Performansi Performance atau Kinerja Mekanisme Goal Setting Pada Performansi Kinerja

d. Relevant Goal harus realistis, sesuai dengan keadaan serta kemampuan individu. Goal juga harus selaras dengan organisasi, kelompok, atau orang lain. e. Time Bond Proses pencapaian goal harus memiliki batasan waktu yang jelas. Dengan memiliki batasan waktu yang jelas dalam mencapai goal, maka menunjukkan sense urgency untuk segera mencapai goal.

B. Performansi Performance atau Kinerja

Performansi performance secara etimologi berarti prestasi kerja atau biasa disebut dengan kinerja Widodo, 2015. Nawawi 2007, dalam Widodo 2015 menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil dari suatu pekerjaan, baik bersifat fisikmaterial maupun non-fisiknon-material. Simanjuntak 2005, dalam Widodo 2015 yang mengungkapkan bahwa kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atau pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja individu merupakan tingkat pencapaian hasil kerja dari sebuah sasaran tugas yang harus dicapai atau dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Foster dan Seeker 2001, dalam Widodo 2015 menambahkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai individu menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa bahwa performansi atau kinerja adalah hasil dari sasaran pekerjaan atau tugas yang dicapai individu dengan kurun waktu tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Mekanisme Goal Setting Pada Performansi Kinerja

Locke dan Latham 2002 menjelaskan bahwa tujuan mempengaruhi performansi melalui empat mekanisme sebagai berikut : a. Memberikan fungsi mengarahkan directive function yang berarti bahwa goal mengarahkan individu untuk memberikan perhatian dan usaha pada tujuan yang ingin dicapai. b. Memiliki fungsi energizing, artinya individu yang memiliki goal tinggi, juga memiliki usaha yang tinggi dalam mencapainya. c. Mempengaruhi ketekunan, dengan kata lain individu yang berjuang mencapai goal, memiliki ketekunan dibandingkan individu yang tidak memiliki goal. d. Mempengaruhi tindakan secara langsung yang mengarahkan pada sebuah kemunculan, penemuan, dan penggunaan pengetahuan serta strategi yang berhubungan dengan tugas yang harus dilakukan untuk mencapai goal. Kliengeld, Merlo, dan Arends 2011 menjelaskan bahwa melalui mekanisme tersebut, goal setting meningkatkan performansi. Berbagai temuan studi eksperimen memperlihatkan pengaruh goal setting terhadap perilaku manusia dan menyebabkan perubahan pada performansi Asmus, et al, 2015. Locke dan Latham 2013 menjelaskan pula bahwa kehususan spesifikasi dan kesulitan merupakan bagian dari temuan pentinggoal setting. Semakin sulit dan spesifik tujuan yang ditetapkan, semakin tinggi pula tingkat performansi yang akan dihasilkan. Latham dan Yulk 1986, dalam Arsanti 2009 memperlihatkan hasil dari penelitian meta-analyses bahwa sebagian besar penelitian memberikan dukungan terhadap pengaruh signifikan goal setting yang sulit dan spesifik terhadap peningkatan performansi performance. Pendapat tersebut didukung oleh penelitan Early,et al 1990 yang menunjukkan bahwa performansi meningkat jika individu memiliki goal setting yang spesifik dalam Arsanti, 2009. Lockedan Latham 2013 menegaskan bahwa terdapat hubungan yang linear antara tingkat tujuan yang spesifik dan sulit pada kinerja. Locke 1968 menunjukkan hasil penelitian terpisah bahwa semua kasus tujuan yang spesifik dan sulit pada performansi individu akan sukses jika individu mampu menyadari batas kemampuan yang dimiliki dalam Locke dan Latham, 2013. Tujuan yang spesifik dan sulit meningkatkan performansi lebih maksimal Locke dan Latham, 2013. Sebanyak 51 dari 53 penelitian, atau sekitar 96, memperlihatkan manfaat dari penetapan tujuan yang spesifik dan sulit pada performansi Locke, et al, dalam Locke dan Latham, 2013 Goal setting yang sulit dan spesifik mengarah pada pencapaian performansi performance dan kepuasan yang lebih tinggi Kliengeld, Mierlo dan Arends, 2011 ; Locke dan Latham, 2006 ; Locke, et al, 1992; Locke, et al, 1981 ; Lunenburg, 2011 sehingga specific goal setting lebih baik daripada goal yang tidak spesifik atau tidak memiliki tujuan sama sekali. Locke dan Latham 2006 menunjukkan bahwa goal setting yang spesifik menyebabkan tingkat performansi tugas task performance yang lebih baik daripada melakukan goal yang mudah atau tidak jelas seperti “do one’s best”. Pendapat tersebut didukung oleh Locke dan Latham 2011 yang menyatakan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI goal setting merupakan penetapan tujuan spesifik dan sulit namun dapat dicapai. Dengan demikian specific goal setting mempengaruhi performansi individu daripada goal setting yang tidak memiliki tujuan yang jelas, tujuan yang umum dan samar-samar se perti “lakukanlah yang terbaik”

D. Skema Penelitian