R
INGKASAN
E
KSEKUTIF
3
demikian, perkembangan RTGS di Provinsi Jambi mengalami pertumbuhan.
VI. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Pada periode triwulan laporan, hasil survei ekspektasi konsumen SEK menunjukkan bahwa nilai saldo kondisi pengangguran serta ekspektasi
masyarakat terhadap kondisi pengangguran masih berada pada level pesimis. Sementara, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang pendidikan
pada bulan April 2010 menurun sebesar 17,69 jika dibandingkan dengan Maret 2010.
Perkembangan Nilai Tukar Petani NTP pada triwulan laporan posisi bulan Juni 2010 mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan
sebelumnya posisi Maret 2010. Sementara itu, rasio Upah Minimum Provinsi UMP terhadap kebutuhan hidup layak KHL pada triwulan II
tahun 2010 meningkat sebesar 709 bps jika dibandingkan triwulan I tahun 2010.
VII. Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah
Laju pertumbuhan kuartalan q-t-q PDRB Provinsi Jambi pada triwulan III- 2010 diperkirakan masih mampu tumbuh positif dibandingkan triwulan
II-2010. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 6,30-7,30 y-o-y.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan menjadi kontributor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan
mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi didorong oleh sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa.
Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan masih cukup tinggi. Dengan demikian, inflasi tahunan y-o-y diperkirakan
meningkat dibandingkan triwulan laporan. Inflasi Kota Jambi pada Triwulan II-2010 diperkirakan sebesar sebesar 8±1 y-o-y.
Faktor-faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang antara lain: 1Meningkatnya demand masyarakat
terhadap kebutuhan barang dan jasa terutama terkait dengan datangnya NTP Provinsi Jambi
menurun.....
Laju pertumbuhan PDRB triwulan III-2010
diperkirakan berkisar 6,30-7,30 y-o-y.....
Laju inflasi triwulan III- 2010 diperkirakan
berkisar 8±1 y-o-y.....
R
INGKASAN
E
KSEKUTIF
4
bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri 1431 H serta perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 2 Meningkatnya income masyarakat
pembayaran THR dan menurunnya suku bunga perbankan dapat memicu meningkatnya konsumsi masyarakat, 3 Kondisi infrastruktur
jalan, jembatan yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 4 Tekanan melemahnya
Rupiah dapat mempengaruhi inflasi barang impor, 5 Kondisi cuaca di musim pancaroba ini dapat menjadi ancaman dalam produksi pertanian
dan pendistribusian barang, serta 6Potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan harga-harga komoditas bahan-
bahan pangan kedelai, jagung, gandum, crude palm oil CPO di pasar internasional. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu
meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan III - 2010.
5
B
AB
I P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
A. Umum
Perkembangan perekonomian Jambi pada triwulan II-2010 menunjukkan akselerasi pertumbuhan dibandingkan triwulan I-2010. Pertumbuhan ekonomi
Jambi triwulan laporan mencapai 2,29 q-t-q meningkat dibandingkan triwulan I-2010 yang sebesar 1,05 q-t-q.
Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi q-t-q
1.55 1.32
1.79 1.64
2.68
0.77 1.43
0.96 1.27
3.01 3.04
1.18 0.55
1.57 2.08
1.34 1.05
2.29
500 1,000
1,500 2,000
2,500 3,000
3,500 4,000
4,500 5,000
Trw .I-0
6 Trw
.II- 06
Trw .III
-0 6
Trw .IV
-0 6
Trw .I-0
7 Trw
.II- 07
Trw .III
-0 7
Trw .IV
-0 7
Trw .I-0
8 Trw
.II- 08
Trw .III
-0 8
Trw .IV
-0 8
Trw .I-0
9 Trw
.II- 09
Trw .III
-0 9
Trw .IV
-0 9
Trw .I-1
Trw .II-
10 Rp miliar
- 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
Persen
Nom inal aksis kiri Pertum buhan aksis kanan
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah PILKADA Gubernur Jambi pada triwulan laporan memicu meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah
sementara itu konsumsi rumah tangga juga mengalami peningkatan seiring dengan musim liburan sekolah. Dari sisi produksi, meningkatnya produksi
pertanian serta perdagangan, hotel dan restoran memicu terakselerasinya pertumbuhan ekonomi Jambi.
Pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Membaiknya faktor cuaca pada triwulan laporan ikut memicu meningkatnya
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
6
produksi hasil perkebunan. Sementara itu, meningkatnya konsumsi masyarakat dan pemerintah memicu meningkatnya aktivitas perdagangan di provinsi Jambi.
Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional y-o-y
6.06 6.74
6.25 5.27
4.16 5.43
5.69 6.17
7.98 6.47
5.65 6.17
6.93
4.53 4.08
6.30 6.21
5.84 6.73
5.48 8.75
8.51 6.82
4.50 5.96
6.68 7.05
7.64
3.00 5.00
7.00 9.00
Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q1V- 07
Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q1V- 08
Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q1V- 09
Q1- 010
Q2- 010
Sumber: BPS diolah
Indonesia Jambi
Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi meningkat menjadi sebesar 6,93 y-o-y dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 6,17.
Pertumbuhan ekonomi Jambi juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yang pada triwulan II-2010 yang sebesar 6,17.
