16
Inflasi pendidikan, rekreasi olahraga
Inflasi makanan jadi, minuman, rokok tembakau
Sumber: BPS Prov. NAD
Sumber: BPS Prov. NAD
2.2 LHOKSEUMAWE Inflasi tahunan di Lhokseumawe sangat tinggi. Hal ini terutama terjadi pada
kelompok bahan makanan dan dikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas bahan bakar. Inflasi terjadi karena peningkatan permintaan menjelang
perayaan Idul Adha, tahun baru Islam dan tahun baru nasional yang dibarengi dengan keterbatasan stok pasokan akibat banjir dan puso.
Tabel 2.2 Inflasi Tahunan Lhokseumawe menurut Kelompok BarangJasa
2007 2008
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Bahan makanan
17,09 9,29 19,81 5,36 3,48 16,09 8,89 20,56 Makanan jadi, minuman, rokok
tembakau 6,89 1,60 3,54 4,34 5,96 9,48 9,96 12,58
Perumahan, air, listrik, gas bhn bakar 5,04
5,45 4,55
1,90 16,25
12,79 15,45
15,73 Sandang
6,41 5,67 8,21 8,20 12,98 6,92 5,90 8,09 Kesehatan
1,94 4,61 6,15 5,19 6,06 6,26 5,46 6,80 Pendidikan, rekreasi olahraga
7,04 1,88
1,97 1,94
1,41 0,44
1,25 3,48
Transpor, komunikasi js.keu 0,17
0,22 0,71
0,78 1,37
0,80 3,30
4,17
Sumber : BPS Prov. NAD
Bila dilihat perkembangan bulanannya, inflasi di Lhokseumawe mengalami peningkatan yang semakin tinggi.
Menurut kelompok barang dan jasa, kelompok yang mengalami inflasi
signifikan adalah kelompok bahan makanan. Sedangkan yang mengalami deflasi hanya kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.
Hampir sama dengan Banda Aceh, kenaikan harga pada kelompok bahan makanan terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran dan bumbu - bumbuan.
0.00
‐0.5 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
Ja n
Fe b
Ma r
Ap r
Ma y
Ju n
Ju l
Aug Se
p Oc
t Nov
Des Pendidikan,
Rekreasi Olahraga
‐3.33 ‐4.0
‐2.0 0.0
2.0 4.0
6.0 8.0
Jan Feb
Ma r
Ap r
Ma y
Ju n
Ju l
Au g
Sep Oc
t Nov
Des Transpor,
Komunikasi Jasa Keuangan
17
Pada kelompok sandang kenaikan harga terjadi pada seluruh sub kelompok
dengan inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sandang wanita dan barang pribadi dan sandang lainnya.
Gambar 2.5 Inflasi Bulanan Lhokseumawe menurut Kelompok BarangJasa
Inflasi Bulanan mtm
Inflasi bahan makanan
Sumber: BPS Prov. NAD Sumber: BPS Prov. NAD
Inflasi makanan jadi, minuman, Rokok tembakau
Inflasi perumahan, air, listrik, gas bahan bakar
Sumber: BPS Prov. NAD Sumber: BPS Prov. NAD
Inflasi sandang
Inflasi kesehatan
Sumber: BPS Prov. NAD Sumber: BPS Prov. NAD
1.47
‐2.0 ‐1.0
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
Ja n
Fe b
Ma r
Ap r
Ma y
Ju n
Ju l
Aug Se
p Oc
t Nov
De s
Inflasi mtm
4.22
‐4 ‐2
2 4
6 8
Jan Feb
Ma r
Ap r
Ma y
Ju n
Ju l
Au g
Sep Oc
t Nov
Des Bahan
Makanan
0.25
‐1 1
1 2
2 3
3 4
Jan Feb
Ma r
Ap r
Ma y
Ju n
Ju l
Au g
Sep Oc
t Nov
Des Makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau 0.74
2 4
6 8
10
Jan Feb
Ma r
Apr Ma
y Ju
n Ju
l Aug
Sep Oc
t Nov
De s
Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
1.97
‐2 ‐1
‐1 1
1 2
2 3
Jan Feb
Ma r
Apr Ma
y Ju
n Ju
l Au
g Sep
Oc t
Nov Des
Sandang
0.55
‐0.5 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
2.5
Ja n
Fe b
Ma r
Ap r
Ma y
Ju n
Ju l
Aug Se
p Oc
t Nov
De s
Kesehatan
18
Inflasi pendidikan, rekreasi olahraga
Inflasi transpor, komunikasi Jasa keuangan
Sumber: BPS Prov. NAD Sumber: BPS Prov. NAD
0.78
‐0.5 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
Ja n
Fe b
Ma r
Ap r
Ma y
Ju n
Ju l
Aug Se
p Oc
t Nov
Des Pendidikan,
Rekreasi Olahraga
‐3.02 ‐4.0
‐2.0 0.0
2.0 4.0
6.0 8.0
Jan Feb
Ma r
Ap r
Ma y
Ju n
Ju l
Au g
Sep Oc
t Nov
Des Transpor,
Komunikasi Jasa Keuangan
19
Kinerja perbankan Aceh pada triwulan ini menunjukkan peningkatan. Seluruh indikator keuangan Bank mengalami kenaikan. Aset hampir 10 qtq
mencapai total Rp.28,26 triliun. Pertumbuhan terbesar terjadi pada pada Bank
Umum Syariah. Peningkatan aset dipicu oleh tumbuhnya Dana Pihak Ketiga DPK
sebesar 7,13 qtq, sehingga posisinya mencapai Rp.20,46 triliun. Pertumbuhan terbesar dalam penghimpunan DPK terjadi pada Bank Umum Syariah yang
mencapai 42,69.
