THE DEVELOPMENT OF INSTRUCTIONAL MATERIALS OF MODULE TUTORIAL OPENOFFICE.ORG WRITER AT THE 8th GRADE STUDENT IN NORTH LAMPUNG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL TUTORIAL OPENOFFICE.ORG WRITER SISWA KELAS VIII DI LAMPUNG UTARA

(1)

THE DEVELOPMENT OF INSTRUCTIONAL MATERIALS OF MODULE TUTORIAL OPENOFFICE.ORG WRITER

AT THE 8th GRADE STUDENT IN NORTH LAMPUNG

By: Alviana Cahyani

The purposes of this study were (1) to describe the use of instructional materials that are currently used and the potentials of schools against the developed

products, (2) to generate tutorial modules OpenOfice.org Writer as a self-learning media for junior high school students, (3) to analyze the effectiveness of a tutorial module OpenOffice.org Writer, (4) to analyze the efficiency of the use of tutorial module OpenOffice.org Write, (5) to analyze the attractiveness of a tutorial module OpenOffice.org Write.

The research used research approach and development, conducted in SMPN 2 South Abung, SMPN 1 Anak Ratu Aji, and SMP PGRI Trimodadi. The data collection used tests and questionnaires, then analyze d quantitatively and qualitatively.

The conclusions of the study were: (1) the developed instructional materials become potentials of school, (2) The result of this development is instructional materials of tutorial module OpenOffice.org Writer that was validated by a media expert, material expert, and instructional design expert, (3) instructional materials of tutorial module OpenOffice.org Writer was effective used as learning media with a posttest average value for treatment class for cognitive was 8.25,

and psychomotor was 8.31, which was greater than the control class that had an average value posttest of cognitive was 6.77,and psychomotor was 7.44,(4)the use of instructional materials Openoffice.org Writer module was efficient with

learning efficiency ratio was 1.14, (5) OpenOffice.org Writer was an attractive tutorial module with an average score 4.381, and entered in attractive criteria on the rating scale.


(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL TUTORIAL OPENOFFICE.ORG WRITER SISWA KELAS VIII

DI LAMPUNG UTARA Oleh

Alviana Cahyani

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan pemanfaatan bahan ajar yang digunakan saat ini dan potensi sekolah terhadap produk yang dikembangkan, (2) menghasilkan modul tutorial OpenOffice.org Writer sebagai media belajar mandiri bagi siswa SMP, (3) menganalisis efektifitas modul tutorial

OpenOffice.org Writer, (4) menganalisis efisiensi penggunaan modul tutorial

OpenOffice.org Writer, dan (5) menganalisis daya tarik modul tutorial

OpenOffice.org Writer.

Penelitian menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan, dilakukan di SMP N 2 Abung Selatan, SMPN 1 Anak Ratu Aji dan SMP PGRI Trimodadi. Pengumpulan data menggunakan tes dan angket, selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Kesimpulan penelitian adalah: (1) Bahan ajar yang dikembangkan menjadi potensi sekolah, (2) hasil dari pengembangan ini berupa bahan ajar modul tutorial OpenOffice.org Writer yang divalidasi oleh ahli media, ahli materi dan ahli desain pembelajaran, (3) bahan ajar modul tutorial OpenOffice.org Writer efektif digunakan sebagai media pembelajaran dengan nilai rata-rata

posttest untuk kelas perlakuan untuk kognitif yaitu 8,25 dan psikomotornya 8,31 lebih besar dari kelas kontrol yang nilai rata-rata posttest kognitif adalah 6,77 dan aspek psikomotornya 7,44, (4) penggunaan bahan ajar modul OpenOffice.org Writer efisien dengan nilai rasio efisiensi pembelajaran 1,14, (5) modul tutorial

OpenOffice.org Writer menarik dengan rata-rata skor 4.381 masuk dalam kriteria menarik pada rating scale.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Alviana Cahyani, lahir di Gedung Sari, 17 Oktober 1986. Putri kedua dari Bapak H. Hari Hartono, A.Ma.Pd. (Alm.) dan Ibu Hj. Masrifah, S.Pd. SD.

Menyelesaikan pendidikan SD di Gedung Sari tahun 1998 kemudian melanjutkan studi ke MTs Program Khusus Darul ‘Ulum Jombang, Jawa Timur hingga lulus pada tahun 2000 kemudian melanjutkan ke SMK Telekomunikasi Darul ‘Ulum Jombang Jawa Timur dan lulus pada tahun 2004 setelah itu melanjutkan studi ke STMIK Teknokrat Bandar Lampung Jurusan Teknik Informatika dan meraih gelar Sarjana Komputer pada tahun 2007. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan AKTA IV di IAIN Radin Intan Bandar Lampung dan pada tahun 2011 melanjutkan studi S-2 di FKIP Universitas Lampung Jurusan Teknologi Pendidikan.

Sejak tahun 2010 sampai sekarang mengabdikan diri kepada negara di SMPN 2 Abung Selatan Lampung Utara.


(8)

MOTO

ْنَم

َدَج

َو

َدَج

Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat


(9)

PERSEMBAHAN

Semua ini kupersembahkan untuk

Abi Hari Hartono (Alm.) dan Ummi Masrifah tercinta yang tak kenal lelah selalu mendorong dan memberi dukungan.

Mas Arif Hamid Kembara dan adikku Yuliati Shoffiyah.

Dan seseorang yang sangat berarti dihidupku, Muhammad Nur Adam


(10)

x

Rasa syukur beriring puji kehadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat dan karunia

–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL TUTORIAL PENGOLAH KATA OPENOFFICE.ORG WRITER SISWA KELAS VIII DI LAMPUNG UTARA”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Tesis ini terselesaikan dengan bimbingan, dukungan, bantuan dan doa dari

keluarga, sahabat, dan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih dengan tulus dan penuh hotmat kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P Harianto, M.S., selaku rektor Universitas Lampung 2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Lampung

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd., selaku Ketua Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 5. Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku Sekretaris Program Pascasarjana Teknologi

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 6. Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembimbing II dalam penyusunan tesis ini


(11)

xi

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 9. Rekan sejawat, staf dan seluruh karyawan SMPN 2 Abung Selatan,

Lampung Utara

10. Kepala SMPN 2 Abung Selatan dan SMP PGRI Trimodadi kabupaten Lampung Utara serta SMPN 1 Anak Ratu Aji

11. Alumni kelas VIII TP. 2012/2013 yang telah banyak membantu dalam proses penelitian dan saran

12. Abi H. Hari Hartono, A.Ma.Pd (Alm.) dan Ummi Hj. Masrifah, S.Pd.SD atas segala dukungan moril dan materil

13. Dwi, Selvi, Julia, Bu Ari, Mbak Yuyun, rekan seperjuangan angkatan 2011 pada program Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

14. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan mendoakan

Penulis mendoakan, semoga Alloh SWT membalas budi baik semua pihak yang telah membantu, dan semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bandar Lampung, 1 Juli 2014 Penulis


(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Rumusan Masalah ... 10

1.4 Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Manfaat Penelitian ... 11

1.6 Produk yang Dihasilkan ... 12

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar... 14

2.1.1 Konstruktivisme ... 14

2.1.2 Behavior ... 16

2.2 Teori Pembelajaran ... 17

2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) ... 21

2.4 Teori Desain Pembelajaran ... 23

2.5 Bahan Ajar Modul ... 25

2.6 Aplikasi Pengolah Kata Openoffice.Org Writer ... 32

2.7 Prinsip Belajar Mandiri ... 35


(13)

xiii

2.9 Kerangka Berpikir ... 46

2.10 Hipotesis ... 48

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 49

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 53

3.3 Subjek Uji Coba Penelitian ... 53

3.4 Langkah-langkah Pengembangan ... 54

3.4.1 Analisis Kebutuhan ... 54

3.4.2 Perencanaan... 54

3.4.3 Pengembangan Modul Awal ... 55

3.4.4 Uji Ahli dan Revisi ... 56

3.4.5 Uji Coba Produk Tahap I dan Revisi ... 56

3.4.6 Uji Coba Produk Tahap II dan Revisi ... 57

3.4.7 Produk Utama ... 57

3.5 Instrumen Penelitian... 57

3.6 Definisi Konseptual dan Operasional... 58

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.8 Teknik Analisis Data ... 60

3.8.1 Uji Validasi Desain ... 60

3.8.2 Uji Coba Produk Tahap I ... 60

3.8.3 Uji Coba Produk Tahap I ... 61

3.9 Uji Persyaratan Analisis ... 65

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 70

4.1.1 Potensi dan Kondisi Belajar Saat Ini ... 70

4.1.2 Proses Pengembangan Produk Bahan Ajar ... 75

4.1.3 Uji Coba Produk Tahap I ... 82

4.1.4 Uji Coba Produk Tahap II ... 89


(14)

xiv

4.2.1 Fungsi Produk ... 95

4.2.2 Efektifitas Produk Bahan Ajar ... 96

4.2.3 Efisiensi Produk Bahan Ajar ... 98

4.2.4 Kemenarikan Produk Bahan Ajar ... 99

4.2.5 Kelebihan Pengembangan Bahan Ajar ... 101

4.2.6 Keterbatasan Pengembangan Bahan Ajar Modul ... 102

4.2.7 Keterbatasan Penelitian ... 102

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 104

5.2 Implikasi ... 106

5.3 Saran ... 107 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Kelas VIII Materi

Program Aplikasi Pengolah Kata ... 2

Tabel 1.2. Hasil Pencapaian KKM Mata Pelajaran TIK Kelas VIII TP.2010/2011 ... 5

Tabel 1.3. Hasil Pencapaian KKM Mata Pelajaran TIK Kelas VIII TP.2011/2012 ... 7

Tabel 3.1. Sampel penelitian Tp. 2012/2013 ... 53

Tabel 3.2. Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban... 61

Tabel 3.3. Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban Kemenarikan ... 65

