Gelombang Tegangan Segitiga Pengujian Modul Pembangkit Gelombang dan Amplitudo

37 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisis dari setiap spesifikasi sistem secara keseluruhan yang dibandingkan dengan function generator GFG-813. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang dapat memberikan hasil sesuai dengan harapan dalam hal ini sesuai dengan spesifikasi yang telah ditulis, sedangkan analisis digunakan untuk membandingkan hasil perancangan dengan hasil pengujian.

4.1. Pengujian Modul Pembangkit Gelombang dan Amplitudo

Pengujian dilakukan dengan membandingkan keluaran dari function generator yang dibuat dengan function generator pada Lab yaitu GFG-813. Pengujian yang dimulai dari frekuensi 0,1Hz, 1Hz, 10Hz, 100Hz, 1kHz, 10kHz, 100kHz, 1MHz, dan 2MHz pada gelombang segitiga, kotak, dan sinus. Selain itu, dilakukan juga pengujian dengan jangkauan frekuensi diatas dengan amplitudo 2V pp , 10V pp , dan 20V pp . Pengujian dilakukan dengan menggunakan sebuah osiloskop digital GDS-1062A dengan menggunakan kedua channel pada osiloskop untuk membandingkan function generator di Lab dengan function generator yang dibuat. Dimana channel pertama kuning merupakan hasil pengujian function generator Lab dan channel kedua biru adalah hasil pengujian function generator yang dibuat.

