Pembuatan Yubiami Yubiami No Tsukurikata

(1)

PEMBUATAN YUBIAMI YUBIAMI NO TSUKURIKATA

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

WINDAH AULIA SIREGAR 102203014

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PEMBUATAN YUBIAMI YUBIAMI NO TSUKURIKATA

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk

melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan Oleh :

WINDAH AULIA SIREGAR NIM : 102203014

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca

Zulnaidi,S.S.,M.Hum

NIP : 196708072005011001 NIP : 196910112002121001 M. Pujiono,S.S.M.Hum

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA


(3)

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi Diploma III Bahasa Jepang Ketua Program Studi

Zulnaidi,S.S.,M.Hum NIP : 196708072005011001


(4)

PENGESAHAN Diterima Oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan

NIP. 195110131976031001 Dr. Syahron Lubis,M.A

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi,S.S.,M.Hum ( )

2. Zulnaidi,S.S.,M.Hum ( )


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-nya, penulis dampak menyelesaikan penyusunan kertas karya ini. Dimana kertas karya merupakan syarat dalam menyelesaikan pendidikan program studi D-III Bahasa Jepang dengan gelar Ahli Madya pada Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah “Pembuatan Yubiami“.

Dalam penyelesaian kertas karya ini, Penulis menyadari bahwa kertas karya ini jauh dari kesempurnaan, baik dari pengkajian kalimat, penguraian materi, dan pembahasan masalah. Tapi penulis juga banyak dapat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi, S.S.,M.Hum., selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing penulis yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan juga arahan kepada penulis, sampai kertas karya ini dapat diselesaikan.

3. Bapak M. Pujiono, S.S. M.Hum, selaku Dosen Pembaca dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia dengan ikhlas


(6)

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

4. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara, atas didikannya selama masa perkuliahan. 5. Dari semuanya yang teristimewa buat kedua orang tua, kepada

ayahanda “Takbir Siregar” dan mama tercinta “Kamaliah Ginting” yang selalu mendo’akan saya juga memberi semangat untuk mengerjakan tugas akhir ini.

6. Buat abang harry dek ryan dan mbak Tika yang hampir setiap malam telepon mengingatkan untuk terus semangat cepat tamat, walaupun lagi sibuk dengan tugas S2 nya.

7. Untuk Tantyo yang selalu memberikan semangat dan meluangkan waktu di sela kesibukannya dikampus, semoga secepatnya jadi dokter muda ya.

8. Sahabatku Ade Kartika yang meluangkan waktunya untuk temani menyesaikan tugas akhir, berbagi tawa, dan pastinya teman curhat paling OK!

9. Untuk teman-teman seperjuangan anak Hinode 2011, 2012 tetap kompak. Khususnya angkatan 2010, Gisna, Dara, Santri, Elsya, piti, Puja, Indah, Nisa, Oshi, Ira, Rahman, Adit, Frans, Aji, elroy, dante, cardo. Teman belajar, dan berdiskusi.


(7)

10.Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada para Alumni dan segenap keluarga HINODE. Terima kasih untuk dukungan dan semangatnya.


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Pengertian Yubiami ... 4

2.2 Seni Merajut ... 5

2.3 Jenis-Jenis Tusukan Yubiami ... 6

BAB III PEMBUATAN YUBIAMI 3.1 Teknik Dasar ... 10

3.2 Proses Pembuatan Yubiami ... 15


(9)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 20 4.2 Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

ABSTRAK

Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim yaitu, musim panas, musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang –orang Jepang di musim panas memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju tebal.

Zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian berlapis-lapis untuk menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan perkembangan masa, orang Jepang mulai mengenal teknik pembuatan pakaian dengan menggunakan sebatang jarum dan benang. Orang Jepang mengenal teknik pemembuat pakaian tersebut dengan sebutan Yubiami.

Yubiami berasal dari kata “yubi” yang berarti “jari-jari tangan” dan “amu” yang berarti “merajut” jadi, Yubimami adalah seni rajutan dengan menggunakan jari-jari tangan. Yubiami dapat merupakan seni rajutan dengan teknik pembuatan pakaian yang paling mudah , dapat dipelajari dan dibuat oleh siapapun.

Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya, hanya perlu mempelajari teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan. Bahan-bahan dasar (kisoshi zai) yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga mempunyi banyak manfaat, contohnya dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan budaya tradisional. Melalui teknik Yubiami juga sangat bermanfaat untuk melatih kesabaran, pengendalian diri, proses pemulihan penyakit, dan dari remaja sampai orang-orang yang sudah lanjut usia bisa membuat Yubiami. Juga dapat dijadikan sebagai lahan bisnis dengan memproduksi beraneka ragam souvenir Yubiami, sehingga menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.


(11)

Dalam pembuatan Yubiami harus memahami teknik dasarnya dan jenis-jenis tusukan Yubiami. Yang pertama kali harus dilakukan adalah merangkainya dengan membuat simpulan awal dengan cara melemaskan jari dan tangan agar tidak terlalu tegang. Kemudian merangkaikan benang pada jar-jari dengan susunan silang. Membentuk rangkaian rajutan dengan melilitkan benang dari bawah jari keliling ke telapak tangan ke arah antara ibu jari dan telunjuk , setelah itu tarik benang-benang yang ada di bagian bawah , kaitkan ke jari telunjuk, kemudian lanjutkan dengan cara yang sama, kaitkan benang yang berada di bagian bawah sampai jari tengah, lanjutkan dengan cara yang sama dengan mengaitkan benang yang berada di bagian bawah. Sampai jari manis. kemudian kaitkan benang yang berada di bagian bawah ke jari kelingking. Tahap terakhir adalah mengunci hasil rajutan. Lalu menyambung rangkaian Yubiami dengan lover’s knot

Yubiami mempunyai jenis-jenis tusukan, contohnya: Tusuk rantai (chain) adalah dengan melilitkan benang di sekitar kait dalam arah yang ditunjukkan (atau tarik dengan hook). Kemudian Tusuk tunggal adalah dengan memasukkan kait dalam rangkaian lainnya dari hook dan kaitkan hook pada benang yang terdapat pada hook. Tarik satu loop baru melalui kedua loop pada hook. Setelah itu simpul mati dengan memasukkan kait dalam rangkaian lainnya dari hook. Kaitkan hook dan tarik loop baru. Setelah itu setengah tusuk ganda adalah dengan melilitkan benang pada hook dan masukkan hook pada rantai ketiga sepeti tanda panah, setelah itu tarik benang sekali lagi seperti langkah pertama sehingga membentuk satu loop lagi.

dengan membuat simpul awal, menyambung


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Jepang adalah negara yang mempunyai kultur dan budaya yang cukup banyak. Sifat orang Jepang yang selalu ingin mepertahankan kebiasaan-kebiasaan nenek moyang mereka yang menjadikan budaya mereka masi terus ada, berkembang, dan sangat terkenal hingga sekarang. Salah satu diantaranya adalah cara hidup, makanan, festival, pakaian dan lain-lain.

Di Jepang orang-orang hidup dengan menyesuaikan dengan keadaan lingkungan dan musimnya. Jepang memiliki empat musim, yaitu musim panas (natsu), musim semi (haru), musim gugur (aki), musim dingin (fuyu). Dengan keadaan Jepang yang mempunyai perbedaan musim maka mayarakat Jepang harus menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. Misalnya, penyesuaian pakaian pada musimnya.

Orang Jepang zaman dahulu dimusim panas akan memakai pakaian yang tipis atau biasa mereka menggunakan yukata. Pada musim dingin mereka menggunakan pakaian yang tebal atau biasa yang mereka gunakan adalah kimono. Namun, Jepang masa kini sudah mampu membuat kreasi pakaian yang lebih moderen. Seperti, syal, jaket, sweater, dan lain-lain.

Namun, orang Jepang membuat rajutan sendiri dengan menggunakan jarum dan benang. Ada berbagai macam teknik merajut. Salah satunya Yubiami. Apa itu Yubiami? Dalam Bahasa jepang, yubi berarti jari tangan, dan


(13)

amu berarti mengaitkan benang sehingga bisa disebut merajut benang. Dalam bahasa awam berarti merajut dengan menggunakan jari-jari tangan atau sering juga dikenal dengan finger knitting. Kertas karya ini menampilkan beberapa karya yang cukup mudah,menarik, dan dibuat dengan teknik Yubiami, sepertitas, topi,scarf,belt(ikat pinggang), smartphone case. Banyak orang-orang jepang menggunakan teknik ini untukmembuat pakaian supaya dapat digunakan apabila musim dingin telah tiba.