Tabel 3.4. Tests of NormalityPretest-posttest Kelas Perlakuan ... 66

Tabel 3.5. Tests of NormalityPretest-posttest Kelas Kontrol ... 66

Tabel 3.6. Paired Samples Correlations Kelas Perlakuan ... 67

Tabel 3.7. Paired Samples Correlations Kelas Kontrol ... 67

Tabel 3.8. Paired Samples Test Kelas Perlakuan ... 68

Tabel 3.9. Paired Samples Test Kelas Kontrol ... 68

Tabel 3.10. Uji Homogenitas Kelas Perlakuan dan Kelas Kontrol ... 69

Tabel 4.1. Hasil Observasi Awal Pembelajaran ... 71

Tabel 4.2 Catatan Perbaikan Hasil Validasi Ahli Tahap I ... 82

Tabel 4.3. Catatan Perbaikan Hasil Validasi Ahli Tahap II ... 83

Tabel 4.4. Hasil Tes Kelas Perlakuan Dan Kelas Kontrol ... 89

Tabel 4.5. Nilai Hasil Unjuk Kerja ... 91

Tabel 4.6. Tabel waktu yang digunakan pada saat pembelajaran ... 93


(16)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tampilan muka Aplikasi Pengolah Kata OpenOffice.org Writer ... 35

Gambar 2.2. Diagram Kerangka Berpikir ... 47

Gambar 3.1. Diagram Tahap Pengembangan Gall, Gall and Borg. ... 51

Gambar 3.2. Skala rating penilaian ... 61

Gambar 3.3. Skala Likert Uji Daya Tarik Bahan Ajar ... 65

Gambar 4.1. Peta kebutuhan bahan ajar Modul ... 77

Gambar 4.2. Tampilan halaman muka bahan ajar modul ... 78

Gambar 4.3. Petunjuk Penggunaan ... 79

Gambar 4.4. Tampilan Materi ... 80

Gambar 4.5. Tampilan Latihan ... 80

Gambar 4.6. Tampilan Rangkuman ... 81

Gambar 4.7. Tampilan Tes Formatif ... 81

Gambar 4.8. Skala Likert Validasi Ahli ... 83

Gambar 4.9. Skala Likert Uji Coba Produk Satu Lawan Satu ... 84

Gambar 4.10. Perbaikan hasil uji satu lawan satu ... 85

Gambar 4.11. Skala Liket Uji Coba Produk Kelompok Kecil ... 86

Gambar 4.12. Perbaikan Hasil Uji Kelompok Kecil ... 87

Gambar 4.13. Perbaikan Hasil Kelompok Kecil Menu Fontwork ... 87

Gambar 4.14. Skala Likert Uji Coba Produk Kelompok Terbatas ... 88

Gambar 4.15. Perbaikan Hasil Kelompok Terbatas Menu Fontwork ... 89

Gambar 4.16. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Sesudah Pembelajaran Pada Kelas Perlakuan Dan Kelas Kontrol ... 90

Gambar 4.17. Perbandingan Nilai Unjuk Kerja Pada Kelas Perlakuan dan Kelas Kontrol ... 92


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Kondisi riil siswa SMPN 2 Abung Selatan untuk

pengembangan bahan ajar modul ... 111

Lampiran 2. Instrumen Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Modul ... 112

Lampiran 3. Lembar Observasi Analisis Kebutuhan ... 114

Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Uji Ahli Materi pengembangan modul ... 116

Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Uji Ahli Media pengembangan modul ... 117

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Uji Ahli Pembelajaran pengembangan modul .... 118

Lampiran 7. Instrumen Uji Ahli Materi ... 119

Lampiran 8. Intrumen Uji Ahli Media ... 122

Lampiran 9. Instrumen Uji Ahli Desain Pembelajaran ... 126

Lampiran 10. Intrumen Uji Satu Lawan Satu, Kelompok Kecil dan Kelas Terbatas ... 129

Lampiran 11. Kisi-kisi Uji Efektifitas ... 133

Lampiran 12.Instrumen Uji Efektifitas Kognitif (Tes Sumatif)... 134

Lampiran 13. Kisi-kisi Uji Kemenarikan Pengembangan Modul Tutorial Pengolah Kata OpenOffice.org Writer ... 136

Lampiran 14 Instrumen Uji Kemenarikan Terhadap Pengembangan Bahan Ajar Modul Aplikasi Pengolah Kata OpenOffice.org Writer ... 137

Lampiran 15.Silabus ... 140

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 147

Lampiran 17. Analisis Kondisi Riil ... 159

Lampiran 18. Catatan Hasil Validasi Ahli ... 163

Lampiran 19. Hasil Analisis Uji Satu Lawan Satu, Kelompok Kecil dan Kelas Terbatas ... 173


(18)

xvii

Lampiran 20. Hasil Nilai Pretest-Posttest ... 177

Lampiran 21. Hasil Penilaian Unjuk Kerja ... 181

Lampiran 22.Hasil Uji Kemenarikan ... 183

Lampiran 23. Flowchart Modul tutorial OpenOffice.orgWriter ... 189


(19)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi sangatlah cepat sehingga mempengaruhi seluruh kehidupan manusia. Sebagai dampak globalisasi yang mengakibatkan persaingan secara bebas, menuntut adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di dalam era komunikasi sekarang ini. Ini sesuai dengan UU No 20 Th 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha untuk

mengembangankan potensi diri siswa yang meliputi kekuatan spiritual, pengendalian diri, serta keterampilan.Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal teknologi adalah memasukkan teknologi informasi dan komunikasi menjadi mata pelajaran bagi siswa sekolah.

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sudah masuk kedalam daftar mata pelajaran yang harus diajarkan. Salah satu

aplikasi penting yang harus dikuasai adalah aplikasi pengolah kata, karena ini akan menjadi dasar dalam penguasaan TIK. Penggunaan aplikasi pengolah kata masuk ke dalam standar kompetensi yang harus dikuasi dikelas VIII (delapan) pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Berikut ini Standar


(20)

Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Penggunaan Aplikasi Pengolah Kata yang terdapat disemester ganjil:

Tabel 1.1. Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Kelas VIII Materi Program Aplikasi Pengolah Kata

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menggunakan

Aplikasi Pengolah Kata Untuk Menyajikan Informasi

1.1Mengidentifikasi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah kata

1.2Menjelaskan fungsi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah kata.

1.3Menggunakan menu dan ikon pokok pada perangkat lunak pengolah kata

1.4Membuat dokumen pengolah kata sederhana

Program aplikasi pengolah kata merupakan sebuah materi yang dapat digunakan siswa dalam menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan kata-kata. Sehingga materi ini sangat penting dipelajari. Karena ketrampilan ini tidak hanya digunakan saat siswa bersekolah saja, namun setelah siswa lulus dari bangku Sekolah Menengah Pertama.

Pembelajaran TIK seharusnya lebih menekankan kepada kemampuan psikomotor, karena pembelajaran TIK akan dapat meningkatkan

keterampilan siswa jika pembelajaran praktik lebih banyak daripada teori. Namun pada kenyataannya, saat ini mata Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) hanya mendapatkan porsi 2 jam mata pelajaran per

minggu. Untuk Sekolah Menengah Pertama, 1 jam mata pelajaran merupakan 40 menit. Sehingga, satu minggu pertemuan untuk mata pelajaran TIK hanya


(21)

80 menit. Jam pembelajaran yang terbatas, dengan tuntutan pencapaian kompetensi yang direncanakan, menjadi kendala tersendiri dalam pembelajaran TIK.

Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Tahun 2003, pendidikan merupakan kesatuan dari seluruh elemen yang bertujuan untuk

me-nyelenggarakan pendidikan nasional. Kemudian dikeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 yang membahas dengan jelas mengenai standar Nasional Pendidikan. Dalam Depdiknas tahun 2005 ada empat elemen penting yang saling dalam proses pembelajaran, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan.

Perencanaan pembelajaran merupakan acuan dalam membuat target pencapaian keberhasilan pembelajaran. Dalam perencanaan dituangkan kompetensi yang ingin dicapai kemudian dirancang metode, strategi, bahan ajar, dan instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi tersebut. Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika terjadi interaksi yang tepat antara guru, siswa, dan sumber belajar. Salah satu hal yang dapat dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu dengan pemilihan sumber belajar yang tepat. Dalam memilih sumber belajar, guru tentu harus menyesuaikannya dengan materi yang akan diajarkan dan metode pembelajaran yang akan digunakan.

Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan adalah bahan ajar yang dibuat untuk mencapai kompetensi yang direncanakan. Menurut Sudrajat (2008) bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah


(22)

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang disusun sendiri oleh guru mata pelajaran, dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi siswa dan sekolah.

Hasil dari observasi kelas yang dilakukan, bahan ajar yang digunakan saat ini adalah bahan ajar yang didapatkan dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan guru melengkapinya dengan jobsheet yang digunakan untuk satu kali pertemuan. Buku paket bantuan BOS tidak optimal digunakan untuk pembelajaran karena isi materi tidak sesuai dengan kondisi komputer sekolah. Materi pada buku paket, isinya mengenai aplikasi pengolah kata dengan sistem operasi windows dari microsoft, sedangankan kondisi komputer yang terdapat pada Laboratorium komputer SMPN 2 Abung Selatan menggunakan sistem operasi Linux UBUNTU versi KOALA yang menggunakan aplikasi pengolah kata OpenOffice.org Writer 3.1. Sistem operasi yang berbeda menyebabkan buku-buku bantuan tersebut tidak dapat digunakan optimal dalam pembelajaran, karena tutorial pada buku panduan tidak sama dengan komputer yang dipakai oleh siswa dalam pembelajaran di Laboratorium. Dengan demikian maka sangat dibutuhkan bahan ajar yang dapat dijadikan panduan belajar siswa yang disesuaikan dengan fasilitas komputer yang ada.