Tabel 1.1. Laju Triwulanan q-t-q Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan
I II
III IV
I II
iii IV
I
II
0.68 0.63
0.49 0.60
0.76 0.21
0.31 0.15
0.43 0.62
Pertambangan dan Penggalian 0.22
1.27 1.59
0.03 1.06
0.14 0.05
0.05 0.03
0.06 Industri Pengolahan
0.11 0.29
0.23 0.06
0.12 0.09
0.48 0.27
0.26 0.44
Listrik, Air dan Gas 0.01
0.03 0.03
0.04 0.01
0.05 0.00
0.00 0.00
0.01 0.08
0.06 0.03
0.13 0.16
0.06 0.08
0.07 0.04
0.09 Perdagangan, Hotel dan Restoran
0.05 0.22
0.20 0.29
0.07 0.55
0.55 0.36
0.17 0.47
Pengangkutan dan Komunikasi 0.04
0.03 0.15
0.13 0.04
0.12 0.21
0.18 0.03
0.23 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan
0.08 0.45
0.25 0.04
0.31 0.22
0.26 0.16
0.04 0.06
0.10 0.08
0.14 0.11
0.15 0.12
0.14 0.20
0.06 0.30
1.27 3.01
3.04 1.18
0.55 1.57
2.08 1.34
1.05 2.29
I II
III IV
I II
iii IV
I
II
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.48
2.19 2.58
0.91 0.89
0.84 2.68
0.67 0.30
0.39 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
0.22 0.13
1.06 0.07
0.74 0.67
0.87 0.99
0.38 0.73
Lembaga Swasta Nirlaba 0.00
0.01 0.01
0.05 0.03
0.02 0.01
0.01 0.10
0.05 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
0.09 0.24
0.18 0.90
0.76 0.17
0.27 0.76
0.98 0.14
Perubahan Stok 0.02
0.11 0.10
0.08 0.04
0.03 0.06
0.02 0.08
0.03 -8.42
0.90 -4.14
-0.20 2.14
0.85 5.70
0.10 -3.13
4.12 -8.87
0.56 -3.25
0.62 -0.74
1.01 7.51
1.21 -5.22
3.17
1.27 3.01
3.04 1.18
0.55 1.57
2.08 1.34
1.05 2.29
2008 2009
2009 2008
Ekspor
JENIS PENGELUARAN
Impor
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO LAPANGAN USAHA
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Pertanian Bangunan
Jasa-Jasa
2010 2010
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
7
B. PDRB Sisi Produksi
Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa sektor-sektor yang masih memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor pertanian, serta
sektor perdagangan, hotel dan restoran lihat grafik 1.3. Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan disumbangkan oleh sektor pertanian sebesar 0,62 q-t-
q, diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,47q-t-q dan sektor industri pengolahan 0,44q-t-q.
Dari sisi distribusinya share, pada periode triwulan laporan menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu
45,03 dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa tersier 37,62 dan sektor sekunder sebesar 17,35.
Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi q-t-q
0.43 0.26
0.00 0.04
0.17 0.03
0.04 0.06
0.62 0.06
0.44 0.01
0.09 0.47
0.23 0.06
0.30
0.03
0.40 0.20
- 0.20
0.40 0.60
0.80 Pertanian
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
Listrik, Air dan Gas bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persew aan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa
Trw II-10 Trw I-10
Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp12,37 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian
sebesar 25,97, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 19,06, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,20. Dengan demikian,
struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya Grafik 1.4.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
8
Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2010
Perkebunan, Peternakan,
Kehutanan Perikanan
25.97
Pertambangan dan Penggalian
19.06 Industri Pengolahan
11.84 Listrik dan Air bersih
0.77 Bangunan
4.74 Perdagangan, Hotel
dan restauran 15.20
Pengangkutan dan Komunikasi
6.76 Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan
4.99 Jasa-jasa
10.67
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Pada triwulan laporan, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 2,03 q-t-q, meningkat
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,40 q-t-q. Peningkatan laju pertumbuhan sektor ini berasal dari meningkatnya produksi
tanaman perkebunan.
Grafik 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan I tahun 2010 ha Grafik 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan II tahun 2010 ha
33,553 3,491
1,925 2,202
460 104 851 621
Padi Sawah Padi Ladang
Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau
Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.5
32,420 1,431
5,947 2,904
515 140
887 521
Padi Sawah Padi Ladang
Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau
Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.6
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
9
Grafik 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan I tahun 2010 ha Grafik 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II tahun 2010 ha
29,251 17,416
1,354 1,356
404 103 753 440
Padi Sawah Padi Ladang
Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau
Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.7
47,062 2,145
1,288 2,034 468147 780 538
Padi Sawah Padi Ladang
Jagung Kedelai
Grafik 1.8
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2010
Sub sektor tanaman bahan makanan tabama mengalami pertumbuhan sebesar 1,40 q-t-q melambat dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar
2,14 q-t-q. Masih berlangsungnya musim panen di triwulan laporan memicu meningkatnya pertumbuhan nilai tambah sektor tabama. Pada triwulan laporan,
luas panen komoditas tanaman bahan makanan tabama meningkat sebesar 3,39 Kha menjadi sebesar 54,46 Kha. Peningkatan luas panen tersebut terutama
disumbangkan oleh meningkatnya luas panen padi sawah sementara luas panen padi ladang mengalami penurunan. Di sisi lain, luas tanam tanaman pangan juga
mengalami peningkatan, yaitu dari 43,21 Kha menjadi 44,76 Kha grafik 1.5- grafik 1.8.
Nilai Tukar Petani NTP, mengalami sedikit penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
1
NTP Juni 2010 dibandingkan NTP Maret 2010 meningkat sebesar 0,03 menjadi 96,09. Tingginya peningkatan indeks yang dibayarkan
petani 0,99 dibandingkan indeks yang diterima 0,97 memicu penurunan NTP petani pada triwulan laporan lihat grafik 1.12. Seiring dengan itu, Nilai
Tukar Petani yang masih dibawah 100 menunjukkan bahwa pendapatan petani Jambi masih lebih rendah dibanding harga-harga kebutuhan hidup dan biaya
bertani.
1
NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan
cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
10
Grafik 1.9. Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi
6,373.1 6,790.0
2,678.3 3,717.2
1,290.7 1,403.8
2,000 4,000
6,000 8,000
10,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 2007
2008 2009
2010 Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Harga Rp
CPO INTI
TBS 10 TAHUN
Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 12,40 dari PDRB mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,71 q-t-q, meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,15 q-t-q. Relatif membaiknya cuaca pada triwulan laporan ikut memicu meningkatnya hasil sadapan karet sehingga
produksi meningkat. Namun demikian, produksi kelapa sawit mengalami penurunan pada
bulan laporan. Kondisi ini juga diiringi dengan menurunnya harga TBS dan CPO di provinsi Jambi. Harga TBS yang mengalami peningkatan semenjak bulan Oktober
2009, kembali mengalami penurunan di awal triwulan II-2010. Sementara itu, pada bulan Juni 2010, harga TBS 10 tahun dan CPO masing-masing mencapai
Rp1.371kg dan Rp6.506kg menurun masing-masing sebesar 2,31 dan 4,18 dibandingkan posisi Maret 2010.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
11
Grafik 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan
Grafik 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan
12.10 10.97
0.31 21.57
53.21
40 20
- 20
40 60
80 100
Q3-08 Q4-08
Q1-09 Q2-09
Q3-09 Q4-09
Q1-10 Q2-10
Produksi Hortikultura Produksi Karet
Produksi Kelapa Sawit Produksi Kelapa
Produksi Pinang
Grafik 1.10
7.80 13.14
3.78 40
20 -
20 40
60 80
100 120
Q3-08 Q4-08
Q1-09 Q2-09
Q3-09 Q4-09
Q1-10 Q2-10
Produksi Telur Produksi Daging
Produksi Perikanan
Grafik 1.11
Grafik 1.12 Nilai Tukar Petani NTP Provinsi Jambi
111.84112.92 113.92
117.94 119.21
119.74
94.82 94.72 95.14
80 90
100 110
120 130
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
2009 2010
indeks terima indeks bayar
NTP
Sumber: BPS Provinsi Jambi,2010.
