creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah kurang dari 10 per tahun dan kenaikan harga barangjasa berjalan secara lambat dengan persentase
kecil serta dalam jangka waktu yang relative lama. 2 Inflasi menengah galooping inflation ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar biasanya
double digit dan berjalan dalam waktu yang relative pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya harga-harga minggubulan ini lebih tinggi dari minggu
bulan lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap pertumbuhan perekonomian lebih besar daripada creeping inflation. 3 Inflasi tinggi hyper Inflation merupakan
inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkepentingan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot
dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja misalnya
ditimbulkan oleh adanya perang yang dibelanjai dengan mencetak uang.
4. Tingkat Suku Bunga
Menurut teori klasik tingkat bunga terjadi berdasarkan kekuatan permintaan dana tabungan di pasar uang. Timbulnya penawaran dana
disebabkan adanya masyarakat yang kelebihan pendapatan untuk dikonsumsi sehingga mereka berhasrat untuk menabung. Di lain pihak terdapat masyarakat
yang memerlukan dana untuk kegiatan investasi. Harga yang harus dibayar oleh pihak yang memerlukan dana untuk keperluan investasi yaitu tingkat bunga.
Tingkat bunga adalah pembayaran yang harus dilakukan untuk penggunaan uang. Tingkat bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan perunit
waktu. Dengan kata lain masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam uang. Biaya untuk meminjam uang diukur dalam rupiah per tahun untuk setiap
Universitas Sumatera Utara
rupiah yang dipinjam atau dalam persen pertahun adalah tingkat bunga. Masyarakat mau membayar bunga karena dana yang dipinjam membantu mereka
untuk membeli barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan konsumsi atau membuat investasi yang menguntungkan.
Semakin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasan seorang pengusaha akan menambah pengeluaran
investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi semakin besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut yang
merupakan ongkos-ongkos penggunaan dana cost of capital. Semakin rendah tingkat bunga maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi
sebab biaya penggunaan dana juga akan semakin kecil.
5. Jumlah Penduduk
Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan
persebaran penduduk tercapai optimal. Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial
yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya.
Pada tahun 2010, penduduk Kota Medan mencapai 2 097 610 jiwa. Dibanding hasil Sensus Penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk sebesar
193 337 jiwa atau sebesar 10,15 persen. Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 7 913 jiwa km².
Universitas Sumatera Utara
2.2. Penelitian Terdahulu
1. Hening Widi Oetomo, 2006, Analisis Faktor Ruangan Yang Berpengaruh
Terhadap Nilai Tanah Perkotaan. Dengan hasil penelitian adalah dihasilkannya 5 faktor baru yang terdiri dari faktor sosial, faktor fisik, faktor
ekonomi, faktor pendidikan, dan faktor konstruksi yang mempengaruhi nilai tanah perkotaan dengan menggunakan data pengukuran dan metode statistik
analisis faktor. 2.
Ari Budiharjo, 2003, Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, dan Inflasi terhadap Penerimaan PBB Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa
Tengah. Menggunakan metode analisa regresi model pooled time series. Dengan hasil penelitian bahwa penerimaan PBB dipengaruhi secara
signifikan oleh faktor jumlah penduduk, PDRB, dan Inflasi. 3.
Hadi Sasana, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan PBB. Menggunakan metode Regresi Loglinier Berganda. Dengan hasil
penelitian penerimaan PBB dipengaruhi oleh PDRB perkapita, jumlah wajib pajak, inflasi, jumlah luas lahan, jumlah bangunan, dan krisis moneter.
4. Mukhlis, 2002, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan PBB.
Menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Dengan hasil penelitian luas lahan, jumlah luas bangunan, jumlah wajib pajak, dan tertib administrasi
mempengaruhi penerimaan PBB. 5.
Yusriadi, 1996, Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan PBB. Menggunakan Metode Analisis Regresi Time Series. Dengan hasil penelitian
PDRB, jumlah penduduk, dan panjang jalan secara signifikan berpengaruh pada penerimaan PBB.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang saling mempengaruhi dalam bentuk kerangka konseptual yang akan dibangun dengan konsep sebagai
berikut : Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai variabel dependen
disimbolkan dengan Y, PDRB sebagai variabel independen disimbolkan dengan X
1
, tingkat suku bunga sebagai variabel independen disimbolkan dengan X
2,
tingkat inflasi sebagai variabel independen disimbolkan dengan X
3,
dan jumlah penduduk sebagai variabel independn disimbolkan dengan X
4
. Selanjutnya, skema kerangka konseptual dapat dilihat gambar berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian Penerimaan PBB 2. Hipotesis
Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara atas masalah yang sebenarnya dimana kebenarannya masih harus diuji. Berangkat dari perumusan
Tingkat Bunga X
2
Tingkat Inflasi X
3
PDRB X
1
Jumlah Penduduk X
4
Penerimaan PBB Y
Universitas Sumatera Utara
masalah tersebut penulis mencoba membuat hipotesis tentang permasalahan sebagai berikut :
1. Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh positif terhadap penerimaan
Pajak Bumi Bangunan di Kota Medan. 2.
Tingkat inflasi berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Bumi Bangunan di Kota Medan.
3. Tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap penerimaan Pajak Bumi
Bangunan di Kota Medan. 4.
Jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Bumi Bangunan di Kota Medan.
5. Produk Domestik Regional Bruto, tingkat suku bunga, inflasi dan jumlah
penduduk berpengaruh signifikannyata terhadap penerimaan Pajak Bumi Bangunan di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitan adalah merupakan suatu gambaran serta prosedur dan pengolahan data yang didapat untuk memberikan hasil penelitian terhadap
hipotesis yang diajukan.
