Tugas Manajemen Kesiswaan SISTEMATIKA PENULISAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 23 Pengelolaan penerimaan siswa baru harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga kegiatan mengajar-belajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru. 30 Dalam penerimaan siswa baru terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan seperti: penetapan persyaratan siswa yang akan diterima, pembentukan panitia penerimaan siswa baru, 31 dan orientasi siswa baru. 32 1 Penetapan persyaratan siswa yang akan diterima. Setiap sekolah berbeda dalam menetapkan persyaratan calon siswa yang akan diterima. Pada umumnya persyaratan itu menyangkut aspek: umur, kesehatan, kemampuan hasil belajar dan persyaratan administrasi lainnya. Pemerintah dalam hal ini departemen pendidikan dan kebudayaan, melalui kantor wilayah tingkat propinsi selalu memberikan pedoman kepada setiap tingkat dan jenis sekolah menjelang awal masa penerimaan siswa baru. Kewajiban kepala sekolah untuk aktif mencari informasi baru tentang ketentuan-ketentuan tersebut. Persyaratan untuk masuk SMA adalah sebagai berikut: a Salinan Surat Tanda Tamat Belajar STTB yang disahkan. b Salinan raport kelas tertinggi. c Surat keterangan kelahiran. 30 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, hlm. 74. 31 Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik, Bandung: PT Refika Aditama, 2008, hlm. 25. 32 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, op.cit., hlm. 92. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 24 d Surat keterangan kesehatan. e Surat keterangan kelakuan baik. f Mengisi formulir pendaftaran. g Pas foto ukuran 3 x 4 atau 4 x 6. h Membayar biaya pendaftaran. Adapun persyaratan yang telah ditentukan hendaknya dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas beberapa hari sebelum waktu pendaftaran dimulai. 33 Cara penerimaan siswa baru yaitu: Pertama, berdasarkan hasil tes masuk, yaitu siapa yang diterima dari calon peserta didik yang mendaftar, ditentukan berdasarkan hasil tes yang diadakan. Sekolah menentukan nilai batas lulus, calon yang memperoleh nilai tes masuk sama atau lebih tinggi dari nilai batas lulus dinyatakan diterima. Kedua, berdasarkan hasil evaluasi akhir atau UN. Dengan cara ini filter atau penyaring diterimanya calon peserta didik yang mendaftar didasarkan pada posisi jumlah nilai UN yang dimiliki dikaitkan dengan posisi jumlah nilai UN dari semua pendaftar. Semua calon diranking menurut jumlah nilai UN, penentuan siapa yang diterima didasarkan pada ranking nilai UN, dimulai dari nilai UN tertinggi hingga 33 Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, op.cit., hlm. 127-128 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 25 nilai UN tertentu, sampai jumlah peserta didik yang diperlukan sekolah terpenuhi. 34 2 Pembentukan panitia penerimaan siswa baru Pembentukan panitia penerimaan siswa baru dilakukan sekali setahun. Oleh karena itu dibentuk khusus untuk itu dan dibubarkan setelah kegiatan selesai. 35 Panitia penerimaan siswa baru terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan yakni: a Syarat-syarat pendaftaran murid baru. b Formulir pendaftaran. c Pengumuman. d Buku pendaftaran. e Waktu pendaftaran. f Jumlah calon yang diterima. 36 3 Orientasi siswa baru Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk memberi kegiatan ini. Istilah-istilah itu di antaranya ialah Masa Orientasi Siswa MOS dan pengenalan kampus menjadi OSPEK. 34 Harbangan Siagian, Administrasi Pendidikan: Suatu Pendekatan Sistemik, Semarang: Satya Wacana, hlm. 101-102. 35 Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, op.cit., hlm. 127. 36 B. Suryosubroto, op.cit., hlm. 74-75 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 26 Tujuan orientasi siswa baru ialah memperkenalkan berbagai masalah tentang sekolah, agar siswa baru dapat segera menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah. 37 Sebelum siswa baru menerima pelajaran biasa di kelas-kelas, ada sejumlah kegiatan yang harus diikuti oleh mereka selama OSPEK, kegiatan-kegiatan itu diantaranya, yaitu : a Perkenalan dengan para guru dan staf sekolah. b Perkenalan dengan siswa lama. c Perkenalan dengan pengurus OSIS. d Penjelasan tentang tata tertib sekolah. e Mengenal dan meninjau fasilitas-fasilitas sekolah, misalnya laboratorium, perpustakaan, ruang senam, sanggar tari, sanggar musik, dan lain sebagainya. 38 c. Pengelompokan Siswa Sebagai kegiatan ketiga dalam manajemen kesiswaan adalah pengelompokan siswa. Pengelompokan siswa dilakukan terutama bagi siswa yang baru diterima dalam kegiatan penerimaan siswa baru. Tujuannya agar program kegiatan belajar bisa berlangsung dengan sebaik-baiknya. 39 Oleh karena itu setiap sekolah setiap tahunnya pastilah selalu melaksanakan pengelompokan 37 Tholib Kasan, hlm. 75. 