Meningkatnya pertumbuhan sub sektor perkebunan disumbangkan oleh meningkatnya hasil perkebunan pinang dan karet. Berdasarkan data prompt
indikator sub sektor perkebunan selama periode triwulan laporan, produksi pinang meningkat 53,21, sementara prouksi karet meningkat 10,97. lihat
grafik 1.10. Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor
tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan laporan sebesar 14.803 ton.
2
Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar
didominasi oleh pupuk Urea 63,44, diikuti oleh pupuk SP-36 18,78, NPK Phonska 14,90, dan ZA 2,87.
2
Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
12
Grafik 1.13. Distribusi Jenis Pupuk Grafik 1.14. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000 20000
TW I TW II
TW III TW IV
TW I TW II
TW III TW IV
TW I TW II
2008 2009
2010
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
Ton
SP-36Superphos ZA
NPK PHONSKA Urea
Grafik 1.13
40.00 20.00
- 20.00
40.00 60.00
80.00
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000 20000
TW I TW II
TW III TW IV
TW I TW II
TW III TW IV
TW I TW II
2008 2009
2010
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
Persen Ton
Realisasi Pupuk Ton Pertumbuhan Realisasi Pupuk
Grafik 1.14
Pada triwulan laporan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh melambat yaitu sebesar 0,77 q-t-q dibandingkan triwulan lalu yang sebesar
0,84 q-t-q. Seiring dengan itu, berdasarkan data indikator produksi , baik produksi daging maupun telur tetap meningkat pada triwulan laporan.
Sementara itu sub sektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 2,59 q-t- q meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,35 q-t-q.
Sub sektor kehutanan mengalami pertumbuhan sebesar 1,44 q-t-q. Setelah selalu tumbuh di bawah 1 sejak beberapa tahun terakhir pasca aktifnya
pemberantasan penebangan liar illegal logging, pada triwulan laporan perkembangan sub sektor kehutanan menunjukkan angka yang cukup baik.
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran PHR
Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan mencapai 2,76 q-t-q; meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 0,97 q-t-q. Musim liburan sekolah serta penyelenggaraan Pilkada pada triwulan laporan menyebabkan tingginy aktivitas perdagangan di
provinsi Jambi serta meningkatnya penggunaan hotel dan restoran. Pada triwulan laporan, sub sektor perdagangan besar dan eceran
tumbuh mencapai 2,85 q-t-q meningkat dari triwulan sebelumnya 1,03 q- t-q. Sub sektor hotel dan sub sektor restoran masing-masing tumbuh sebesar
2,68 q-t-q serta 1,46 q-t-q.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
13
Grafik 1.15. Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Grafik 1.16. Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis
5.59 69.82
0.37 12.80
24.18 20
- 20
40 60
80 100
120
Q3-08 Q4-08
Q1-09 Q2-09
Q3-09 Q4-09
Q1-10 Q2-10
Persen
Harga Perdagangan Besar Harga Perdagangan Barang Konstruksi
Perdagangan Kendaraan Bermotor Perdagangan Pulsa
Tingkat Hunian Hotel Restorasi
Perhitungan perdagangan kendaraan bermotor, perdagangan pulsa dan restorasi sejak tahun 2009
Grafik 1.15
25.48 5.61 4.88
22.41
10.43 4.43
7.36 8.99
7.42 19.27
0.46 12.96
15.75 11.94
-30.0 -20.0
-10.0 0.0
10.0 20.0
30.0
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000 45,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PLN Jambi, 2008 diolah
KWH dalam Ribuan
Bisnis Pertumbuhan Bisnis
Grafik 1.16
Masih tumbuhnya sektor PHR pada triwulan laporan dikonfirmasi dengan meningkatnya indeks produksi baik sub sektor perdagangan, restorasi dan tingkat
hunian hotel. Peningkatan yang cukup signifikan dialami oleh indeks perdagangan kendaraan bermotor dan indeks restorasi yaitu masing-masing
sebesar 69,82 dan 24,18. lihat grafik 1.16.. Meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran
berpengaruh pada meningkatnya konsumsi listrik untuk bisinis. Konsumsi listrik bisnis yang sempat menurun pada triwulan lalu, saat ini mengalami peningkatan
sebesar 11,94. Berdasarkan pangsanya, sektor perdagangan, hotel dan restoran
didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai 14,10 terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel
masing-masing sebesar 0,91 dan 0,20.
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 0,58 q-t-q meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,23
q-t-q. Kondisi ini didorong oleh meningkatnya pertumbuhan hasil pertambangan migas, non migas dan penggalian masing-masing sebesar 0,38;
1,34; 1,44. Peningkatan produksi migas pada triwulan laporan diperkirakan berasal dari meningkatnya lifting gas alam LPG.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
14
Grafik 1.17. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Grafik 1.19. Lifting Minyak Bumi
Barel
- 500,000
1,000,000 1,500,000
2,000,000 2,500,000
3,000,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2006 2007
2008 2009
2010 Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Provinsi Jambi.
: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk triwulan II-2010 40.00
30.00 20.00
10.00 -
10.00 20.00
30.00 40.00
Persen
M inyak B umi B arel P ertumbuhan, aksis kanan
Grafik 1.18. Lifting Minyak Bumi
BBTU
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2006 2007
2008 2009
2010 Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Provinsi Jambi.