Seni merajut ini juga dapat menjadi suatu sumber penghasilan. Namun suatu kretivitas agar bisa menjadi penghasilan membuthkan dua hal, yaitu ketekunan dan karya yang unik. Akan menjadi lebih baik apabila kreativitas bisa dilatih sejak dini. Penulis berharap bahwa anak-anak dari usia lima tahun sudah mulai mempelajari Yubiami karena langkah-langkahnya cukup mudah.

Di Indonesia seni merajut dengan jari ini sudah mulai dikenal dan diketahui oleh masyarakat Indonesia. Telah banyak muncul kreasi-kreasi yang diciptakan. Peluang dan manfaat yang sangat menggiurkan dan menguntungkan yang membuat masyarakat Indonesia mulai mengembangkan bisnis dibidang seni merajut dengan jari ini. Kemudian, bahan dan alat yang digunakan juga tidak terlalu sulit dan proses pengerjaannya juga tidak terlalu rumit. Dengan alasan inilah maka penulis tertarik memilih judul


(14)

1.2Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan memilih judul oshibana dalam penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah merajut dan pengertian Yubiami 2. Untuk mengetahui teknik dan pola Yubiami

3. Untuk mengetahui proses pembuatan Yubiami.

4. Untuk mengetahui manfaat dari yubiami dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Batasan Masalah

Penulis akan memfokuskan pembahasan kertas karya ini pada proses pembuatan Yubiami . Untuk mendukung pembahasan akan dikemukakanjuga tentang Yubiamisecara umum yang meliputi sejarah, jenis-jenis bunga dan bahan-bahan dalam proses pembuatan Yubiami.

1.4Metode Penelitian

Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan (Library Research),yakni dengan cara memanfaatkan sumber-sumber bacaan yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirangkum dan dideskripsikan kedalam kertas karya ini. Selain itu, penulis juga memanfaatkan Informasi Teknologi Internet sebagai referensi tambahan agar data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan lebih jelas.


(15)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG YUBIAMI

2.1 Pengertian Yubiami

Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim. Yaitu, musim panas, musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang-orang Jepang dimusim panas memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju yang tebal.

Di zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian berlapis-lapis untuk menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan perkembangan masa orang-orang Jepang mulai mengenal teknik membuat pakaian dengan menggunakan sebatang jarum dan benang. Orang-orang Jepang mengenal teknik membuat pakaian ini dengan sebutan Yubiami.

Yubiami berasal dari kata “Yubi” yang berarti “Jari-jari tangan” dan “Amu” yang berarti “Mengaitkan benang atau merajut”. Jadi,

Yubiamiadalah seni merajut dengan menggunakan jari-jari tangan. Yubiami juga merupakan seni merajut dengan teknik yang paling mudah untuk dipelajari dan dapat dibuat oleh siapapun.

Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya. Hanya perlu mempelajari teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan. Bahan-bahan yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga sangat mempunyai banyak manfaat yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


(16)

2.2 Seni Merajut

Merajut selalu diidentikkan dengan orang-orang yang sudah lanjut usia. Orang-orang lanjut usia tersebut merajut untuk membuat pakaian atau sekedar menghabiskan waktu. Tetapi, merajut mempunyai sejarah yang harus diketahui dan dipelajari.

Merajut pertama kali dilakukan oleh seorang yang berasal dari Jazirah Arab, Timur Tengah. Orang-orang Arab merajut dengan tujuan untuk membuat permadani agar dapat diperdagangkan oleh para pedagang-pedangang arab. Mereka menjual dan menyebarkannya hingga keseluruh belahan dunia.

Pertama kali Negara yang dimasuki oleh para pedagang-pedagang Arab ini adalah Tibet,Cina. Karena daerah Tibet mempunyai iklim yang cukup dingin membuat seni merajut dengan cepat menyebar dan terkenal di berbagai daerah maupun Negara tetangga seperti, Korea dan Jepang.

Tidak hanya di Cina, Korea, dan Jepang. Seni merajut ini akhirnya berkembang keberbagai belahan benua seperti, Amerika, Eropa, dan Afrika. Orang-orang Eropa biasa mengenal seni ini dengan sebutan knitting atau crochet. Orang-orang Belanda biasanya menyebutnya dengan hakken atau breien.Orang-orang Jepang mengenal merajut dengan sebutan Yubiami.

