Ciri Seni Lukis Anak Seni Lukis sebagai indikator gambar ekspresi dalam KTSP

apa yang dapat dikembangkan pada diri anak secara maksimal, karena lukisan anak itu sendiri mencerminkan segi kejiwaan anak. Peran pendidikan seni yang multi dimensional pada dasarnya dapat mengembangkan kemampuan dasar manusia, seperti fisik, perceptual, intelektual, emosional, social, kreativitas, dan estetik Lowenfeld, 1982 Demikian juga pada multiple intelegences Gardner’s yang membagi karakteristik kecerdasan menjadi sembilan jalur yaitu: verballinguistic, interpersonal, visualspasial, logicalmathematical, naturalist, kecerdasan spiritual, yang dapat diterapkan pada lukisan anak-anak. Dalam kegiatan melukis, akan terlihat keterlibatan segi kejiwaan anak sehingga mencerminkan kondisi kejiwaan anak.

b. Ciri Seni Lukis Anak

Anak berbuat dan berkarya atas dasar daya nalar anak. Mereka mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam ujud karya seni rupa atau lukisan tanpa terbatas pada apa yang terlihat dengan mata kepala saja, melainkan lebih pada apa yang mereka mengerti, pikirkan atau khayalkan. Perkembangan menggambar anak menurut Ricci 1960: 302- 307: The child starts drawing with an “interlacing network of lines” and then moves on to simple representational foms which become more detailed with age. He recognized in these simple forms that the child draws a description of the subject according to his knowledge of that subject and not according to its visual appearance. Dengan demikian anak menggambar mulai yang paling sederhana yaitu dengan garis-garis dan berkembang menjadi bentuk-bentuk yang representasional dan detail sesuai dengan perkembangan usia sesuai dengan pengetahuannya sendiri bukan menurut penampakan visual. Banyak sedikitnya unsur pada lukisan sangat tergantung pada keasyikan pemikiran dan fantasinya, lebih banyak yang akan mereka ceritakan maka lebih banyak pula bentuk yang akan dimunculkannya. Dengan penalaran anak wajar dan spontan maka hasilnya tampak sungguh naif. Ungkapan pribadinya muncul melalui bentuk- bentuk dengan makna simbolik tertentu, intuitif, dan lebih dekat pada sifat bermain. Selanjutnya, sesuai pendapat para ahli Lansing, 1976: 138-139, perkembangan gambar anak pada dasarnya dapat disederhanakan menjadi tiga tahap pokok: 1 tahap coreng-moreng umur dua sampai empat tahun, 2 tahap figurative 5 umur tiga sampai dua belas tahun, dan 3 tahap keputusan artistic umur dua belas tahun ke atas.

c. Seni Lukis sebagai indikator gambar ekspresi dalam KTSP

Dalam kurikulum KTSP, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan adalah nama dari kelompok mata pelajaran estetika yang dilaksanakan pada tingkat sekolah dasar. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Peraturan Pemerintah, 2005 disebutkan tujuan mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan adalah untuk meningkatkan sensitifitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Dalam mata pelajaran tersebut, dua kegiatan yang saling terkait satu sama lain yaitu apresiasi dan kreasi, termasuk di dalamnya yang bersifat rekreatif performance. Kegiatan apresiasi, dimaksudkan melatih perkembangan kepekaan rasa estetik peserta didik. Peserta didik berperan sebagai pengamat yang menghayati gejala keindahan yang ada dalam karya seni kemudian menanggapinya. Dalam hal ini tentunya keterlibatan intelektual dan pengalaman estetik peserta didik sangat berperan. Kegiatan kreasi mempunyai makna menciptakan karya seni yang baru, sedangkan rekreasi menampilkanmenggelar karya seni. Pada kegiatan ini peserta didik secara aktif menghasilkan suatu karya seni lukisan, ilustrasi, relief, dan sebagainya. Dalam hal ini keterlibatan intelektual peserta didik sangat dominan. Misalnya dalam pembuatan karya seni lukis dikenal adanya aspek bentuk yang diubah menjadi struktur. Hal ini memerlukan kerja intelektual. Jacques Maritain dalam Sumardjo 2000: 51 menyebutkan adanya ekspresi intelektual yang diperlukan untuk mengubah bentuk menjadi struktur. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang meliputi kegiatan apresiasi dan kreasi. Pada kompetensi dasar disebutkan bahwa mengekspresikan diri melalui karya gambar ekspresif dan mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif, dilaksanakan pada kelas satu semester dua, kelas dua semester satu dan semester dua, juga kelas tiga semester dua.

3. Karakteristik Penilaian dalam Pendidikan Seni