: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk triwulan II-2010 40.00
30.00 20.00
10.00 -
10.00 20.00
30.00 40.00
Persen
Lifting Gas A lam B B TU, aksis kiri P ertumbuhan, aksis kanan
Meningkatnya hasil produksi penggalian salah satunya dipicu oleh peningkatan produksi bahan galian gol. C. Hal ini dikonfirmasi dari meningkatnya
indeks produksi penggalian sebesar 27,24 pada triwulan laporan. Sementara itu perkembangan produksi batu bara relatif belum menunjukkan perkembangan
yang menggembirakan. Salah satu kendala dalam pengembangan usaha batu bara di Jambi adalah terkait dengan perizinan. Mudahnya proses izin usaha batu
bara diharapkan dapat semakin menggalakkan pengembangan sektor ini yang berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
15
Grafik 1.19. Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C
1.80 27.24
30 20
10 -
10 20
30 40
50
Q3-08 Q4-08
Q1-09 Q2-09
Q3-09 Q4-09
Q1-10 Q2-10
Produksi Batubara Produksi Bahan Galian Gol.C
4. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan tumbuh mencapai 3,24 q-t-q, meningkat bila dibandingkan angka triwulan sebelumnya 1,91 q-t-q. Melambatnya
pertumbuhan pada sektor ini dipicu oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor industri tanpa migas sebesar 3,44 q-t-q.
Grafik 1.20. Volume Penjualan Minyak Bakar Grafik 1.21. Volume Penjualan Minyak Diesel
100.0 50.0
- 50.0
100.0 150.0
200.0 250.0
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II 2006
2007 2008
2009 2010
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Kilo Liter
M. Bakar g.Myk. Bakar
Grafik 1.20
60.0 40.0
20.0 -
20.0 40.0
60.0 80.0
- 200
400 600
800 1,000
1,200
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II 2006
2007 2008
2009 2010
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Kilo Liter
M. Diesel g.Myk. Diesel
Grafik 1.21
Grafik 1.22. Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri
1.48 3.86
6.88 10.46
2.21 4.69
13.99 0.16
2.16 5.39
3.61 18.82
4.49 22.21
-20.0 -15.0
-10.0 -5.0
0.0 5.0
10.0 15.0
20.0 25.0
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000 18,000
20,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PLN cabang Jambi PLN cabang Muara Bungo, 2010 diolah
KWH dalam Ribuan
Industri Pertumbuhan Industri
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
16
Meningkatnya pertumbuhan industri pengolahan tercermin dari meningkatnya konsumsi listrik untuk industri dan minyak bakar. Konsumsi listrik
untuk industri meningkat signifikan dengan tumbuh mencapai 22,21 lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 4,40.
Grafik 1.23. Perkembangan Indeks Produksi Industri Karet, CPO, Makanan dan Minuman Grafik 1.24. Perkembangan Indeks Produksi Industri Barang dari Semen, Kayu dan Batu Bata
21.73 11.20
24.55 50
- 50
100 150
200
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10
Industri Karet Industri CPO
Industri Makanan Industri Minuman
Grafik 1.23
8.88 8.12
3.22 150
50 50
150 250
350
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Industri Barang dari Semen
Industri Barang dari Kayu Industri Batu Bata
Grafik 1.24
Meningkatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan tanpa migas tercermin dari meningkatnya pertumbuhan mayoritas komoditi industri. Komoditi
industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri makanan dan minuman yang masing-masing tumbuh sebesar 24,55 dan
24,35. Sementara itu, industri karet yang merupakan salah satu industri unggulan di Jambi mengalami peningkatan sebesar 21,73. Meningkatnya hasil
perkebunan karet pada triwulan laporan memicu meningkatnya hasil produksi industri karet.
5. Sektor-sektor Lain
Sektor listrik, gas, dan air LGA bersih tumbuh sebesar 0,97 q-t-q pada triwulan laporan atau lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang sebesar 0,37 q-t-q. Meningkatnya pertumbuhan sektor ini berasal dari tumbuhnya sub sektor listrik dan air bersih yaitu masing-masing
sebesar 1,04 q-t-q dan 0,55 q-t-q. Seiring dengan itu, jumlah konsumsi listrik pada triwulan laporan
mengalami peningkatan sebesar 9,20. Peningkatan konsumsi listrik ini disebabkan oleh meningkatnya semua jenis pelanggan listrik. Sementara itu,
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
17
jumlah pelanggan listrik juga meningkat sebesar 1,19 dibandingkan triwulan lalu.
Grafik 1.25. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.26. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik
2.25 4.68
6.77 6.77 2.64
7.05 1.80
8.02 3.49
6.99 1.45
3.60 0.05
9.20
-5.0 0.0
5.0 10.0
15.0 20.0
25.0
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PLN cabang Jambi PLN cabang Muara Bungo, 2009 diolah
KWH dalam Ribuan
Total Pemakaian Pertumbuhan Total
Grafik 1.25
2.14 0.75
2.93 3.60
3.41 2.82
2.32 2.57
3.05 0.50 0.41
1.28 3.10
1.19 0.0
1.0 2.0
3.0 4.0
5.0 6.0
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
300,000 350,000
400,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PLN cabang Jambi PLN cabang Muara Bungo, 2009 diolah
Pelanggan
Total Pelanggan Perumbuhan Pelanggan
Grafik 1.26
Sementara, sub sektor air bersih tumbuh sebesar 0,55 q-t-q. Konsumsi air bersih melalu PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 2,62
juta M² meningkat sebesar 2,86 dari triwulan lalu. Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya konsumsi air baik oleh rumah tangga maupun industri masung-
masing sebesar 2,63 dan 6,96.
Grafik 1.27. Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi
- 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000
400,000 450,000
500,000 550,000
600,000 650,000
700,000 750,000
800,000 850,000
900,000
4 5 6 7 8 9 10 11
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 1 2 3 4 5 6 2008
2009 2010
m
3
Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2009 m
3
Rumah Tangga Industri
Sektor bangunan masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,88 q-t- q, meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,77 q-t-q.
Meningkatnya pertumbuhan sektor bangunan dikonfirmasi dengan naiknya
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
18
indeks industri barang dari semen dan indeks industri batu bata masing-masing sebesar 8,12 dan 34,67. Namun demikian, konsumsi semen mengalami
penurunan jika dibandingkan triwulan lalu sebesar 12,07.
