P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
7
B. PDRB Sisi Produksi
Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa sektor-sektor yang masih memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor pertanian, serta
sektor perdagangan, hotel dan restoran lihat grafik 1.3. Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan disumbangkan oleh sektor pertanian sebesar 0,62 q-t-
q, diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,47q-t-q dan sektor industri pengolahan 0,44q-t-q.
Dari sisi distribusinya share, pada periode triwulan laporan menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu
45,03 dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa tersier 37,62 dan sektor sekunder sebesar 17,35.
Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi q-t-q
0.43 0.26
0.00 0.04
0.17 0.03
0.04 0.06
0.62 0.06
0.44 0.01
0.09 0.47
0.23 0.06
0.30
0.03
0.40 0.20
- 0.20
0.40 0.60
0.80 Pertanian
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
Listrik, Air dan Gas bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persew aan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa
Trw II-10 Trw I-10
Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp12,37 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian
sebesar 25,97, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 19,06, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,20. Dengan demikian,
struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya Grafik 1.4.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
8
Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2010
Perkebunan, Peternakan,
Kehutanan Perikanan
25.97
Pertambangan dan Penggalian
19.06 Industri Pengolahan
11.84 Listrik dan Air bersih
0.77 Bangunan
4.74 Perdagangan, Hotel
dan restauran 15.20
Pengangkutan dan Komunikasi
6.76 Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan
4.99 Jasa-jasa
10.67
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Pada triwulan laporan, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 2,03 q-t-q, meningkat
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,40 q-t-q. Peningkatan laju pertumbuhan sektor ini berasal dari meningkatnya produksi
tanaman perkebunan.
Grafik 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan I tahun 2010 ha Grafik 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan II tahun 2010 ha
33,553 3,491
1,925 2,202
460 104 851 621
Padi Sawah Padi Ladang
Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau
Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.5
32,420 1,431
5,947 2,904
515 140
887 521
Padi Sawah Padi Ladang
Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau
Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.6
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
9
Grafik 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan I tahun 2010 ha Grafik 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II tahun 2010 ha
29,251 17,416
1,354 1,356
404 103 753 440
Padi Sawah Padi Ladang
Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau
Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.7
47,062 2,145
1,288 2,034 468147 780 538
Padi Sawah Padi Ladang
Jagung Kedelai
Grafik 1.8
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2010
Sub sektor tanaman bahan makanan tabama mengalami pertumbuhan sebesar 1,40 q-t-q melambat dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar
2,14 q-t-q. Masih berlangsungnya musim panen di triwulan laporan memicu meningkatnya pertumbuhan nilai tambah sektor tabama. Pada triwulan laporan,
luas panen komoditas tanaman bahan makanan tabama meningkat sebesar 3,39 Kha menjadi sebesar 54,46 Kha. Peningkatan luas panen tersebut terutama
disumbangkan oleh meningkatnya luas panen padi sawah sementara luas panen padi ladang mengalami penurunan. Di sisi lain, luas tanam tanaman pangan juga
mengalami peningkatan, yaitu dari 43,21 Kha menjadi 44,76 Kha grafik 1.5- grafik 1.8.
Nilai Tukar Petani NTP, mengalami sedikit penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
1
NTP Juni 2010 dibandingkan NTP Maret 2010 meningkat sebesar 0,03 menjadi 96,09. Tingginya peningkatan indeks yang dibayarkan
petani 0,99 dibandingkan indeks yang diterima 0,97 memicu penurunan NTP petani pada triwulan laporan lihat grafik 1.12. Seiring dengan itu, Nilai
Tukar Petani yang masih dibawah 100 menunjukkan bahwa pendapatan petani Jambi masih lebih rendah dibanding harga-harga kebutuhan hidup dan biaya
bertani.