38 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, op.cit., hlm. 98 39 Ibrahim Bafadal, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, hlm. 34. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 27 siswa. Macam-macam pengelompokan siswa, diantaranya yaitu sebagai berikut: 1 Pengelompokan dalam kelas-kelas Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, maka siswa dalam jumlah besar perlu dibagi-bagi dalam kelompok yang lebih kecil yang disebut kelas. Banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah murid yang diterima sedangkan jumlah murid untuk setiap kelas class size berbeda untuk setiap tingkat dan jenis sekolah. 40 Dalam menentukan berapa besar kelas ini, berlaku prinsip: semakin kecil kelas semakin baik. Karena, dengan demikian guru akan bisa lebih memperhatikan murid-murid secara individual. 41 2 Pengelompokan berdasarkan bidang studi Pengelompokan berdasarkan bidang studi yang lazim disebut juga dengan istilah penjurusan. Ialah pengelompokan siswa yang disesuaikan dengan minat dan bakatnya. Pengukuran minat dan bakat siswa didasarkan pada hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajaran yang diikuti. Berdasarkan hasil-hasil yang dicapai dalam berbagai mata pelajaran itulah seorang siswa diarahkan pada jurusan di mana ia memperoleh nilai-nilai baikpada mata pelajaran untuk jurusan tersebut. 42 40 W. Mantja, op.cit., hlm. 38 41 Ibrahim Bafadal, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, hlm. 34 42 W. Mantja, op.cit., hlm. 38. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 28 3 Pengelompokan berdasarkan spesialisasi Pengelompokan berdasarkan spesialisasi hanya terdapat di sekolah-sekolah kejuruan. Pada hakikatnya, penjurusan sama dengan pengelompokan berdasarkan bidang studi, namun lebih menjurus ke arah yang lebih khusus. 43 4 Pengelompokan dalam sistem kredit Pengajaran dengan sistem kredit ialah sistem yang menggunakan ukuran satuan kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran bobot satu kredit, lengkapnya satu satuan kredit semester 1 SKS. Pengajaran dengan sistem kredit bisa dilaksanakan dengan dua cara yaitu: sistem kredit dengan sistem paket dan sistem kredit dengan sistem pilihan. Sistem kredit yang dilaksanakan di SMA dewasa ini ialah sistem kredit dengan sistem paket, di perguruan tinggi dilaksanakan sistem kredit dengan sistem paket dan pilihan. 44 5 Pengelompokan berdasarkan kemampuan Pengelompokan ini didasarkan atas kemampuan siswa di mana siswa yang pandai dikumpulkan dalam kelompok siswa yang pandai, dan siswa yang kurang pandai berada dalam kelompok kurang pandai atau lambat. 45 6 Pengelompokan berdasarkan minat 43 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, op.cit., hlm. 99. 44 Tholib Kasan, hlm. 77 45 W. Mantja, op.cit., hlm. 39 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 29 Pengelompokan berdasarkan minat banyak dilaksanakan dalam kegiatan- kegiatan ekstrakurikuler.Oleh karena kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler cukup banyak jenisnya, maka kepada para siswa diberi kebebasan untuk memilih jenis kegiatan yang sesuai dengan minatnya. 46 d. Pembinaan Disiplin Siswa Masalah disiplin merupakan suatu masalah penting yang dihadapi sekolah-sekolah dewasa ini. Bahkan sering masalah disiplin digunakan sebagai barometer pengukur kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya. 47 Disiplin juga sangat penting artinya bagi siswa. Oleh karena itu, ia harus ditanamkan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan bagi siswa. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin. Apa yang dimaksud dengan disiplin? Disiplin adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung atau tidak langsung. Adapun pengertian disiplin siswa adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh siswa di sekolah, tanpa ada pelanggaran- 46 Tholib Kasan, hlm. 77 47 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, op.cit., hlm. 108 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 30 pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan. Teknik-teknik pembinaan disiplin siswa adalah sebagai berikut: 1 Teknik external control, ialah suatu teknik di mana disiplin siswa haruslah dikendalikan dari luar siswa. 48 Teknik external controlini berupa bimbingan dan penyuluhan. Sering external controldalam arti “pengawasan” perlu diperketat, namun hendaklah secara “human” kemanusiaan. Yang perlu diperhatikan ialah, bahwa penggunaan teknik ini hendaklah disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik. 49 2 Teknik inner control, atau internal control. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik di atas. Teknik ini mengupayakan agar siswa dapat mendisiplinkan diri mereka sendiri. Siswa disadarkan akan arti pentingnya disiplin. Jika teknik inner controlini yang dipilih oleh guru, maka guru haruslah bisa menjadi teladan dalam hal kedisiplinan. Sebab, guru tidak akan dapat mendisiplinkan siswa, tanpa ia sendiri harus berdisiplin. 3 Teknik cooperative control. Menurut teknik ini, antara guru dan siswa harus saling bekerjasama dengan baik dalam menegakkan disiplin. Guru dan siswa lazimnya membuat semacam kontrak perjanjian yang berisi 48 Ali Imron, dkk., Perspektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Malang: Universitas Negeri Malang, 2004, hlm. 93-94 49 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, op.cit., hlm. 110 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 31 aturan-aturan kedisiplinan yang harus ditaati bersama-sama. Sanksi atas pelanggaran disiplin juga ditaati dan dibuat bersama. 50 e. Kelulusan dan Alumni Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen kesiswaan. Kelulusan adalah pernyataan dari sekolah sebagai suatu lembaga tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh siswa. Setelah seorang siswa selesai mengikuti seluruh program pendidikan di suatu sekolah, dan berhasil lulus dalam UN, maka kepadanya diberikan surat keterangan atau sertifikat, yang umumnya disebut Ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar STTB. Proses kelulusan biasanya ditandai atau dikukuhkan dalam suatu upacara, yang biasa disebut “upacara kelulusan”. Akhir-akhir ini istilah kelulusan banyak diganti dengan istilah “wisuda”. Dalam wisuda ini, di samping mewisuda siswa-siswa yang lulus, sekaligus sekolah “melepas” siswa dan “menyerahkan kembali” kepada para orang tua. Dengan demikian “habislah” dalam arti telah selesai hubungan ikatan antara sekolah dan orang tua siswa. Sedangkan hubungan para lulusan alumni dan sekolah diharapkan masih akan tetap terjalin. Hubungan sekolah dan alumni memang perlu tetap dipelihara. Dari hubungan dengan alumni ini, sekolah bisa memanfaatkan hasil-hasilnya. Sekolah bisa menjaring berbagai informasi. Misalnya, informasi tentang 50 Ali Imron, dkk., op.cit., hlm. 94-95. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 32 materi-materi pelajaran mana yang kiranya sangat membantu studi di perguruan tinggi. Mungkin juga informasi tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni yang tidak melanjutkan studi. Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni, yang biasa disebut dengan istilah “reuni”. 51 f. Kegiatan Ekstra Kurikuler Langkah tepat yang harus diambil kepala sekolah dan para guru harus mengembangkan pengertian yang lebih besar dan memahami isi hati para siswa, untuk melibatkan para siswa secara aktif di dalam berbagai keputusan. Wahana yang paling tepat untuk melibatkan para siswa tersebut adalah kegiatan-kegiatan di luar kurikuler atau kegiatan ekstrakurikuler. 52 Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kurikuler di sini adalah kegiatan di luar jam-jam pelajaran resmi. Artinya di luar jam-jam pelajaran yang tercantum dalam jadwal pelajaran. 53 Kegiatan ekstra kurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan pribadi siswa karena kegiatan-kegiatan itu walaupun tidak secara langsung menuju kegiatan kurikuler yang berdampak pengajaran, namun ekstrakurikuler berdampak pengiring, yang kemungkinan hasilnya akan berjangka panjang. 51 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, op.cit., hlm. 120-121. 52 Wahyosumidjo, op cit, hlm. 239 53 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, op.cit., hlm. 122 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 33 Tujuan ekstra kurikuler adalah agar siswa dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan nilai dan sikap demi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat disediakan seperti: Pramuka, olahraga dan sebagainya. 54 g. Organisasi Siswa Intra Sekolah OSIS Arti organisasi secara umum ialah suatu sistem kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan. 55 Selain itu organisasi juga merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah. 56 Sedangkan Organisasi Siswa Intra Sekolah OSIS merupakan wadah atau arena tempat kehidupan siswa di sisi lain, yaitu kehidupan siswa sebagai calon-calon anggota masyarakat. 57 OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai atau sebagai salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. 58 54 W. Mantja, op.cit., hlm. 40-41. 55 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: CV Rajawali, 1990, hlm. 17 56 Dydiet Hardjito, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997, hlm. 5 57 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, op.cit., hlm. 125-126 58 Wahyosumidjo, op.cit., hlm. 244 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 34 B Organisasi Kesiswaan

