Validitas Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengukuran

notion of art, but also practicably desirable. It contends that judgements about the merits of art work can be justified with reference to publicly agreed criteria. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian dari suatu pekerjaan seni tidak hanya konsisten secara konseptual tetapi diperlukan juga praktisnya. Baik buruknya pekerjaan seni dibenarkan dengan adanya referensi dari kriteria-kriteria yang disetujui oleh khalayak umum. Lebih jauh lagi dalam dokumen APU “Aesthetic Development”, 1983: 5 menyebutkan bahwa: What matters most in the arts as in science, is that judgements and interpretations should be informed with considerable consensus about the criteria to be applied when determining quality. Dengan demikian pada waktu menentukan kualitas karya diperlukan kriteria-kriteria yang merupakan konsensus dan sudah dipertimbangkan terlebih dahulu.

4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengukuran

Validitas dan reliabilitas merupakan hal utama yang harus dipenuhi untuk menentukan kualitas suatu instrumen penilaian.

a. Validitas

Validitas instrumen dapat dimaknai sebagai ketepatan dalam memberikan interpretasi terhadap hasil pengukurannya. Sesungguhnyalah persoalan validitas instrumen berhubungan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen mampu menggambarkan ciri-ciri, sifat-sifat, atau aspek apa saja yang akan diukur, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Relevans dan accuracy, adalah dua makna yang terkandung dalam konsep validitas. Relevans menunjuk pada kemampuan instrumen untuk memerankan fungsi untuk apa instrumen dimaksudkan. Sedangkan accuracy menunjuk pada ketepatan instrumen mengidentifikasi aspek-aspek yang akan diukur secara tepat, menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Secara umum terdapat tiga macam validitas, yaitu validitas konstruk construct validity, validitas isi content validity, dan validitas criteria criterion-related validity. Kerlinger, 2000: 686; Babbie, 2004: 144-145. Validitas konstruk menunjuk pada sejauh mana instrumen yang disusun mampu menghasilkan butir-butir pertanyaan yang dilandasi oleh konsep teoritik tertentu. Validitas konstruk disusun berdasarkan pada konsep teori yang sudah mapan dan pertimbangan-pertimbangan yang rasional. Untuk memantapkan validitas konstruk dibutuhkan expert judgment yaitu masukan, 9 pertimbangan, dan kritik dari para ahli terkait. Validitas isi berhubungan dengan kemampuan instrumen untuk menggambarkan secara tepat domain prilaku yang diukur. Ada dua makna dalam validitas isi yaitu, validitas butir dan validitas sampling. Validitas isi berhubungan dengan pertanyaan seberapa jauh butir-butir instrumen mencerminkan keseluruhan isi dari aspek yang hendak diukur. Langkah selanjutnya pada validitas isi adalah menjabarkan dalam aspek yang terperinci selanjutnya didiskripsikan indikator- indilkatornya. Selanjutnya dimintakan pertimbangan kolega atau ahli yang berkompeten melalui forum diskusi antar ahli focus group discasion, untuk memperoleh masukan, saran, kritik, dan evaluasi guna menyempurnakan instrumen yang disusun. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa untuk pengembangan afektif dapat digunakan semua jenis validitas atau salah satu jenis validitas. Pada penelitian ini digunakan validitas isi dan validitaas konstruk.

b. Reliabilitas