25
4.1 RTGS Real Time Gross Settlement Transaksi non-tunai melalui sistem BI-RTGS pada triwulan IV-2008 lalu
mengalami kenaikan. Transaksi BI-RTGS naik dari Rp.55,27 triliun di triwulan-III
2008 menjadi Rp.84,45 triliun. Frekuensi transaksi juga mengalami kenaikan dari 57.283 menjadi 89.572 transaksi. Kenaikan nilai transaksi RTGS terjadi baik untuk
pengiriman uang yang masuk ke Aceh dan domestik dari-ke Aceh, sedangkan transaksi dari Aceh ke luar mengalami penurunan. Kenaikan frekuensi transaksi
terjadi pada semua asal pengiriman uang.
Tabel 4.1 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi NAD
BI-RTGS 2007
2008 Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Total
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Total
Nominal Rp
Miliar 56.939 44.272 55.708 43.841 200.761 42.259 48.875 55.278 84.459 230.871 -
Dari Aceh
15.149 17.434 19.561 17.062 69.206 18.946 19.915 19.372 14.594 72.826 -
Ke Aceh
37.981 22.621 31.668 23.129 115.399 21.167 25.295 31.935 65.129 143.526 -
Di Aceh
3.809 4.217 4.480 3.650 16.156 2.146 3.665 3.971 4.737 14.519 Volume
transaksi 27.659 30.255 37.631 44.705 140.250 40.721 48.513 57.283 89.572 236.089
- Dari
Aceh 16.921 19.620 24.304 27.509 88.354 25.068 29.232 33.105 61.935 149.340
- Ke
Aceh 8.006 7.850 9.800
12.064 37.720 11.249
14.333 18.028
20.143 63.753 -
Di Aceh
2.732 2.785 3.527 5.132 14.176 4.404 4.948 6.150 7.494 22.996
Sumber : www.bi.go.id
4.2 KLIRING Transaksi keuangan melalui kliring pada triwulan IV-2008 menunjukkan
peningkatan secara nominal meskipun secara volume turun dibandingkan triwulan III-2008. Nilai transaksi meningkat sekitar 14,6 qtq dari Rp.451,4
miliar menjadi Rp.517,4 miliar. Sementara volume transaksi kliring turun sekitar 5,76 qtq dari 15.641 warkat menjadi 14.739 warkat.
Dari sisi kualitas, meskipun volume meningkat, jumlah penarikan cekBG kosong mengalami penurunan. Bila pada triwulan III-2008, jumlah warkat yang
ditolak sebesar 587 lembar, maka pada triwulan IV-2008 menurun menjadi 489 lembar atau senilai Rp.14,9 miliar yang berarti 2,9 dari total nilai transaksi kliring.
BAB IV PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
26
Tabel 4.2 Perkembangan Transaksi Kliring di KBI Banda Aceh
KLIRING 2006
2007 2008
Tw.I Tw.II
Tw. III Tw.IV
Total
Nominal Rp
miliar 3.629,7 3.758,3 472,1 406,8 451,4 517,4
1.847,6 Volume
warkat 182.372 100.046 15.794 15.915
15.641 14.739
62.089 Penarikan cekBG kosong
- Nominal Rp miliar 407,1
57,9 7,8
11,4 14,6
14,9 48,6
- Volume warkat 1.656
1.318 268
469 587
489 1.813
- Nominal 11,2
1,5 1,6
2,8 3,2
2,9 2,6
- Volume 0,9
1,3 1,7
2,9 3,8
3,3 2,9
Sumber : KBI Banda Aceh
4.3 TRANSAKSI TUNAI Kebutuhan uang kartal tunai di masyarakat pada triwulan IV-2008
mengalami masih mengalami peningkatan. Hal ini merupakan dampak dari
kebutuhan masyarakat dalam merayakan lebaran di bulan Oktober dan Idul Adha, tahun baru Islam serta tahun baru nasional pada bulan Desember lalu. Bila
dibandingkan dengan kebutuhan uang kartal pada triwulan sebelumnya maka pada triwulan IV-2008,KBI Banda Aceh lebih banyak mengeluarkan dana ke masyarakat
yakni sebesar Rp.857,9 miliar outflow sementara hanya Rp.269,6 miliar yang kembali ke KBI Banda Aceh inflow melalui perbankan.