Tabel 3.1 Indikator Keuangan Bank Umum Prov.NAD
Indikator Pokok Q-IV 2007
2008 Growth qtq
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Nominal
Aset Rp.Juta 23.301.501
20.867.861 23.849.194
25.985.159 28.559.926
2.574.767 9,91
Konvensional 22.267.394 19.822.119
22.775.377 24.813.484 26.815.388
2.001.904 8,07
Syariah 1.034.107 1.045.742
1.073.817 1.171.675 1.744.538
572.863 48,89
DPK Rp.Juta 18.304.884
16.898.426 16.889.557
19.101.009 20.463.618
1.362.609 7,13
Konvensional 17.615.711 16.276.740
16.280.726 18.447.031 19.530.484
1.083.453 5,87
Syariah 689.173 621.686
608.831 653.978 933.134
279.156 42,69
Kredit Pembiayaan
Rp.Juta 6.573.891
6.466.635 8.146.532
8.821.257 9.382.586
561.329 6,36
Konvensional 6.327.072 6.175.050
7.776.862 8.388.393 8.844.664
456.271 5,44
Syariah 246.819 291.585
369.670 432.864 537.922
105.058 24,27
LDR FDR 35,91
38,27 48,23
46,18 45,85
Konvensional 35,92
37,94 47,77
45,47 45,29
Syariah 35,81
46,90 60,72
66,19 57,65
NPL Nominal - Rp.Juta
87.845 136.635
179.477 215.889
177.478 Konvensional
83.567 123.937
166.464 201.333
161.231 Syariah
4.278 12.698
13.013 14.556
16.247 NPL
0,48 0,81
1,06 1,13
0,87 Konvensional
0,47 0,76
1,02 1,09
0,83 Syariah
0,62 2,04
2,14 2,23
1,74
Sumber : LBU
Sementara itu, penyaluran kredit selama triwulan IV-2008, tumbuh sekitar
6,36 qtq mencapai Rp.9,38 triliun. Pertumbuhan pemberian kredit terbesar dilakukan oleh Bank Umum Syariah yang mencapai 24,27 qtq, meskipun
demikian secara nominal, masih jauh dibawah Bank Umum Konvensional yang mencapai 81,3 total kredit perbankan Aceh.
Pertumbuhan DPK yang lebih pesat dibandingkan pertumbuhan kreditpembiayaan
menyebabkan turunnya Loan to Deposit Ratio LDR. LDR turun dari 46,18
menjadi sekitar 45,85 pada triwulan IV-2008. Tercatat bahwa Bank Umum syariah memiliki LDR yang lebih tinggi dibandingkan Bank Umum konvensional.
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
20
Rasio Non Performing Loans NPL Perbankan Aceh mengalami penurunan.
Rasio NPL tercatat sebesar 0,87 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,13. Penurunan NPL terjadi pada semua Bank Umum.
3.1 Bank Umum Konvensional
Kinerja Bank Umum Konvensional meningkat pada triwulan IV-2008 ini. Aset
tumbuh 8,07 qtq menjadi Rp.26,18 triliun. Hal ini didorong oleh peningkatan DPK sebesar 5,87 qtq sehingga mencapai Rp.19,53 triliun. Peningkatan DPK
tersebut dipicu oleh melonjaknya simpanan deposito sekitar 36,8 qtq atau bertambah sebesar Rp1,32 triliun yang dipengaruhi oleh kenaikan BI rate yang
mendorong peningkatan suku bunga simpanan.