4.1.1 Gelombang Tegangan Segitiga

Gelombang tegangan segitiga merupakan dasar dari setiap gelombang yang terbentuk dari proses osilasi MAX038. Gelombang segitiga terjadi karena proses pengisian dan pengosongan kapasitor pada MAX038. Untuk membuktikan bahwa gelombang segitiga tersebut ideal atau tidak, maka diperlukan perhitungan gradien dari gelombang tersebut. Persamaan gradien yang digunakan adalah: = 2 − 1 2 − 1 4.1 38 dengan: m 1 = gradien garis menanjak. m 2 = gradien garis menurun. x 1 ,y 1 = koordinat titik awal A s , V. x 2 ,y 2 = koordinat titik akhir B s , V. Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa gelombang tegangan segitiga yang dihasilkan function generator lab dan function generator yang dibuat memiliki kesamaan bentuk dan tidak tampak ada gangguan pada gelombangnya. Untuk menghitung kemiringan dan kesimetrisan gelombang maka dapat menggunakan Persamaan 4.1. Untuk amplitudo 2V pp , koordinat garis menanjak titik A - 5 , -1,155, titik B 0, 1,155. Sedangkan koordinat garis menurun titik A 0 , 1,155, titik B 5 , -1,155. Berikut perhitungan gradien garis menanjak pada amplitudo 2V pp : 1 = 1,155 + 1,155 0 + 5 = 0,462 aAmplitudo 2V pp b Amplitudo 10V pp c Amplitudo 20V pp Gambar 4.1. Gambar Gelombang Tegangan Segitiga 0,1Hz. 39 Sedangkan untuk garis menurun: 2 = −1,155 − 1,155 5 = −0,462 Tabel 4.1. Tabel Amplitudo Terhadap Gradien pada Frekuensi 0,1Hz. Amplitudo V pp Gradien Garis Menanjak Magnitude Gradien Menurun Selisih 2 0,462 0,462 10 2,02 2,02 20 3,52 3,52 Dengan: Titik A Garis menanjak pada amplitudo 2V pp = -5 , -1,155 Titik B Garis menanjak pada amplitudo 2V pp = 0 , 1,155 Titik A Garis menurun pada amplitudo 2V pp = 0 , 1,155 Titik B Garis menurun pada amplitudo 2V pp = 5 , -1,155 Titik A Garis menanjak pada amplitudo 10V pp = -5 , -5,05 Titik B Garis menanjak pada amplitudo 10V pp = 0 , 5,05 Titik A Garis menurun pada amplitudo 10V pp = 0 , 5,05 Titik B Garis menurun pada amplitudo 10V pp = 5 , -5,05 Titik A Garis menurun pada amplitudo 20V pp = -5 , -8,8 Titik B Garis menurun pada amplitudo 20V pp = 0 , 8,8 Titik A Garis menurun pada amplitudo 20V pp = 0 , 8,8 Titik B Garis menurun pada amplitudo 20V pp = 5 , -8,8 Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa bentuk gelombang tersebut simetris karena memiliki nilai gradien yang sama. 40 Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa gelombang tegangan segitiga yang dihasilkan function generator Lab dan function generator yang dibuat memiliki kesamaan bentuk dan tidak tampak ada gangguan pada gelombangnya. Untuk menghitung kemiringan dan kesimetrisan gelombang maka dapat menggunakan Persamaan 4.1. Tabel 4.2. Tabel Amplitudo Terhadap Gradien pada Frekuensi 1Hz. Amplitudo V pp Gradien Garis Menanjak Magnitude Gradien Menurun Selisih 2 3,82 3,82 10 20 20 20 36,6 36,6 Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa bentuk gelombang tersebut simetris karena memiliki nilai gradien yang sama. aAmplitudo 2V pp b Amplitudo 10V pp c Amplitudo 20V pp Gambar 4.2. Gambar Gelombang Tegangan Segitiga 1Hz. 41 Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa gelombang tegangan segitiga yang dihasilkan function generator Lab dan function generator yang dibuat memiliki kesamaan bentuk dan tidak tampak ada gangguan pada gelombangnya. Untuk menghitung kemiringan dan kesimetrisan gelombang maka dapat menggunakan Persamaan 4.1. . Tabel 4.3. Tabel Amplitudo Terhadap Gradien pada Frekuensi 10Hz. Amplitudo V pp Gradien Garis Menanjak Magnitude Gradien Menurun Selisih 2 40 40 10 200 200 18 360 360 Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa bentuk gelombang tersebut simetris karena memiliki nilai gradien yang sama. aAmplitudo 2V pp b Amplitudo 10V pp c Amplitudo 18V pp Gambar 4.3. Gambar Gelombang Tegangan Segitiga 10Hz. 42 Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa gelombang tegangan segitiga yang dihasilkan function generator Lab dan function generator yang dibuat memiliki kesamaan bentuk dan tidak tampak ada gangguan pada gelombangnya. Untuk menghitung kemiringan dan kesimetrisan gelombang maka dapat menggunakan Persamaan 4.1. Tabel 4.4. Tabel Amplitudo Terhadap Gradien pada Frekuensi 100Hz. Amplitudo V pp Gradien Garis Menanjak Magnitude Gradien Menurun Selisih 2 400,14 