Merajut mempunyai definisi yang berbeda-beda. Misalnya, knitting adalah metode membuat pakaian, kain, dan perlengkapan busana dengan menggunakan benang rajut. Sedangkan Crochet adalah seni merajut dengan menggunakan sebatang jarum rajut. Namun, pada dasarnya semua definisi


(17)

tersebut mengarah pada satu tujuan yaitu merajut dengan menggunakan tangan untuk membuat suatu pakaian.

Merajut pada awalnya menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan mudah untuk didapatkan. Seperti, jarum dan benang. Teknik-teknik dasar juga sangat mudah dipelajari. Yaitu, tusuk atas dan tusuk bawah. Namun, dengan perkembangan zaman bahan-bahan dan teknik-teknik dasar tersebut mulai dikembangkan kreasinya.

Pada tahun 1950, merajut dengan jari ini sudah mulai berkembang dan melaju pesat. Di Jepang, merajut dengan jari ini sudah mulai berkembang kreatifitasnya dengan mengahasilkan produk yang menarik dan bernilai jual tinggi. Tidak hanya itu, seni merajut ini juga berkembang dalam bidang rumah tangga.

Di Indonesia merajut pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang kala itu menjajah Indonesia. Tetapi, tidak serta-merta membuat orang-orang Indonesia bisa teradaptasi dengan metode pembuatan pakaian dengan metode merajut ini. Situasi dan kondisi untuk memperoleh pengetahuan merajut ini kurang tersosialisasikan menghambat perkembangan seni merajut ini.

2.3 Jenis-Jenis Tusukan Yubiami

Dalam pembuatan yubiami ada beberapa jenis tusukan yang harus dipelajari, yaitu :


(18)

a. Lilitkan benang di sekitar kait dalam arah yang ditunjukkan atau tari dengan hook.

b. Tarik loop baru melewati loop pada hook. Chain (ch1) telah dibuat.

c. Ulangi langkah satu dan dua sesuai jumlah yang dibutuhkan, gerakkan tangan kiri setiap beberapa rajutan untuk memegang rantai tepat dibawah pengait. Kencangkan simpul dengan menarik ekor benang.

2. Tusuk tunggal atau single crochet (sc)

a. Masukkan kait dalam rangkaian kedua dari hook. Kaitkan hook pada benang dan tarik loop baru sesuai panah.

b. Kait benang pada hook dan tarik satu loop baru melalui kedua loop pada hook.

c. Tinggalkan satu loop tetap di hook. Satu single crochet (sc) telah dibuat. Lalu, ulangi langkah satu dan dua di setiap rantai sampai akhir. Satu baris single crochet (sc) selesai dibuat.

3. Simpul mati atau slip stich (sl st)

a. Masukkan kait dalam rangkaian kedua dari hook. Kaitkan hook pada benang dan tarik loop baru sesuai panah. Slip stich (sl st) satu telah dibuat.


(19)

b. Ulangi langkah satu pada tiap rangkaian sampai akhir. Satu rangkaian slip stich telah dibuat.

4. Setengah tusuk ganda atau half double crochet (hdc)

a. Lilitkan benang pada hook dan masukkan hook pada rantai ketiga. b. Tarik benang sekali lagi seperti langkah satu sehingga membentuk

satu loop lagi. Sekarang sudah ada tiga loop pada hook. Lilitkan benang kembali pada kait dan tarik melalui ketiga lop yang ada pada hook tadi.

c. Satu loop tetap pada hook. Satu half double crochet (hdc) telah dibuat. Ulangi langkah satu sampai tiga di setiap rantai sampai akhir. Satu baris half double crochet (hdc) telah dibuat.

5. Tusuk Depan (front post)

a. Tusuk depan merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan juga ada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Selipkan jarum hakken dari belakang simpul ke depan simpul, lalu dengan jarum renda ambil benang dan tarik sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang kemudian tarik melalui lengkungan atau loop yang telah dibuat sebelumnya.

6. Tusuk Belakang (back post)

a. Sama seperti tusuk depan, tusuk belakang juga dapat diaplikasikan pada jenis tusukan lainnya. Untuk tusuk belakang, sama dengan tusuk


(20)

depan hanya saja jarum renda diselipkan dari depan simpul menuju belakang simpul.

