Kekurangan dan Kelebihan ANALISA PERBANDINGAN PENAFSIRAN QS Al-RUM AYAT 41

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Fasa d secara etimologi memiliki makna keluarnya sesuatu dari keseimbanagan. Lawan dari ةﻼﺼ ا ash-shalah yang berarti manfaat dan berguna. Secara mant}uq seperti itu. Namun, secara mafhum dari Pemaknaan دﺎﺴ ا ﺮﮭظ pertama- tama dapat ditinjau dari pemakaian lafaz fasad dan kemungkinan makna apa saja yang dapat terkandung didalamnya. Dalam Alquran, penggunaan lafaz ini bermacam- macam” QS. al-Baqarah [2]:205 perusakan tanaman dan pembunuhan binatang ternak. Dalam QS. al-Ma’idah [5]:32, pembunuhan ,perampokan, dan ganguan keamanan dinilai sebagai fasad . Sedang QS. al-A’raf [7]:85 menilai pengurangan takaran, timbangan, dan hak-hak manusia adalah fasad. dan ayat ayat lain seperti: QS. A li ‘Imra n [3]: 63, al-Anfal[8]: 73, Hud[11]: 116, an-Naml[27]: 34, Ghafir[40]: 26, al-Fajr[89]: 12, dan lain-lain. Ada selisih pendapat tentang ayat ini, para mufasir ada yang menyebut ini dengan ketakutan angin topan dan sebagian yang lain ada yang menyebutnya dengan ketiadaan tanaman dan salinitas air laut. Mufasir kontemporer menjelaskan ini sebagai kerusakan lingkungan seperti meningkatnya suhu di daratan dan pencemaran laut. Lanjutan dari ayat ini, yaitu ﺮﺤ او ﺮ ا ﻲ memberikan penjelasan lebih lanjut tentang makna fasad yang menyebutkan bahwa tempat diamana fasad tersebut terjadi adalah di laut dan di darat. Makna-makna dari lafaz tersebut adalah terjadinya pembunuhan di darat dan perampokan kapal di laut. angin topan di darat dan di laut, meningkatnya suhu di darat dan pencemaran dilaut dll. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kemudian سﺎﱠﻨ ا يﺪ أ ﺖ ﺴﻛ ﺎﻤ melanjutkan penjelasan tentang fasad lagi bahwa kerusakan-kerusakan tersebut dilakukan oleh manusia. Penjelasan ini terkait ayat lain yang berbunyi ََﺪَﺴََﻟ ﷲ ﱠﻻِإ ٌﺔَِﳍآ ﺎَﻤِﻬﻴِ َنﺎَﻛ ْﻮَﻟ bahwa kesirikanlah yang menyebabkan kerusakan. Kesirikan yang tidak diucapkan namun hanya I’tiqad maka disebut denga fasik dan perilaku orang fasik adalah kemaksiatan. Masih ada Kemungkinan- kemungkinan pemaknaan yang beraneka ragam. Makna ﻢﮭﻘ ﺬ اﻮ ﻤ يﺬﱠ ا ﺾ adalah sebagian dari balasan perbuatan manusia yang telah menyebabkan fasad dan sebagian yang lain adalah ketentuan Allah. Disini hukum kausalitas berlaku, manusia telah melakukan sesuatu yang menyebabkan fasad dan itu memberikan dampak negatif bagi manusia itu sendiri. Disini pendekatan realitas dengan ilmu pengetahuan yang oleh T}ant}awy Jawhary disebut sebagai “kitab yang ditulis Allah dengan kuasanya” dapat dijelaskan karena sesuai dengan kapasitas lafaz. Allah telah menetapkan hukum alam dimana ketika manusia mengeksploitasi alam, amaka manusia sendirilah yang akan tertimpa berbagai bencana alam karena keseimbangan alam terganggu. Juga peperangan yang dilakukan oleh manusia dengan alat-alat kimia mereka hingga akhirnya menimbulkan wabah penyakit dimana-mana dikarenakan banyaknya wilayah yang hancur terdampak bom dan senjata-senjata lain. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perbedaan dan persamaan Dari ketiga Mufassir tersebut yaitu al-Razy, Tant}awy Jawhary, dan Quraish Shihab, sama-sama memiliki kecenderungan memaknai ayat ini pada perbuatan manusia yang pada akhirnya memiliki dampak pada fenomena. Sehingga kecenderungan penafsiran mereka pada surah al-Rum ayat 41 adalah tentang kerusakan lingkungan. Penafsiran para mufassir tersebut memiliki perbedaan dan ciri khasmasing- masing, hal ini dikarenakan hubungan antara Ausdruck yang dalam hal ini adalah penafsiran para mufasir tersebut dengan Erlebnis yang melingkupi kehidupan para mufasir. Sehingga, al-Rum ayat 41 memiliki penafsiran yang berbeda sesuai dengan kondisi mufasir masing-masing. al-Razi menafsiri ayat ini dengan bencana alam seperti topan dan kurangnya sumber mata air, Tant}awi Jauhari menafsirinya dengan peperangan dan wabah, sedangkan Quraish Shihab menafsirinya dengan pencemaran di laut dan meningkatnya suhu di daratan. 2. Kekurangan dan Kelebihan Kekurangan dan kelebihan para Mufasir tersebut adalah bahwa al-Razy lebih memiliki landasan yang kuat dengan memunasabahkan ayat tersebut dengan ayat lain, dan Quraish Shihab menggunakan polisemi dan mafhum muwafaqoh untuk lebih detail dalam memaknai ayat. Sedangkan Tant}awi Jauhary lebih banyak menggunakan pendekatan sains dalam menafsiri ayat tersebut. 84