(23)

Fasilitas komputer yang terdapat pada Laboratorium komputer SMPN 2 Abung Selatan merupakan bantuan dari Dinas Pendidikan setempat yang berbasis sistem operasi Linux. Penggunaan sistem operasi Linux antara lain karena sistem operasi ini merupakan aplikasi gratis tidak berbayar, berbeda dengan windows yang merupakan aplikasi berbayar. Dari 16 unit komputer bantuan, saat ini hanya tinggan 6 unit yang berfungsi baik, dalam

pembelajaran tidak mencukupi bagi siswa untuk memakai 1 unit komputer untuk 1 orang, sehingga pembelajaran dilakukan dengan kelompok, yang tiap kelompok bisa mencapai 5 orang sehingga tidak semua siswa dapat

mengoperasikan komputer.

Hasil pengamatan lain yang menjadi alasan dari pengembangan produk bahan ajar adalah rendahnya hasil belajar siswa untuk materi penggunaan aplikasi pengolah kata. Ini ditunjukkan pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 yang

menyajikan data hasil pencapaian KKM pada siswa pada 2 tahun ajaran sebelumnya.

Tabel 1.2. Hasil Pencapaian KKM Mata PelajaranTIK Kelas VIII TP.2010/2011

No Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Materi

Pencapaian KKM 1. Menggunakan

Aplikasi Pengolah Kata Untuk Menyajikan Informasi 1.1.Mengidentifikasi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah kata

Tampilan menu pada program aplikasi pengolah kata - Tampilan menu

dan ikon pada

menu bar

- Tampilan menu dan ikon pada

toolbarstandard

Nilai ≤ KKM = 41%


(24)

No Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Materi

Pencapaian KKM - Tampilan menu

dan ikon pada

toolbarformatting

- Tampilan menu dan ikon pada

toolbardrawing

1.2.Menjelaskan fungsi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah kata

Fungsi menu pada program aplikasi pengolah kata - Fungsi menu dan

ikon pada menu bar

- Fungsi menu dan ikon pada toolbar standard

- Fungsi menu dan ikon pada toolbar formatting

- Fungsi menu dan ikon pada toolbar drawing

Nilai ≤

KKM = 36%

1.3.Menggunakan menu dan ikon pokok pada perangkat lunak pengolah kata

Cara menggunakan menu pada program aplikasi pengolah kata - Cara

menggunakan menu dan ikon pada menu bar

- Cara

menggunakan menu dan ikon pada toolbar standard

- Cara

menggunakan menu dan ikon pada toolbar formatting

- Cara

menggunakan menu dan ikon pada toolbar drawing

Nilai ≤

KKM = 50%


(25)

No Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Materi

Pencapaian KKM 1.4.Membuat dokumen pengolah kata sederhana - Membuat dokumen baru - Mengatur teks - Mengedit teks - Mengatur paragraf - Menyisispkan

objek

- Mengatur halaman - Mencetak

dokumen

Nilai ≤

KKM = 41%

Sumber : data hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Abung Selatan

Tabel 1.3. Hasil Pencapaian KKM Mata Pelajaran TIK Kelas VIII TP.2011/2012

No Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Materi

Pencapaian KKM 1. Menggunakan

Aplikasi Pengolah Kata Untuk Menyajikan Informasi 1.1. Mengidentifikasi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah kata

Tampilan menu pada program aplikasi pengolah kata

- Tampilan menu dan ikon pada menu bar

- Tampilan menu dan ikon pada toolbar standard

- Tampilan menu dan ikon pada toolbar formatting

- Tampilan menu dan ikon pada toolbar drawing

Nilai ≤ KKM = 50%

1.2. Menjelaskan fungsi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah kata

Fungsi menu pada program aplikasi pengolah kata - Fungsi menu dan

ikon pada menubar

- Fungsi menu dan ikon pada toolbar standard

- Fungsi menu dan ikon pada toolbar formatting

- Fungsi menu dan ikon pada toolbar

Nilai ≤

KKM = 35%


(26)

No Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Materi

Pencapaian KKM

drawing

1.3. Menggunakan menu dan ikon pokok pada perangkat lunak pengolah kata

Cara menggunakan menu pada program aplikasi pengolah kata - Cara menggunakan menu dan ikon pada

menu bar

- Cara menggunakan menu dan ikon pada

toolbarstandard

- Cara menggunakan menu dan ikon pada

toolbarformatting

- Cara menggunakan menu dan ikon pada

toolbardrawing Nilai ≤ KKM = 36% 1.4. Membuat dokumen pengolah kata sederhana

- Membuat dokumen baru

- Mengatur teks - Mengedit teks - Mengatur paragraf - Menyisispkan objek - Mengatur halaman - Mencetak dokumen

Nilai ≤

KKM = 41%

Sumber : data hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Abung Selatan

Hasil belajar diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar untuk materi penggunaan program aplikasi pengolah kata masih belum mencapai KKM 62% pada Tahun Pelajaran 2010/2011. Kemudian pada Tahun Pelajaran 2011/2012 siswa yang belum mencapai KKM 63%. Data tersebut didapat dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan pengayaan oleh guru pengampu mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Berdasarkan hasil dari observasi yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah bahan ajar program aplikasi pengolah kata yang sesuai dengan fasilitas yang ada


(27)

disekolah dengan dengan menggunakan program aplikasi yang sama dengan yang ada pada laboratorium komputer di SMPN 2 Abung Selatan, dalam hal ini bahan ajar yang dikembangkan berupa modul pembelajaran. Diharapkan dengan bahan ajar yang sesuai, maka hasil belajar siswa dapat meningkat.

Pengembangan bahan ajar modul ini juga mendapatkan penguatan dari hasil wawancara tidak terstruktur terhadap teman sejawat dan angket bagi siswa yang menyatakan membutuhkan bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk dapat mencapai kompetensi yang telah direncanakan. Dengan demikian bahan ajar modul ini dimungkinkan untuk dapat di-kembangkan.

1.2. Identifikasi Masalah

Latar belakang masalah yang ada menjadikan peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ditimbulkannya. Hasil pengidentifikasian masalah ini akan berakhir pada sebuah upaya dalam meningkatkan kemampuan siswa-siswi SMPN 2 Abung Selatan Lampung Utara dalam menggunakan aplikasi pengolah kata OpenOffice.org Writer.

Jika di identifikasi masalahnya, antara lain sebagai berikut :

1. TIK merupakan salah satu pelajaran yang mengedepankan kemampuan psikomotor, tidak hanya sekedar teori.

2. Alokasi waktu mata pelajaran TIK hanya 2 jam pelajaran, yang tidak mencukupi untuk kompetensi yang harus dicapai.


(28)

3. Bahan ajar yang ada tidak sesuai dengan materi pembelajaran, buku paket bantuan menggunakan sistem operasi Windows, sedangkan pada

komputer yang terdapat di sekolah menggunakan sistem operasi Linux. 4. Hasil belajar siswa rendah, dilihat dari siswa yang tidak mencapai KKM

sebanyak 62% pada tahun ajaran 2010/2011, dan 63% pada tahun ajaran 2011/2012.

5. Fasilitas praktik komputer yang tidak memadai, siswa tidak dapat menggunakan komputer 1 unit untuk 1 orang.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Bagaimana pemanfaatan bahan ajar yang digunakan saat ini dan bagaimana potensi sekolah terhadap produk yang dikembangkan? 2) Bagaimana mendesain bahan ajar pengolah kata menggunakan

OpenOffice.org Writer sebagai media belajar mandiri bagi siswa SMP kelas VIII di Lampung Utara?

3) Bagaimana efektifitas bahan ajar pengolah kata menggunakan

OpenOffice.org Writer sebagai media belajar mandiri bagi siswa SMP kelas VIII di Lampung Utara?

4) Bagaimana efisiensi bahan ajar pengolah kata menggunakan

OpenOffice.org Writer sebagai media belajar mandiri bagi siswa SMP kelas VIII di Kecamatan 2 Abung Selatan Lampung Utara?


(29)

5) Bagaimana daya tarik bahan ajar pengolah kata menggunakan

OpenOffice.org Writer sebagai media belajar mandiri bagi siswa SMP kelas VIII di Lampung Utara?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah :

1) Mendeskripsikan pemanfaatan bahan ajar yang digunakan saat ini dan potensi sekolah terhadap produk yang dikembangkan

2) Menghasilkan bahan ajar pengolah kata menggunakan OpenOffice.org Writer sebagai media belajar mandiri bagi siswa SMP kelas VIII di Lampung Utara.

3) Menganalisis efektifitas bahan ajar pengolah kata menggunakan

OpenOffice.org Wiriter sebagai media belajar mandiri bagi siswa SMP kelas VIII di Lampung Utara.

4) Menganalisis efisiensi penggunaan bahan ajar pengolah kata

menggunakan OpenOffice.org Writer sebagai media belajar mandiri bagi siswa SMP kelas VIII di Lampung Utara.

5) Menganalisis daya tarik bahan ajar pengolah kata menggunakan

OpenOffice.org Writer sebagai media belajar mandiri bagi siswa SMP kelas VIII di Lampung Utara.

1.5. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini, diantaranya:

1) Bagi guru Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMPN 2 Abung Selatan Lampung Utara, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai


(30)

bahan ajar untuk belajar mandiri siswa kelas VIII dalam menggunakan aplikasi pengolah kata OpenOffice.org Writer.

2) Bagi guru-guru lain, baik dari SMPN 2 Abung Selatan atau Guru-Guru yang lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai salah satu bahan ajar yang menggunakan aplikasi pengolah kata OpenOffice.org Writer, sehingga tidak terpaku kepada aplikasi pengolah kata tertentu saja. 3) Bagi Kepala SMPN 2 Abung Selatan Lampung Utara, hasil penelitian ini

dapat dimanfaatkan dengan menggandakannya sehingga sekolah memiliki banyak refrensi mengenai bahan ajar aplikasi pengolah kata

OpenOffice.org Writer.