7. Tusuk Simpul Belakang (rib stitch)

a. Tusuk simpul belakang merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan pada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Letakkan jarum hakken pada bagian belakang tusukan, lalu ambil benang sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang dengan jarum hakken kemudian tarik melalui lengkungan atau loop yang telah dibuat sebelumnya.


(21)

BAB III

PROSES PEMBUATAN DAN MANFAAT YUBIAMI

3.1 Teknik Dasar

Dalam pembuatan Yubiami harus mengenal teknik-teknik dasar dan jenis-jenis tusukan Yubiami.Ada beberapa contoh yang dapat dibuat dalam proses pembuatan Yubiami. Misalnya, tas, topi, dan syal.

3.1.1 Rangkaian Dasar Yubiami a. Membuat simpulan awal

Dalam membuat simpulan awal sebaiknya kita terlebih dahulu melemaskan jari dan tanga agar tidak terlalu tegang. Kemudian buat bentuk lingkaran kecil dengaan kedu benang, lalu simpulkan kedua benang.

b. Merangkaikan benang pada jari-Jari

Letakkan simpul di ibu jari tangan kiri lalu lilitkan benang di antara jari-jari dengan susunan silang, kemudian lilitkan benang di jari keliling dan tarik melalui depan jari manis dan belakang jari tengah, setelah itu lilitkan benang di jari telunjuk dan tarik melalui punggung tangan, tahap akhir dalam merangkai benang yaitu lilitkan benang dari bawah jari telunjuk melalui punggung tangan dan tarik ke arah telapak tangan.


(22)

c. Membentuk ranakaian rajutan

Lilitkan benang dari bawah jari kelingking ke telapak tangan ke arah antara ibu jari dan telunjuk setelah itu tarik benang benang yang ada di bagian bawah, kaitkan ke jari telunjuk, kemudian lanjutkan dengan cara yang sama, kaitkan benang yang berada di bagian bawah ke jari tengah, lanjutkan dengan cara yang sama dengan mengaitkan benang yang berada di bagian bawah ke jari manis kemudian kaitkan benang yang berada di bagian bawah ke jari kelingking.

d. Hasil rajutan yang terbentuk di punggung tangan

Hasil rangkaian rajutan yang telah di rajut dapat di lihat pada halaman lampiran.

e. Mengunci hasil rajutan

Untuk mengunci hasil rajutan ambil bagian pangkal kemudian satukan setiap lubang dan masukan ke dalam jari telunjuk. Setelah posisi rajutan di lepas lalu ambil simpul awal rajutan pada tahap pertama, masukkan simpul tersebut ke lubang simpul yang telah disatukan di jari telunjuk sebelumnya. Kemudian tarik simpul awal melalui lubang yang sudah disatukan, kencangkan simpul tersebut kemudian ambil satu rantai benang dari simpul yang telah disatukan lalu buat simpul mati antara simpul awal dan rantai benang tersebut.


(23)

3.1.2 Menyambung Rangkaian Yubiami Dengan Lover’s Knot a. Membuat simpul awal

Untuk membuat simpul awal, hal pertama yang dilakukan pada dua rajutan Yubiami yang telah disiapkan yaitu ambil satu ruas terdalam pada tiap-tiap rajutan sebagai tanda bagian yang akan disatukan. Lalu ambil benang dan lilitkan pada jari telunjuk. Kemudian, bentuk loop benang di bagian ujung, setelah itu kaitkan hook beserta dua benang rajutan yang sudah ada pada loop tersebut. Lilitkan benang sekali lagi di bagian ujung kait hook dan kencangkan, lalu tarik hook melalui dua benang rajutan tersebut. Hook keluar dari kedua ruas benang yang di sambung. Benang sambungan tetap terkait di ujung hook, lilitkan kembali benang sambungan di ujung hook dan kencangkan. Akan terlihat dua lilitan benang sambungan di hook, setelah itu tarik benang melalui loop lilitan benang pertama pada hook sehingga menghasilkan simpul yang mengunci kedua benang rajutan. Kaitkan kembali benang sambungan sehingga berbentuk loop, siapkan juga benang sambungan pada kaitan hook. Lilitkan benang di ujung hook dan kencangkan. Maka akan terdapat dua lilitan benang pada hook. Kemudian masukkan benang sambungan pada hook dibawah ruas/rantai kedua benang rajutan yubiami. Lalu, buat tusuk tuggal. Lilitkan kembali benang sambungan ke ujung hook. Buat tusuk tunggal dan ulangi sampai selesai.