1
NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan
cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
10
Grafik 1.9. Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi
6,373.1 6,790.0
2,678.3 3,717.2
1,290.7 1,403.8
2,000 4,000
6,000 8,000
10,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 2007
2008 2009
2010 Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Harga Rp
CPO INTI
TBS 10 TAHUN
Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 12,40 dari PDRB mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,71 q-t-q, meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,15 q-t-q. Relatif membaiknya cuaca pada triwulan laporan ikut memicu meningkatnya hasil sadapan karet sehingga
produksi meningkat. Namun demikian, produksi kelapa sawit mengalami penurunan pada
bulan laporan. Kondisi ini juga diiringi dengan menurunnya harga TBS dan CPO di provinsi Jambi. Harga TBS yang mengalami peningkatan semenjak bulan Oktober
2009, kembali mengalami penurunan di awal triwulan II-2010. Sementara itu, pada bulan Juni 2010, harga TBS 10 tahun dan CPO masing-masing mencapai
Rp1.371kg dan Rp6.506kg menurun masing-masing sebesar 2,31 dan 4,18 dibandingkan posisi Maret 2010.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
11
Grafik 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan
Grafik 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan
12.10 10.97
0.31 21.57
53.21
40 20
- 20
40 60
80 100
Q3-08 Q4-08
Q1-09 Q2-09
Q3-09 Q4-09
Q1-10 Q2-10
Produksi Hortikultura Produksi Karet
Produksi Kelapa Sawit Produksi Kelapa
Produksi Pinang
Grafik 1.10
7.80 13.14
3.78 40
20 -
20 40
60 80
100 120
Q3-08 Q4-08
Q1-09 Q2-09
Q3-09 Q4-09
Q1-10 Q2-10
Produksi Telur Produksi Daging
Produksi Perikanan
Grafik 1.11
Grafik 1.12 Nilai Tukar Petani NTP Provinsi Jambi
111.84112.92 113.92
117.94 119.21
119.74
94.82 94.72 95.14
80 90
100 110
120 130
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
2009 2010
indeks terima indeks bayar
NTP
Sumber: BPS Provinsi Jambi,2010.
Meningkatnya pertumbuhan sub sektor perkebunan disumbangkan oleh meningkatnya hasil perkebunan pinang dan karet. Berdasarkan data prompt
indikator sub sektor perkebunan selama periode triwulan laporan, produksi pinang meningkat 53,21, sementara prouksi karet meningkat 10,97. lihat
grafik 1.10. Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor
tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan laporan sebesar 14.803 ton.
2
Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar
didominasi oleh pupuk Urea 63,44, diikuti oleh pupuk SP-36 18,78, NPK Phonska 14,90, dan ZA 2,87.
2
Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
12
Grafik 1.13. Distribusi Jenis Pupuk Grafik 1.14. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000 20000
TW I TW II
TW III TW IV
TW I TW II
TW III TW IV
TW I TW II
2008 2009
2010
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
Ton
SP-36Superphos ZA
NPK PHONSKA Urea
Grafik 1.13
40.00 20.00
- 20.00
40.00 60.00
80.00
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000 20000
TW I TW II
TW III TW IV
TW I TW II
TW III TW IV
TW I TW II
2008 2009
2010
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
Persen Ton
Realisasi Pupuk Ton Pertumbuhan Realisasi Pupuk
Grafik 1.14
Pada triwulan laporan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh melambat yaitu sebesar 0,77 q-t-q dibandingkan triwulan lalu yang sebesar
0,84 q-t-q. Seiring dengan itu, berdasarkan data indikator produksi , baik produksi daging maupun telur tetap meningkat pada triwulan laporan.
Sementara itu sub sektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 2,59 q-t- q meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,35 q-t-q.
Sub sektor kehutanan mengalami pertumbuhan sebesar 1,44 q-t-q. Setelah selalu tumbuh di bawah 1 sejak beberapa tahun terakhir pasca aktifnya
pemberantasan penebangan liar illegal logging, pada triwulan laporan perkembangan sub sektor kehutanan menunjukkan angka yang cukup baik.