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel yang dianalisis yaitu PDRB, tingkat bunga, Inflasi dan jumlah penduduk
berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Medan.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi tersebut dengan alasan bahwa Kota Medan dengan struktur
masyarakatnya merupakan pusat perekonomian maupun industri di Provinsi Sumatera Utara.
3.3. Spesifikasi Penelitian
Spesifikasi penelitian yang dipakai adalah deskriptif analistis. Bersifat deskriptif karena dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran
secara menyeluruh dan sistematis mengenai peraturan perundang-undangan tentang pemerintah daerah dan otonomi daerah yang berkaitan dengan peraturan
Universitas Sumatera Utara
perpajakan khususnya Pajak Bumi dan Bangunan dengan didasarkan pula kepada peraturan perundang-undangan tentang Perimbangan Keuangan antara
Pusat dan daerah. Bersifat analistis karena kemudian dari hasil penelitian dilakukan suatu analisis terhadap kinerja penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
selama ini di Kota Medan untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan otonomi daerah.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipergunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dipakai adalah data triwulanan tahun 2000 -
2011. Yakni data yang sah dipublikasi umum oleh instansi yang terkait untuk dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian oleh khayalak umum. Pihak instansi
inilah sebagai sumber data yang penulis kumpulkan. Data sekunder yang diambil mulai dari tahun 2000 - 2011 data diambil
secara bulanan dalam setahun sehingga diperoleh data pengamatan sebanyak 12 x 4 = 48 pengamatan.
Metode pemecahan data menjadi pertriwulan dilakukan dengan metode interpolasi data dengan rujukan Insukrindo 2000 dengan rumus sebagai berikut :
Q
1
= ¼ [ Y
t
+ -4,512 Y
t
– Y
t-1
Q ]
2
= ¼ [ Y
t
+ -1,512 Y
t
– Y
t-1
Q ]
3
= ¼ [ Y
t
+ 1,512 Y
t
– Y
t-1
Q ]
4
= ¼ [ Y
t
+ 4,512 Y
t
– Y
t-1
]
Universitas Sumatera Utara
Dimana : Q
1
Q : Nilai triwulan pertama
2
Q : Nilai triwulan kedua
3
Q : Nilai triwulan ketiga
4
Yt : Nilai pada tahun saat ini
: Nilai triwulan keempat
Yt-1 : Nilai pada tahun sebelumnya
Adapun data – data yang penulis pergunakan adalah sebagai berikut: 1.
Realisasi Penerimaan PBB di Kota Medan, dari Instansi Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Sumatera Utara I.
2. PDRB Kota Medan yang dilakukan secara total keseluruhan atas dasar harga
berlaku. 3.
Tingkat inflasi, dari instansi Bank Indonesia maupun Badan Pusat Statistik. 4.
Tingkat suku bunga, dari instansi Bank Indonesia Kota Medan dan instansi lainnya yang terkait.
5. Jumlah penduduk dari instansi Badan Pusat Statistik Kota Medan dan instansi
lainnya yang terkait.
3.5. Model Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda, karena penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh
variabel independen terhadap variable dependen. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square OLS.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB di Kota Medan digambarkan sebagai berikut :
Y = a +a
1
X
1
+ a
2
X
2
+ a
3
X
3
+ a
4
X
4
Selanjutnya, model di atas diubah menjadi bentuk double logaritama sehingga modelnya berbentuk :
+ e
LogPBB = Log a +a
1
Log PDRB + a
2
Log INF + a
3
Log SB + a
4
Dimana : Log
PDDK + e
PBB : Realisasi Penerimaan PBB di Kota Medan a
PDRB : KonstantaIntercept
:
INF : Tingkat Bunga Produk Domestik Regional Bruto
SB PDDK : Jumlah Penduduk
: Tingkat Inflasi
e : Error Term
3.6. Uji Statistik 1. Koefisien Determinasi R-Square
Koefisien determinasi R-Square dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variable independent secara bersama dapat memberi penjelasan
terhadap variable independent. Dimana nilai R
2
berkisar antara 0 sampai dengan 1 0 R
2
1.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji t-Statistik Uji Secara Parsial
Uji t-statistik merupakan satu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak
terhadap variable dependent dengan menganggap variable independent lainnya konstan, dalam hal ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
H : b
1
H = 0 tidak signifikan
: b
1
Dimana bi adalah koefisian variable independent ke-i nilai parameter hipotesis, artinya tidak ada pengaruh variable X
≠ 0 signifikan
i
terhadap Y. Bila t-hitung t- tabel, maka pada tingkat kepercayaan tertentu H
ditolak, hal ini berarti bahwa variable independent yang diuji berpengaruh secara nyata signifikan terhadap
variabel dependent dan bila t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H
Kriteria pengambilan keputusan, dalam hal ini menggunakan kaidah dari alat bantu program SPSS dengan membandingkan nilai Significant-t Sig.t
terhadap nilai alpa, yakni: diterima artinya bahwa variable independent yang diuji tidak
berpengaruh nyata terhadap variable independen.
a. Nilai Sig alpa maka keputusan yang diambil adalah menerima Hi
menolak Ho, yaitu adanya pengaruh antara masing-masing variabel bebasnya terhadap variabel terikat.
b. Nilai Sig ≥ Sig.t maka keputusan yang diambil adalah menerima Ho
menolak Hi, yaitu tidak adanya pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
3. Uji F Uji Secara SerempakBersama