1. Definisi Organisasi

Suatu organisasi di bentuk karena mempunyai dasar dan tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tujuan bukan hanya kepuasan individual, tetapi kepuasan dan manfaat bersama. Untuk itu kalau kita berbicara tentang organisasi maka sebagian dari para ahli berpendapat,bahwa organisasi ditinjau dari segi etimologis bahasa adalah berasal dari kata “organ” yang berarti susunan badan manusia yang terdiri dari berbagai bagian menuju satu tujuan . Jika ditinjau dari segi terminology istilah sebagaimana yang dikemukakan oleh James D Mooney, organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. 59 Akan tetapi perlu kita fahami bahwa yang menjadi dasar organisasi, bukan “SIAPANYA”akan tetapi “APANYA”yang berarti bahwa yang dipentingkan bukan siapa orang yang akan memegang organisasi ,tetapi “APAKAH”tugas dari dari organisasi ? Masih banyak rumusan-rumusan pendapat tentang organisasi, akan tetapi dapat kita ambil kesimpulan ada kesamaan dasar tentang organisasi. 1. Adanya sekelompok orang yang saling bekerjasama 2. Adanya tujuan yang sama 3. Adanya bentukstruktur dan 59 Ibid.hal.8 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 35 4. Adanya aktivitas.

2. Prinsip Organisasi

Suatu organisasi bisa dikatakan solid jika memiliki sifat sebagai berikut: 1. Mempunyai tujuan yang jelas 2. Tujuan organisasi harus di terima dan di fahami oleh setiap orang di dalam organisasi 3. Memiliki kesatuan arah 4. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab 5. Berkesinambungan 6. Penempatan orang harus sesuai ahlinya serta 7. Adanya pembagian tugas.

3. Contoh-Contoh Organisasi Di Sekolah

Di bawah ini contoh beberapa organisasi dalam lembaga pendidikan, diantaranya: a. Pendidikan Kepramukaan b. Pasukan Pengibar Bendera PASKIBRA c. Palang Merah Remaja PMR d. OSIS e. Gema Pencinta Alam, dll. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 36

C. Minat Siswa Dalam Berorganisasi Peran Sekolah Dalam Meningkatkan

Minat Siswa Berorganisasi Ketertarikan atau minat siswa terhadap organisasi yang ada di sekolah dipengaruhi oleh beberapa hal seperti: 1 Kebutuhan Psikologis, seperti pertemanan, merasakan kebersamaan 2 Kebutuhan untuk mewujudkan cita-cita atau pengembangan bakat Keinginan dan cita-cita dapat mendorong munculnya minat terhadap sesuatu, seperti keinginan atau cita-cita menjadi dokter. Secara otomatis orang tersebut terdorong dan berminat untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kedokteran kesehatan, penyakit-penyakit. Semakin besar cita-cita atau keinginan, maka semakin besartinggi minat yang muncul dalam diri seseorang 3 Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan terdiri dari dua lingkup, yakni lingkup mikro individual dan lingkup makro sosial,adat istiadat kebudayaan dapat memunculkan minat-minat tertentu seperti tari-tarian, lagu, karya seni, semua itu akan menarik orang untuk memperhatikan dan mempelajari kebudayaan dari digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 37 daerah asal kesenian tersebut. Begitu juga berorganisasi, minat berorganisasi siswa dapat timbul karena adanya kebiasaan belajar. 60 Sedangkan hal-hal yang bisa dilakukan sekolah untuk meningkatkan minat siswa dalam berorganisasi salah satunya yaitu:  Melakukan Penelusuran Minat Siswa Penelusuran minat siswa ini dilakukan oleh sekolah bisa dengan berbagai cara, baik secara angket maupun kegiatan psikotest, sehingga hasil yang di dapat lebih akurat, karena berasal dari diri siswa secara langsung  Pemberian Nilai Pemberian nilai ini dimaksudkan agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti organisasi, karena banyak siswa yang berfikir malas mengikuti sebuah organisasi dikarenakan tidak adanya reward dari sekolah, sehingga pemberian nilai ini diharapkan dapat menjadi motivator bagi siswa dalam mengikuti organisasi  Penyediaan Sarana Dan Prasarana 60 Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 24