Grafik 1.28. Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
TW I TW II
TW III TW IV TW I
TW II TW III TW IV
TW I TW II
TW III TW IV TW I
TW II 2007
2008 2009
2010
30.00 20.00
10.00 -
10.00 20.00
30.00 40.00
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia dan BPS Provinsi Jambi diolah
PDRB sektor Bangunan juta Rp, aksis kiri Konsumsi Semen ton, aksis kiri
Pert. Konsumsi Semen , aksis kanan Pert. PDRB Bangunan , aksis kanan
Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 2,98 q-t-q pada triwulan laporan, meningkat dari triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 0,32 q-t-q. Meningkatnya pertumbuhan sektor ini berasal dari meningkatnya pertumbuhan sub sektor pengangkutan maupun komunikasi
masing-masing sebesar 2,83 q-t-q dan 4,44 q-t-q. Memasuki masa liburan sekolah pada bulan Juni lalu, aktivitas
transportasi meningkat baik angkutan darat maupun udara. Sementarta itu, menjelang PILKADA Gubernur Jambi, aktivitas transportasi terutama transportasi
darat juga meningkat seiring dengan penyelenggaraan kampanye di seluruh kabupatenkota oleh semua calon.
Sektor angkutan udara meningkat 3,23 q-t-q. Hal ini tercermin dari jumlah lalu lintas penumpang di Bandar Udara Sultan Thaha masih yang
mengalami peningkatan baik untuk kedatangan dan keberangkatan masing- masing 8,23 dan 8,88.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
19
Grafik 1.29. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur
30 20
10 -
10 20
30 40
50 60
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000 45,000
TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi diolah
PDRB sub sektor Angkutan Udara juta Rp, aksis kiri Konsumsi Avtur ratusan liter, aksis kiri
Pert. Konsumsi Avtur , aksis kanan
Grafik 1.30. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Grafik 1.31. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang
15 10
5 -
5 10
15 20
- 20
40 60
80 100
120 140
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PT. Angkasa Pura II ribu orang
Kedatangan Penumpang aksis kiri Keberangkatan Penumpang aksis kiri
Datang aksis kanan Berangkat aksis kanan
Grafik 1.30
30 20
10 -
10 20
30 40
50 60
- 100
200 300
400 500
600 700
800 900
1,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PT.Angkasa Pura II ton
Jumlah Bongkar aksis kiri Jumlah Muat aksis kiri
Pertumbuhan Bongkar aksis kana Pertumbuhan Muat aksis kanan
Grafik 1.31
Pada triwulan laporan, sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 0,93. Tumbuhnya sub sektor angkutan tercermin dari meningkatnya arus peti kemas
sementara arus barang mengalami penurunan. Total arus barang tercatat sebanyak 1,15 juta ton, menurun 28,92 dibandingkan triwulan sebelumnya.
3
Sedangkan jumlah arus peti kemas berdasarkan perdagangan di Pelabuhan Tungkal dan Pelabuhan Talang Dukuh sebesar 12.494 peti kemas, meningkat
21,05 dibandingkan triwulan sebelumnya.
4
3
Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat..
4
Arus Peti kemas diklasifikasikan menjadi 3 tiga kategori yaitu: 20”, 40” serta diatas 40”. Arus barang berdasarkan perdagangan yaitu impor, ekspor, bongkar dan muat.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
20
Grafik 1.32. Perkembangan Total Arus Peti Kemas Grafik 1.33. Perkembangan Total Arus Barang
-40 -30
-20 -10
10 20
30 40
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
persen
Sumber: Pelindo Jambi
ribu unit
Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan
Grafik 1.32
-100 -50
50 100
150 200
2 4
6 8
10 12
14 16
18
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
persen
Sumber: Pelindo Jambi
ribu unit
Jumlah Arus Peti Kemas Pertumbuhan
Grafik 1.33
Perkembangan sub sektor telekomunikasi tercermin dari jasa pos dan telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi masing-masing yang mengalami
pertumbuhan sebesar 4,44 q-t-q dan 4,45 q-t-q, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,18 q-t-q dan 1,79 q-t-q.
Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar 1,12 q-t-q pada triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 0,75 q-t-q. Peningkatan tersebut terutama disumbangkan oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor jasa penunjang
keuangan. Di sisi lain, sub sektor bank mengalami perlambatan dengan tumbuh sebesar 0,68 q-t-q lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai 0,81 q-t-q. Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 3,47 q-t-q lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 0,73 q-t-q. Peningkatan ini terutama dipicu oleh meningkatnya jasa pemerintahan umum
sebesar 4,03 q-t-q. Kondisi ini mencerminkan mulai terakselarasinya belanja pemerintah pada triwulan laporan.
C. PDRB Sisi Pengeluaran
Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi pemerintah
dan rumah tangga. Di samping itu, perdagangan antar daerah dan luar negeri provinsi Jambi yang tercermin dari angka ekspor dan impor juga mengalami
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
21
peningkatan. Sementara itu lebih tingginya nilai impor dari luar daerah dan luar negeri dari pada ekspor ke luar daerah dan luar negeri menyebabkan Provinsi
Jambi mengalami net impor pada triwulan laporan.
Grafik 1.34. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan q-t-q
5
0.30 -0.38
0.10 -0.98
-0.08 2.09
0.39 0.73
0.05 0.14
0.03 0.95
-1.50 -1.00
-0.50 0.00
0.50 1.00
1.50 2.00
2.50 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Lembaga Swasta Nirlaba
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok
Net EksporImpor
Trw II-10 Trw I-10
Dari sisi distribusinya share, konsumsi rumah tangga masih mempunyai pangsa yang paling besar, yaitu mencapai 62,96 dari PDRB Jambi pada triwulan
II-2010 lihat grafik 1.34. Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah dan PMTDB juga memiliki pangsa yang relatif besar dengan masing-masing sebesar
17,94 dan 17,20. Sedangkan share perubahan stok sebesar 2,56 dan lembaga swasta nirlaba sebesar 0,68.
Grafik 1.35. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan II tahun 2010
6
Pengeluaran konsumsi rumah
tangga 62.96
Pengeluaran Konsumsi
pemerintah 17.94
Lembaga Swasta Nirlaba
0.68 Pembentukan
Modal Tetap Domestik Bruto
17.20 Perubahan Stok
2,56 Net Impor
1.44
5
Yang dimaksud kontribusi ’net ekspor’ adalah nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika
bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor.