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran PHR
Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan mencapai 2,76 q-t-q; meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 0,97 q-t-q. Musim liburan sekolah serta penyelenggaraan Pilkada pada triwulan laporan menyebabkan tingginy aktivitas perdagangan di
provinsi Jambi serta meningkatnya penggunaan hotel dan restoran. Pada triwulan laporan, sub sektor perdagangan besar dan eceran
tumbuh mencapai 2,85 q-t-q meningkat dari triwulan sebelumnya 1,03 q- t-q. Sub sektor hotel dan sub sektor restoran masing-masing tumbuh sebesar
2,68 q-t-q serta 1,46 q-t-q.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
13
Grafik 1.15. Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Grafik 1.16. Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis
5.59 69.82
0.37 12.80
24.18 20
- 20
40 60
80 100
120
Q3-08 Q4-08
Q1-09 Q2-09
Q3-09 Q4-09
Q1-10 Q2-10
Persen
Harga Perdagangan Besar Harga Perdagangan Barang Konstruksi
Perdagangan Kendaraan Bermotor Perdagangan Pulsa
Tingkat Hunian Hotel Restorasi
Perhitungan perdagangan kendaraan bermotor, perdagangan pulsa dan restorasi sejak tahun 2009
Grafik 1.15
25.48 5.61 4.88
22.41
10.43 4.43
7.36 8.99
7.42 19.27
0.46 12.96
15.75 11.94
-30.0 -20.0
-10.0 0.0
10.0 20.0
30.0
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000 45,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PLN Jambi, 2008 diolah
KWH dalam Ribuan
Bisnis Pertumbuhan Bisnis
Grafik 1.16
Masih tumbuhnya sektor PHR pada triwulan laporan dikonfirmasi dengan meningkatnya indeks produksi baik sub sektor perdagangan, restorasi dan tingkat
hunian hotel. Peningkatan yang cukup signifikan dialami oleh indeks perdagangan kendaraan bermotor dan indeks restorasi yaitu masing-masing
sebesar 69,82 dan 24,18. lihat grafik 1.16.. Meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran
berpengaruh pada meningkatnya konsumsi listrik untuk bisinis. Konsumsi listrik bisnis yang sempat menurun pada triwulan lalu, saat ini mengalami peningkatan
sebesar 11,94. Berdasarkan pangsanya, sektor perdagangan, hotel dan restoran
didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai 14,10 terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel
masing-masing sebesar 0,91 dan 0,20.
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 0,58 q-t-q meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,23
q-t-q. Kondisi ini didorong oleh meningkatnya pertumbuhan hasil pertambangan migas, non migas dan penggalian masing-masing sebesar 0,38;
1,34; 1,44. Peningkatan produksi migas pada triwulan laporan diperkirakan berasal dari meningkatnya lifting gas alam LPG.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
14
Grafik 1.17. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Grafik 1.19. Lifting Minyak Bumi
Barel
- 500,000
1,000,000 1,500,000
2,000,000 2,500,000
3,000,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2006 2007
2008 2009
2010 Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Provinsi Jambi.
: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk triwulan II-2010 40.00
30.00 20.00
10.00 -
10.00 20.00
30.00 40.00
Persen
M inyak B umi B arel P ertumbuhan, aksis kanan
Grafik 1.18. Lifting Minyak Bumi
BBTU
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2006 2007
2008 2009
2010 Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Provinsi Jambi.
: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk triwulan II-2010 40.00
30.00 20.00
10.00 -
10.00 20.00
30.00 40.00
Persen
Lifting Gas A lam B B TU, aksis kiri P ertumbuhan, aksis kanan
Meningkatnya hasil produksi penggalian salah satunya dipicu oleh peningkatan produksi bahan galian gol. C. Hal ini dikonfirmasi dari meningkatnya
indeks produksi penggalian sebesar 27,24 pada triwulan laporan. Sementara itu perkembangan produksi batu bara relatif belum menunjukkan perkembangan
yang menggembirakan. Salah satu kendala dalam pengembangan usaha batu bara di Jambi adalah terkait dengan perizinan. Mudahnya proses izin usaha batu
bara diharapkan dapat semakin menggalakkan pengembangan sektor ini yang berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
15
Grafik 1.19. Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C
1.80 27.24
30 20
10 -
10 20
30 40
50
Q3-08 Q4-08
Q1-09 Q2-09
Q3-09 Q4-09
Q1-10 Q2-10
Produksi Batubara Produksi Bahan Galian Gol.C
4. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan tumbuh mencapai 3,24 q-t-q, meningkat bila dibandingkan angka triwulan sebelumnya 1,91 q-t-q. Melambatnya
pertumbuhan pada sektor ini dipicu oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor industri tanpa migas sebesar 3,44 q-t-q.
Grafik 1.20. Volume Penjualan Minyak Bakar Grafik 1.21. Volume Penjualan Minyak Diesel
100.0 50.0
- 50.0
100.0 150.0
200.0 250.0
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II 2006
2007 2008
2009 2010
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Kilo Liter
M. Bakar g.Myk. Bakar
Grafik 1.20
60.0 40.0
20.0 -
20.0 40.0
60.0 80.0
- 200
400 600
800 1,000
1,200
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV I
II 2006
2007 2008
2009 2010
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Kilo Liter
M. Diesel g.Myk. Diesel
Grafik 1.21
Grafik 1.22. Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri
1.48 3.86
6.88 10.46
2.21 4.69
13.99 0.16
2.16 5.39
3.61 18.82
4.49 22.21
-20.0 -15.0
-10.0 -5.0
0.0 5.0
10.0 15.0
20.0 25.0
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000 18,000
20,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PLN cabang Jambi PLN cabang Muara Bungo, 2010 diolah
KWH dalam Ribuan
Industri Pertumbuhan Industri
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
16
Meningkatnya pertumbuhan industri pengolahan tercermin dari meningkatnya konsumsi listrik untuk industri dan minyak bakar. Konsumsi listrik
untuk industri meningkat signifikan dengan tumbuh mencapai 22,21 lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 4,40.
