1. Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kabupaten Boyolali
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Boyolali
Tahun 2008 sd 2012
No. Golongan
2008 2009 2010 2011 2012 1
I 258 282 254 245 224
2 II
2.305 2.411 2.466 2.399 2.234
3
III 4.971 4.687 4.393 4.207 3.946
4 IV
5.343 5.535 5.657 5.584 5.426
Jumlah 12.877 12.915 12.770 12.435 11.830
Sumber Data: Diolah dari Kepala Bagian Perundang-undangan dan Informasi Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Boyolali.
Data dari tabel 2.1 di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2008 terdapat 12.877 PNS, kemudian pada tahun 2009 terdapat 12.915 PNS
sehingga ada peningkatan sebanyak 38 PNS karena adanya penerimaan CPNS. Sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 145
PNS sehingga jumlahnya menjadi 12.770 PNS, pada tahun 2011 mengalami penurunan lagi sebanyak 335 PNS sehingga jumlahnya menjadi 12.435 PNS
dan puncaknya pada tahun 2012 mengalami penurunan sebanyak 605 PNS sehingga jumlahnya menjadi 11.830 PNS, hal ini disebabkan karena
banyaknya PNS yang pensiun dan Pemerintah Kabupaten Boyolali melakukan penghentian sementara atau moratorium penerimaan CPNS.
Pada tahun 2008 terdapat 258 PNS Golongan I, 2.305 PNS Golongan II, 4.971 PNS Golongan III dan 5.343 Golongan IV.
Pada tahun 2009 terdapat peningkatan PNS Golongan I menjadi 282, Golongan II menjadi 2.411, penurunan PNS pada Golongan III menjadi 4.687
dan peningkatan PNS pada Golongan IV menjadi 5.535 PNS.
Pada tahun 2010 terdapat penurunan jumlah PNS pada Golongan I menjadi 254 PNS, peningkatan pada Golongan II menjadi 2.466 PNS,
penurunan pada Golongan III menjadi 4.393 PNS dan peningkatan pada Golongan IV menjadi 5.657 PNS.
Pada tahun 2011 mengalami penurunan pada semua Golongan yaitu 245 PNS Golongan I, 2.399 PNS Golongan II, 4.207 PNS Golongan III dan
5.584 PNS Golongan IV. Pada tahun 2012 juga mengalami penurunan pada semua Golongan
yaitu 224 PNS Golongan I, 2.234 PNS Golongan II, 3.946 PNS Golongan III dan 5.426 PNS Golongan IV.
Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil menjadi sangat penting dalam menegakkan kinerja aparatur negara yang baik dan berwibawa, oleh karena
itu pemerintah telah memberikan suatu kebijaksanaan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 yaitu tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparat Pemerintah dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah
menjadi tanggung jawabnya dengan baik, akan tetapi sering terjadi di dalam suatu instansi pemerintah pegawainya melakukan pelanggaran disiplin seperti
datang terlambat, pulang sebelum waktunya, bekerja sambil ngobrol dan
penyimpangan-penyimpangan lainnya yang menimbulkan kurang efektifnya pegawai yang bersangkutan.
27
Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Boyolali menimbulkan suatu pertanyaan yaitu apakah pelanggaran-pelanggaran
tersebut sudah sedemikian membudaya sehingga sulit untuk diadakan pembinaaan atau penertiban sebagaimana telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 53 Tahun 2010. Sehingga kedisiplinan pegawai sangat penting untuk ditegakkan agar dapat tercipta pemerintahan yang bersih dan
berwibawa. Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, maka untuk mewujudkan
aparatur Pemerintahan yang bersih dan berwibawa, kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan, Pegawai
Negeri Sipil sebagai Aparat Pemerintah, abdi negara dan abdi masyarakat harus bisa menjadi suri tauladan terhadap masyarakat secara keseluruhan,
sehingga masyarakat dapat percaya terhadap peran Pegawai Negeri Sipil. Pelaksanaan Pengawasan terhadap Kinerja PNS di Kabupaten Boyolali
Keberadaan pemerintah di berbagai negara modern terutama negara - negara Kesejahteraan Welfare State merupakan suatu tonggak yang menjadi
tumpuan harapan masyarakat atau warga negara untuk mempertahankan hak - haknya yang dirugikan oleh perbuatan pejabat administrasi karena keputusan
yang dikeluarkannya.