Penyaluran kredit juga mengalami pertumbuhan pesat. Kredit tumbuh sebesar
7,86 qtq dibandingkan triwulan II sebelumnya, sehingga total kredit yang disalurkan Bank Umum Konvensional mencapai Rp8,84 triliun.
Tabel 3.2 Indikator Keuangan Bank Umum Konvensional
Indikator Pokok Bank Umum
Konvensional Q-IV 2007
2008 Growth qtq
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Nominal
Aset Rp.Juta 22.267.394
19.822.119 22.775.377
24.813.484 26.815.388
2.001.904 8,07
DPK Rp.Juta 17.615.711
16.276.740 16.280.726
18.447.031 19.530.484
1.083.453 5,87
Kredit Rp.Juta 6.327.072
6.175.050 7.776.862
8.388.393 8.844.664
456.271 5,44
LDR 35,92
37,94 47,77
45,47 45,29
NPL Rp.Juta 83.567
123.937 166.464
201.333 161.231
NPL 0,47 0,76 1,02 1,09 0,83
Sumber: LBU
Penghimpunan DPK pada triwulan ini sebagian besar berasal dari tabungan.
Share DPK di Perbankan NAD didominasi oleh Giro sebesar 41,35 diikuti oleh Tabungan dan terakhir adalah Deposito.
Tabel 3.3 Dana Pihak Ketiga Bank Umum Konvensional
DPK Rp.Juta Q-IV 2007
2008 Growth qtq
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Nominal
Total DPK 17.615.711
16.276.740 16.280.726
18.447.031 19.530.484 1.083.453 5,87 Giro
7.877.806 6.677.780
7.109.348 7.859.113 8.076.607
217.494 2,77
Tabungan 6.157.524
5.862.391 5.577.745
5.671.877 6.842.874 1.170.997 20,65
Deposito 3.580.381
3.736.569 3.593.633
4.916.041 4.611.003 -305.038 -6,20
Sumber: LBU
21
Penyaluran kredit mengalami pertumbuhan diseluruh jenis penggunaan.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 8,81 qtq, diikuti oleh kredit investasi yang tumbuh 3,19 dan kredit konsumsi 3,83
qtq. Komposisi kredit masih dikuasai kredit konsumsi sebesar 55,34 dari total kredit.
Tabel 3.4 Kredit Bank Umum Konvensional Menurut Jenis Penggunaan
Kredit Menurut Penggunaan
Q-IV 2007 2008
Growth qtq Q-I
Q-II Q-III
Q-IV Nominal
Total Kredit 6.327.072
6.175.050 7.776.862
8.388.393 8.844.664 456.271 5,44 Modal Kerja
1.947.835 2.068.188
2.565.936 2.817.253 3.065.510 248.257 8,81
Investasi 772.333
698.311 796.197
856.978 884.315 27.337 3,19 Konsumsi
3.606.904 3.408.551
4.414.729 4.714.162 4.894.839 180.677 3,83
Sumber: LBU
Menurut sektor ekonomi, penyaluran kredit mengalami peningkatan hampir diseluruh sektor kecuali sektor pengangkutan dan sektor jasa dunia
usaha. Pertumbuhan terbesar secara nominal adalah kredit untuk sektor
perdagangan, yang meningkat sekitar Rp.201,05 miliar. Sedangkan secara persentase, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan dengan
pertumbuhan sebesar 113,26 qtq.
Tabel 3.5 Kredit Bank Umum Konvensional Menurut Sektor Ekonomi
Kredit Menurut Sektor Ekonomi
Q-IV 2007
2008 Growth qtq
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Nominal
Total Kredit 6.327.072
6.175.050 7.776.862
8.388.393 8.844.664 456.271 5,44 Pertanian
176.974 164.371
200.106 206.173 207.241 1.068 0,52
Pertambangan 2.396
2.803 4.899
5.762 12.288 6.526 113,26
Industri P’olahan 494.998
497.268 526.018
515.374 527.085 11.711 2,27
Listrik Gas dan Air 1.934
803 1.070
1.879 2.138 259 13,78 Konstruksi
343.561 294.741
442.585 474.883 533.122
58.239 12,26 Perdagangan
1.448.104 1.613.205
1.943.971 2.170.550 2.371.604 201.054 9,26
Pengangkutan 29.963
23.599 33.607
41.240 37.964 -3.276 -7,94
Jasa Dunia Usaha 139.335
135.853 164.352
207.346 194.941 -12.405 -5,98
Jasa Sosial Masy 71.691
22.680 33.462
33.918 41.511 7.593 22,39
Lainnya 3.618.116
3.419.727 4.426.792
4.731.268 4.916.770 185.502 3,92
Sumber: LBU
Sektor UMKM mendapat porsi Rp.5,54 triliun atau sebesar 62,68 dari total pencairan kredit sepanjang periode triwulan IV-2008. Kredit UMKM
mengalami pertumbuhan sebesar 8,51 qtq.
