Jenis-Jenis Tusukan Yubiami GAMBARAN UMUM TENTANG YUBIAMI

6 tersebut mengarah pada satu tujuan yaitu merajut dengan menggunakan tangan untuk membuat suatu pakaian. Merajut pada awalnya menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan mudah untuk didapatkan. Seperti, jarum dan benang. Teknik-teknik dasar juga sangat mudah dipelajari. Yaitu, tusuk atas dan tusuk bawah. Namun, dengan perkembangan zaman bahan-bahan dan teknik-teknik dasar tersebut mulai dikembangkan kreasinya. Pada tahun 1950, merajut dengan jari ini sudah mulai berkembang dan melaju pesat. Di Jepang, merajut dengan jari ini sudah mulai berkembang kreatifitasnya dengan mengahasilkan produk yang menarik dan bernilai jual tinggi. Tidak hanya itu, seni merajut ini juga berkembang dalam bidang rumah tangga. Di Indonesia merajut pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang kala itu menjajah Indonesia. Tetapi, tidak serta-merta membuat orang- orang Indonesia bisa teradaptasi dengan metode pembuatan pakaian dengan metode merajut ini. Situasi dan kondisi untuk memperoleh pengetahuan merajut ini kurang tersosialisasikan menghambat perkembangan seni merajut ini.

2.3 Jenis-Jenis Tusukan Yubiami

Dalam pembuatan yubiami ada beberapa jenis tusukan yang harus dipelajari, yaitu : 1. Tusuk rantai atau chain ch Universitas Sumatera Utara 7 a. Lilitkan benang di sekitar kait dalam arah yang ditunjukkan atau tari dengan hook. b. Tarik loop baru melewati loop pada hook. Chain ch1 telah dibuat. c. Ulangi langkah satu dan dua sesuai jumlah yang dibutuhkan, gerakkan tangan kiri setiap beberapa rajutan untuk memegang rantai tepat dibawah pengait. Kencangkan simpul dengan menarik ekor benang. 2. Tusuk tunggal atau single crochet sc a. Masukkan kait dalam rangkaian kedua dari hook. Kaitkan hook pada benang dan tarik loop baru sesuai panah. b. Kait benang pada hook dan tarik satu loop baru melalui kedua loop pada hook. c. Tinggalkan satu loop tetap di hook. Satu single crochet sc telah dibuat. Lalu, ulangi langkah satu dan dua di setiap rantai sampai akhir. Satu baris single crochet sc selesai dibuat. 3. Simpul mati atau slip stich sl st a. Masukkan kait dalam rangkaian kedua dari hook. Kaitkan hook pada benang dan tarik loop baru sesuai panah. Slip stich sl st satu telah dibuat. Universitas Sumatera Utara 8 b. Ulangi langkah satu pada tiap rangkaian sampai akhir. Satu rangkaian slip stich telah dibuat. 4. Setengah tusuk ganda atau half double crochet hdc a. Lilitkan benang pada hook dan masukkan hook pada rantai ketiga. b. Tarik benang sekali lagi seperti langkah satu sehingga membentuk satu loop lagi. Sekarang sudah ada tiga loop pada hook. Lilitkan benang kembali pada kait dan tarik melalui ketiga lop yang ada pada hook tadi. c. Satu loop tetap pada hook. Satu half double crochet hdc telah dibuat. Ulangi langkah satu sampai tiga di setiap rantai sampai akhir. Satu baris half double crochet hdc telah dibuat. 5. Tusuk Depan front post a. Tusuk depan merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan juga ada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Selipkan jarum hakken dari belakang simpul ke depan simpul, lalu dengan jarum renda ambil benang dan tarik sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang kemudian tarik melalui lengkungan atau loop yang telah dibuat sebelumnya. 6. Tusuk Belakang back post a. Sama seperti tusuk depan, tusuk belakang juga dapat diaplikasikan pada jenis tusukan lainnya. Untuk tusuk belakang, sama dengan tusuk Universitas Sumatera Utara 9 depan hanya saja jarum renda diselipkan dari depan simpul menuju belakang simpul. 7. Tusuk Simpul Belakang rib stitch a. Tusuk simpul belakang merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan pada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Letakkan jarum hakken pada bagian belakang tusukan, lalu ambil benang sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang dengan jarum hakken kemudian tarik melalui lengkungan atau loop yang telah dibuat sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 10

BAB III PROSES PEMBUATAN DAN MANFAAT YUBIAMI