(24)

b. Menyambung rajutan kedua

Untuk menyambung rajutan kedua, hal pertama yang dilakukan adalah mengambil ruas benang paling dalam dari rajutan (sisakan 1 baris lurus rangkaian dasar yubiami). Dengan menggunakan teknik lover’s knot, sambungkan kedua rajutan tersebut. Lanjutkan sambungan lover’s knot sampai pangkal rajutan sehingga tersambung sempurna.

c. Mengunci dengan simpul penutup

Buat tusuk tunggal di bagian akhir rangkaian yubiami. Dan buatlah simpul mati sebanyak dua kali. Maka akan terlihat rajutan yang tersambung dengan sempurna.

3.1.3 Ragam Tusukan a. Tusuk rantai/chain

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah lilitkan benang di sekitar kait dalam arah yang ditunjukkan (atau tarik dengan hook). Untuk langkah kedua tarik loop baru sehingga melewati loop pada hook. Setelah itu ulangi langkah pertama dan kedua sesuai jumlah yang di butuhkan, gerakkan tangan kiri setiap beberapa rajutan untuk memegang rantai tepat dibawah pengait. Kencangkan simpul dengan menarik ekor benang.


(25)

b. Tusuk tunggal

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah masukkan kait dalam rangkaian kedua dari hook dan kaitkan hook pada benang dan tarik loop baru sesuai panah. Selanjutnya, kait benang pada hook dan tarik satu loop baru melalui kedua loop pada hook. Tinggalkan satu loop tetap di hook. Dan satu single croche telah dibuat. Lalu, ulangi langkah pertama dan kedua di setiap rantai sampai akhir. Satu baris single croche selesai dibuat.

c. Simpul mati

Langkah pertama yaitu masukkan kait dalam rangkaian kedua dari hook. Kaitkan hook pada benang dan tarik loop baru sesuai panah. Maka simpul mati telah dibuat. Kemudian ulangi langkah pertama pada tiap rangkaian sampai akhir. Satu rangkaian simpul mati telah selesai dibuat.

d. Setengah tusuk ganda

Langkah pertama yang dilakukan adalah lilitkan benang pada hook dan masukkan hook pada rantai ketiga seperti tanda panah, setelah itu tarik benang sekali lagi seperti langkah petama sehingga membentuk satu loop lagi. Maka akan terdapat tiga loop pada hook. Lilitkan benang kembali pada kait dan tarik melalui ketiga loop yang ada pada hook tadi. Setelah itu biarkan satu loop tetap pada hook.


(26)

Satu tusukan ganda telah selesai dibuat. Selanjutnya ulangi langkah satu sampai tiga di setiap rantai sampai akhir. Maka satu baris tusukan ganda telah selesai dibuat.

3.2 Proses Pembuatan Yubiami 1. Proses pembuatan tas

Sebelum memulai membuat tas yubiami, ada beberapa yang harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :

1. Tentukan ukuran tas. Misalnya, 10cm = 12 tusuk tunggal atau single crochet.

2. Bahan-bahan yang digunakan. Misalnya, 80 gram pale yellow, kain furing, busa tipis (untuk lapisan dalam), ritsleting, dan jarum.

Cara pembuatan tas yubiami adalah sebagai berikut : 1. Bagian tas

Buat tujuh rangkaian dasar yubiami dengan dua helai benang. Setiap rangkaian dasarnya sebanyak tiga puluh dua kait, dengan ukuran sekitar 56 cm ketiks dibentangkan. Susun dan sambung setiap rangkaian dasar menjadi seperti gambar yang ada dengan lover’s knot. Lipat menjadi dua bagian yang sama, buat satu rantai, gunakan tusuk tunggal (sc) mengelilingi setiap sisi rangkaian dasar yang sudah disambung. Akhiri dengan simpul mati (sl st). ulangi sebanyak empat baris.


(27)

2. Bagian tali

Buat dua rangkaian dasar yubiami dengan dua helai benang. Buat rangkaian dasar sebanyak tiga puluh delapan kait dengan ukuran 65 cm ketika dibentangkan. Jahit dibagian tas kanan dan kiri dengan tusuk feston.

