C. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memaastikan bahwa kedua kelas yang dijadikan subyek uji coba, baik itu kelas perlakuan dan kelas kontrol
memiliki kondisi yang homogen atau memiliki kemampuan awal yang sama. Pada Tabel 3.10 di bawah ini dapat dilihat hasil analisis nilai
pretest kedua kelas, yaitu kelas perlakuan dan kelas kontrol.
Tabel 3.10. Uji Homogenitas Kelas Perlakuan dan Kelas Kontrol
Dari hasil tabel output based on mean di atas dapat diketahui signifikansi sebesar 0,010. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data mempunyai varian sama atau homogen.
Dari data-data yang didapat, baik pada kelas perlakuan maupun kelas kontrol semua memasuki kriteria untuk dapat dijadikan kelas percobaan,
sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan pengujian sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa:
1. SMP Negeri 2 Abung Selatan berpotensi untuk pengembangan bahan ajar
modul, berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang mengindikasikan proses pembelajaran masih belum optimal karena buku paket yang
digunakan saat ini materinya berbeda dengan fasilitas komputer yang terdapat di sekolah. Materi pada buku menggunakan pengolah kata dari
sistem operasi Windows yaitu Ms.Word, sedangkan fasilitas komputer yang terdapat disekolah menggunakan sistem operasi Linux dengan aplikasi
pengolah kata Openoffice.org. 2.
Pengembangan bahan ajar modul menggunakan langkah pengembangan dengan menggunakan metode Gall, Gall, Borg.
Hasil pengembangannya berupa produk bahan ajar modul yang terdiri dari 1 judul; 2petunjuk penggunaan; 3 materi; 4 latihan; 5
rangkuman; dan 6 tes formatif.
3. Pengamatan efektifitas dilakukan pada siswa kelas VIII SMPN 2 Abung
Selatan, melalui quasi-eksperimental design. Analisis untuk uji normalitas
melalui uji non-parametrik K-S, uji beda data menggunakan paired sample t-test dan uji homogenitas. Uji efektifitas aspek kognitif kelas perlakuan
menunjukan nilai rata-rata posttest sebesar 8,25 dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata posttest sebesar 6,77, sedangkan untuk aspek psikomotor nilai
hasil unjuk kerja pada kelas perlakuan 8,31 dan untuk kelas kontrol sebesar 7,44, dengan nilai rata-rata posttest pada kelas perlakuan lebih besar
daripada kelas kontrol, maka dapat disimpulkan bahan ajar efektif untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Analisis ini menunjukkan tingkat
efektifitas penggunaan bahan ajar modul berada dalam klasifikasi efektif. Sehingga hipotesa awal Ho ditolak dan hipotesa alternatif Ha diterima.
4. Pengujian efisiensi dilaksanakan dengan melihat waktu pembelajaran yang
dilakukan, dilihat dari perbandingan waktu yang disediakan dan waktu yang digunakan siswa dalam pembelajaran hingga tuntas. Pada kelas perlakuan
didapatkan rasio perbandingan waktu sebesar 1,14, sedangkan pada kelas kontrol rasionya adalah 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan
bahan ajar LKS IPA efisien untuk siswa mampu memahami materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
5. Pengujian kemenarikan bahan ajar modul dilakukan pada tiga 3 sekolah
yaitu SMP N 2 Abung Selatan, SMPN 1 Anak Ratu Aji dan SMP PGRI, dilakukan dengan pengisian kuesioner. Dari hasil perhitungan untuk aspek
kemenarikan didapatkan jumlah skor total adalah 4.381 termasuk pada klasifikasi “menarik”. Sehingga produk bahan ajar modul ini sangat layak
untuk digunakan dalam proses pembelajaran. 6.
Pengembangan bahan ajar modul tutorial OpenOffice.org Writer ini tidak dapat dilanjutkan untuk pengembangan selanjutnya dikarenakan mata
pelajaran TIK tidak terdapat pada kurikulum 2013, namun modul ini dapat dimanfaatkan untuk pennulisan karya ilmiah yang ditugaskan kepada siswa
efek dari integrasi mata pelajaran TIK kesemua mata pelajaran pada kurikulum 2013
5.2 Implikasi
Implikasi dari penelitian ini adalah : 1.
Pengembangan suatu produk pembelajaran harus didasarkan pada hasil analisis kebutuhan sehingga produk yang akan dikembangkan
benar-benar relevan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Produk bahan ajar modul ini merupakan komplemen bagi siswa, agar
siswa dapat belajar mandiri diluar dari pembelajaran di kelas. Juga agar siswa dapat mengkontruksi sendiri pengetahuannya sesuai dengan
karakteristik belajar masing-masing sampai siswa menguasai kompetensi yang harus dicapai.
2. Bahan ajar modul ini dapat dijadikan sumber belajar, yang dapat
menambah pengetahuan dan wawasan siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.
5.3 Saran
Saran pada penelitian ini adalah : 1.
Bagi guru bahan ajar modul ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar tambahan yang diberikan kepada siswa, selain itu evaluasi yang
terdapat pada bahan ajar modul ini mempermudah guru untuk menilai apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
ataukah perlu pendalaman. 2.
Bahan ajar modul ini dapat digunakan bagi siswa untuk sumber belajar madiri yang dapat digunakan diluar pembelajaran di kelas, sehingga
mempercepat siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
108
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori
UPI. Bandung Agee, Jane. 2009. Developing qualitative research questions: a reflective process.
Department of Educational Theory and Practice. The University at Albany, State University of New York. New York.
http:www.tandfonline.comdoipdf10.108009518390902736512 diunduh pada tanggal 21 Juni 2014
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Baharuddin, H. dan Wahyuni, Esa Nur.2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Bloom, S.Benyamin. 1979. Taxonomy of Educational Objectives, The
Classification of Educational Godls : Handbook 1 Cognitive Domain. New York: Longman inc.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Cahyo, Jea Mukti. 2011. Implementasi Teori Pembelajaran Piaget pada Fisika.
Artikel, diambil dari http:studifisika.blogspot.com201102implementasi- teori-pembelajaran-piaget.html pada 12 Januari 2013
Chaeruman, Uwes Anis. 2007. Prinsip Pembelajaran dengan Sistem Belajar Mandiri. Artikel. Diambil dari http:fakultasluarkampus.netteknologi-
pendidikan-instructio- nal - technologyprinsip -belajar-mandiri pada 10 Juni 2013
Coose, Morris. 2007.
Learning Styles: A Focus upon E-Learning Practices and their
Implications
for Successful Instructional Design.
Centre for Distance Learning and Innovation Memorial University of Newfoundland
http:www.eduquery.comjaetJAET4-1_Cooze.pdf
diunduh pada 10 Nopember 2012 jam 8.07wib
Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara RI.