4) Bagi siswa kelas VIII SMPN 2 Abung Selatan Lampung Utara, hasil penelitian dapat digunakan sebagai modal dasar dalam meningkatkan kemampuan dalam menggunakan aplikasi pengolah kata OpenOffice.org Writer.

5) Bagi peneliti, memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat, terutama untuk mengembangkan proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penggunaan dasar aplikasi pengolah kata menggunakan

OpenOffice.org Writer.

1.6. Produk yang Dihasilkan

Hasil dari penelitian ini merupakan bahan ajar berupa modul praktikum aplikasi pengolah kata pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menggunakan OpenOffice.org Writer.

Produk utama yang dihasilkan pada pengembangan ini adalah bahan ajar berupa modul praktikum aplikasi pengolah kata pada mata pelajaran


(31)

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menggunakan OpenOffice.org Writer. Bahan ajar modul yang dihasilkan terdiri dari empat unsur, yaitu 1) judul; 2) petunjuk penggunaan; 3) materi; 4) rangkuman; 5) latihan; dan 6) tes formatif.

Materi pokok yang tedapat pada modul adalah sebagai berikut :

1. Mengenal program aplikasi pengolah kata 2. Identifikasi menu dan ikon

3. Fungsi menu dan ikon

4. Menggunakan menu dan ikon 5. Membuat dokumen sederhana 6. Penyuntingan dokumen 7. Format karakter

8. Format paragraf 9. Tabel

10.Menyisipkan objek 11.Mencetak

Selain produk utama yang berupa modul, pada penelitian pengembangan ini juga dihasilkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran.


(32)

II. KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka berisi beberapa teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Teori-teori ini diharapkan dapat melandasi dan mendasari tentang seluruh rangkaian kegiatan penelitian pengembangan ini.

2.1 Teori Belajar 2.1.1 Kontruktivisme

Piaget (dalam Cahyo, 2011:1) menjelasakan penerapan model belajar konstruktivis yaitu siswa yang aktif menciptakan struktur kognitf dalam interaksinya dengan lingkungan belajar. Dengan bantuan struktur kognitif ini, siswa menyusun pengertian realitasnya. Siswa dapat berpikir aktif serta bertanggung jawab atas proses pembelajaran dirinya.

Woolfolk (2003) memaparkan cara pandang belajar menurut Piaget dan Vygotsky, siswa sebagai si belajar adalah pihak yang aktif dalam

membangun pengetahuan, guru berperan sebagai fasilitator saja. Menurut Piaget siswa membangun pengetahuan dengan otak dan pemikiran sendiri, sedangkan menurut Vygotsky siswa membangun pengetahuan melalui interaksi sosial.


(33)

Budiningsih (2005:58) secara konseptual, proses belajar konstruktivistik jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses

asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya.

Rusman (2011:37) menyatakan bahwa paradigma konstruktivistik

merupakan basis reformasi pendidikan saat ini, dimana pembelajaran lebih mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan konsep, konstruksi solusi dan algoritma. Pembelajaran dicirikan oleh aktivitas eksperimentasi, pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis dan model-model yang dibangkitkan oleh siswa sendiri.

Sehingga menurut Rusman (2011:37) terdapat lima prinsip dasar yang melandasi kelas konstruktivistik, yaitu :

1) Meletakkan permasalahan yang relevan dengan kebutuhan siswa, 2) Menyusun pembelajaran di sekitar konsep-konsep utama,

3) Menghargai pandangan siswa,

4) Materi pembelajaran menyesuaikan terhadap kebutuhan siswa, 5) Menilai pembelajaran secara kontekstual.


(34)

2.1.2 Behaviorisme

Rusman (2011:35) teori behavioristik dipelopori oleh Thorndike, Pavlov dan Skinner yang menyatakan bahwa belajar adalah tingkah laku yang dapat diamati yang disebabkan adanya stimulus dari luar.

Menurut Thorndike (dalam Budiningsih, 2005:21) belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan dan lain-lain. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar.

Menurut teori belajar behaviorisme dalam Budiningsih (2005:20): ” belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara

stimulus dan respon”. Respon yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya stimulus yang dikondisikan (conditioned stimulus) atau yang tidak

dikondisikan (unconditioned stimulus). Teori behaviorisme memandang bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati dan dapat diukur, diprediksi dan dikontrol tidak menjelaskan perubahan internal pada diri siswa. Proses belajar dapat terjadi dengan bantuan media (alat). Menurut Thorndike dalam Baharuddin (2010:65) menyatakan bahwa: ” perilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di lingkungan

sehingga menimbulkan respons secara refleks”. Stimulus yang terjadi setelah sebuah perilaku terjadi akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.


(35)

Beberapa prinsip belajar menurut Skinner dalam Baharuddin (2010:71) yaitu: ”(1) reinforcement, (2) punishment, (3) shaping”.Menurut Budiningsih (2005: 27) bahwa: ”aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia”.

Maksum (2000 : 19), mengemukakan ciri-ciri perubahan tingkah laku sebagai berikut :

1) Perubahan bersifat intensional, dalam arti pengalaman yang diperoleh itu diperoleh dengan sengaja dan disadari, diperoleh bukan secara kebetulan.

2) Perubahan bersifat positif, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan atau kriteria keberhasilan baik dipandang dari segi peserta didik maupun dari segi pendidik.

2.2 Teori Pembelajaran

Pembelajaran menurut Gagne(dalam Miarso 2007:245) adalah seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari persitiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan (kondisi). Agar kondisi eksternal itu lebih bermakna sebaiknya diorganisasikan dalam urutan persitiwa pembelajaran (metode atau perlakuan). Selain itu, dalam usaha mengatur kondisi eksternal


(36)

diperlukan berbagai rangsangan yang dapat diterima oleh panca indra, yang dikenal dengan nama media dan sumber belajar.

Pembelajaran sebagai proses pembelajaran dibangun oleh pendidik untuk mengembangkan kreativitas berfikir untuk meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pendidik dalam hal ini adalah sebagai fasilitator siswa untuk dapat belajar dengan mudah. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Miarso (2007:545) Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar, atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang tersebut, yang dilakukan oleh seseorang atau tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan mengembangkan sumber belajar yang diperlukan.

Reigeluth dalam Miarso (2011:1) berpendapat bahwa ada 3 variabel pembelajaran yaitu (1) kondisi pembelajaran, (2) metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran. Suatu pembelajaran akan berjalan dengan baik jika guru mampu mengidentifikasi kondisi pembelajaran, menentukan metode pembelajaran yang sesuai, dan mengevaluasi hasil pembelajaran dengan tepat. Kemampuan guru mengidentifikasi kondisi pembelajaran bergantung pula dari kemampuan guru mengelompokkan kondisi pembelajaran.


(37)

Metode pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu (1) strategi pengelolaan kegiatan pembelajaran, (2) strategi pengorganisasian pelajaran, dan (3) strategi penyanjian pembelajaran. Sedangkan hasil pembelajaran meliputi (1) efektivitas, (2) efisiensi, dan (3) daya tarik. Reigeluth juga berpendapat bahwa pembelajaran yaitu cara bagaimana menselaraskan dan menghubungkan system teknologi untuk mendukung pembelajaran yang berpusat kepada siswa.

Menyampaikan pembelajaran sesuai dengan konsep teknologi pendidikan dan pembelajaran pada hakekatnya merupakan kegiatan menyampaikan pesan kepada siswa. Agar pesan tersebut efektif, perlu diperhatikan prinsip desain pesan pembelajaran.

Prawiradilaga (2008: 18) mengemukakan prinsip desain pesan pembelajaran meliputi prinsip (1) kesiapan dan motivasi, (2) penggunaan alat pemusat perhatian, (3) partisipasi aktif siswa, (4) perulangan, dan (5) umpan balik.

Kelima prinsip desain pesan pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat dijabarkan sebagai berikut

1. Prinsip kesiapan dan motivasi

Prinsip ini menjelaskan jika dalam menyampaikan pesan pembelajaran siswa siap (siap pengetahuan prasayarat, siap mental, siap fisik) dan memiliki motivasi tinggi maka hasil belajar akan tinggi juga. Namun, jika siswa belum siap maka perlu dilakukan pembekalan, dan jika siswa


(38)

belum termotivasi maka perlu dimotivasi dengan menunjukkan pentingnya materi yang akan dipelajari, manfaat dan relevansi untuk kegiatan belajar yang akan datang dan untuk bekerja di masyarakat, serta dapat juga melalui pemberian hadiah dan hukuman.

2. Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian

Prinsip ini menjelaskan bahwa perhatian yaitu terpusatnya mental terhadap suatu objek memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa, semakin memperhatikan maka siswa akan semakin berhasil. Alat pengendali perhatian yang paling utama adalah media dan teknik pembelajaran

3. Prinsip partisipasi aktif siswa

Prinsip ini menjelaskan jika siswa aktif berpartisipasi dan interaktif dalam pembelajaran maka hasil belajar siswa akan meningkat. 4. Prinsip perulangan

Prinsip ini menjelaskan jika penyampaian pesan pembelajaran diulang-ulang maka hasil belajar akan meningkat. Perdiulang-ulangan dapat dilakukan dengan memberikan tinjauan singkat pada awal pembelajaran dan ringkasan atau kesimpulan pada akhir pembelajaran.

5. Prinsip umpan balik

Prinsip ini menjelaskan jika dalam penyampaian pesan siswa diberi umpan balik, hasil belajar akan meningkat. Jika salah diberikan pembetulan, dan jika benar diberikan konfirmasi atau penguatan.