27
Ibid.
Pejabat administrasi di dalam menjalankan tugas kewajibannya senantiasa melakukan perbuatan, yakni suatu tindakan bersifat aktif atau pasif
yang tidak lepas dari kekuasaan yang melekat padanya karena inhaerent atau als zodanig dalam menunaikan tugas - jabatannya.
Dalam melaksanakan kewajibannya tersebut pejabat administrasi harus mempunyai kewenangan sebagai dasar hukumnya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mochtar Kusumaatmadja, yang mengatakan bahwa :“Kekuasaan sering bersumber pada wewenang formal formal authority yang
memberikan wewenang atau kekuasaan kepada seseorang atau suatu pihak dalam suatu bidang tertentu”. Dalam hal demikian dapat kita katakan, bahwa
kekuasaan itu bersumber pada hukum, yaitu ketentuan - ketentuan hukum yang mengatur pemberian wewenang tadi.
Berkenaan dengan kekuasaan ini, teringat akan pendapat John Emerick Edwed Dalberg Acton atau lebih dikenal dengan Lord Acton yang
menyatakan bahwa power tends to corrupt and absolute power tends to corrupt absolutely.
28
Melihat kenyataan tersebut, dapat dipahami bahwa pengenaan sanksi hukum sangat diperlukan keberadaannya sebagai salah satu jalur bagi para
pencari keadilan yang merasa kepentingannya dirugikan oleh pejabat administrasi karena dalam melaksanakan kekuasaannya itu ternyata yang
28
Ibid.
bersangkutan terbukti melanggar ketentuan hukum. Terciptanya penegakan disiplin PNS merupakan suatu tonggak yang
menjadi tumpuan masyarakat atau warga negara untuk mempertahankan hak- haknya yang dirugikan oleh suatu perbuatan administrasi negara yang
mengandung kekeliruan, kesalahan dan yang bertentangan dengan undang- undang. Perbuatan pejabat administrasi yang demikian ini disebut sebagai
suatu perbuatan yang melanggar hukum dan bertentangan dengan asas - asas umum pemerintahan yang baik.
2. Pengenaan Sanksi Administrasi Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali
Sanksi administrasi ditujukan kepada perbuatan pelanggarannya sedangkan sanksi pidana ditujukan kepada si pelanggar dengan memberi
hukuman berupa nestapa. Sanksi administrasi dimaksudkan agar perbuatan pelanggaran itu dihentikan. Sifat sanksi adalah “reparatoir” artinya
memulihkan pada keadaan semula. Di samping itu perbedaan antara sanksi pidana dan sanksi administrasi ialah tindakan penegakan hukumnya. Sanksi
administrasi diterapkan oleh Pejabat Administrasi tanpa harus melalui prosedur peradilan sedangkan sanksi pidana hanya dapat dijatuhkan oleh
hakim pidana melalui proses peradilan.
29
Sebelum membahas mengenai proses pemberian sanksi administrasi
29
Philipus M. Hadjon, et. al, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia Introduction To The Indonesian Administrative Law, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2008, h.
247.
Disiplin PNS di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Boyolali, penulis akan membahas mengenai pengaturan Disiplin PNS di Pemerintah Kabupaten
Boyolali terlebih dahulu. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa kedudukan
hukum seorang Pegawai Negeri Sipil diatur dalam berbagai perundang – undangan kepegawaian dan berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil yang sedang
aktif melaksanakan tugasnya maupun Pegawai Negeri Sipil yang sudah tidak aktif melaksanakan tugasnya. Peraturan perundang – undangan tersebut
menjadi pedoman bagi para Pegawai Negeri Sipil untuk menjalankan kewajiban – kewajiban dan menjauhi larangan – larangannya serta cara
memperoleh hak – haknya. Dari berbagai peraturan Pegawai Negeri Sipil terdapat beberapa aturan
yang mengatur Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan.
Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah, abdi negara dan abdi masyarakat harus bisa menjadi teladan bagi masyarakat secara keseluruhan
agar masyarakat dapat percaya terhadap peran Pegawai Negeri Sipil. Disiplin Pegawai Negeri Sipil diperlukan untuk mewujudkan Aparatur Pemerintahan
yang bersih dan berwibawa. Berdasarkan wawancara dengan Bagian Kepegawaian Pemerintah
Kabupaten Boyolali Iwan Hernowo, SH peraturan disiplin yang digunakan di Pemerintah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :
a. Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok – Pokok Kepegawaian jo. Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974. b. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil. c. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali No. 16 Tahun 2011, Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali. d. Peraturan Bupati Boyolali No. 35 Tahun 2011, Tentang Penjabaran Tugas
Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Boyolali Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Boyolali dengan menerapkan beberapa aturan disiplin sebagai berikut :
1 Hari kerja mulai hari Senin sampai dengan hari Jum’at. 2 Jam kerja dan jam istirahat bagi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten
Boyolali diatur sebagai berikut: a. Jam kerja sebagai berikut :
1. Hari Senin sd Kamis dari pukul 07.00 sd pukul 15.15 waktu setempat.
2. Hari Jum’at dari pukul 07.00 sd pukul 11.30 waktu setempat. b. Jam istirahat sebagai berikut :
Hari Senin sd Kamis dari pukul 12.00 sd pukul 13.00 waktu setempat c. Jam kerja sebagaimana ditentukan di atas disesuaikan dengan
kebutuhan dan pekerjaan yang harus dilakukan di luar kantor dan di luar ketentuan jam kerja.
3 Pelaksanaan Daftar Hadir diatur sebagai berikut : a. Daftar hadir dan daftar pulang dapat dilaksanakan melalui mesin
finger scan, mesin kartu dan atau manual. b. Daftar hadir dan daftar pulang secara manual diatur sebagai
berikut: 1 Daftar hadir dan daftar pulang kerja dilaksanakan setiap hari
dengan menulis jam datang maupun pulang, dan menandatangani pada daftar hadir, karena daftar nama sudah ada.
2 Daftar pulang pada hari Senin sampai dengan Kamis akan dikeluarkan pada jam 15.15 waktu setempat dan pada hari Jum’at
dikeluarkan pada jam 11.30 waktu setempat, apabila ada kepentingan dinas keluar sebelum jam pulang, pengisian daftar
pulang dapat dilakukan dengan surat ijin tertulis dari atasan langsung.
Atas kebijakan Bupati Boyolali maka jam istirahat pada hari Senin – Kamis adalah pukul 12.00 – 13.00 Wib sehingga waktu kerja hanya sampai
pukul 15.15 WIB. Untuk hari Jumat, jam masuk kantor adalah pukul 07.00 sehingga waktu kerja kantor hanya pukul 11.30 WIB.
