Respon Masyarakat Terhadap KH. Mohammad Hasan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang diterapkan oleh KH. Mohammad Hasan merupakan organisasi atau suatu perkumpulan yang bernilai positif bagi lingkungan masyarakat sekitar khususnya seluruh santri Pondok Genggong ”. Kedua, Syarifuddin santri yang saat ini berprofesi sebagai Ustad di Pondok Pesantren Genggong, dia mengatakan “Kyai sepuh KH. Mohammad Hasan ini adalah waliyullah, setiap yang beliau ajarkan insya Allah pasti saya ikuti, karena kita semua ini sudah banyak ketumpahan Barokah atas ke „alimnya dan kesholihannya Beliau” Ketiga, seorang alumni yang bernama Ust. Bashori, salah satu senior Tarekat Naqsyabandiyah, beliau ingat apa yang pernah disampaikan KH. Mohammad Hasan dimasa lampau “kiamat tak akan tiba bila masih ada orang yang mengamalkan bacaan Tarekat ini”. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. KH. Mohammad Hasan bin Syamsuddin bin Qoiduddin dilahirkan pada tanggal 27 Rajab 1259 H 1840 M, di Desa Sentong Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo. Ayahnya bernama Syamsuddin bin Qoiduddin, ibunya bernama Khadijah. Beliau menjadi pengasuh kedua Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. beliau wafat pada tanggal 11 Syawal 1374 H 11 Juni 1955 M. 2. Tarekat Naqsyabandiyah adalah suatu tarekat yang diambil dari nama pendiri yaitu Syaikh Muhammad Baha’uddin Naqsyabandi yang hidup pada tahun 717-191 H. Tarekat ini bersumber dari 3 nama: Abu Ya’qub Yusuf Al-Hamdani, Abdul Kholiq Gujdawani dan Mo hammadn Baha’uddin Naqsyabandi. Gujdawani hidup sezaman dengan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani. KH. Mohammad Hasan di mana beliau mendapatkan ajaran ini dan dibaiat oleh Kiai Achmad Jazuli Utsman Ploso Kediri. Kemudian KH. Mohammad mengajak masyarakat Genggong dan memberlakukan paham tarekat naqsyabandiyah di lingkungan Pondok Pesantren Zainul Hasan. 3. Eksistensi Setelah tarekat naqsyabandiyah diterapkan di lingkungan pondok pesantren Zainul Hasan, warga sangat antusias kepada ajaran yang ada di dalam tarekat naqsyabandiyah. Karena menurut digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kebanyakan masyarakat, tarekat merupakan kendaraan yang sangat cepat untuk mendekatkan diri pada sang Ilahi rabbi. Kemudian masyarakat merespon dengan baik dengan mengikuti kegiatan- kegiatan yang telah ditetapkan oleh Mursyid dan anggota.

B. Saran

1. Dengan adanya skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam melakukan penulisan skripsi yang berjudul Peran KH. Mohammad Hasan Dalam Mengembangkan Tarekat Naqsyabandiyah di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Probolinggo masih belum mencapai kesempurnaan, maka dari itu penulis berharap agar penelitian yang sederhana ini bisa dijadikan rujukan dan bisa dilanjutkan pada penelitian selanjutnya, terutama mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. 2. Dengan melihat latar belakang sejarah lahirnya Tarekat Naqsyabandiyah di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Probolinggo, agar bisa dijadikan teladan untuk santri Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. 3. Bagi masyarakat Pajarakan Probolinggo khususnya santri atau alumni Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, semoga dengan skripsi ini bisa dijadikan teladan dan acuan bahwa peran KH. Mohammad Hasan dalam mengembangkan tarekat Naqsyabandiyah sangat bermanfaat.