Tabel 4.3 Perkembangan Aliran Uang Kartal di KBI Banda Aceh
Uang Kartal di KBI Banda Aceh
2006 2007
2008 Tw.I
Tw.II Tw. III
Tw.IV Total
Inflow Rp Miliar 2.885,0
518,0 303,3
73,0 75,1
269,6 721,0
Outflow Rp miliar 5.652,0
2.918,9 287,8
524,7 810,2
857,9 2.480,6
Net-Outflow Rp miliar 2.769,0
2.400,9 -15,5
451,6 735,2
588,4 1.759,7
Sumber : KBI Banda Aceh
Jumlah uang palsu yang ditemukan oleh KBI Banda Aceh pada triwulan IV- 2008 mengalami peningkatan signifikan dibanding triwulan - triwulan
sebelumnya. Bahkan pada triwulan III-2008 tidak ditemukan uang palsu. Pada
triwulan IV-2008 ini tercatat uang palsu yang ditemukan sebanyak Rp.19.080.000 yang terdiri atas 554 lembar dengan pecahan terbanyak pada Rp.20 ribu dan Rp.50
ribu yang masing – masing sebanyak 283 dan 253 lembar.
27
Tabel 4.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu di KBI Banda Aceh
Uang Palsu Temuan
KBI Banda Aceh 2006
2007 2008
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Total
Nominal 13.580.000
24.970.000 1.445.000
2.285.000 19.080.000
22.810.000 100.000 10.700.000 16.500.000 500.000 1.400.000
700.000 2.600.000 50.000 1.550.000 6.450.000 800.000 700.000
12.650.000 14.150.000
20.000 1.200.000 1.900.000 140.000 160.000 0 5.620.000 5.920.000
10.000 130.000 120.000 0 20.000 0 110.000 130.000
5.000 0 5.000 5.000 0
0 10.000 Jumlah lembar
211 401
24 39
554 617
100.000 107 165 5 14 7 26
50.000 31 129 16 14 0 253 283
20.000 60 95 7 8 283
298 10.000 13 12 0 2
0 11 13 5.000 0 0 1 1
0 0 2
Sumber : KBI Banda Aceh
28
5.1. ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH Realisasi belanja pemerintah provinsi Aceh tahun 2008 relatif rendah.
Sampai dengan minggu ke-3 November 2008 tercatat realisasi belanja APBA 2008 sebesar Rp3,04 triliun atau 36 dari pagu anggaran. Bila dibandingkan tahun –
tahun anggaran sebelumnya, realisasi tahun 2008 diperkirakan masih rendah. Sebagai perbandingan realisasi anggaran tahun 2007 tercatat sekitar 77.
Gambar 5.1 Serapan Belanja APBA
Sumber: berbagai sumber, diolah Realisasi 2008 menggunakan data per minggu ke-3 November 2008
Rendahnya realisasi anggaran tersebut utamanya dipengaruhi oleh keterlambatan pengesahan RAPBA 2008. Pengesahan RAPBA 2008 baru
dilakukan pada bulan Mei 2008 karena beberapa hal antara lain usulan PPAS Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang diajukan eksekutif dianggap DPRA
belum rasional. Namun, hal tersebut sebenarnya dapat dihindari apabila proses penetapan RAPBA 2008 dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan. Keterlambatan ini
menyebabkan waktu efektif belanja tahun 2008 hanya sekitar 6 bulan saja. Kinerja pemerintah daerah juga mendapat sorotan. Menurut laporan Bank Dunia
1
, keterlambatan tersebut juga dikarenakan masalah eksternal maupun struktural.
Masalah eksternal yang dihadapi antara lain adalah 1 Pengesahan RAPBA 2008 harus menunggu selesainya pembahasan Qanun tentang Manajemen Keuangan
No.12008 dan Undang-undang tentang Alokasi Dana Otonomi Khusus dan Pendapatan Tambahan dari Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas No.22008 yang baru
1
Laporan Analisis Belanja Publik Aceh Edisi Terbaru 2008 – Mengelola Sumber Daya Untuk Mencapai Keluaran yang Lebih Baik di Daerah Otonomi Khusus.