Untuk menghindari kecurangan Pegawai bila menggunakan absensi manual dimana mereka masih menitipkan absen pada temannya maka sejak
awal November 2008 Pemerintah Kabupaten Boyolali mulai menggunakan finger scan. Hal ini dilakukan dengan harapan akan meningkatkan tingkat
kedisiplinan para Pegawai. Pemkab Boyolali, dalam hal ini BKD dan Satpol PP, rutin melakukan
inspeksi mendadak ke beberapa wilayah, guna mendidiplinkan PNS yang sering keluar di jam kerja. Jika tertangkap, baik BKD maupun Satpol PP
menanyakan surat ijin dari satuan masing-masing, jika PNS tersebut tidak memiliki ijin, maka yang bersangkutan diberikan surat undangan langsung
kepada kepala SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk memerintahkan yang bersangkutan untuk dilakukan pembinaan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian Bupati. Ybs. hadir sesuai undangan tersebut wakyu dan
tempat biasanya sudah dirapatkan oleh BKD dan Bupati terlebih dahulu sebelum melakukan Sidak, Setelah yang bersangkutan hadir lalu diapelkan
biasanya di pendopo Kabupaten, lalu diberikan pembinaan oleh Bupati. PNS yang terkena masalah hukum, dengan ancaman pidana kurang dari
3 bulan, misalnya perjudian, maka yang bersangkutan di bawa ke kentor polisi untuk diperiksa dan dimintai keterangan, Setelah PNS tersebut mengakui
perbuatannya maka pihak kepolisian akan menghubungi pihak BKD. Hal tersebut bertujuan, agar pihak BKD memberhentikan sementara yang
bersangkutan untuk diproses oleh kepolisian. Setelah diproses dan dijatuhi hukuman pidana maka PNS tersebut keluar dari penjara. Selama dipenjara,
yang bersangkutan tetap mendapatkan gaji, tetapi hanya 75 . Setelah keluar
dari penjara maka PNS tersebut diaktifkan kembali, tentunya PNS tersebut mendapat sanksi dari Bupati sesuai dengan perbuatannya.
PNS Pemkab Boyolali yang diketahui korupsi, dengan ancaman pidana lebih dari 4 tahun, maka yang bersangkutan dapat dipecat langsung oleh
Bupati. Pengawasan dilingkungan Pemkab Boyolali tidak bias maksimal, hal
tersebut dikarenakan wilayah Boyolali yang cukup luas, ditambah dengan jumlah personil pengawas yang kurang. Namun hal itu diantisipasi dengan
sejumlah cara, diataranya melakukan kerja sama dengan satuan kerja, supaya satuan kerja tersebut juga melakukan pengawasan. Sosialisasi mengenai
disiplin pegawai juga rutin dilakukan. Jenis - jenis hukuman disiplin, yaitu Peringatan Lisan, Peringatan
Tertulis, dan Pelanggaran. a Peringatan Lisan
1 Peringatan lisan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan inidiberikan jika Pegawai Negeri Sipil tanpa ijin atau alasan melakukan hal-hal sebagai
berikut Terlambat masuk kerja dan atau meninggalkan tempat
pekerjaan pada waktu jam kerja atau pulang sebelum waktunya, atau
Tidak masuk kerja, atau Tidak menyelesaikan pekerjaan dengan baik menurut waktu
yang ditentukan. 2 Atasan langsung dapat memberikan peringatan lisan pertama, peringatan
lisan kedua, dan peringatan lisan ketiga kepada Hakim Pegawai Negeri Sipil kemudian dicatat dalam Buku Peringatan Lisan.
3 Apabila atasan langsung telah memberikan peringatan sebagaimana disebut pada ayat 2 di atas, maka atasan langsung dapat memberikan
peringatan tertulis. b Peringatan Tertulis terdiri dari :
1 Peringatan Tertulis Pertama • Setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah mendapatkan peringatan
lisan pertama, peringatan lisan kedua, dan peringatan lisan ketiga, untuk selanjutnya diberi peringatan tertulis pertama oleh Pejabat
yang berwenang dalam lingkungannya dengan tembusan kepada atasan langsung pejabat yang bersangkutan untuk diteruskan
kepada petugas daftar hadir. • Sebelum memberikan peringatan tertulis pertama, pejabat
dimaksud dapat memanggil pegawai yang bersangkutan untuk diberi arahan seperlunya.
