faktor, akhirnya kepemiminan dunia diambil alih oleh Barat.
128
Hal ini berjalan sampai saat ini.
2. Masa Keemasan Islam
Peradaban Islam dimulai sejak Nabi SAW membentuk negara Islam Daulah Islam di Madinah 622-632 M, dilanjutkan dengan Khilafah
Rasyidah 632-660 M, Khilafah Bani Umayyah 661-750 M, Khilafah Bani Abbas 750-1268 M, dan diakhiri dengan runtuhnya kekhilafahan Utsmany di
Turki 1924 M. Sedangkan puncak kejayaannya terjadi pada masa khilafah Bani Abbas Daulah Abbasiyah. Pada masa ini, kedaulatan kaum muslimin
telah sampai ke puncak kemuliaan, baik kekayaan, kemajuan, ataupun kekuasaannya. Pada masa inilah telah lahir berbagai ilmu Islam, dan berbagai
ilmu penting yang telah diterjamahkan ke dalam bahasa Arab.
129
Masa Daulah Abbasiyah berpusat di Baghdad, lima setengah abad lamanya, yaitu sejak tahun 132 H 750 M sampai tahun 656 H 1258 M.
Selama itu berkali-kali tejadi perubahan dalam bidang politik, ekonomi dan sosial. Berdasarkan perubahan ini para ahli kebudayaan Islam membagi
zaman Daulah Abbasiyah menjadi empat masa, yaitu:
a. masa Abbasiyah I, yaitu semenjak lahirnya Daulah Abbasiyah tahun 132
H 750 M, sampai meningalnya Khalifah al-Watsiq 232 H 847 M
128 Munthoha et al., Pemikiran dan Peradaban..., hlm. 15 129 A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Cet. V, Jakarta: Bulan Bintang, 1995, hlm. 212
71
b. masa Abbasiyah II, yaitu mulai Khalifah al-Mutawakkil pada tahun 232 H
847 M sampai berdirinya Daulah Buhaiwiyah di Baghdad tahun 334 H 946 M
c. masa Abbasiyah III, yaitu dari berdirinya Daulah Buhaiwiyah 334 H 946
M sampai masuknya kaum Seljuk ke Baghdad tahun 447 H 1055 M
d. masa Abbasiyah IV, yaitu masuknya orang-orang Seljuk ke Baghdad
tahun 447 H 1055 M sampai jatuhnya Baghdad ke tangan Tartar di bawah pimpinan Hulako tahun 656 H 1258 M
130
Islam mencapai masa keemasannya tepatnya pada masa Abbasiyah I. Kekhalifahan yang didirikan oleh as-Saffah dan al-Manshur ini mencapai
masa kejayaan politik dan intelektual di antara khalifah ketiga al-Mahdi dan kesembilan al-Watsiq, dan lebih khusus lagi pada masa khalifah kelima
Harun ar-Rasyid dan ketujuh al-Ma’mun, anak Harun ar-Rasyid. Terutama karena dua khalifah yang hebat itulah, Daulah Abbasiyah memiliki kesan baik
dalam ingatan publik, dan menjadi daulah paling terkenal sepanjang sejarah Islam.
131
Pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid dibangun perpustakaan di Baghdad di mana seseorang dapat menemukan karya-karya asli dari bahasa
Yunani, Sansekerta, dan Persia serta terjemahnya. Segera sesudah itu, aliran
130 A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam..., hlm. 212-213 131 Philip K. Hitti, History of The Arabs Edisi Indonesia, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan
Dedi Slamet Riyadi, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005, hlm. 369
72
pengetahuan kuno mulai memasuki negeri muslim sebagai hasil aktifitas penerjemahan yang sistematis dan intensif.
132
Sebagaimana ayahnya, Harun ar-Rasyid, Khalifah al-Ma’mun juga merupakan patron ilmu pengetahuan yang andal. Ia mendirikan perpustakaan
sekaligus lembaga riset yang disebut Bayt al-Hikam di Baghdad. Perpustakaan ini dipenuhi beribu-ribu ilmu pengetahuan.
133
Dalam sumber lain dijelaskan buku yang memenuhi perpustakaan tersebut mencapai 100 ribu buku yang
semuanya masih ditulis tangan.
134
Didukung keuangan negara, lembaga ini menarik ilmuwan dan sarjana terutama para penerjemah yang berkompeten.
Dorongan membuat karya-karya terjemahan pada zaman kejayaan Islam terlihat dari pemberian upah kepada para penerjemah. Hunayn misalnya,
ketika diangkat sebagai pengawas Akademi Kesusasteraan al-Ma’mun, diberikan emas senilai dengan berat buku yang diterjemahkan.
135
Di samping itu berdiri lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi yang memiliki Sistem dan Kurikulum yang sangat maju diantaranya:
a. Madrasah Nizamiyah di Baghdad 10661067 M Sekolah Islam Pertama b. Unversitas Al-Qarawiyyin, 859 M Obor Renaisance
c. Universitas Al-Azhar, 975 M Institusi Islam Modern