6
Pangsa share net impor sebesar 9,67 merupakan pengurang dari total share PDRB sisi pengeluaran.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
22
1. Pengeluaran Konsumsi
Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan selama triwulan laporan sebesar 0,54 q-t-q, meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya 0,42 q-t-q. Meningkatnya pertumbuhan konsumsi masyarakat terlihat dari meningkatnya konsumsi listrik rumah tangga sebesar
8,51. Hal ini didukung juga dengan meningkatnya indeks ekspektasi konsumen IEK dibandingkan triwulan sebelumnya.
Grafik 1.36. Indeks Keyakinan Konsumen IKK, Indeks Kondisi Ekonomi IKE dan Indeks Ekspektasi Konsumen IEK
Grafik 1.37. Konsumsi Listrik Rumah Tangga
Indeks
20 40
60 80
100 120
140 160
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen
Indeks Keyakinan Konsumen
Grafik 1.36
0.55 1.75
7.87 6.51
2.87 6.73
0.64 8.29
1.94 4.98
4.25 0.40
1.15 8.51
-4.0 -2.0
0.0 2.0
4.0 6.0
8.0 10.0
- 20,000
40,000 60,000
80,000 100,000
120,000 140,000
160,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PLN cabang Jambi PLN cabang Muara Bungo, 2009 diolah KWH dalam Ribuan
Rumah Tangga Pertumbuhan RT
Grafik 1.37
Meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan juga ditopang oleh meningkatnya daya beli masyarakat terhadap
pembelian kendaraan bermotor. Penjualan kendaraan bermotor pada triwulan laporan meningkat signifikan sebesar 30,48 yang terutama didorong oleh
meningkatnya penjualan sepeda motor 30,96 serta sedan, jeep dan minibus 21,26. Kondisi ini mencerminkan semakin membaiknya konsumsi masyarakat
di tahun 2010. Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar
3,78 q-t-q, dari triwulan sebelumnya yang mengalami penurunan mencapai 1,92 q-t-q. Terselenggaranya PILKADA Gubernur Jambi pada triwulan laporan
memicu meningkatnya pengeluaran pemerintah. Sementara itu, memasuki pertengahan tahun, proyek-proyek pembangunan sudah mulai berjalan sehingga
turut mengakselerasi pengeluaran konsumsi pemerintah. Di sisi lain, pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba tumbuh mencapai
7,00 q-t-q, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 17,02 q-
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
23
t-q. Tingginya pertumbuhan konsumsi swasta pada triwulan lalu dipicu oleh siklus masa tutup buku yang berakhir di bulan Februari-April.
Grafik 1.38. Perkembangan Penjualan Premium Grafik 1.39. Perkembangan Penjualan Solar
Grafik 1.40. Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Grafik 1.41. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi
Grafik 1.42. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik 1.43. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru
10.0 5.0
- 5.0
10.0 15.0
20.0
- 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000 70,000
80,000 90,000
100,000
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II 2006
2007 2008
2009 2010
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Kilo Liter
Premium g.Premium
Grafik 1.38.
30.0 20.0
10.0 -
10.0 20.0
30.0 40.0
- 20,000
40,000 60,000
80,000 100,000
120,000
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II 2006
2007 2008
2009 2010
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Kilo Liter
M. Solar g.M. Solar
Grafik 1.39.
20.0 15.0
10.0 5.0
- 5.0
10.0
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II 2006
2007 2008
2009 2010
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Kilo Liter
M.Tanah g.M.Tanah
Grafik 1.40.
7.03 1.87
3.803.60 3.33
12.68 11.96
5.24 8.38
10.98 11.71
2.43 5.48
9.01 1.77
-0.42 12.15
9.76
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000 3,000,000
3,500,000 4,000,000
4,500,000 5,000,000
-2 2
4 6
8 10
12 14
16
TW I TW II TW III
TW IV
TW I TW II TW III
TW IV
TW I TW II TW III
TW IV
TW I TW II TW III
TW IV
TW I TW II 2006
2007 2008
2009 2010
Kredit Konsumsi juta Rp, aksis kanan Pertumbuhan Kredit Konsumsi ,aksis kiri
Grafik 1.41.
14.21 21.56
26.81 9.78
23.64 1.61
1.58 32.52
33.43 8.22
43.83 3.99
8.18 30.48
50 40
30 20
10 -
10 20
30 40
50
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi unit
KENDARAAN BERMOTOR Pertumbuhan
Grafik 1.42.
15.19 21.26
26.81 10.01
23.49 1.05 1.04
32.73 34.04
9.33 44.35
4.06 7.83
30.96
50 40
30 20
10 -
10 20
30 40
50
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi unit
SEPEDA MOTOR Pertumbuhan
Grafik 1.43.
2. Investasi
Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto PMTDB meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pembentukan
modal tetap domestik bruto PMTDB meningkat sebesar 0,95 q-t-q setelah pada triwulan lalu turun sebesar 5,99 q-t-q. Setelah mengalami tren
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
24
penurunan di awal tahun, investasi pada triwulan II-2010 kini mengalami peningkatan.
Grafik 1.44. Pertumbuhan Pendaftaran TruckPick Up Baru Grafik 1.45. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi
Grafik 1.46. Konsumsi Semen Provinsi Jambi
60 40
20 -
20 40
60
- 200
400 600
800 1,000
1,200 1,400
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi unit
TRUCKPICK UP Pertumbuhan
Grafik 1.44
.
1.50 2.33 2.70
4.28 3.26
1.60 14.28
16.6516.18 11.78
10.28 1.21
-0.11 4.85
9.65 5.92
-5.85 13.34
200,000 400,000
600,000 800,000
1,000,000 1,200,000
1,400,000 1,600,000
1,800,000 2,000,000
-10 -5
5 10
15 20
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II 2006
2007 2008
2009 2010
Kredit Investasi juta Rp, aksis kanan Pertumbuhan Kredit Investasi ,aksis kiri
Grafik 1.45
.