Grafik 1.23. Perkembangan Indeks Produksi Industri Karet, CPO, Makanan dan Minuman Grafik 1.24. Perkembangan Indeks Produksi Industri Barang dari Semen, Kayu dan Batu Bata
21.73 11.20
24.55 50
- 50
100 150
200
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10
Industri Karet Industri CPO
Industri Makanan Industri Minuman
Grafik 1.23
8.88 8.12
3.22 150
50 50
150 250
350
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Industri Barang dari Semen
Industri Barang dari Kayu Industri Batu Bata
Grafik 1.24
Meningkatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan tanpa migas tercermin dari meningkatnya pertumbuhan mayoritas komoditi industri. Komoditi
industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri makanan dan minuman yang masing-masing tumbuh sebesar 24,55 dan
24,35. Sementara itu, industri karet yang merupakan salah satu industri unggulan di Jambi mengalami peningkatan sebesar 21,73. Meningkatnya hasil
perkebunan karet pada triwulan laporan memicu meningkatnya hasil produksi industri karet.
5. Sektor-sektor Lain
Sektor listrik, gas, dan air LGA bersih tumbuh sebesar 0,97 q-t-q pada triwulan laporan atau lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang sebesar 0,37 q-t-q. Meningkatnya pertumbuhan sektor ini berasal dari tumbuhnya sub sektor listrik dan air bersih yaitu masing-masing
sebesar 1,04 q-t-q dan 0,55 q-t-q. Seiring dengan itu, jumlah konsumsi listrik pada triwulan laporan
mengalami peningkatan sebesar 9,20. Peningkatan konsumsi listrik ini disebabkan oleh meningkatnya semua jenis pelanggan listrik. Sementara itu,
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
17
jumlah pelanggan listrik juga meningkat sebesar 1,19 dibandingkan triwulan lalu.
Grafik 1.25. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.26. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik
2.25 4.68
6.77 6.77 2.64
7.05 1.80
8.02 3.49
6.99 1.45
3.60 0.05
9.20
-5.0 0.0
5.0 10.0
15.0 20.0
25.0
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PLN cabang Jambi PLN cabang Muara Bungo, 2009 diolah
KWH dalam Ribuan
Total Pemakaian Pertumbuhan Total
Grafik 1.25
2.14 0.75
2.93 3.60
3.41 2.82
2.32 2.57
3.05 0.50 0.41
1.28 3.10
1.19 0.0
1.0 2.0
3.0 4.0
5.0 6.0
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
300,000 350,000
400,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PLN cabang Jambi PLN cabang Muara Bungo, 2009 diolah
Pelanggan
Total Pelanggan Perumbuhan Pelanggan
Grafik 1.26
Sementara, sub sektor air bersih tumbuh sebesar 0,55 q-t-q. Konsumsi air bersih melalu PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 2,62
juta M² meningkat sebesar 2,86 dari triwulan lalu. Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya konsumsi air baik oleh rumah tangga maupun industri masung-
masing sebesar 2,63 dan 6,96.
Grafik 1.27. Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi
- 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000
400,000 450,000
500,000 550,000
600,000 650,000
700,000 750,000
800,000 850,000
900,000
4 5 6 7 8 9 10 11
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 1 2 3 4 5 6 2008
2009 2010
m
3
Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2009 m
3
Rumah Tangga Industri
Sektor bangunan masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,88 q-t- q, meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,77 q-t-q.
Meningkatnya pertumbuhan sektor bangunan dikonfirmasi dengan naiknya
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
18
indeks industri barang dari semen dan indeks industri batu bata masing-masing sebesar 8,12 dan 34,67. Namun demikian, konsumsi semen mengalami
penurunan jika dibandingkan triwulan lalu sebesar 12,07.