400,14 10 2x10 3 2x10 3 20 4060 4060 Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa bentuk gelombang tersebut simetris karena memiliki nilai gradien yang sama. a Amplitudo 2V pp b Amplitudo 10V pp c Amplitudo 20V pp Gambar 4.4. Gambar Gelombang Tegangan Segitiga 100Hz. 43 Pada frekuensi 1kHz gelombang tegangan segitiga yang dihasilkan function generator Lab dan function generator yang dibuat memiliki kesamaan bentuk dan tidak tampak ada gangguan pada gelombangnya. Untuk mengetahui kemiringan dan kesimetrisan gelombang maka dilakukan perhitungan menggunakan Persamaan 4.1. Tabel 4.5. Tabel Amplitudo Terhadap Gradien pada Frekuensi 1kHz. Amplitudo V pp Gradien Garis Menanjak Magnitude Gradien Menurun Selisih 2 4000,6 4000,6 10 2x10 4 2x10 4 20 4x10 4 4x10 4 Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa bentuk gelombang tersebut simetris karena memiliki nilai gradien yang sama. a Amplitudo 2V pp b Amplitudo 10V pp c Amplitudo 20V pp Gambar 4.5. Gambar Gelombang Tegangan Segitiga 1kHz. 44 Pada frekuensi 10kHz gelombang tegangan segitiga yang dihasilkan function generator Lab dan function generator yang dibuat memiliki kesamaan bentuk dan tidak tampak ada gangguan pada gelombangnya. Untuk mengetahui kemiringan dan kesimetrisan gelombang maka dilakukan perhitungan menggunakan Persamaan 4.1. Tabel 4.6. Tabel Amplitudo Terhadap Gradien pada Frekuensi 10kHz. Amplitudo V pp Gradien Garis Menanjak Magnitude Gradien Menurun Selisih 2 4x10 4 4x10 4 10 2x10 5 2x10 5 20 4,06x10 5 4,06x10 5 Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa bentuk gelombang tersebut simetris karena memiliki nilai gradien yang sama. a Amplitudo 2V pp b Amplitudo 10V pp c Amplitudo 20V pp Gambar 4.6. Gambar Gelombang Tegangan Segitiga 10kHz. 45 Pada frekuensi 100kHz gelombang tegangan segitiga yang dihasilkan function generator Lab dan function generator yang dibuat memiliki kesamaan bentuk dan tidak tampak ada gangguan pada gelombangnya. Untuk mengetahui kemiringan dan kesimetrisan gelombang maka dilakukan perhitungan menggunakan Persamaan 4.1. Tabel 4.7. Tabel Amplitudo Terhadap Gradien pada Frekuensi 100kHz. Amplitudo V pp Gradien Garis Menanjak Magnitude Gradien Menurun Selisih 2 3,92x10 5 3,92x10 5 10 2x10 6 2x10 6 20 4x10 6 4x10 6 Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa bentuk gelombang tersebut simetris karena memiliki nilai gradien yang sama. a Amplitudo 2V pp b Amplitudo 10V pp c Amplitudo 20V pp Gambar 4.7. Gambar Gelombang Tegangan Segitiga 100kHz. 46 Pada frekuensi 1 MHz gelombang tegangan segitiga pada amplitudo 2V pp dan 10V pp yang dihasilkan function generator Lab dan function generator yang dibuat memiliki kesamaan bentuk dan tidak tampak ada gangguan pada gelombangnya. Namun untuk amplitudo 20V pp dapat dilihat bahwa bentuk gelombang mulai berubah tidak lagi segitiga. Untuk mengetahui kemiringan dan kesimetrisan gelombang maka dilakukan perhitungan menggunakan Persamaan 4.1. Tabel 4.8. Tabel Amplitudo Terhadap Gradien pada Frekuensi 1MHz. Amplitudo V pp Gradien Garis Menanjak Magnitude Gradien Menurun Selisih 2 4x10 5 -4x10 5 10 1,96x10 7 -1,96x10 7 Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa bentuk gelombang tersebut simetris karena memiliki nilai gradien yang sama. a Amplitudo 2V pp b Amplitudo 10V pp c Amplitudo 20V pp Gambar 4.8. Gambar Gelombang Tegangan Segitiga 1MHz. 47 Pada frekuensi 2MHz dengan amplitudo 2V pp , gelombang tegangan segitiga yang dihasilkan function generator Lab dan function generator yang dibuat memiliki kesamaan bentuk dan tidak tampak ada gangguan pada gelombangnya. Untuk mengetahui kemiringan dan kesimetrisan gelombang maka dilakukan perhitungan menggunakan Persamaan 4.1. Tabel 4.9. Tabel Amplitudo Terhadap Gradien pada Frekuensi 2MHz. Amplitudo V pp Gradien Garis Menanjak Magnitude Gradien Menurun Selisih 2 8000440 8000440 Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa bentuk gelombang tersebut simetris karena memiliki nilai gradien yang sama. Sedangkan untuk frekuensi 2MHz dengan amplitudo 12V pp dapat dilihat bentuk gelombang sudah berubah dan tidak sama seperti dengan keluaran GFG-813. a Amplitudo 2 V pp b Amplitudo 12 V pp Gambar 4.9. Gambar Gelombang Tegangan Segitiga 2MHz. 48

4.1.2 Gelombang Tegangan Sinus