Analisis Data Hasil D Study

Jika ditilik pada rerata komponen penilaian pada masing-masing kelompok ternyata untuk komponen penilaian proses telah memenuhi syarat untuk digunakan pada faset yang lebih luas, sedangkan untuk komponen penilaian produk masih memerlukan upaya penyempurnaan. Berdasarkan elaborasi sumber variansi komponen variansi kesalahan pengukuran sebagaimana telah dibahas di atas, maka tindakan untuk melatih guru agar berpengalaman dalam menggunakan alat penilaian ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kebermaknaan penggunaan model ini pada faset yang lebih luas.

c. Analisis Data Hasil D Study

Tujuan analisis D study adalah untuk menjawab pertanyaan rancangan D study yang mana harus dipilih dan seberapa banyak butir komponen penilaian harus dicakup sebagai sarana mengukur dan menilai kualitas karya lukis sehingga dapat menunjukkan kebermaknaan untuk faset yang lebih luas. Dengan mencermati setiap tahap rancangan D study pada komposisi besar sampel tertentu maka akan dapat diperoleh informasi koefisien G dan juga diperoleh informasi berapa kenaikan indeks kebermaknaan pada koefisien G setelah satu butir komponen penilaian dilibatkan untuk mengukur atau menilai. Untuk menjawab pertanyaan ini dan tujuan tersirat didalamnya analisis pada setiap hasil D study dapat digunakan. Uraian berikut memaparkan hasil-hasil analisis D study ini. 1 D Study untuk Penilaian Proses Rangkuman hasil analisis D-Study Genova untuk uji coba penilaian proses berturut-turut dapat disajikan pada Tabel 14 sampai dengan Tabel 16. Tabel 4 Estimasi Koefisien Generalizability pada Penilaian Proses Kelas 1 dan Tingkat Perubahannya D STUDY DESIGN NO SAMPLE SIZE GENERALIZABILITY Selisih Koefisien Genova P INF. R INF I INF. COEF. PHI 001-001 60 3 1 0,60437 0,12791 001-002 60 3 2 0,75341 0,22681 001-003 60 3 3 0,82088 0,30556 001-004 60 3 4 0,85936 0,36976 001-005 60 3 5 0,88424 0,42308 001-006 60 3 6 0,90163 0,46809 001-007 60 3 7 0,91448 0,50659 23 0,15 0,07 0,02 0, 02 0,04 0,01 Tabel 4 berturut-turut memberi gambaran tentang perubahan koefisien Generalizability untuk berbagai komposisi ukuran sampel P, R, dan I. Untuk komponen penilaian proses di kelas 1 jika komposisinya hanya menggunakan satu indikator D study design nomor 001-001 dengan P = 60, R = 3 dan I = 1 maka tingkat atau koefisien kesepahaman dan kesepakatan reliabilitas dalam koefisien G sebesar 0,60, Artinya penilai memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan terhadap penggunaan konstruk instrumen penilaian yang dipakai sebesar 60. Jika penilai menggunakan dua indikator rancangan D study nomor 001-002, dengan P = 60, R = 3 dan I = 2 yakni indikator 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 6, maka tingkat atau koefisien kesepahaman dan kesepakatan sebesar 0,75; demikian seterusnya untuk rancangan 001-003 didperoleh kaoefisien sebesar 0,82. Berdasarkan kenyataan ini maka dapat dikatakan bahwa untuk mencapai kesepahaman dan kesepakatan yang memenuhi tingkat observasi yang dapat diterima untuk faset yang lebi h luas, yaitu 0,70, penilai cukup Tabel 5 Estimasi Koefisien Generalizability pada Penilaian Proses Kelas 2 dan Tingkat Perubahannya D STUDY DESIGN NO SAMPLE SIZE GENERALIZABILITY Selisih Koefisien Genova P INF. R INF I INF. COEF. PHI 001-001 60 3 1 0,37765 0,02724 001-002 60 3 2 0,50637 0,03500 001-003 60 3 3 0,57128 0,03868 001-004 60 3 4 0,61040 0,04082 001-005 60 3 5 0,63655 0,04223 001-006 60 3 6 0,65527 0,04322 001-007 60 3 7 0,66933 0,04396 Tabel 5 memberi gambaran bahwa penilai dalam menggunakan komponen menggunakan indikator 1 dan 2 saja. Tetapi jika ingin meningkatkan tingkat kesepahaman dan kesepakatan yang lebih tinggi maka indikator penilaian harus ditambah, jumlahnya tergantung pada kondisi faset yang bersangkutan, dalam konteks ini jika 7 tujuh indikator digunakan maka akan dicapai koefisien kesepahaman dan kesepakatan sebesar 91,45. Penilaian