2. Proses pembuatan topi

Sebelum memulai membuat topi yubiami, ada beberapa yang harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :

1. Tentukan ukuran tas. Misalnya, 10cm = 13 tusuk tunggal atau single crochet.

2. Bahan-bahan yang digunakan. Misalnya, benang rajut sakura pink, sakura ungu, sakura putih dan jarum.

Cara pembuatan topiyubiami adalah sebagai berikut :

1. Buat delapan rangkaian dasar yubiami dengan dua helai benang terdiri dari dua warna sakura pink, dua sakura ungu, dan empat warna sakura putih. Setiap rangkaian dasar terdiri tiga puluh dua kait dengan ukuran 57 cm ketika dibentangkan.

2. Susun dan sambung setiap rangkaian dasar.

3. Lipat menjadi dua bagian yang sama rata dan satukan bagian pinggir dengan lover’s knot.


(28)

5. Rantai satu, gunakan tusuk tunggal (sc) mengelilingi setiap sisi bagian bawahtopi dengan simpul mati. Lakukan langkah tersebut sebanyak empat baris.

3. Proses pembuatan syal

Sebelum memulai membuat syalyubiami, ada beberapa yang harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :

1. Tentukan ukuran tas. Misalnya, 1 rangkaian dasar = 2 cm.

2. Bahan-bahan yang digunakan. Misalnya, benang rajut 20 gram sakura soft pink, 20 gram sakura putih dan jarum.

Cara pembuatan topi yubiami adalah sebagai berikut :

1. Buat dua rangkaian dasaryubiami warna pink dengan dua helai benang sebanyak delapan puluh dua kait, dengan ukuran sekitar 130 cm ketika dibentangkan.

2. Buat dua rangkaian dasar yubiami warna putih dengan dua helai benang sebanyak delapan puluh dua kait, dengan ukuran sekitar 130 cm ketika dibentangkan.

3. Susun dan sambung setiap rangkaian dasar menjadi seperti gambar yang ada dengan teknik lover’s knot.


(29)

Sebelum memulai membuat baju yubiami, ada beberapa yang harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :

1. Tentukan ukuran baju. Misalnya, 1 rangkaian dasar = 2 cm dan 10 cm = 14 tusuk tunggal atau single crochet.

2. Bahan-bahan yang digunakan. Misalnya, 175 gram cherry red, kancing, dan jarum.

Cara pembuatan baju yubiami adalah sebagai berikut :

1. Buat dua belas rangkaian dasaryubiami menggunakan satu helai benang sebanyak 63 kait dengan ukuran sekitar 120 cm ketika dibentangkan.

2. Susun dan sambung setiap rangkaian dasar menjadi seperti gambar dengan lover’s knot.

3. Rantai satu, tusuk tunggal (sc) mengelilingi setiap sisi rangakaian dasar yang sudah disambung. Akhiri dengan simpul mati (sl st). buat tusuk tunggal (sc) sebanyak empat kali untuk sisi yang panjang, sedangkan disisi yang lebar, gunakan tusuk tunggal (sc) sebanyak dua kali.

4. Satukan bagian lengan kiri dan kanan sepanjang sekitar 20 cm dengan membuat simpul mati (sl st).


(30)

a. Manfaat Yubiami

Proses pembuatan yubiami tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan proses yang memakan waktu yang lama.Namun, pembuatanyubiami membutuhkan kesabaran dan ketelitian. setelah yubiami dibuat ada banyak manfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Yubiami dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat untuk melestarikan budaya yang masih sangat tradisional. Melalui studi Yubiami juga sangat bermanfaat untuk melatih kesabaran, konsentrasi, pengendalian diri, proses pemulihan penyakit, melatih kreatifitas, dan keterampilan yang tidak mempunyai batasan usia, remajamaupun orang-orang yang sudah lanjut usia. Yubiami ini juga dapat dijadikan lahan bisnis yang menggiurkan dengan memproduksi beraneka ragam souvenir sehingga menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.


(31)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan menjelaskan mengenai Yubiami maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Yubiami mempunyai teknik-tenik dasar dan jenis-jenis tusukan yang harus diketahui sebelum membuat Yubiami.

2. Cara pembuatan Yubiami tidak terlalu sulit hanya membutuhkan kesabaran dan ketelitian.

3. Yubiami mempunyai banyak manfaat antara lain, dapat melestarikan kebudayaan, melatih kreatifitas, konsentrasi, dan keterampilan, dapat dijadikan lahan bisnis yang menguntungkan dan dapat juga sebagai proses pemulihan penyakit.

