1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik
perorangan atau kelompok serta peserta didik perorangan, kelompok yang berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya. Isi kegiatan adalah bahan
materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan. Dalam interaksi belajar mengajar unsur guru dan peserta didik harus
aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental, dan perbuatan. Peserta didik harus lebih aktif
daripada guru. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang artinya peserta didik harus bisa mandiri dalam belajar.
Guru diharapkan dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien, antara lain melalui pemilihan sumber belajar yang mampu membuat peserta
didik mendapatkan prestasi belajar tinggi. Selama ini di SMK Negeri 2 Kebumen, variasi sumber belajar yang digunakan belum maksimal, hal itu
mengakibatkan peserta didik mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran, sehingga konsentrasi dan fokus peserta didik dalam
pembelajaran menjadi berkurang. Akibat lain dari kurangnya variasi sumber belajar ini membuat potensi dari peserta didik akan sulit muncul dan
berkembang karena guru kurang memfasilitasi hal tersebut.
2 Untuk mendukung proses belajar, maka dibutuhkan media belajar
sebagai sarana pendukung pembelajaran yang dilakukan. Penggunaan media pembelajaran merupakan suatu bagian yang tidak bisa terpisahkan yang harus
terintregasi pada metode belajar yang dipakai. Alat bantu belajar merupakan unsur dinamis dalam belajar. Kedudukan alat bantu memiliki peranan penting
dalam belajar karena mampu membantu peserta didik dalam proses belajar. Saat ini banyak alat bantu atau media belajar yang diciptakan, namun untuk
mencari pilihan yang baik agar proses belajar menjadi efektif merupakan permasalahan yang perlu dipecahkan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran masih kurang, sepertai pada
pembelajaran Dasar-Dasar Elektronika 3 belum tersedia modul pembelajaran. Peseta didik tidak memiliki bahan ajar berbentuk buku referensi seperti diktat
atau pun modul, sehingga banyak yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Akhirnya peserta didik beranggapan bahwa
Dasar-Dasar Elektronika 3 merupakan mata pelajaran yang susah. Hal ini berdampak pada saat menghadapi ulangan maupun ujian prestasi Dasar-Dasar
Elektronika 3 peserta didik belum maksimal. Perlu buku referensi tambahan berupa modul agar peserta didik lebih
mudah memahami materi Dasar-Dasar Elektronika 3, sebab mereka bisa belajar dan mengerjakan tugas secara mandiri. Adanya modul diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan, kemandirian serta respon peserta didik dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
3 Berdasarkan uraian di atas penulis akan mengembangkan media
berbentuk modul mata pelajaran Dasar-Dasar Elektronika 3. Oleh karena itu, penulis akan melaksana
kan penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Teknik Digital pada Mata Pelajaran Dasar-Dasar Elektronika 3 Kelas X di
SMK Negeri 2 Kebumen”.
B. Identifikasi Masalah