BAB V PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
2.3 2.677
4.047 8.518
9.791
2.169 2.443
3.13 3.04
2 4
6 8
10 12
2005 2006
2007 2008
2009 Anggaran Rp-Triliun
Realisasi Rp-Triliun
29
disahkan pada Januari 2008, 2 Adanya reorganisasi terkait dengan seleksi pejabat eselon II yang menyita waktu pihak eksekutif untuk membahas anggaran.
Sedangkan masalah structural yang dihadapi antara lain kurangnya disiplin pemimpin, kurangnya SDM dalam perencanaan anggaran, proses konsultansi yang
bertele-tele, adanya kepentingan politik, kewenangan DPRD yang besar, dan pembagian kerja yang kurang jelas antara Bappeda dan Dinas Pengelolaan
Keuangan Kekayaan Aceh atas fungsi perencanaan dan anggaran.
Tabel 5.1. Ringkasan APBA 2009
Uraian Jumlah
Pendapatan 6.732.212.000.000
Belanja 9.791.344.121.604
Defisit 3.059.132.121.604
Pembiayaan Penerimaan
3.141.732.121.604 Pengeluaran
82.600.000.000 Pembiayaan Netto
3.059.132.121.604
Sumber : www.dpra.nad.go.id,,diolah
Rendahnya realisasi anggaran berdampak pada menurunnya stimulus pertumbuhan ekonomi dan pada jangka panjang menghambat upaya
pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Keterlambatan pengesahan
anggaran juga berdampak pada pelaksanaan tugas aparatur negara dalam memberikan pelayanan publik
2
. Bila dilihat peran belanja pemerintah daerah pada pembentukan PDRB yang menyumbang 19,4, maka rendahnya realisasi
pemerintah berdampak signfikan pada rendahnya pertumbuhan ekonomi secara umum, sementara komponen investasi dan ekspor-impor belum mampu diharapkan
pertumbuhannya dalam jangka pendek. Rendahnya pertumbuhan ekonomi pada akhirnya berdampak pada melemahnya usaha pemerintah dalam proyek-proyek
pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Meskipun terlambat, akhirnya RAPBA 2009 disahkan oleh DPRA. Pada tanggal
29 Januari 2008, DPRA Aceh mengesahkan RAPBA 2009 dengan pagu sebesar Rp9,791 triliun, dari seharusnya pada Desember 2008. Keterlambatan tersebut
disebabkan oleh adanya pembahasan lanjutan mengenai tambahan dana sebesar Rp2,3 triliun.
2
Serambi Indonesia, 23 Mei 2008 “Pakar Ekonomi : Wajar Menkeu Penalti Aceh
30
5.2. DIPA BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NAD-NIAS Total DIPA BRR NAD-Nias untuk tahun 2008 tercatat sebesar Rp10,89 triliun.
DIPA tersebut terdiri atas DIPA 2008 sebesar Rp7 triliun dan DIPA Luncuran tahun lalu sebesar Rp3,89 triliun. Bila dibandingkan dengan anggaran tahun 2007 yang
sebesar Rp10,947 triliun, DIPA 2008 mengalami penurunan seiring mendekati berakhirnya BRR pada April 2009 nanti.
Realisasi anggaran untuk tahun 2008 sampai dengan Oktober 2008 masih rendah, meskipun hampir seluruh target fisik BRR tercapai. Dari anggaran
DIPA 2008 ditambah DIPA-L 2008 tercatat baru terealisasi sebesar 47 sementara realisasi infrastruktur fisik sudah melebihi targetkebutuhan.
BAB PER
6.1.
Sam jiwa
Dar yang
seda pela
Terb
Ting men
pen jum
mem diba
nasi
kab
seda TPA
B VI RKEMBA
. KETENAGA
mpai dengan A a. Sebanyak 68
i penduduk u g disebut Ting
angkan sisany ajar dan mah
buka TPT sek
Sumbe
gkat Partisip nunjukkan p
duduk bukan lah angkatan
milih untuk andingkan m
ional yang
bupatenkota
angkan Lhoks AK laki-laki ja
1,6
ANGAN
AKERJAAN
Agustus 2008 8,6 merupa
usia kerja ters gkat Partisipas
ya merupakan hasiswa. Dar
kitar 9,5 ata
er: BPS Prov. NAD
pasi Angkata penurunan.
n angkatan n kerja. Hal in
menjadi ibu asuk menjad
sebesar 67,3
a, TPAK Ac