• Atasan langsung dari pejabat yang berwenang memberikan peringatan tertulis pertama, wajib meminta pertanggungjawaban
dalam hal pejabat yang berwenang itu tidak atau belum
memberikan peringatan tertulis pertama terhadap seseorang pegawai yang telah lebih tiga kali melakukan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1. 2 Peringatan Tertulis Kedua
• Pegawai Negeri Sipil yang telah mendapat peringatan tertulis pertama, yang dalam jangka 4 empat bulan sejak berlakunya
peringatan tertulis pertama ternyata melakukan lagi salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 diberikan
peringatan tertulis kedua oleh pejabat yang berwenang, atas usul pejabat yang berwenang memberikan peringatan tertulis pertama
dengan tembusan kepada atasan langsung pejabat yang berwenang memberikan peringatan tertulis kedua untuk diteruskan kepada
petugas daftar hadir. • Pejabat yang berwenang memberikan peringatan tertulis kedua
dapat memanggil pegawai yang bersangkutan untuk didengar keterangannya guna melengkapi bahan pertimbangan sebelum
memberikan peringatan tertulis kedua. • Atasan langsung dari pejabat yang berwenang memberikan
peringatan tertulis kedua, wajib meminta pertanggungjawaban dalam hal pejabat yang berwenang itu tidak atau belum
memberikan peringatan tertulis kedua.
3 Peringatan Tertulis Ketiga • Pegawai Negeri Sipil yang telah mendapat peringatan tertulis
kedua, yang dalam jangka waktu 4 empat bulan sejak berlakunya peringatan tertulis kedua ternyata melakukan lagi salah satu
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 diberikan peringatan tertulis ketiga oleh pejabat yang berwenang, atas usul
pejabat yang berwenang memberikan peringatan tertulis kedua dengan tembusan kepada atasan langsung pejabat yang berwenang
memberikan peringatan tertulis ketiga untuk diteruskan kepada petugas daftar hadir.
• Pejabat yang berwenang memberikan peringatan tertulis ketiga bila dipandang perlu dapat memanggil pegawai yang bersangkutan
untuk didengar keterangannya dan meneliti peringatan-peringatan tertulis sebelumnya guna melengkapi bahan pertimbangan sebelum
memberikan peringatan tertulis ketiga. • Atasan langsung dari pejabat yang berwenang memberikan
peringatan tertulis ketiga, wajib meminta pertanggungjawaban dalam hal pejabat yang berwenang itu tidak atau belum
memberikan peringatan tertulis ketiga. Dalam hal hukuman peringatan tertulis ketiga dalam 1 satu tahun
dijatuhkan sebanyak 3 tiga kali, maka akan mendapat hukuman
peringatan tertulis baik kesatu, kedua dan ketiga. c Pelanggaran terdiri dari :
Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pelanggaran terhadap Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang
melanggar ketentuan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja yang telah diatur secara rinci
dalam pasal-pasal pada Peraturan Pemerintah tersebut. Pegawai yang mendapat sanksi administrasi tentu akan mendapat pengurangan jumlah
tunjangan khusus yang diterimanya. Besarnya pengurangan tunjangan khusus terhadap peringatan lisan diatur sebagai berikut:
1 Kepada pegawai yang terlambat masuk bekerja atau pulang sebelum waktunya dibayarkan tunjangan dengan perhitungan dikurangi 1
satu per seratus untuk tiap kali terlambat masuk kerja atau pulang sebelum waktunya dengan tidak memperhatikan dalam hubungan atau
alasan apapun, kecuali karena dinas yang menyebabkan ia terlambat masuk atau meninggalkan tempat kerja sebelum waktunya.
2 Kepada pegawai yang tidak masuk kerja dibayarkan tunjangan dengan perhitungan dikurangi 5 lima per seratus untuk tiap satu hari tidak
masuk bekerja dengan tidak memperhatikan dalam hubungan atau alasan apapun, kecuali karena ditugaskan secara kedinasan atau
menjalankan cuti tahunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengurangan tunjangan khusus berupa pengurangan 5 lima per
seratus untuk satu hari tidak masuk bekerja dengan tidak memperhatikan dalam hubungan atau alasan apapun, kecuali karena ditugaskan secara
kedinasan atau menjalankan cuti tahunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebenarnya merupakan hal yang sedikit aneh mengingat setiap
orang pasti akan mengalami sakit dalam hidupnya. Bila ada Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali
yang melakukan pelanggaran seperti yang telah diatur dalam berbagai peraturan perundang – undangan tentu saja harus mendapatkan sanksi
yang sesuai dengan kesalahan atau pelanggaran yang dilakukannya. Tahap pertama sanksi administrasi yang diberikan berupa teguran
lisan. Alasan pemberian teguran lisan biasanya karena alasan kelebihan hari cuti, jam masuk kantor yang terlambat atau pulang kantor yang lebih
cepat dari waktu yang telah ditentukan. Setelah mendapat teguran lisan tersebut, para pegawai biasanya tidak akan mengulangi perbuatannya
tersebut.