Ton
- 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11 12
1 2
3 4
5 6
2008 2009
2010
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia ASI, diolah 60.0
40.0 20.0
- 20.0
40.0 60.0
80.0 Konsumsi Semen
Pertumbuhan
Grafik 1.46.
Sementara itu, dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU terlihat situasi bisnis masih cukup baik pada triwulan laporan, tercermin dari nilai saldo
bersih situasi bisnis dunia usaha sebesar 22,92. Masih relatif baiknya situasi bisnis dunia usaha juga berdampak pada masih tumbuhnya kredit investasi sebesar
13,34 atau sebesar Rp222,28 miliar pada triwulan laporan. Hal ini juga tercermin dari prompt indikator investasi yaitu meningkatnya penjualan
kendaraan truckpick up sebesar 31,75. Perubahan stok pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan sebesar
0,90 q-t-q dari triwulan sebelumnya yang menurun sebesar 2,64 q-t-q. Meningkatnya hasil produksi sektoral pada triwulan laporan ikut memicu
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
25
meningkatnya perubahan stok. Sementara, pangsa stok pada triwulan laporan sebesar 2,56.
3. Perdagangan Eksternal
7
Perkembangan ekspor dan impor Provinsi Jambi kedari luar daerah maupun kedari luar negeri mengalami peningkatan. Ekspor barang dari luar
provinsi maupun luar negeri meningkat mencapai 8,11 q-t-q dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun 5,75 q-t-q. Sementara impor barang dari
luar provinsi maupun luar negeri meningkat 5,20 jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang turun 7,82 q-t-q. Pada triwulan laporan, impor
Provinsi Jambi mencapai Rp5,99 triliun, lebih tinggi dibandingkan ekspor yang hanya mencapai Rp5,81 triliun.
3.1. Ekspor Impor Antar Daerah
Dilihat karakteristiknya, ketergantungan Provinsi Jambi dari daerah provinsi lain cukuplah besar. Hal ini dapat dilihat dari pangsa impor yang relatif
lebih besar dibandingkan ekspor. Sekitar 95,14 impor Provinsi Jambi berasal dari daerah lain, hanya sekitar 4,86 yang berasal dari luar negeri. Sejalan
dengan hal tersebut, perkembangan ekspor juga didominasi oleh ekspor ke luar daerah provinsi lain yang mencapai 61,43 dari total ekspor Provinsi Jambi.
Grafik 1.47. Pangsa Ekspor Provinsi Jambi triwulan II-2010 Grafik 1.48. Pangsa Impor Provinsi Jambi triwulan II-2010
Ekspor Luar Negeri
38.57 Ekspor
Antar Daerah
61.43
Grafik 1.47
Impor Luar Negeri
4.86
Impor Antar Daerah
95.14
Grafik 1.48
7
Pembahasan dalam perdagangan eksternal dilihat dari ekspor impor Jambi secara keseluruhan yang dirinci menjadi a ekspor impor antar daerah serta b ekspor impor luar negeri berdasarkan
dokumen pemberitahuan ekspor barang PEB dengan sumber data berasal dari DSM, BI.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
26
Ekspor Provinsi Jambi ke luar daerah provinsi lain meningkat sebesar 9,25 q-t-q sementara ekspor ke luar negeri meningkat sebesar 7,12 q-t-q.
Di sisi lain, pertumbuhan impor Provinsi Jambi dari luar negeri sebesar 8,00 q- t-q sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor ke daerah
provinsi lain yang sebesar 5,07 q-t-q.
3.2. Ekspor Impor Luar Negeri
Perkembangan ekspor impor luar negeri Provinsi Jambi masih mengalami perkembangan yang baik. Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang
PEB, ekspor Provinsi Jambi sebesar USD 213,68 juta sedangkan impor sebesar USD 30,43 juta pada triwulan laporan.
8
Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net ekspor sebesar USD 120,61 juta, meningkat sebesar 24,86
dibandingkan posisi yang sama periode triwulan sebelumnya yang mencapai USD 96,60 juta.
9
Ekspor Provinsi Jambi masih didominasi oleh komoditas karet dan CPO.
10
Sementara kelompok peralatan mesin dan transport masih mendominasi nilai impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan.
Grafik 1.49. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi
20,000 40,000
60,000 80,000
100,000 120,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 2008
2009 2010
Sumber: DSM, Bank Indonesia ribu USD
Impor Ekspor
Net
8
Data Bulan April-Mei 2010 Sumber: Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter, Bank Indonesia.
9
Net ekspor yang dimaksud disini adalah net ekspor bulan dibandingkan net ekspor bulan April- Mei2010 dengan Januari-Februari 2010.
10
Klasifikasi barang menurut Standard International Trading Classification SITC.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
27
Grafik 1.50. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi
- 20,000
40,000 60,000
80,000 100,000
120,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
1 2
3 4
5 2008
2009 2010
CRUDE MATERIALS, INEDIBLE ANIMAL VEGETABLE OILSFATS
LAINNYA
Grafik 1.51. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi
- 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000 70,000
80,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 2009
2010
Ribu USD
23 - CRUDE RUBBER 25 - PULP AND WASTE PAPER
42 - FIXED VEGETABLE OILS FATS 64 - PAPER,PAPERBOARDMFD THEREOF
32 - COAL, COKE AND BRIQUETTES LAINNYA
Pada triwulan laporan April-Mei 2010, ekspor ke luar negeri Provinsi Jambi meningkat sebesar 53,96 dibandingkan periode yang sama triwulan
sebelumnya Januari-Februari 2010, yaitu dari USD 138,77 juta menjadi USD 213,68 juta. Berdasarkan komoditasnya, peningkatan ekspor pada triwulan
laporan dipicu oleh ekspor karet mentah crude rubber sebesar USD 148,17 juta 69,34 dari total ekspor Provinsi Jambi. Meningkatnya produksi karet di
triwulan laporan serta terus meningkatnya permintaan karet mentah dari negara mitra dagang serta terus meningkatnya harga internasional karet, memicu
peningkatan nilai ekspor Provinsi Jambi.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
28
Grafik 1.52. Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 1 2 3 4 5 2009
2010
Ribu USD
C. UNITED STATES OF AMERICA SINGAPORE
MALAYSIA C. JAPAN
C. R.R.C LAINNYA
Grafik 1.53. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 1 2 3 4 5 2009
2010 C. UNITED STATES OF AMERICA
MALAYSIA C. JAPAN
C. R.R.C REF
LAINNYA
Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor tertinggi April-Mei 2010 dicapai oleh komoditas karet mentah crude rubber sebesar USD 148,17 juta
atau 69,34 dari total ekspor non migas, sementara nilai ekspor lemak nabati dan minyak fixed, vegetable oil and fats, serta kertas, kertas karton dan
olahannya paper,paperboardmfd thereof masing-masing mencapai USD 30,22 juta 14,14 dari total ekspor non migas, dan USD 9,19 juta 2,57 dari total
ekspor non migas. Ekspor non migas lain yang cukup besar kontribusinya adalah komoditas
pulp dan kertas pulp and waste paper serta batu bara dan briket coal, coke and briquettes yang masing-masing mencapai USD 6,79 juta 3,18 serta USD 5,49
juta 2,57. Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
29
ekspor produk primer masih mendominasi terutama komoditas karet mentah, lemak nabati dan minyak, disusul pulp dan kertas.