(39)

Dengan demikian, siswa akan tahu di mana letak kesalahannya dan semakin mantap dengan pengetahuan yang diperolehnya.

Kesimpulan dari pendapat-pendapat mengenai pembelajaran bahwa

pembelajaran adalah segala sesuatu dengan usaha sadar, mempunyai tujuan, cara untuk mengupayakan pengetahuan untuk mencapai tujuan

pembelajaran dengan hasil belajar yang optimal. Oleh karenanya pembelajaran juga dapat dirancang dengan berbagai model, dan pemanfaatan media sehingga pembelajaran menjadi efektif efisien dan memiliki daya tarik.

2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)

Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik tersendiri. Begitu juga dengan mata pelajaran TIK. Beberapa karakteristiknya menurut

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen, Dikdasmen, Depdiknas antara lain sebagai berikut:

1. TIK merupakan kajian secara terpadu tentang data, informasi,

pengolahan dan metode penyampainnya. Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial

2. Materi TIK berupa tema-tema esensial, aktual dan global yang berkembang dalam kemajuan teknologi masa kini, sehingga mata


(40)

pelajaran TIK merupakan pelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan.

3. Tema-tema esensial dalam TIK merupakan perpaduan dari cabang-cabang ilmu komputer, matematik, teknik elektro, teknik elektronika, telekomunikasi, sibernetika dan informatika itu sendiri. Tema-tema esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok akan informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengolah kata, spreadsheet, presentasi, basis data, internet dan e-mail. Tema-tema esensial tersebut terkait dengan aspek kehidupan sehari-hari

Berdasarkan dari karakteristik mata pelajaran TIK, dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Mata Pelajaran TIK terdiri dari beberapa komponen yang tidak dapat dipisahkan, diantaranya adalah data, informasi, pengolahan dan penyampainnya. Pengertian data dalam Jogiyanto (2002:2) adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-hururf atau simbol-simbol khusus atau gabungan darinya. Sedangkan informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu kejadian. Dengan demikian terjadi hubungan yang salling terkait antara data, pengolahan dan informasi. Sedangkan untuk penyampaiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.


(41)

2. Materi TIK berasal dari tema-tema esensial, aktual dan global atau dengan kata lain dikembangkan dengan pendekata interdisipliner yang berarti perpaduan dari berbagai disiplin ilmu seperti dari cabang ilmu komputer, matematika, teknik elektro, telekomunikasi dan informasi dan pendekatan multidimensional berarti dampaknya dapat dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. seperti mengenai

pengolahan kata, pengolahan angka, presentasi, basis data, internet dan surat elektronik.

3. Mata Pelajaran TIK dapat mewarnai perkembangan perilaku seseorang. hal ini dapat dilihat dari keterangan sebelumnya mengenai karakteristik pembelajaran TIK. Misalnya ketika seseorang mempelajari penggunaan internet, maka akan membuat tingkah laku seseorang tersebut penuh warna.

Dilihat dari karakteristik mata pelajaran TIK tersebut lebih banyak mengacu kepada kegiatan praktikum dibandingkan teori. Hal ini bertujuan agar pemahaman siswa dalam pembelajaran TIK lebih efektif.

2.4 Teori Desain Pembelajaran

Smaldino (2011: 110) menjelaskan model ASSURE adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media. Model ini memastikan pengembangan pembelajaran dimaksudkan untuk membantu pendidik dalam pengembangan instruksi yang sistematis dan efektif. Penelitian pengembangan ini menggunakan desain pembelajaran ASSURE yang


(42)

merupakan pengembangan yang berdasarkan pada asumsi Gagne, bahwa proses pembelajaran itu melalui beberapa tahap yang disebut ”events of instruction”. Untuk itu, pembelajaran yang telah didesain dengan baik dimulai dengan membangkitkan minat siswa yang kemudian disusul dengan menyiapkan media yang akan digunakan, yang kemudian melibatkan umpan balik siswa, mengukur pemahaman mereka dan kemudian dilanjutkan dengan aktifitas selanjutnya.

Model ASSURE dapat diuraikan : 1. Analyze Learner Characteristic

Pada tahapan ini, dimulai dengan mendeskripsikan karakteristik umum siswa mulai dari usia, tingkat kelas, posisi tugas, kemampuan intelektual, faktor kebudayaan dan kondisi sosial ekonomi. Kemampuan dasar yang telah dimiliki siswa sangat penting untuk menentukan kemampuan yang menjadi target.

2. State Objective

Langkah selanjutnya adalah menyatakan tujuan pembelajaran yang harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.

3. Select, Method, or Design Materials

Selanjutnya pada langkah ini, ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media. Yaitu menetukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk

melaksanakan media yang dipilih dan yang terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.


(43)

4. Utilize Media and Materials

Langkah selanjutnya adalah menggunakan media, ada lima langkah bagi penggunaan media yang baik, yaitu previewbahan, sediakan bahan, sediakan persekitaran, pelajar dan pengalaman belajar.

5. Require learner response

Setelah penggunaan media, langkah selanjutnya adalah melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi sebelum dinilai secara formal.

6. Evaluate and Revise

Langkah terakhir dari pengembangan ini adalah menilai pencapaian siswa, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan siswa.

2.5 Bahan Ajar Modul

Bahan ajar adalah segala bahan yang berisi materi pelajaran baik tertulis maupun tidak tertulis yang tersusun secara sistematis. Bahan ajar dapat digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai salah satu sarana penyampaian pesan atau informasi pengetahuan. Prastowo (2012: 17) menjelaskan bahwa:

Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, LKS, modul, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif.


(44)

Belawati dkk dalam Prastowo (2012: 40) menjelaskan bahwa bahan ajar diklasifikasikan menurut bentuk, cara kerja, dan sifatnya. Menurut

bentuknya bahan ajar dibedakan menjadi (1) bahan ajar cetak seperti buku, modul, dan lembar kerja siswa; (2) bahan ajar audio seperti kaset, CD, dan radio; (3) bahan ajar audiovisual seperti VCD dan film; dan (4) bahan ajar interaktif seperti CD interaktif. Sedangkan menurut cara kerjanya bahan ajar dibedakan menjadi (1) bahan ajar yang tidak diproyeksikan seperti model atau carta; (2) bahan ajar yang diproyeksikan seperti slide; (3) bahan ajar audio seperti kaset, CD, dan radio; (4) bahan ajar video seperti video dan film; dan (5) bahan ajar komputer seperti computer mediated instruction

dan computer based multimedia atau hypermedia.

Aspek dalam pemilihan bahan ajar perlu memperhatikan berbagai hal yang berkaitan dengan isi maupun tampilan sehingga bahan ajar yang diberikan kepada siswa dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik, inovatif, efektif, dan efisien. Benny A. Pribadi (Model-model Desain Sistem Pembelajaran hal. 90) mengemukakan bahwa pengadaan bahan ajar yang akan digunakan dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu (1) membeli produk komersial, (2) memodifikasi bahan ajar yang telah tersedia, dan (3) memproduksi sendiri bahan ajar sesuai tujuan.

Mengembangkan bahan ajar khususnya banah ajar cetak, perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain pesan. Prawiradilaga dan Eveline (2008: 21)


(45)

menjelaskan lima komponen yang harus diperhatikan, yaitu (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian materi pembelajaran, (3) memancing kinerja siswa, (4) pemberian umpan balik, dan (5) kegiatan tindak lanjut. Secara lebih khusus pada pengembangan bahan ajar cetak, Arsyad (2010: 87) menjelaskan ada enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu (1) konsistensi, (2) format, (3) organisasi, (4) daya tarik,(5) ukuran huruf, dan (6) ruang/spasi kosong. Selain itu, ada komponen lain yang digunakan untuk menarik perhatian siswa pada bahan ajar cetak yaitu warna, huruf, dan kotak.

Pembuatan bahan ajar perlu memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan dengan isi dan tampilan bahan ajar. Selain itu fleksibilitas (dapat

diadaptasikan dengan banyak tujuan), portabilitas (mudah dibawa tanpa membutuhkan perlengakapan lain), ramah bagi pengguna (tidak

membutuhkan keahlian khusus untuk menggunakannya), dan ekonomis juga menjadi hal yang harus menjadi perhatian dalam pembuatan bahan ajar. Sehingga dengan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, maka proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang


(46)

harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi :

1. mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar,

2. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar,

3. memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan

4. memilih sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.


(47)

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur. b. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran


(48)

memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda.

c. Memilih sumber bahan ajar.Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb

Anwar (dalam Riadi, 2013) Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

Menurut Goldschmid (dalam Riadi, 2013), modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar.

Vembriarto (dalam Riadi, 2013), menyatakan bahwa suatu modul

pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha

penyelanggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya.


(49)

Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri. Modul yang baik harus disusun secara sistematis, menarik, dan jelas. Modul dapat digunakan kapanpun dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan siswa.

Anwar (dalam Riadi, 2013), menyatakan bahwa karakteristik modul pembelajaran sebagai berikut :

1. Self instructional, Siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.

2. Self contained, Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.

3. Stand alone, Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain. 4. Adaptif, Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi.

5. User friendly, Modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab bersahabat/akrab dengan pemakainya.

6. Konsistensi, Konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.

Menurut Wijaya (dalam Riadi, 2013), ciri-ciri pengajaran dengan menggunakan modul pembelajaran adalah:

1. Siswa dapat belajar individual, ia belajar dengan aktif tanpa bantuan maksimal dari guru.


(50)

2. Tujuan pelajaran dirumuskan secara khusus. Rumusan tujuan bersumber pada perubahan tingkah laku.

3. Tujuan dirumuskan secara khusus sehingga perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa segera dapat diketahui. Perubahan tingkah laku diharapkan sampai 75% penguasaan tuntas (mastery learning) 4. Membuka kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan

menurut kemampuannya masing-masing.

5. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instruction, dengan belajar seperti ini, modul membuka kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya secara optimal.

6. Modul memiliki daya informasi yang cukup kuat. Unsur asosiasi, struktur, dan urutan bahan pelajaran terbentuk sedemikian rupa sehingga siswa secara spontan mempelajarinya.

7. Modul banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat aktif.

2.6 Aplikasi Pengolah Kata OpenOffice.org Writer

Tim Air Putih (2010 : 1) menyatakan bahwa OpenOffice.org adalah sebuah paket aplikasi perkantoran berkode sumber terbuka (opensource) yang dapat diperoleh secara gratis. Paket tersebut termasuk komponen-komponen pengolah kata, pengolah angka, presentasi, menggambar, dan gudang data.

Ridwan (2012) menyatakan bahwa OpenOffice adalah sebuah paket aplikasi yang diperuntukkan untuk pekerjaan kantor seperti penulisan surat,


(51)

penggunaan spreadsheet, presentasi dan lain-lain. OpenOffice adalah aplikasi berkode sumber terbuka, artinya semua orang yang memiliki kemampuan dapat mengembangkan aplikasi ini sesuai dengan yang diinginkan dengan syarat tidak menghapus credit atau penghargaan pada orang-orang yang berjasa pada pengembangan OpenOffice sebelumnya. Paket aplikasi ini dapat diperoleh gratis di website OpenOffice.org, yang terdiri dari komponen pengolah kata (wordprosessor), lembar kerja (spreadsheet), presentasi (presentation), ilustrasi vektor dan gudang data atau database. OpenOffice ditujukan sebagai pengganti dari Microsoft Office yang berlisensi amat mahal. OpenOffice dapat dijalankan dari berbagai platform sistem operasi seperti Windows, Solaris, Linux dan Mac.

OpenOffice mendukung format standar dokumen terbuka dengan ekstensi .odt yang dapat dipertukarkan dengan bebas.

Beberapa hal yang menjadi kelebihan dari OpenOffice dibandingkan dengan aplikasi pengolah kata yang lain adalah :

1) Tidak ada biaya lisensi, OpenOffice.org bebas digunakan dan bebas didistribusikan.

2) Opensource, pengguna dapat mendistribusikan, menyalin serta mengubah kode perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan.

3) Userinterface yang konsisten, semua komponen memiliki “look and feel” yang serupa, sehingga memudahkan dalam penggunaan dan penguasaan perangkat lunak.


(52)

4) Terintegrasi, seluruh komponen OpenOffice.org saling terintergrasi satu sama lain, seperti OpenOffice.org Writer terintegrasi dengan OpenOffice.org Calc dan OpenOffice.orgPresentation

5) Granularity, jika mengubah opsi maka akan mengubah seluruh komponen. Walau begitu, opsi dapat diatur pada setiap komponen atau dokumen. 6) Kompatibilitas file, OpenOffice.org mempunyai kemampuan untuk

mengekspor dokumen ke format PDF dan flash. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuka dan menyimpan file dalam format MS. Office, HTML, XML, Wordprefect dan Lotus123.

OpenOffice.org Writer merupakan salah satu program dalam

OpenOffice.org yang merupakan aplikasi yang berfungsi untuk mengedit dokumen, surat, naskah, undangan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan mengolah kata atau huruf. OpenOffice.org Writer memiliki fitur-fitur yang tidak jauh berbeda dengan aplikasi pengolah kata yang lain, seperti AutoCorrect, AutoComplete, AutoFormat, StylesandFormatting,

Text Frames dan Linking, Tables of Contents, Indexing, Bibliographical References, Illustrations, Tables, dan lain sebagainya.


(53)

Gambar 2.1. Tampilan muka Aplikasi Pengolah Kata OpenOffice.org Writer

2.7 Prinsip Belajar Mandiri

Beberapa istilah yang mengacu pada pengertian yang sama tentang belajar

mandiri. Menurut Candy dalam Chaeruman (2007:49), “istilah-istilah tentang belajar mandiri adalah 1) independent learning, 2) self-directed learning, dan 3) autonomous learning”.

Sedangkan Knowles dalam Chaeruman (2007: 49) menggambarkan bahwa:

Belajar mandiri sebagai suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain untu 1) mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri; 2) merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri; 3) mengidentifikasi sumber-sumber belajar; 4) memilih dan melaksanakan strategi belajarnya; dan 5) mengevaluasi hasil belajarnya.

Pendidikan dengan sistem belajar mandiri menurut Institut for Distance Education of Maryland University seperti dikutip oleh Chaeruman (2007 :


(54)

49) merupakan srategi pembelajaran yang memiliki karakteristik tertentu yaitu:

1) Membebaskan pebelajar untuk tidak harus berada pada satu tempat dalam satu waktu.

2) Disediakan berbagai bahan (material) termasuk panduan belajar dan silabus rinci serta akses ke semua penyelenggara pendidikan yang member layanan bimbingan, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pebelajar, dan mengevaluasi karya-karya pebelajar.

3) Komunikasi antara pebelajar dengan instruktur atau tutor dicapai melalui satu kombinasi dari beberapa teknologi komunikasi seperti telepon, voice-mail, konferensi melalui komputer, surat-elektronik dan surat menyurat secara regular. r

Mengacu dari berbagai pernyataan para ahli tersebut di atas, ada beberapa unsur dari konsep belajar mandiri, yaitu:

1) Kebutuhan belajar adalah tanggung jawab pebelajar itu sendiri. 2) Pebelajar memegang kendali dalam pengambilan keputusan untuk

mencapai kebutuhan belajarnya tersebut.

3) Dalam upaya mencapai kebutuhan belajarnya tersebut, mereka secara individu atau kelompok dapat meminta bantuan kepada orang-orang lain yang relevan, seperti guru/tutor, teman dan lain-lain.

Penyelenggaraan sistem belajar mandiri dilakukan dengan pertimbangan secara ontologi, epistemilogi, dan aksioilogi. Pertimbangan ontologi yaitu; manusia lahir dalam keadaan berbeda; manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan mengembangkan diri sesuai potensi yang ada padanya; dan manusia mempunyai kemampuan untuk mengubah dan membentuk kepribadiannya. Pertimbangan epistemologi yaitu;


(55)

memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, dan rekasaya; memecahkan masalah menyeluruh dan bersistem; mengkaji semua kondisi dan menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk memecahkan masalah; adanya efek sinergi. Sedangkan pertimbangan aksiologi yaitu; dapat mempercepat usaha peningkatkan mutu kawasaan; tidak diperlukan biaya yang besar; tidak terganggunya kegiatan organisasi; meningkatkan mutu pelayanan (Miarso 2007: 250).

Selanjutnya menurut Miarso (2007:251), “paling sedikit ada dua hal untuk dapat melaksanakan belajar mandiri yaitu: 1) digunakannya program belajar yang mengandung petunjuk untuk belajar sendiri oleh peserta didik dengan bantuan guru yang minimal, dan 2) melibatkan siswa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan”

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat simpulkan bahwa belajar mandiri merupakan belajar terprogram atau terencana secara matang. Belajar mandiri pada prinsipnya adalah berdasarkan kebutuhan si pebelajar yang harus terpenuhi dengan motivasi intrinsik yang tinggi pada diri siswa dan minimalisasi keterlibatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Salah satu bantuan untuk bahan ajar mandiri adalah program pembelajaran yang dibuat atau dikembangkan media komputer yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Walaupun belajar mandiri bersifat individual namun pada pelaksanaannya dapat saja terjadi social learning


(56)

yaitu berkolaborasi dengan siswa lainnya untuk mendiskusikan masalah yang terdapat pada program.

Media adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu pembelajaran. Dengan adanya media, proses pembelajaran akan berlangsung lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning). Pemilihan dalam menggunakan media yang tepat dan menarik akan dapat membuat siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Dengan media, kita dapat menampilkan aneka macam teks, warna, gambar, suara, video ataupun animasi yang menarik. Salah satu media yang banyak kita jumpai saat ini, dan yang dapat membantu kita dalam proses pembelajaran adalah komputer multimedia.

Aspek penting lainnya dalam penggunaan media adalah membantu

memperjelas pesan pembelajaran. Informasi yang disampaikan secara lisan yang dilakukan oleh pembelajar/guru terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa, terlebih apabila seorang guru kurang cakap dalam menjelaskan materi dan mendemonstrasikan isi materi. Di sinilah peranan media

pembelajaran sangat diperlukan sebagai alat bantu memperjelas pesan pembelajaran.

Keberhasilan penggunaan suatu media tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan dengan baik. Media yang dapat mengubah perilaku siswa (behaviourchange) dan meningkatkan hasil belajar siswa tertentu, tidak dapat berlangsung secara spontanitas. Namun sebelumnya diperlukan suatu analisis yang mendalam dengan memperhatikan berbagai aspek yang dapat


(57)

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Aspek-aspek tersebut

diantaranya tujuan pembelajaran, kondisi siswa, fasilitas pendukung, waktu yang tersedia dan kemampuan guru untuk menggunakannya dengan tepat. Semua aspek tersebut perlu dituangkan dalam sebuah perencanaan

pembuatan media. Dengan demikian, sebagai seorang guru, kita harus meramu aspek-askpek tersebut dengan cermat sehingga kita mampu merancang media dengan baik yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan mutu pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan hal yang penting, karena proses inilah yang menentukan tujuan belajar akan tercapai atau tidak tercapai. Ketercapaian dalam proses pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut baik yang menyangkut perubahan bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang

menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Prosespembelajaran ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainaya tujuan pembelajaran diantaranya pendidik, siswa siswi, lingkungan, metode atau teknik serta media pembelajaran. Pada kenyataannnya, apa yang terjadi dalam pembelajaran seringkali terjadi proses pengajaran berjalan dan

berlangsung tidak efektif. Banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang sia-sia sedangkan tujuan belajar tidak dapat tercapai bahkan terjadi noises dalam komunikasi antara pengajar dan pelajar. Hal tersebut diatas masih sering dijumpai pada proses pembelajaran selama ini.