proses hanya dengan satu indikator D study design nomor 001-001 dengan P = 60, R = 3 dan I = 1 memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan reliabilitas dalam koefisien G sebesar 0,38. Artinya penilai memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan terhadap penggunaan konstruk instrumen 24 0,13 0,06 0,02 0,03 0,04 0,01 penilaian yang dipakai sebesar 38. Jika penilai menggunakan dua indikator D study design nomor 001-002, dengan P = 60, R = 3 dan I = 2 yakni indikator 1 dan 2 memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan sebesar 0,51. Berdasarkan kenyataan ini maka dapat dikatakan bahwa untuk mencapai tingkat kesepahaman dan kesepakatan yang memenuhi tingkat observasi yang dapat diterima untuk faset yang lebih luas, minimal 0,70, penilai harus menggunakan indikator 1, 2, 3, 4 dan 5 sekaligus. Jika ingin meningkatkan tingkat kesepahaman dan kesepakatan yang lebih tinggi maka Tabel 6 Estimasi Koefisien Generalizability pada Penilaian Proses Kelas 3 dan Tingkat Perubahannya D STUDY DESIGN NO SAMPLE SIZE GENERALIZABILITY Selisih Koefisien Genova P INF. R INF I INF. COEF. PHI 001-001 60 3 1 0,39277 0,02894 001-002 60 3 2 0,51665 0,03720 001-003 60 3 3 0,57735 0,04111 001-004 60 3 4 0,61338 0,04339 001-005 60 3 5 0,63724 0,04489 001-006 60 3 6 0,65421 0,04594 001-007 60 3 7 0,66689 0,04673 jumlah indikator penilaian harus ditambah, jumlahnya tergantung pada kondisi faset yang bersangkutan .Pada Tabel 6 memberi gambaran bahwa penilai dalam menggunakan komponen penilaian proses di kelas 3 jika hanya dengan satu indikator D study design nomor 001- 001 dengan P = 60, R = 3 dan I = 1 memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan reliabilitas dalam koefisien G sebesar 0,39. Jika penilai menggunakan dua indikator rancangan D study nomor 001-002, dengan P = 60, R = 3 dan I = 2 yakni indikator 1 dan 2, memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan sebesar 0,52; begitu seterusnya untuk design 001-003 didapatkan kaoefisien sebesar 0,58. Berdasarkan kenyataan ini maka dapat dikatakan bahwa untuk penggunaan komponen penilaian agar dicapai kesepahaman dan kesepakatan yang memenuhi tingkat observasi yang dapat diterima untuk faset yang lebih luas, penilai harus menggunakan indikator 1 sampai dengan 6 secara simultan. Jika ingin meningkatkan tingkat kesepahaman dan kesepakatan yang lebih tinggi maka penggunaan indikator penilaian harus ditambah, jumlahnya tergantung pada kondisi faset yang bersangkutan, dalam konteks ini jika 7 tujuh 25 0,12 0,06 0,02 0,02 0,04 0,01 indikator digunakan semua dicapai koefisien kesepahaman dan kesepakatan mencapai 66,69. 2 D Study untuk Penilaian Produk Rangkuman hasil analisis D-Study Genova untuk uji coba penilaian produk berturut-turut dapat disajikan pada Tabel 7 sampai dengan Tabel 9 Tabel 7. Estimasi Koefisien Generalizability pada Penilaian Produk Kelas 1 dan Tingkat Perubahannya D STUDY DESIGN NO SAMPLE SIZE GENERALIZABILITY Selisih Koefisien Genova P INF. R INF I INF. COEF. PHI 001-001 60 3 1 0,51678 0,18733 001-002 60 3 2 0,68142 0,31555 001-003 60 3 3 0,76238 0,40882 Tabel 7 memberi gambaran bahwa penilai dalam menggunakan komponen penilaian produk di kelas 1 jika hanya menggunakan satu indikator D study design nomor 001-001 dengan P = 60, R = 3 dan I = 1 memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan reliabilitas dalam koefisien G sebesar 0,52. Artinya tingkat kesepahaman dan kesepakatan penilai terhadap penggunaan konstruk instrumen penilaian yang dipakai sebesar 52. Jika penilai menggunakan dua indikator rancangan D study nomor 001-002, dengan P = 60, R = 3 dan I = 2 yakni indikator 1 dan 2, memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan sebesar 0,68; begitu seterusnya untuk rancangan 001-003 didapatkan kaoefisien sebesar 0,76. Menurut kenyataan ini maka dapat dikatakan bahwa untuk penggunaan komponen penilaian produk agar dicapai