Berdasarkan negara tujuan, meningkatnya ekspor provinsi Jambi pada triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya ekspor ke Malaysia dan Ameraka
Serikat yang masing-masing meningkat USD 17,90 juta 148,34 dan USD 16,01 juta 52,39. Berdasarkan pangsanya negara tujuan ekspor utama
provinsi Jambi berada di kawasan Asia yang hampir setara dengan 59,93 total ekspor Provinsi Jambi. Penyumbang utama ekspor ke negara Asia adalah
Singapura yang mencapai USD 34,42 juta 16,11, diikuti Malaysia sebesar USD 29,97 juta 14,02, dan Jepang sebesar USD 23,17 juta 10,84. Sementara
ekspor ke negara Amerika Serikat sebesar USD 46,56 juta 21,79 pada triwulan laporan.
Dari sisi impor April-Mei 2010, impor non migas mengalami peningkatan sebesar 67,64 USD 12,28 juta jika dibandingkan periode yang sama triwulan
sebelumnya Januari-Februari 2010 sehingga menjadi sebesar USD 30,43 juta. Impor migas luar negeri terbesar adalah untuk perlengkapan dan mesin penghasil
daya power generating machine equipment sebesar USD 10,32 juta 33,92 diikuti dengan Perlengkapan dan mesin industri General industrial mach eqpt.
sebesar USD 4,00 juta 13,16. Peningkatan impor pada triwulan laporan disebabkan oleh meningkatnya sub mesin penghasil daya power generating
machine equipment sebesar USD 6,13 juta meningkat 146,40.
Grafik 1.54. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi
5,000 10,000
15,000 20,000
25,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 2008
2009 2009
MACHINERY TRANSPORT EQP CHEMICAL
LAINNYA
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
30
Grafik 1.55. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 2009
2010
Ribu USD
71 - POWER GENERATING MACH. EQP 72 - MACH.SPECIAL FOR PARTIC.INDS
74 - GENERAL INDUSTRIAL MACH.EQP 59 - CHEM.MATERIALS PRODUCTS,NES
LAINNYA
Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan masih didominasi oleh kelompok peralatan mesin dan transport machinerytransport
equipment yang menguasai 56,33 dari nilai impor. Selain itu, kelompok barang-barang manufaktur juga memberikan kontribusi impor sebesar 26,64
dari total impor Provinsi Jambi dengan komoditas utamanya adalah besi dan baja sebesar USD 7,12 juta.
Grafik 1.56. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000 18,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 2009
2010
Ribu USD
C. CANADA SINGAPORE
MALAYSIA C. HONGKONG
C. TAIWAN C. R.R.C
LAINNYA
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
31
Grafik 1.57. Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 4
5 2009
2010 LAINNYA
C. R.R.C C. TAIWAN
C. HONGKONG MALAYSIA
SINGAPORE C. CANADA
Berdasarkan negara penjual, impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan terutama berasal dari Singapura sebesar USD 14,83 juta 48,72, diikuti dengan
Hongkong sebesar USD 10,88 juta 35,76 dari total impor pada triwulan laporan s.d. bulan Mei sebesar USD 30,43 juta.
Halaman ini sengaja dikosongkan
i Boks 1.
DAMPAK PENYELENGGARAAN PEMILUKADA TERHADAP PEREKONOMIAN JAMBI
I. PENDAHULUAN
Pemilukada yang diselenggarakan di Provinsi Jambi pada tanggal 19 Juni 2010 bukan saja menjadi media implementasi prinsip demokrasi namun juga berdampak
secara ekonomi. Dalam tahapan pemilukada biasanya terjadi peningkatan pengeluaran, baik yang dilakukan oleh peserta pemilukada maupun yang bersumber
dari pemerintah yang dianggarkan dalam APBD. Kondisi ini berpotensi memberi dampak yang positif bagi kinerja perekonomian terutama yang berasal dari
meningkatnya belanja konsumsi beberapa sektor terkait. Ada beberapa sektor yang ditenggarai menerima dampak meningkatnya
pengeluaran karena Pemilukada. Sektor dimaksud diantaranya adalah industri pengolahan kertas dan barang cetakan, sektor perdagangan, hotel dan restoran,
sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya jasa perusahaan serta sektor jasa pemerintahan. Dampak tersebut akan
menjadi sangat optimal bila belanja pemilukada tersebut secara maksimal terserap oleh pelaku ekonomi di Provinsi Jambi.
Bila mencermati fenomena yang terjadi, tidak semua dana pengeluaran pemilukada dibelanjakan di daerah Provinsi Jambi. Beberapa argumentasi yang dapat
menjelaskan fenomena tersebut antara lain, pertama adanya penggunaan jasa konsultan marketing politik yang berasal dari Jakarta. Kedua, kapasitas dan teknik
produksi pada sektor ekonomi terkait yang masih terbatas. Dengan demikian terdapat kecenderungan sebagian besar belanja konsumsi dalam pemilukada terjadi diluar
Provinsi Jambi. Bila hipotesis ini benar maka pemilukada tidak secara signifikan berdampak terhadap perekonomian Jambi. Untuk lebih mengetahui secara spesifik
dampak pemilukada terhadap perekonomian Jambi maka diperlukan sebuah kajian singkat lebih lanjut.
II. KERANGKA KONSEPSIONAL