63
dengan teman sebaya bahkan dia akan terkucilkan. Selain itu, perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau
kepribadian anak.
B. Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa autis kelas II di SLB Dian Amanah Yogyakarta dengan jumlah 2 siswa. Adapun identitas dan
karakteristik siswa tersebut adalah sebagai berikut :
1. Subyek 1
a. Identitas Subyek
Nama : EGS
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 11 Tahun
Agama : Islam
Jenis Ketunaan : Autis
Alamat : Sleman
b. Karakteritik Subjek 1
EGS memiliki kondisi fisik yang sehat dan terlihat seperti anak normal pada umumnya, kemampuan komunikasi subyek pun sudah
cukup baik seperti subyek mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang dirinya dan mampu memahami instruksi yang
diberikan, kemampuan motorik kasar subyek seperti berjalan, berlari, dan melompat tidak mengalami hambatan hanya saja
kemampuan motorik halus subyek seperti menggunting dan melipat
64
masih mengalami hambatan dikarenakan pergelangan tangan yang kaku serta kurangnya koordinasi mata dan tangan, sehingga
mengalami kesulitan pada saat kegiatan akademik di sekolah. EGS memiliki karakteristik belajar yang cenderung pasif dan
perhatian mudah beralih, subyek selalu melihat keadaan di sekelilingnya dan selalu mengoceh pada saat kegiatan belajar. Hal
ini membuat subyek selalu tidak fokus belajar, sehingga berakibat pada rendahnya kemampuan akademik subyek. Saat kegiatan belajar
yang berhubungan dengan kegiatan motorik pun subyek mengalami kesulitan karena perhatiannya mudah teralih dan selalu mengoceh,
sehingga subyek menjadi tidak fokus dengan kegiatan yang sedang dilakukannya.
2. Subyek 2
a. Identitas Subyek
Nama : THI
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 13 Tahun
Agama : Islam
Jenis Ketunaan : Autis
Alamat : Sleman.
b. Karakteristik Subjek 2
THI memiliki kondisi fisik yang sehat dan terlihat seperti anak normal pada umumnya, namun subyek mengalami kesulitan
65
berkomunikasi tidak dapat berbicara tetapi subyek sudah memahami perintah yang diberikan oleh guru dan orang-orang di
sekitarnya. Kemampuan
motorik kasar
subyek seperti
berjalan,berlari dan naik turun tangga tidak mengalami hambatan, hanya saja subyek mengalami kesulitan dalam kemampuan motorik
halusnya seperti menggunting dan melipat dikarenakan kekakuan pada pergelangan tangannya.
THI memiliki karakteristik belajar yang cenderung pasif dan sering menepak tangan hand-flapping. Subyek selalu fokus saat
diberi tugas oleh guru namun kebiasaan hand-flapping subyek sering membuatnya mengalami keterlambatan saat mengerjakan tugas
sehingga guru harus selalu memberikan teguran agar subyek berhenti menepakkan tangannya. Subyek juga selalu mengeluarkan suara
yang membuat teman sekelasnya menjadi tidak fokus belajar.
C. Deskripsi Kegiatan Pra Penelitian