30
Penegakan disiplin sehubungan dengan pemberian tunjangan khusus kinerja Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kabupaten Boyolali
baru sebatas disiplin terhadap jam kerja kantor saja. Sebelum adanya
30
Wawancara dengan Bagian Kepegawaian Pemerintah Kabupaten Boyolali, Iwan Hernowo, SH, pada tanggal 7 Januari 2013
adanya penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil ditegakkan, sering terjadi Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kabupaten Boyolali selalu ada
yang terlambat datang ke kantor, tetapi setelah adanya penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil maka para pegawai selalu datang tepat waktu dan
pulang kantor setelah jam kerja berakhir. Masalah timbul pada saat jam kerja berlangsung. Lemahnya
pengawasan sering dimanfaatkan oleh mereka untuk bepergian pada saat jam kerja berlangsung. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedisiplinan
mulai muncul hanya sebatas mengenai jam masuk dan jam pulang kerja saja. Mengenai kinerja sendiri sepertinya masih harus dipertanyakan.
Dengan diperolehnya tunjangan khusus kinerja seharusnya mereka harus lebih meningkatkan kualitasnya. Untuk mengatasi masalah tersebut
di atas, sebaiknya diberlakukan absensi siang hari pada saat jam istirahat. Meskipun tak ada jaminan keberhasilannya, setidaknya usaha tersebut
dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran pada saat jam kantor. Hal tersebut harus diikuti oleh pengawasan dan sanksi yang tegas.
Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil menjadi sangat penting dalam menegakkan kinerja aparatur negara yang baik dan berwibawa, oleh
karena itu pemerintah telah memberikan suatu kebijaksanaan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 yaitu tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparat Pemerintah dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia
menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan baik, akan tetapi sering terjadi di dalam suatu instansi pemerintah pegawainya
melakukan pelanggaran disiplin seperti datang terlambat, pulang sebelum waktunya, bekerja sambil ngobrol dan penyimpangan-penyimpangan
lainnya yang menimbulkan kurang efektifnya pegawai yang bersangkutan.
31
Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Boyolali menimbulkan suatu pertanyaan yaitu apakah pelanggaran-pelanggaran
tersebut sudah sedemikian membudaya sehingga sulit untuk diadakan pembinaaan atau penertiban sebagaimana telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 53 Tahun 2010. Sehingga kedisiplinan pegawai sangat penting untuk ditegakkan agar dapat tercipta pemerintahan yang bersih
dan berwibawa. Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, maka untuk mewujudkan
aparatur Pemerintahan yang bersih dan berwibawa, kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan,
Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparat Pemerintah, abdi negara dan abdi masyarakat harus bisa menjadi suri tauladan terhadap masyarakat secara
keseluruhan, sehingga masyarakat dapat percaya terhadap peran Pegawai Negeri Sipil.
Berikut penulis sajikan rekapitulasi tabel pelanggaran Disiplin
31
Ibid
PNS Pemerintah Kabupaten Boyolali pada tahun 2008 sd 2012, dapat diuraikan sebagai berikut. Pada tahun 2008 terjadi pelanggaran sebanyak
62 kasus, pada tahun 2009 sebanyak 61 kasus, pada tahun 2010 sebanyak 41 kasus, pada tahun 2011 sebanyak 49 kasus, pada tahun 2012 sebanyak
25 kasus. Pelanggaran dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mengalami
penurunan karena adanya peraturan yang berubah yaitu Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 diganti dengan Peraturan Pemerintah No.
