4
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG YUBIAMI
2.1 Pengertian Yubiami
Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim. Yaitu, musim panas, musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang-orang Jepang dimusim
panas memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju yang tebal.
Di zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian berlapis- lapis untuk menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan
perkembangan masa orang-orang Jepang mulai mengenal teknik membuat pakaian dengan menggunakan sebatang jarum dan benang. Orang-orang
Jepang mengenal teknik membuat pakaian ini dengan sebutan Yubiami. Yubiami berasal dari kata “Yubi” yang berarti “Jari-jari tangan”
dan “Amu” yang berarti “Mengaitkan benang atau merajut”. Jadi, Yubiamiadalah seni merajut dengan menggunakan jari-jari tangan. Yubiami
juga merupakan seni merajut dengan teknik yang paling mudah untuk dipelajari dan dapat dibuat oleh siapapun.
Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya. Hanya perlu mempelajari teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan. Bahan-
bahan yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga sangat mempunyai banyak manfaat yang nantinya dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
5
2.2 Seni Merajut
Merajut selalu diidentikkan dengan orang-orang yang sudah lanjut usia. Orang-orang lanjut usia tersebut merajut untuk membuat pakaian atau
sekedar menghabiskan waktu. Tetapi, merajut mempunyai sejarah yang harus diketahui dan dipelajari.
Merajut pertama kali dilakukan oleh seorang yang berasal dari Jazirah Arab, Timur Tengah. Orang-orang Arab merajut dengan tujuan
untuk membuat permadani agar dapat diperdagangkan oleh para pedagang- pedangang arab. Mereka menjual dan menyebarkannya hingga keseluruh
belahan dunia. Pertama kali Negara yang dimasuki oleh para pedagang-pedagang
Arab ini adalah Tibet,Cina. Karena daerah Tibet mempunyai iklim yang cukup dingin membuat seni merajut dengan cepat menyebar dan terkenal di
berbagai daerah maupun Negara tetangga seperti, Korea dan Jepang. Tidak hanya di Cina, Korea, dan Jepang. Seni merajut ini akhirnya
berkembang keberbagai belahan benua seperti, Amerika, Eropa, dan Afrika. Orang-orang Eropa biasa mengenal seni ini dengan sebutan knitting atau
crochet. Orang-orang Belanda biasanya menyebutnya dengan hakken atau breien.Orang-orang Jepang mengenal merajut dengan sebutan Yubiami.
Merajut mempunyai definisi yang berbeda-beda. Misalnya, knitting adalah metode membuat pakaian, kain, dan perlengkapan busana dengan
menggunakan benang rajut. Sedangkan Crochet adalah seni merajut dengan menggunakan sebatang jarum rajut. Namun, pada dasarnya semua definisi
Universitas Sumatera Utara
6 tersebut mengarah pada satu tujuan yaitu merajut dengan menggunakan
tangan untuk membuat suatu pakaian. Merajut pada awalnya menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan
mudah untuk didapatkan. Seperti, jarum dan benang. Teknik-teknik dasar juga sangat mudah dipelajari. Yaitu, tusuk atas dan tusuk bawah. Namun,
dengan perkembangan zaman bahan-bahan dan teknik-teknik dasar tersebut mulai dikembangkan kreasinya.
Pada tahun 1950, merajut dengan jari ini sudah mulai berkembang dan melaju pesat. Di Jepang, merajut dengan jari ini sudah mulai
berkembang kreatifitasnya dengan mengahasilkan produk yang menarik dan bernilai jual tinggi. Tidak hanya itu, seni merajut ini juga berkembang
dalam bidang rumah tangga. Di Indonesia merajut pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Eropa
yang kala itu menjajah Indonesia. Tetapi, tidak serta-merta membuat orang- orang Indonesia bisa teradaptasi dengan metode pembuatan pakaian dengan
metode merajut ini. Situasi dan kondisi untuk memperoleh pengetahuan merajut ini kurang tersosialisasikan menghambat perkembangan seni merajut
ini.
2.3 Jenis-Jenis Tusukan Yubiami