(58)

Mmedia pembelajaran membuat tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai mediapembelajaran. Dengan tersedianya media pembelajaran, guru pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara siswa siswi. Bahkan alat atau media pembelajaran ini selanjutnya dapat membantu guru membawa dunia luar ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan asing (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh siswa siswi. Bila alat atau media pembelajaran ini dapat di fungsikan secara tepat dan proforsional, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif.

Alat atau media pendidikan jelas diperlukan dalam pembelajaran sebab alat atau media pembelajaran ini memiliki peranan yang besar dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuanpendidikan yang diinginkan. Kegunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran diantaranya;

1. Media Pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau hanya kata lisan) 2. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan

daya indera, misalnya;

a. objek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model.


(59)

b. objek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.

c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse atau high-speedphotography.

d. kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, atau foto.

e. objek yang terlalu kompleks, dapat disajikan dengan model, diagram atau melalui program komputer animasi.

f. konsep yang terlalu luas (gempa bumi, gunung berapi, iklim, planet dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar dan lain-lain.

3. Dengan menggunakan media pembelajaransecara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk;

a. menimbulkan motivasi belajar

b. memungkinkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan secara seperti senyatanya.

c. memungkinkan siswa siswi belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

4. Dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda diantara siswa siswi, sementara kurikulum dan materi pelajaran di tentukan sama


(60)

untuk semua siswa siswi.hal ini dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu;

a. memberikan perangsang yang sama g. mempersamakan pengalaman h. menimbulkan persepsi yang sama

2.8 Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan telaah kepustakaan yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan, diantaranya adalah:

1. Hasil penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Agus Riyanto,

”Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri di SMK

Muhamadiyah 2 Metro pada tahun 2009”. Dan kesimpulan dari

penelitian ini adalah: (1) Pelaksanaan pembelajaran kejuruan otomotif di SMK Muhamadiyah 2 Metro masih menerapkan TCL dan kurang dikelola dengan baik. (2) Model pembelajaran inkuiri yang tepat bagi siswa SMK Jurusan Mekanik Otomotif untuk kompetensi memelihara dan menguji baterai adalah inkuiri terbimbing dengan kelompok kecil 3-4 orang. Dan penggunaan LKS bertujuan untuk mengurangi tingkat kesulitan dalam menerapkan proses inkuiri.(3) Rerata nilai hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model inkuiri lebih tinggi daripada model kooperatif STAD. dibuktikan dengan nilai rerata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 70,83 dan nilai rerata hasil belajar kelas kontrol sebesar 65,84. perbedaan sebesar 4,99. (4) Rerata nilai


(61)

ketrampilan berpikir kritis siswa menggunakan model inkuiri lebih tinggi daripada model kooperatif STAD. dibuktikan dengan nilai rerata ketrampilan berpikir kritis kelas eksperimen 26.80 dan nilai rerata ketrampilan berpikir kritis kelas kontrol sebesar 14, 46. terdapat perbedaan sebesar 12,33.

2. ”Pengembangan Desain Bahan Ajar Ketrampilan Aritmatika

Menggunakan Media Sempoa untuk Guru Sekolah Dasar” Deti Elice,

2012 menyimpulkan bahwa : (1) Menghasilkan produk yang didesain dan dikemas dalam bentuk modul pembelajaran ketrampilan aritmatika menggunakan media sempoa untuk guru Sekolah Dasar, (2)Efektifitas perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan modul ketrampilan aritmatika menggunakan media sempoa (rerata skor pre-test 65,25 dan rerata skor post-test 81,75 lebih tinggi dari skor pre-test). besarnya gain adalah 0,49 yang dikategorikan mempunyai efektifitas sedang (cukup efektif), (3) Efisiensi pembelajaran adalah efisien, rasio penghematan waktu belajar lebih besar dilihat dari perbandingan waktu yang diperlukan dalam waktu yang dipergunakan (2>1) dengan perbedaan waktu 120 menit atau 2 jam, (4) Kemenarikan 91,60% menyatakan produk sangat menarik dan 8,40% produk menarik, kemudian kemudahan penggunaan produk 32,50% menyatakan sangat mudah, 55,00% menyatakan mudah dan 12,50% menyatakan produk cukup mudah digunakan.


(62)

3. ”Developing qualitative research questions: a reflective process” oleh

Jane Agee tahun 2009 menyimpulkan bahwa Proses reflektif dan interogatif yang diperlukan untuk mengembangkan pertanyaan penelitian yang efektif kualitatif dapat memberikan bentuk dan arah penelitian dalam cara-cara yang sering diremehkan. Pertanyaan penelitian yang baik tidak selalu menghasilkan penelitian yang baik, tetapi pertanyaan tidak direncanakan atau dibangun kemungkinan akan menciptakan masalah yang mempengaruhi semua tahapan berikutnya dari penelitian. Dalam penelitian kualitatif, proses yang sedang berlangsung interogasi merupakan bagian integral dari pemahaman kehidupan berlangsung dan perspektif orang lain. Artikel ini membahas kedua pengembangan pertanyaan penelitian awal dan bagaimana proses menghasilkan dan pemurnian pertanyaan sangat penting untuk

pembentukan penelitian kualitatif.

4. “ Design and Development of a Web-based Interactive Software Tool for Teaching Operating Systems” oleh Aristogiannis Garmpis tahun 2011 menyimpulkan bahwaSistem operasi (OS) merupakan disiplin yang penting dan wajib di banyak Ilmu Komputer, Sistem Informasi dan Teknik Komputer kurikulum. Beberapa topik yang memerlukan penjelasan yang cermat dan rinci dari instruktur karena mereka sering melibatkan konsep-konsep teoritis dan beberapa-apa mekanisme yang kompleks, menuntut tingkat tertentu abstraksi dari siswa jika mereka ingin mendapatkan pemahaman penuh. Dalam makalah ini gambaran


(63)

dari alat e-learning dan perangkat lunak berbasis web interaktif yang disediakan, yang telah dirancang dan dikembangkan untuk sarjana mahasiswa uni-hayati Departemen Terapan Informatika Manajemen dan Ekonomi, Tech-nological Pendidikan Institut Messolonghi , di Messolonghi, Yunani. Tujuan dari pengembangan perangkat lunak ini adalah promosi pembelajaran diri yang terkait dengan operasi

manajemen memori dan es-pecially operasi algoritma penggantian halaman untuk digunakan dalam ruang kelas OS sehari-hari. Dengan demikian mahasiswa sarjana dapat dengan mudah menjelajahi operasi tersebut algoritma melalui interaksi yang dengan perangkat lunak. Lebih khusus, siswa dapat mengeksplorasi setiap algoritma mekanisme secara terpisah dan belajar dari kesalahan mereka seperti yang

ditunjukkan secara otomatis oleh perangkat lunak secara real time. Semua pertunjukan siswa 'disimpan dalam database. Makalah ini juga mengusulkan rencana studi untuk menguji niat mahasiswa untuk menggunakan perangkat lunak dalam pembelajaran mereka melalui survei terhadap sampel un-dergraduates. Perangkat lunak ini tidak bermaksud untuk membuat usang atau mengganti pedagogis pendekatan-pendekatan yang sudah ada tetapi akan melengkapi pengajaran dan pembelajaran metode yang ada dari Sistem Operasi. 5. “Learning Styles: A Focus upon E-Learning Practices and their

Implications for Successful Instructional Design” oleh Morris Coose


(64)

lingkungan belajar K-12, fokus penyelidikan perlu menggeser studi khusus yang berkaitan dengan lingkungan ini. Salah satu bidang seperti penyelidikan mengelilingi pengembangan dari konten spesifik kursus online dan gaya belajar individual siswa dalam lingkungan

pembelajaran online. Ulasan ini berfokus pada tubuh besar literatur untuk belajar online pasca-sekolah menengah dan berpendapat kasus untuk penelitian tambahan dalam pendidikan K-12. Sementara studi terbaru telah memulai proses perubahan fokus ini, sebagai pembelajaran online menjadi lebih umum dan diterima sebagai sarana belajar di K-12 tingkat, desainer instruksional dan e-guru harus memperhitungkan fakta bahwa gaya belajar dari K-12 peserta didik akan membutuhkan

pendekatan yang berbeda untuk pengiriman instruksi online.

2.9 Kerangka Berpikir

Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Karena dengan adanya bahan ajar, maka guru memiliki acuan dalam menyampaikan materi sedangkan siswa dapat dengan mudah memahami apa yang akan disampaikan guru.

Dalam pembelajaran mata pelajaran TIK penyampaian materi dilakukan sebelum dilakukan praktikum. Sehingga dibutuhkan sebuah bahan ajar yang berfungsi sebagai panduan dalam teori maupun praktikum. Namun saat ini, pihak sekolah menyediakan bahan ajar yang masih belum sesuai dengan keadaan laboratorium komputer sekolah. Sehingga yang terjadi, siswa sulit


(65)

menyatukan antara teori yang didapat dengan praktikum yang akan dilakukan.

Setelah menganalisa keadaan, maka dapat disimpulkan bahwa siswa perlu memiliki bahan ajar berupa modul yang sesuai dengan kondisi dfasilitas yang disediakan sekolah. Sehingga siswa dapat melakukan praktikum dengan baik karena teori dan praktikum sesuai .