4.2 Saran

Yubiami adalah kerajinan yang dapat melatih kreatifitas dan

keterampilan, maka pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya melatih kreatifitas dan keterampilan Yubiami juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadikan Yubiami sebagai lahan bisnis yang menjanjikan.

Oleh karena itu bagi pembaca khususnya anak-anak mudakhususnya, mahasiswa prodi Bahasa Jepang.Yubiami dapat dimanfaatkan sedemikian


(32)

rupa, sebab Yubiami bukan hanya sekedar tempat melatih keterampilan namun, pembaca dapat menuangkan imajinasi dan kreatifitas menjadi suatu produk yang bernilai tinggi.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Nicegreen, Linda. 2011 .Yubiami.Jakarta : Kanaya Press


(34)

LAMPIRAN

Gambar 1. Tas rajut yubiami


(35)

Gambar 3. Pita bunga yubiami


(36)

Gambar 5. Teknik yubiami ketika proses pembuatan


(37)

ABSTRAK

Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim yaitu, musim panas, musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang –orang Jepang di musim panas memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju tebal.

Zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian berlapis-lapis untuk menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan perkembangan masa, orang Jepang mulai mengenal teknik pembuatan pakaian dengan menggunakan sebatang jarum dan benang. Orang Jepang mengenal teknik pemembuat pakaian tersebut dengan sebutan Yubiami.

Yubiami berasal dari kata “yubi” yang berarti “jari-jari tangan” dan “amu” yang berarti “merajut” jadi, Yubimami adalah seni rajutan dengan menggunakan jari-jari tangan. Yubiami dapat merupakan seni rajutan dengan teknik pembuatan pakaian yang paling mudah , dapat dipelajari dan dibuat oleh siapapun.

Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya, hanya perlu mempelajari teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan. Bahan-bahan dasar (kisoshi zai) yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga mempunyi banyak manfaat, contohnya dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan budaya tradisional. Melalui teknik Yubiami juga sangat bermanfaat untuk melatih kesabaran, pengendalian diri, proses pemulihan penyakit, dan dari remaja sampai orang-orang yang sudah lanjut usia bisa membuat Yubiami. Juga dapat dijadikan sebagai lahan bisnis dengan memproduksi beraneka ragam souvenir Yubiami, sehingga menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.


(38)

Dalam pembuatan Yubiami harus memahami teknik dasarnya dan jenis-jenis tusukan Yubiami. Yang pertama kali harus dilakukan adalah merangkainya dengan membuat simpulan awal dengan cara melemaskan jari dan tangan agar tidak terlalu tegang. Kemudian merangkaikan benang pada jar-jari dengan susunan silang. Membentuk rangkaian rajutan dengan melilitkan benang dari bawah jari keliling ke telapak tangan ke arah antara ibu jari dan telunjuk , setelah itu tarik benang-benang yang ada di bagian bawah , kaitkan ke jari telunjuk, kemudian lanjutkan dengan cara yang sama, kaitkan benang yang berada di bagian bawah sampai jari tengah, lanjutkan dengan cara yang sama dengan mengaitkan benang yang berada di bagian bawah. Sampai jari manis. kemudian kaitkan benang yang berada di bagian bawah ke jari kelingking. Tahap terakhir adalah mengunci hasil rajutan. Lalu menyambung rangkaian Yubiami dengan lover’s knot

Yubiami mempunyai jenis-jenis tusukan, contohnya: Tusuk rantai (chain) adalah dengan melilitkan benang di sekitar kait dalam arah yang ditunjukkan (atau tarik dengan hook). Kemudian Tusuk tunggal adalah dengan memasukkan kait dalam rangkaian lainnya dari hook dan kaitkan hook pada benang yang terdapat pada hook. Tarik satu loop baru melalui kedua loop pada hook. Setelah itu simpul mati dengan memasukkan kait dalam rangkaian lainnya dari hook. Kaitkan hook dan tarik loop baru. Setelah itu setengah tusuk ganda adalah dengan melilitkan benang pada hook dan masukkan hook pada rantai ketiga sepeti tanda panah, setelah itu tarik benang sekali lagi seperti langkah pertama sehingga membentuk satu loop lagi.

dengan membuat simpul awal, menyambung


(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(1)

28


(2)

29


(3)

30


(4)

31


(5)

32


(6)

33