Grafik 1.28. Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
TW I TW II
TW III TW IV TW I
TW II TW III TW IV
TW I TW II
TW III TW IV TW I
TW II 2007
2008 2009
2010
30.00 20.00
10.00 -
10.00 20.00
30.00 40.00
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia dan BPS Provinsi Jambi diolah
PDRB sektor Bangunan juta Rp, aksis kiri Konsumsi Semen ton, aksis kiri
Pert. Konsumsi Semen , aksis kanan Pert. PDRB Bangunan , aksis kanan
Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 2,98 q-t-q pada triwulan laporan, meningkat dari triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 0,32 q-t-q. Meningkatnya pertumbuhan sektor ini berasal dari meningkatnya pertumbuhan sub sektor pengangkutan maupun komunikasi
masing-masing sebesar 2,83 q-t-q dan 4,44 q-t-q. Memasuki masa liburan sekolah pada bulan Juni lalu, aktivitas
transportasi meningkat baik angkutan darat maupun udara. Sementarta itu, menjelang PILKADA Gubernur Jambi, aktivitas transportasi terutama transportasi
darat juga meningkat seiring dengan penyelenggaraan kampanye di seluruh kabupatenkota oleh semua calon.
Sektor angkutan udara meningkat 3,23 q-t-q. Hal ini tercermin dari jumlah lalu lintas penumpang di Bandar Udara Sultan Thaha masih yang
mengalami peningkatan baik untuk kedatangan dan keberangkatan masing- masing 8,23 dan 8,88.
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
19
Grafik 1.29. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur
30 20
10 -
10 20
30 40
50 60
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000 45,000
TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi diolah
PDRB sub sektor Angkutan Udara juta Rp, aksis kiri Konsumsi Avtur ratusan liter, aksis kiri
Pert. Konsumsi Avtur , aksis kanan
Grafik 1.30. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Grafik 1.31. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang
15 10
5 -
5 10
15 20
- 20
40 60
80 100
120 140
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PT. Angkasa Pura II ribu orang
Kedatangan Penumpang aksis kiri Keberangkatan Penumpang aksis kiri
Datang aksis kanan Berangkat aksis kanan
Grafik 1.30
30 20
10 -
10 20
30 40
50 60
- 100
200 300
400 500
600 700
800 900
1,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
Persen
Sumber: PT.Angkasa Pura II ton
Jumlah Bongkar aksis kiri Jumlah Muat aksis kiri
Pertumbuhan Bongkar aksis kana Pertumbuhan Muat aksis kanan
Grafik 1.31
Pada triwulan laporan, sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 0,93. Tumbuhnya sub sektor angkutan tercermin dari meningkatnya arus peti kemas
sementara arus barang mengalami penurunan. Total arus barang tercatat sebanyak 1,15 juta ton, menurun 28,92 dibandingkan triwulan sebelumnya.
3
Sedangkan jumlah arus peti kemas berdasarkan perdagangan di Pelabuhan Tungkal dan Pelabuhan Talang Dukuh sebesar 12.494 peti kemas, meningkat
21,05 dibandingkan triwulan sebelumnya.
4
3
Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat..
4
Arus Peti kemas diklasifikasikan menjadi 3 tiga kategori yaitu: 20”, 40” serta diatas 40”. Arus barang berdasarkan perdagangan yaitu impor, ekspor, bongkar dan muat.
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
20
Grafik 1.32. Perkembangan Total Arus Peti Kemas Grafik 1.33. Perkembangan Total Arus Barang
-40 -30
-20 -10
10 20
30 40
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
persen
Sumber: Pelindo Jambi
ribu unit
Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan
Grafik 1.32
-100 -50
50 100
150 200
2 4
6 8
10 12
14 16
18
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2007 2008
2009 2010
persen
Sumber: Pelindo Jambi
ribu unit
Jumlah Arus Peti Kemas Pertumbuhan
Grafik 1.33
Perkembangan sub sektor telekomunikasi tercermin dari jasa pos dan telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi masing-masing yang mengalami
pertumbuhan sebesar 4,44 q-t-q dan 4,45 q-t-q, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,18 q-t-q dan 1,79 q-t-q.
Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar 1,12 q-t-q pada triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 0,75 q-t-q. Peningkatan tersebut terutama disumbangkan oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor jasa penunjang
keuangan. Di sisi lain, sub sektor bank mengalami perlambatan dengan tumbuh sebesar 0,68 q-t-q lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai 0,81 q-t-q. Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 3,47 q-t-q lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 0,73 q-t-q. Peningkatan ini terutama dipicu oleh meningkatnya jasa pemerintahan umum
sebesar 4,03 q-t-q. Kondisi ini mencerminkan mulai terakselarasinya belanja pemerintah pada triwulan laporan.
C. PDRB Sisi Pengeluaran