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran dari penelitian yang dilakukan, yaitu:

Keterbatasan Bahan Ajar untuk materi program aplikasi

pengolah kata

Buku Cetak digunakan sebagai panduan praktikum program

aplikasi pengolah kata

Siswa sulit mengaitkan antara teori yang didapat

dengan praktikum

Hasil belajar siswa rendah untuk materi program aplikasi

pengolah kata

Pengembangan bahan ajar modul untuk praktikum program aplikasi pengolahan kata

Menghasilkan bahan ajar modul praktikum program aplikasi pengolah kata

Terdapat perbedaan hasil belajar siswa

Siswa memiliki bahan ajar berupa modul yang sesuai dengan fasilitas

laboratorium komputer


(66)

2.10 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan modul lebih kecil atau sama dengan siswa yang tidak menggunakan modul pembelajaran

Ha: Hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan modul lebih besar dari pada siswa yang tidak menggunakan modul pembelajaran


(67)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Menurut Gall, Gall & Borg (2003), penelitian pengembangan adalah penelitian yang mempunyai orientasi utama untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan.. Tahapan penelitian nya yaitu (1) Membaca literatur penelitian yang relevan, (2) Merencanakan tujuan, (3) Mengembangkan produk awal, (4) Uji lapangan produk awal, (5) Revisi produk hasil uji lapangan, (6) Uji lapangan produk utama, dan (7) Penyempurnaan produk utama.

Dengan metode pengembangan ini, peneliti berusaha untuk menghasilkan sebuah perangkat pembelajaran atau media pembelajaran dalam

mempermudah siswa memahami mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hal ini dilakukan karena rendahnya penguasaan siswa dalam mata pelajaran TIK di SMPN 2 Abung Selatan Lampung Utara.

Orang yang memvalidasi produk atau media pembelajaran dalam penelirian ini disebut Validator. Validator penelitian ini terdiri dari satu orang ahli materi dan satu orang ahli media dan satu orang ahli pembelajaaran. Ahli materi menilai aspek isi dan materi pembelajaran; ahli media menilai aspek


(1)

3. Pengamatan efektifitas dilakukan pada siswa kelas VIII SMPN 2 Abung Selatan, melalui quasi-eksperimental design. Analisis untuk uji normalitas melalui uji non-parametrik K-S, uji beda data menggunakan paired sample t-test dan uji homogenitas. Uji efektifitas aspek kognitif kelas perlakuan menunjukan nilai rata-rata posttest sebesar 8,25 dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata posttest sebesar 6,77, sedangkan untuk aspek psikomotor nilai hasil unjuk kerja pada kelas perlakuan 8,31 dan untuk kelas kontrol sebesar 7,44, dengan nilai rata-rata posttest pada kelas perlakuan lebih besar

daripada kelas kontrol, maka dapat disimpulkan bahan ajar efektif untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Analisis ini menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan bahan ajar modul berada dalam klasifikasi efektif. Sehingga hipotesa awal (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima. 4. Pengujian efisiensi dilaksanakan dengan melihat waktu pembelajaran yang

dilakukan, dilihat dari perbandingan waktu yang disediakan dan waktu yang digunakan siswa dalam pembelajaran hingga tuntas. Pada kelas perlakuan didapatkan rasio perbandingan waktu sebesar 1,14, sedangkan pada kelas kontrol rasionya adalah 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar LKS IPA efisien untuk siswa mampu memahami materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.

5. Pengujian kemenarikan bahan ajar modul dilakukan pada tiga (3) sekolah yaitu SMP N 2 Abung Selatan, SMPN 1 Anak Ratu Aji dan SMP PGRI, dilakukan dengan pengisian kuesioner. Dari hasil perhitungan untuk aspek


(2)

kemenarikan didapatkan jumlah skor total adalah 4.381 termasuk pada klasifikasi “menarik”. Sehingga produk bahan ajar modul ini sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

6. Pengembangan bahan ajar modul tutorial OpenOffice.org Writer ini tidak dapat dilanjutkan untuk pengembangan selanjutnya dikarenakan mata pelajaran TIK tidak terdapat pada kurikulum 2013, namun modul ini dapat dimanfaatkan untuk pennulisan karya ilmiah yang ditugaskan kepada siswa efek dari integrasi mata pelajaran TIK kesemua mata pelajaran pada

kurikulum 2013

5.2 Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah :

1. Pengembangan suatu produk pembelajaran harus didasarkan pada hasil analisis kebutuhan sehingga produk yang akan dikembangkan benar-benar relevan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Produk bahan ajar modul ini merupakan komplemen bagi siswa, agar siswa dapat belajar mandiri diluar dari pembelajaran di kelas. Juga agar siswa dapat mengkontruksi sendiri pengetahuannya sesuai dengan karakteristik belajar masing-masing sampai siswa menguasai

kompetensi yang harus dicapai.

2. Bahan ajar modul ini dapat dijadikan sumber belajar, yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.


(3)

5.3 Saran

Saran pada penelitian ini adalah :

1. Bagi guru bahan ajar modul ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar tambahan yang diberikan kepada siswa, selain itu evaluasi yang terdapat pada bahan ajar modul ini mempermudah guru untuk menilai apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan ataukah perlu pendalaman.

2. Bahan ajar modul ini dapat digunakan bagi siswa untuk sumber belajar madiri yang dapat digunakan diluar pembelajaran di kelas, sehingga mempercepat siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung

Agee, Jane. 2009. Developing qualitative research questions: a reflective process. Department of Educational Theory and Practice. The University at Albany, State University of New York. New York.

http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/09518390902736512 diunduh pada tanggal 21 Juni 2014

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Baharuddin, H. dan Wahyuni, Esa Nur.2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Bloom, S.Benyamin. 1979. Taxonomy of Educational Objectives, The

Classification of Educational Godls : Handbook 1 Cognitive Domain. New York: Longman inc.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Cahyo, Jea Mukti. 2011. Implementasi Teori Pembelajaran Piaget pada Fisika.

Artikel, diambil dari http://studifisika.blogspot.com/2011/02/implementasi-teori-pembelajaran-piaget.html pada 12 Januari 2013

Chaeruman, Uwes Anis. 2007. Prinsip Pembelajaran dengan Sistem Belajar Mandiri. Artikel. Diambil dari http://fakultasluarkampus.net/teknologi-pendidikan-instructio- nal - technology/prinsip -belajar-mandiri/ pada 10 Juni 2013

Coose, Morris. 2007. Learning Styles: A Focus upon E-Learning Practices and their Implications for Successful Instructional Design. Centre for Distance Learning and Innovation Memorial University of Newfoundland

http://www.eduquery.com/jaet/JAET4-1_Cooze.pdf diunduh pada 10 Nopember 2012 jam 8.07wib

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara RI.


(5)

________. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Biro Hukum BPK RI.

________. 2006. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

http://masdukiums.files.wordpress.com/2011/12/standar_isi.pdf. Akses 1 Agustus 2012, pukul 20:16.

________. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas RI.

Diknas. 2004. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikdasmenum.

Elice, Deti. 2012. Pengembangan Desain Bahan Ajar Keterampilan Aritmatika Menggunakan Media Sempoa Untuk Guru Sekolah Dasar. Tesis. FKIP Unila PPSJ Teknologi Pendidikan. Lampung.

Garmpis, Aristogiannis. Design and Development of a Web-based Interactive Software Tool for Teaching Operating Systems. Jurnal.Department of Applied Informatics in Management & Economy Technological Educational Institute of Messolonghi, Messolonghi, Greece

http://jite.org/documents/Vol10/JITEv10p001-017Garmpis869.pdf diunduh pada 10 Nopember 2012 jam 7.57wib Khafida, Sella. 2008. Sistem Belajar Mandiri.

http://sn2dg.blogspot.com/2008/06/sistem-belajar-mandiri.html. Akses 3 Juli 2012, pukul 18:42.

Maksum. 2000. Belajar dan Pembelajaran Praktis. Rajawali: Jakarta. Mashudi, Edi. 2008. Konsep Belajar Mandiri.

http://edingulik.wordpress.com/2008/01/10/untuk-teman-teman/. Akses 3 Juli 2012, pukul 18:38.

Meredith D.Gall, Joyce P.Gall, Walter R.Borg, 2003. Educational Research an Introduction, Seventh Editions. University of Oregon. United State of America. Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Miarso, Yusufhadi dan Eko Suyanto. 2011. Kumpulan Materi Kuliah Mozaik Teknologi Pendidikan. PPSJ Teknologi Pendidikan Unila: Lampung Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Cet 3.


(6)

Prawiradilaga. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Pribadi, Benny A. 2009. Model-model Desain Sistem Pembelajaran. PPS Prodi Teknologi Pendidikan UNJ. Jakarta.

Riadi, Muchlisin.2013. Pengertian, Kelebihan, dan Kelemahan Modul Pembelajaran. Artikel. Diambil dari

http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-kelebihan-kelemahan-modul-pembelajaran.html pada 10 Juni 2013

Riyanto, Agus. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri di SMK Muhammadiyah 2 Metro. Tesis. FKIP Unila PPSJ Teknologi Pendidikan. Lampung.

Ridwan . 2012. Pengertian Openoffice-Aplikasi yang Gratis. Artikel. Diambil dari semangatku.com/439/teknologi/pengertian-openoffice-aplikasi-office-yang-gratis/ pada 10 Juni 2013

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta. Sari, Surya Puspita. 2008. Karakteristik Belajar Mandiri.

http://pipit-surya.blogspot.com/2008/09/karakteristik-belajar-mandiri.html. Akses 23 Juli 2012, pukul 18:41.

Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, James D. Russell. 2011. Instructional Technology & Media for Learning – Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar: Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Smaldino Sharon E etc. 20011. Instructional Tecnologi dan media for learning. Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. Kencana: Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cet.10. Bandung: Alfabeta.

Tim Air Putih. 2010. Panduan Penggunaan Aplikasi FOSS. Creative Commons Atribusi Non-Commercial

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Walter Dick, Lou Carey, James Carey. 2001. The Systematic Design of Instruction: Sixth Edition.United States of America.