2001)
Terapi antimikro ba pada meningitis bakteri hams terdiri dari ampisilin dan
sefotaksim, atau ampisilin dan gentamisin. Uji kerentanan organisme enterik
gram-negatif terhadap antibiotika penting karena terjadi resistensi terhadap
sefalosporin dan aminoglikosida. Kebanyakan aminoglikosida yang diberikan
lewat rute parenteral tidak cukup mencapai kadar yang tinggi pada cairan serebro
spinal tulang belakang atau ventrikel untuk menghambat pertumbuhan bakteri
gram-negatif (Nelson, 1999)
Karena..terjadi peningkatan resistensi terhadap antibiotik tersebut maka perlu
dibuktikan

secara

in vitro

mengenai efektivitas

antibiotik

ampisilin dan

2

gentamisin baik secara tunggal maupun secara kombinasi terhadap Escherichia
coli.

1.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana efektivitas ampisilin dan gentamisin secara tunggal terhadap
Escherichia coli secara in vitro, dan bagaimana efek ampisilin dan gentamisin
apabila dikombinasikan terhadap E.coli.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah mengetahui efektivitas in vitro penggunaan
ampisilin atau gentamisin saja dengan kombinasi ampisilin dan gentamisin
terhadap E.coli di laboratorium.
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui efektivitas in vitro penggunaan ampisilin atau gentamisin
secara tunggal terhadap Escherichia coli.
2. Untuk mengetahui efektivitas in vitro dari kombinasi ampisilin dan gentamisin
terhadap Escherichia coli.

1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai masukan dalam memberikan terapi pengobatan
pada kasus neonatal meningitis yang disebabkan oleh Escherichia coli

.

1.5 Kerangka Pemikiran

Resistensi Escherichia coli terhadap ampisilin dan gentamisin meningkat maka
diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan
ampisilin dan gentamisin secara tunggal dan kombinasinya. ( Nelson, 1999)

3

1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat true eksperimental

prospektif mengenai efektivitas

penggunaan ampisilin dan gentamisin secara tunggal dan kombinasinya terhadap
Escherichia coli secara in vitro dengan melakukan pemeriksaan bakteriologis
pada sampellaboratorium. Zone inhibisi yang terbentuk diukur diametemya.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi

penelitian

:

Laboratorium

Mikrobiologi

Universitas Kristen Maranatha.
Waktu penelitian

Bulan April - Bulan Juli.

Fakultas

Kedokteran

36

BABV
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian ampisilin (l 0 J.1g)dan gentamisin (10 J.1g)yang diberikan secara
tunggal memberi hasil yang efektifterhadap Escherichia coli.
2. Pemberian kombinasi ampisilin dan gentamisin dengan dosis KHM
memberikan efek sinergis terhadap Escherichia coli.
3. Pemberian kombinasi ampisilin dan gentamisin dengan dosis plasma
memberikan efek sinergis terhadap Escherichia coli.
Pemberian ampisilin dan gentamisin secara tung gal dengan dosis yang
dianjurkan dalam klinis memberikan hasil yang efektif karena sudah dibuktikan
pada percobaan ampisilin (lOg) dan gentamisin (lOg) dosis tunggal secara in
vitro.

5.2 Saran
Dengan adanya penelitian ini, maka pemberian antibiotik

ampisilin dan

gentamisin secara tunggal dapat diberikan pada penderita yang terinfeksi
Escherichia coli. Penggunaan gentamisin dibatasi hanya pada infeksi yang berat.,
karena efek sampingnya yang nefrotoksik. Sedangkan mengenai penggunaan
kombinasinya perlu diadakan penelitian lanjutan terhadap efektivitas kombinasi
ampisilin dan gentamisin secara in vivo dalam aplikasi klinisnya. Melihat dari
hasil penelitian in vitro kombinasi ampisilin dan gentamisin memberikan hasil
yang efektif sehingga sebaiknya terapi yang digunakan dalam pengobatan
terhadap infeksi berat yang disebabkan oleh Escherichia coli adalah terapi
kombinasi ampisilin dan gentamisin.

37
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1999. Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi 1. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press. 161-167
Atlas, Ronald M. 1997. Principles o/microbiology. thed.. Dubuque, Iowa: Wm.
C. Brown Publishers. 212-213
Cappuccino, James G., Natalie Sherman. 1997. Microbiology a laboratory
manual. 5thed..New York: Addison Wesley Longman Inc.. 253-259
Goodman and Gilman's. 1990. The pharmacological basis 0/ therapeutics.
8thed.. Singapore: Pergamon Press, Inc.. 1065-1080, 1098-1110
Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi
1. Jakarta: Salemba Medika. 223-228, 240-242, 264-265
Nelson, Richard E, Behrman MD, Victor C Vaughan. 1994. Ilmu_Kesehatan
Anak. Edisi 12. Jakarta: EGC. 678-681
Nelson, Richard E, Behrman MD, Victor C Vaughan. 1999. Ilmu_Kesehatan
Anak. Edisi 15. Jakarta: EGC. 655-656, 661-662
Russel, A.D. 1965. Pharmaceutical microbiology. Oxford: Blackwell Scientific
Publications. 187-189, 191-192
Salyers, Abigail A., Dixie D. Whitt. 2002. Bacterial pathogenesis. Washington
DC: ASMPress. 97-109,170
Spicer, W,John . 2000. Clinical Bacteriology, Mycology, and Parasitology. 1sted.
Harcourt Publisher. 40-41
Setiabudy, R., Gan Vincent, H.S. 2001. Farmakologi dan terapi FK-UI. Edisi 4.
Jakarta: Gaya Bam. 571-580, 622-636, 661-674
Tortora, Gerard J., Berdell R. Funke, Christine L. Case. 2001. Microbiology
an introduction. 7th ed.. Menlo Park, California: Eddison Wesley
Longman, Inc.. 556-558, 559-560, 570
http://www.textbookofbacteriology.net/e.

coli. html. 2002

http://www.ccsf.edu/Departments/Biology/antibiotics.htm.

2003

38
1998

http://www.srga.org/MICTAB/MIC/MICgenta.htm.
http://www-micro.msb.le.ac.

uk/MBChB/antimicrobials.ppt.

http://www.antibiotics.it/ampicillin.htm.
http://www.med.sc.edu:85/mayer/antibiot.htm.

2003

2003
2003

http://www-personal.umich.(!du/~v/.Qec/Gent/ gent. html. 2003