Penyaluran kredit UMKM didominasi oleh kredit skala menengah dengan penyaluran antara Rp.500 juta sampai dengan Rp.5 miliar.
22
Tabel 3.6 Kredit UMKM Bank Umum Konvensional
Uraian Q-IV 2007
2008 Growth qtq
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Nominal
Total Kredit 6.327.072 6.175.050 7.776.862 8.388.393 8.844.664 456.271 5,44
UMKM Konvensional 3.905.560 3.988.845 4.753.708 5.109.744 5.544.406 434.662 8,51
Mikro 177.229 188.166 204.772 222.967 237.734 14.767
6,62 Kecil
1.496.001 1.573.756 1.779.108 1.906.234 1.931.582 25.348 1,33 Menengah
2.232.330 2.226.923 2.769.828 2.980.543 3.375.090 394.547 13,24
Sumber: LBU
3.2 Bank Umum Syariah BUS
Kinerja Bank Umum Syariah masih mengalami peningkatan signifikan pada triwulan IV-2008. Aset tumbuh 48,89 qtq menjadi Rp.1,74 triliun. Hal ini
didorong utamanya oleh peningkatan DPK yang signifikan sebesar 42,69 qtq mencapai Rp.933 miliar. Sedangkan pembiayaan tumbuh sebesar 24,27 qtq
dibandingkan triwulan sebelumnya, sehingga total pembiayaan yang disalurkan BUS mencapai Rp.537,9 miliar. Namun karena kenaikan DPK lebih tinggi dibanding
peningkatan pembiayaan nilai Financing to Deposit Ratio FDR turun dari 66,19 menjadi 57,65.
Tabel 3.7 Indikator Keuangan Bank Umum Syariah
Indikator Pokok Bank Umum Syariah
Q-IV 2007
2008 Growth qtq
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Nominal
Aset Rp.Juta
1.034.107 1.045.742 1.073.817 1.171.675 1.744.538 572.863 48,89 DPK Rp.Juta
689.173 621.686
608.831 653.978
933.134 279.156
42,69 Pembiayaan Rp.Juta
246.819 291.585
369.670 432.864
537.922 105.058
24,27 FDR
35,81 46,90 60,72 66,19 57,65 NPL Nominal - Rp.Juta
4.278 12.698
13.013 14.556
16.247 NPL
0,62 2,04 2,14 2,23 1,74
Sumber: LBU
Tabel 3.8 Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah
DPK Rp.Juta Q-IV 2007
2008 Growth qtq
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Nominal
Total DPK 689.173
621.686 608.831
653.978 933.134 279.156 42,69 Giro Wadiah
236.192 176.366
163.361 183.732 305.161 121.429 66,09
Tab.Mudharabah Wadiah 312.636
303.688 298.786
326.557 449.594 123.037 37,68 Deposito Mudharabah
140.345 141.632
146.684 143.689 178.379 34.690 24,14
Sumber: LBU
23
Total DPK BUS masih didominasi oleh simpanan tabungan. Pangsa tabungan
terhadap total DPK mencapai 48,2, diikuti oleh giro dan deposito masing-masing sekitar 32,7 dan 19,1. Bila dilihat pertumbuhannya, simpanan giro tumbuh
sangat signifikan mencapai 66,09 qtq.
Pembiayaan BUS tumbuh sekitar 24,27 mencapai Rp.537,9 miliar.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada pembiayaan konsumsi sebesar 45,8 qtq menjadi Rp.291,87 miliar, diikuti oleh pembiayaan modal kerja dan investasi. Dilihat
dari pangsanya, pembiayaan BUS masih didominasi oleh pembiayaan konsumsi sebesar 54,3.
Tabel 3.9 Pembiayaan Bank Umum Syariah Menurut Jenis Penggunan
Kredit Menurut Penggunaan
Q-IV 2007 2008
Growth qtq Q-I
Q-II Q-III
Q-IV Nominal
Total Kredit 246.819
291.585 369.670
432.864 537.922 105.058 24,27
Modal Kerja 86.478
127.721 163.470
187.189 194.353 7.164 3,83 Investasi
30.797 35.216
42.621 45.487 51.699 6.212 13,66
Konsumsi 129.544
128.648 163.579
200.188 291.870 91.682 45,80
Sumber: LBU
Menurut pertumbuhannya, pembiayaan yang menunjukkan peningkatan hanya
sektor pertambangan, konstruksi, jasa dunia usaha dan sektor perdagangan sedangkan 5 sektor lainnya mengalami penurunan. Pertumbuhan tertinggi terjadi
pada sektor pertambangan sebesar 14,9 qtq menjadi Rp.401 miliar.
