d. Konservatisme atau keagresifan manajerial. Beberapa manajer lebih agresif dibandingkan manajer yang lain, sehingga manajer
lebih bersedia menggunakan utang sebagai usaha untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak memengaruhi struktur modal
optimal yang
sebenarnya, atau
struktur modal
yang memaksimalkan nilai, tetapi akan berpengaruh terhadap sasaran
struktur modal perusahaan.
2. Teori Struktur Modal
Ada beberapa pandangan mengenai teori yang berhubungan dengan struktur modal. Beberapa teori yang berkaitan dengan keputusan struktur
modal antara lain: a. Pecking Order Theory
Pecking order theory adalah teori alternatif yang dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang menguntungkan meminjam
jumlah uang yang lebih sedikit. Teori ini berdasarkan asumsi asimetris dimana manajer lebih banyak mengetahui informasi tentang
profitabilitas dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan akan lebih memilih melakukan
pendanaan melalui sumber internal dahulu kemudian kekurangannya diambilkan dari sumber eksternal. Perusahaan dapat mendanai dengan
dana internal menggunakan laba ditahan yang diinvestasikan kembali. Tetapi jika diperlukan pendanaan eksternal, jalur resistensi terendah
adalah utang. Penerbitan utang mempunyai dampak kecil pada harga saham. Berikut adalah penjabaran dari Pecking order theory Brealey
dkk, 2008: 1 Perusahaan menyukai pendanaan internal, karena dana ini
terkumpul tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapat menurunkan harga saham.
2 Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan utang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan
terakhir. b. Agency Theory Teori Keagenan
Teori keagenan diajukan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Teori ini merupakan hubungan keagenan
yaitu hubungan antara pemegang saham prinsipal dengan manajer agen yang diberi kekuasaan untuk membuat keputusan. Hubungan
keagenan dapat menimbulkan permasalahan keagenan agency problem karena adanya konflik kepentingan dan informasi yang tidak lengkap
assymetric information antara principal dan agen. Manajer sebagai agen diberikan mandat oleh pemegang saham
principal untuk menjalankan bisnis demi kepentingan prinsipal, yaitu meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham.
Sedangkan manajer memiliki kepentingan sendiri yaitu bertambahnya kesejahteraan para manajer dengan berorientasi pada gaji dan komisi.