53 Tahun 2010 karena Peraturan Pemerintah yang sekarang lebih jelas dan tegas dalam pemberian sanksi, adanya kesadaran Pegawai Negeri Sipil
karena seringnya diadakan sosialisasi tentang Peraturan Pemerintah tersebut, adanya jumlah Pegawai Negeri Sipil yang semakin sedikit karena
adanya moratorium Pegawai Negeri Sipil. Secara rinci pelanggaran dari tahun 2008 sampai dengan 2012 dilihat dari tingkat jenis pelanggarannya
dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 2.2 Pelanggaran Disiplin
Daerah Pemerintah Kabupaten Boyolali No. Tahun
Jenis Hukuman
Jumlah Kasus
Ringan Sedang Berat 1. 2008
45 7
10 62
2. 2009 41
7 13
61 3.
2010 16 10 15 41 4.
2011 19 12 18 49 5. 2012
12 5
8 25
Jumlah 133 41
64 238
Sumber Data: Kepala Bagian Pembinaan dan Kesejahteraan Badan Kepegawaian
Sesuai dengan tabel 2.2 tentang pelnggaran disiplin menunjukkan bahwa jenis hukuman ringan lebih banyak dari pada jenis hukuman
sedang dan berat. Pengenaan jenis hukuman ringan dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mencapai 133, sedangkan pengenaan jenis hukuman
sedang dari tahun 2008 sampai dengan 2012 41 dan pengenaan jenis hukuman berat dari tahun 2008 sampai dengan 2012 berjumlah 64.
Pelanggarannya seperti tidak mengikuti apel, indisipliner tidak masuk kerja, kurang cermat dan teliti dalam melaksanakan tugas. Hukumannya
berupa teguran tertulis dan pernyataan tidak puas secara tertulis. Jenis hukuman sedang dan berat bentuk pelanggarnnya adalah tidak mengikuti
apel, indisipliner tidak masuk kerja, kurang cermat dan teliti dalam melaksanakan tugas. Hukumannya berupa teguran tertulis dan pernyataan
tidak puas secara tertulis. Hukuman disiplin yang berupa teguran tertulis dinyatakan dan
disampaikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan hukuman kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran.
Hukuman disiplin yang berupa pernyataan tidak puas secara tertulis dinyatakan dan disampaikan tidak puas secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan hukuman kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran.
Tabel 2.3 Pelanggaran Disiplin yang dilakukan dari Setiap Golongan Kepegawaian Tahun Golongan
I II III IV
2008 2 13
33 14
2009 1 4
23 33
2010 - 9
21 11
2011 - 10
21 18
2012 - 5
10 10
Jumlah 3 41
108 86
Sumber Data: Kepala Bagian Pembinaan dan Kesejahteraan Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Boyolali
Sesuai dengan tabel 2.3 tentang Pelanggaran Disiplin dari setiap golongan Kepegawaian menunjukkan bahwa pelanggaran yang dilakukan
oleh Golongan I dan II lebih sedikit dari pada pelanggaran yang dilakukan oleh Golongan III dan IV. Pelanggaran yang dilakukan oleh Golongan I
dari tahun 2008 sampai dengan 2012 hanya 3 kasus, pelanggaran yang dilakukan oleh Golongan II dari tahun 2008 sampai dengan 2012 41
kasus, sedangkan pelanggaran yang dilakukan oleh Golongan III dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mencapai 108 kasus, dan pelanggaran
yang dilakukan oleh Golongan IV dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mencapai 86 kasus. Pelanggaran yang dilakukan oleh Golongan III dan IV
lebih banyak dari pada Golongan I dan II hal tersebut disebabkan karena mayoritas Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Boyolali Pangkat dan
Golongannya III dan IV, Golongan I dan II kurang memahami peraturan kepegawaian sehingga hanya bekerja secara monoton, sedangkan
Golongan III dan IV lebih memahami peraturan tetapai malah berusaha
untuk melanggarnya.
C. Pembahasan