Menurut pangsanya, pembiayaan didominasi oleh sektor jasa dunia usaha
mencapai 17,15. Diikuti oleh sektor konstruksi dan sektor jasa sosial masyarakat.
Tabel 3.10 Pembiayaan Bank Umum Syariah Menurut Sektor Ekonomi
Kredit Menurut Sektor Ekonomi
Q-IV 2007
2008 Growth qtq
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Nominal
Total Kredit 246.819
291.585 369.670
432.864 537.922 105.058 24,27 Pertanian
8.192 8.764
12.334 12.132 10.768 -1.364 -11,24
Pertambangan 392
368 398
349 401 52 14,90 Industri Polahan
2.013 2.842
2.404 2.370 1.910 -460 -19,41
Listrik Gas dan Air 587
504 422
339 255 -84 -24,78 Konstruksi
26.833 28.400
23.869 35.052 40.215 5.163 14,73
Perdagangan 27.803
42.018 61.911
63.935 65.260 1.325 2,07 Pengangkutan
2.192 2.210
2.025 1.578 1.550 -28 -1,77
Jasa Dunia Usaha 43.681
34.883 70.979
81.880 92.261 10.381 12,68 Jasa Sosial Masy.
5.582 42.948
31.749 35.041 33.432 -1.609 -4,59
Lainnya 129.544
128.648 163.579
200.188 291.870 91.682 45,80
Sumber: LBU
24
Pembiayaan UMKM BUS terus menunjukkan pertumbuhan, pada triwulan ini tumbuh sebesar 24,27. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada pembiayaan
skala mikro dengan pembiayaan dibawah Rp.50 juta yang mencapai 36,25 qtq. Sementara dari sisi pangsa, pembiayaan UMKM BUS didominasi oleh pembiayaan
skala kecil yang mencapai 63,38 dari total kredit UMKM.
Tabel 3.11 Pembiayaan UMKM Bank Umum Syariah
Uraian Q-IV 2007
2008 Growth qtq
Q-I Q-II
Q-III Q-IV
Nominal
UMKM Syariah 246.819 291.585 366.170 432.864 537.922 105.058
24,27 Mikro
26.995 30.860 35.975 38.040 51.831 13.791 36,25
Kecil 167.827 191.027 215.951 254.835 340.915 86.080
33,78 Menengah
51.997 69.698 114.244 139.989 145.176 5.187
3,71
Sumber: LBU
25
4.1 RTGS Real Time Gross Settlement Transaksi non-tunai melalui sistem BI-RTGS pada triwulan IV-2008 lalu
mengalami kenaikan. Transaksi BI-RTGS naik dari Rp.55,27 triliun di triwulan-III
2008 menjadi Rp.84,45 triliun. Frekuensi transaksi juga mengalami kenaikan dari 57.283 menjadi 89.572 transaksi. Kenaikan nilai transaksi RTGS terjadi baik untuk
pengiriman uang yang masuk ke Aceh dan domestik dari-ke Aceh, sedangkan transaksi dari Aceh ke luar mengalami penurunan. Kenaikan frekuensi transaksi
terjadi pada semua asal pengiriman uang.
Tabel 4.1 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi NAD
BI-RTGS 2007
2008 Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Total
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Total
Nominal Rp
Miliar 56.939 44.272 55.708 43.841 200.761 42.259 48.875 55.278 84.459 230.871 -
Dari Aceh
15.149 17.434 19.561 17.062 69.206 18.946 19.915 19.372 14.594 72.826 -
Ke Aceh
37.981 22.621 31.668 23.129 115.399 21.167 25.295 31.935 65.129 143.526 -
Di Aceh
3.809 4.217 4.480 3.650 16.156 2.146 3.665 3.971 4.737 14.519 Volume
transaksi 27.659 30.255 37.631 44.705 140.250 40.721 48.513 57.283 89.572 236.089
- Dari
Aceh 16.921 19.620 24.304 27.509 88.354 25.068 29.232 33.105 61.935 149.340
- Ke
Aceh 8.006 7.850 9.800
12.064 37.720 11.249
14.333 18.028
20.143 63.753 -
Di Aceh
2.732 2.785 3.527 5.132 14.176 4.404 4.948 6.150 7.494 22.996
Sumber : www.bi.go.id
4.2 KLIRING Transaksi keuangan melalui kliring pada triwulan IV-2008 menunjukkan