8 Konsep diri merupakan pandangan, asumsi serta kesan siswa tentang karakteristik
yang dimilikinya baik secara fisik maupun psikis, penerimaan, penilaian, penghargaan dan keyakinan yang terdapat dalam diri siswa yang dipengaruhi oleh
lingkungan sosialnya.
2.1.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Konsep diri
Menurut Fitts dalam Agustiani, 2006 konsep diri seseorang dapat di pengaruhi oleh faktor berikut :
a Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan
positif dan perasaan berharga, pengalaman dalam diri yang yang memberi pengaruh yang positif bagi diri individu.
b Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain,
kemampuan yang yang ada dalam diri yang dapat dihargai orang lain. c
Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang sebenarnya, pengembangan diri yang dilakukan individu sebagai bukti bahwa
individu mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
2.1.3 Pengukuran Konsep Diri
Metode yang umum dipakai untuk mengukur konsep diri yang dibuat oleh beberapa penulis , yaitu:
1 Skala Skala konsep diri ini dibuat oleh William H. Fitts 1971 yang dikembangkan
dari teori Fitts yang bernama TSCS Tennessee Self Concept Scale. Cara menjawab tiap item adalah dengan meminta subyek merespons masing-
masing pertanyaan dengan menyetujui item yang bersangkutan berlaku
9 padanya atau memberi ciri baginya yang terdapat pada skala yang ditetapkan
dengan biasanya terdiri atas tiga, lima atau bahkan lebih. Skor-skor ini biasanya diberi label dari ‘tidak pernah’ atau ‘jarang’ pada satu sisi dari
kontinum skala ini sampai ‘amat sering’ atau ‘seringkali’. Skor dari penilaian ini kemudian dipakai sebagai bobot-bobot berupa angka-angka untuk
mendapatkan skor total bagi semua item. 2 Teknik
Q-Sort Teknik penyortiran-Q dikembangkan Stevenson yang digunakan sangat luas
untuk pemberian indeks konsep diri adalah kelompok 100 item rujukan diri yang berasal dari protokol-protokol penyembuhan. Item-item yang
menjelaskan kepribadian ini cenderung menjadi pernyataan-pernyataan tegas yang umum dan tidak spesifik menurut keadaannya, misalnya ‘Saya malu’,
disortir oleh subyek ke dalam sembilan tumpukan yang disusun pada sebuah kontinum sesuai dengan derajat kepada makna subyek mengklaim tumpukan-
tumpukan kartu tersebut merupakan karakteristik dirinya sendiri. Subjek tersebut dipaksa oleh intruksi untuk menempatkan sejumlah item yang
spesifik dan ke dalam masing-masing tumpukan agar menghasilkan suatu distribusi kuasi normal dari item-item. Item ini dapat disortir lagi ke dalam
sembilan tumpukan karakteristik idealnya bagi dirinya, atau tentang bagaimana dia meyakini orang-orang lain memandangnya.
3 Metode respons yang tidak berstruktur dan bebas Dalam metode-metode ini subyek diminta untuk menyediakan bahan-bahan
mengenai dirinya sendiri, biasanya dengan melengkapi kalimat-kalimat yang
10 diberikan atau membuat sebuah ringkasan. Pertama subjek diberi sejumlah
pernyataan yang tidak lengkap yang diminta untuk melengkapinya. Nilai dari respons yang bebas atau teknik-teknik yang tidak berstruktur terletak di
dalam penyingkiran pembatasan yang diadakan oleh teknik skala penilaian. Dimana subyek dipaksakan untuk memilih di antara alternatif-alternatif yang
terbatas pada pertanyaan-pertanyaan, yang menyebabkan subjek tersebut memberikan respons yang wajar terhadap dirinya yaitu bahwa klasifikasi
respons-respons menjadi sangat sulit. Kualitas proyektif dari respons-respons yang diperoleh berarti bahwa prosedur penghitungan skor terletak pada
sebagian besar penilaian subjektif dari orang yang mengadakan penghitungan skor itu sendiri meskipun penerapan kategori-kategori yang diseleksi lebih
dulu . Orang yang penghitungan skor masih harus memutuskan jika respons- respons cocok kedalam sebuah kategori atau ke dalam yang lainnya. Validitas
sukar untuk diketahui dengan pasti dan validitas permukaan sering-sering merupakan satu-satunya bentuk yang didahulukan
4 Teknik proyektif Teknik proyektif digunakan untuk mengukur konsep diri yang dibawah sadar
uncounsious self concept. Fiedman, Mussen dan Jones, Linton dan Graham, Mereka memberikan alasan bahwa sejumlah pengukuran dari lapangan
fenomenologi memberikan sebuah inventori variabel-variabel yang tidak lengkap di mana tingkah laku subjek didasarkan dan beberapa karakteristik
subjek yang penting tidak tersedia bagi kesadarannya. Para teoris menunjukkan bahwa proses belajar yang paling penting terjadi dengan pra-
11 verbal, dan kebutuhan untuk mempertahankan sebuah konsep diri yang positif
mungkin membawa kepada penolakan dan represi. 5 Daftar
Checklist Dengan metode ini individu semata-mata mengecek kata-kata sifat ataupun
pernyataan-pernyataan yang sesuai yang menjelaskan dirinya sendiri. Hanya item-item tersebut dicek yang berlaku pada subyek tersebut. Pada hakikatnya
suatu skala respons yatidak. Pengecekan semuanya atau tidak ada pengecekan mencegah setiap penentuan derajat keterlibatan dari item-item
terhadap individu. Jadi skala penilaian tipe Likert lebih disukai karena memberikan lebih banyak data.
2.1.4 Meningkatkan Konsep Diri