Produk Domestik Regional Bruto PDRB

1995. PBB merupakan pajak atas properti yang objeknya adalah bumi tanah danatau bangunan. Dasar pengenaan PBB adalah asas manfaat, sehingga siapa saja yang memperoleh manfaat atas tanah danatau bangunan wajib membayar PBB. Tanah danatau bangunan telah memberikan keuntungan danatau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi yang mempunyai sesuatu hak atasnya atau memperoleh manfaat darinya. Oleh karena itu wajar bila diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada negara melalui pembayaran PBB. Penghasilan dari tanah danatau bangunan adalah dalam bentuk sewa ekonomi. Karena sifat penawaran dari tanah mencerminkan nilai kapitalisasi dari sewanya maka harganya akan terus meningkat sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk dan pendapatan. Sesuai Undang-undang nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan bahwa dasar pengenaan PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak Pasal 6 Ayat 1, sehingga dengan demikian pengenaan PBB adalah didasarkan atas nilai dari tanah danatau bangunan. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan, maka akan mempengaruhi peningkatan penerimaan PBB.

2. Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Produk Domestik Regional Bruto PDRB menunjukkan nilai seluruh output atau produk dalam suatu wilayah tertentu dan pada waktu tertentu biasanya satu tahun. Ada 3 tiga pendekatan dalam menghitung PDRB Wijaya, 1992, yaitu : 1. Pendekatan produksi yang menghitung PDRB dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam wilayah dan waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara 2. Pendekatan pendapatan yang menghitung PDRB dengan menjumlahkan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi upah, gaji, sewa, tanah, bunga, keuntungan dalam wilayah dan waktu tertentu. 3. Pendekatan pengeluaran yang menghitung PDRB dengan menjumlahkan semua komponen permintaan akhir yang meliputi pengeluaran konsumsi, pengeluaran pemerintah, modal tetap atau investasi dan ekspor bersih. Penghitungan PDRB dapat dilakukan atas dasar harga yang berlaku atau atas dasar harga konstan pada suatu tahun tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku merupakan semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan dinilai berdasarkan harga pasar pada tahun yang bersangkutan. Hal ini digunakan untuk melihat perubahan struktur ekonomi suatu daerah dan untuk menghitung besaran pendapatan perkapita masyarakat. PDRB atas dasar harga konstan merupakan semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan dinilai dengan harga pada tahun tertentu yang dipilih sebagai tahun dasar untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu daerah, karena mencerminkan pertumbuhan produksi barang dan jasa secara riil dari suatu tahun ke tahun berikutnya. Beberapa kelemahan PDRB sebagai alat ukur kesejahteraan masyarakat : 1. Tidak mencakup transaksi-transaksi kegiatan ekonomi yang tidak melalui pasar, seperti kegiatan produksi ibu rumah tangga, petani yang menanam sayur dan buah-buahan untuk konsumsi sendiri dan sebagainya. 2. Tidak mempertimbangkan kualitas barang-barang yang diproduksi, karena yang dihitung hanya kuantitasnya. 3. PDRB hanya mengukur besarnya output total masyarakat tanpa mengukur apakah konsumsi tersebut tepat atau diinginkan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 4. Tidak memperhitungkan dampak negatif yang timbul terhadap kelestarian lingkungan seperti pencemaran air, polusi udara dan sebagainya yang diakibatkan oleh kegiatan produksi. 5. Tidak mencerminkan distribusi kesejahteraan ekonomi yang sesungguhnya, karena output nasional total yang lebih merata distribusinya dirasakan memberikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi dari pada bila terdistribusikan kurang merata. Metodologi penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penghitungan PDRB menurut harga berlaku atau penghitungan PDRB atas dasar harga konstan. 1. Penghitungan PDRB menurut lapangan usaha secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut : a. Penghitungan PDRB atas harga berlaku dilakukan dengan dua metode yaitu: 1 Metode langsung dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah yang bersangkutan, dan 2 Metode tidak langsung dengan cara alokasi PDRB porpinsi, menggunakan beberapa indikator produksi dan indikator lainnya yang relevan selaku alokator. Penghitungan dengan metode langsung menggunakan pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Sedangkan metode tidak langsung dengan menggunakan indikator antara lain berupa nilai produk brutonetto setiap sektor, jumlah produk fisik, tenaga kerja, penduduk dan lainnya yang sesuai. Universitas Sumatera Utara 2. Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan dapat dilakukan secara: a. Revaluasi yaitu mengalikan kuantum tahun berjalan dengan harga tahun dasar. Menyangkut biaya antara karena komponennya sangat banyak maka penghitungannya dilakukan dengan cara perkalian output pada masing-masing tahun dengan ratio tetap biaya antara. b. Ekstrapolasi yaitu dengan mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi sebagai ekstrapolator. c. Deflasi yaitu membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing- masing tahun dengan indeks harga sebagai deflator. d. Deflasi berganda yaitu yang dideflasi adalah output dan biaya antara, sedangkan nilai tambahnya diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut.

3. Tingkat Inflasi