kesepahaman dan kesepakatan yang memenuhi tingkat observasi yang dapat diterima untuk faset yang lebih luas, penilai cukup menggunakan indikator 1 dan 2 saja. Tetapi jika ingin diperoleh tingkat kesepahaman dan kesepakatan yang lebih tinggi maka penggunaan indikator 1 dan 2 bersama sekaligus dengan indikator nomor 3 sangat dianjurkan. Tabel 18 memberi gambaran bahwa jika penilai dalam menggunakan komponen penilaian produk di kelas 2 hanya dengan satu indikator D study design nomor 001-001 26 0,16 0,08 dengan P = 60, R = 3 dan I = 1 memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan reliabilitas dalam koefisien G sebesar 0,25. Tabel 8 Estimasi Koefisien Generalizability pada Penilaian Produk Kelas 2 dan Tingkat Perubahannya D STUDY DESIGN NO SAMPLE SIZE GENERALIZABILITY Selisih Koefisien Genova P INF. R INF I INF. COEF. PHI 001-001 60 3 1 0,24922 0,08359 001-002 60 3 2 0,39900 0,15429 001-003 60 3 3 0,49896 0,21486 Artinya tingkat kesepahaman dan kesepakatan penilai terhadap penggunaan konstruk instrumen penilaian yang dipakai sebesar 25. Jika penilai menggunakan dua indikator rancangan D study nomor 001-002, dengan P = 60, R = 3 dan I = 2 yakni indikator 1 dan 2, memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan sebesar 0,40 begitu seterusnya untuk rancangan 001-003 didapatkan kaoefisien sebesar 0,50, Kenyataan ini menunjukkan bahwa untuk penggunaan komponen penilaian agar dicapai kesepahaman dan kesepakatan yang memenuhi tingkat observasi yang dapat diterima untuk faset yang lebih luas, penilai harus menggunakan semua indikator yang ada dan dianjurkan untuk menambah indikator lain yang sejenis untuk melengkapi jabaran konstruk yang ada sehingga Tabel 9. Estimasi Koefisien Generalizability pada Penilaian Produk Kelas 3 dan Tingkat Perubahannya D STUDY DESIGN NO SAMPLE SIZE GENERALIZABILITY Selisih Koefisien Genova P INF. R INF I INF. COEF. PHI 001-001 60 3 1 0,35483 0,12330 001-002 60 3 2 0,52380 0,21953 001-003 60 3 3 0,62263 0,29672 dapat dicapai tingkat kesepahaman dan kesepakatan yang lebih tinggi. Penambahan indikator sejenis yang relevan untuk meningkatkan kebermaknaan penilaian produk di kelas 2 memerlukan telaah lanjut tersendiri.Tabel 9 memberi gambaran bahwa jika penilai dalam menggunakan komponen penilaian produk di kelas 3 hanya dengan satu 27 0,15 0,10 0,17 0,10 indikator D study design nomor 001-001 dengan P = 60, R = 3 dan I = 1 memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan reliabilitas dalam koefisien G sebesar 0,35. Artinya 35 penilai memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan terhadap penggunaan konstruk instrumen penilaian yang dipakai. Jika penilai menggunakan dua indikator D study design nomor 001-002, dengan P = 60, R = 3 dan I = 2 yakni indikator 1 dan 2, memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan sebesar 0,52 begitu seterusnya untuk design 001-003 didapatkan koefisien sebesar 0,62. Untuk penggunaan komponen penilaian agar dicapai kesepahaman dan kesepakatan yang memenuhi tingkat observasi yang dapat diterima untuk faset yang lebih luas, penilai harus menggunakan indikator yang ada dan ditambah lagi indikator lain untuk melengkapi jabaran konstruk yang ada sehingga dapat dicapai tingkat kesepahaman dan kesepakatan yang lebih tinggi. Secara umum hasil analisis D study telah memberi petunjuk dan alternatif penggunaan alat penilaian kepada pengguna instrumen penilaian kualitas karya seni lukis untuk mempertimbangkan penggunaan indikator-indikator penilaian yang relevan dengan sasaran yang dinilai dan mempertimbangkan tingkat reliabilitas kebermaknaan hasil penilaian. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ada beberapa rancangan dari hasil D study yang mereferensikan perlunya penambahan indikator untuk komponen penilaian tertentu yaitu untuk komponen-komponen penilaian produk untuk sasaran penilaian kelompok tertentu.

d. Data Uji Coba Koefisien Interrater