TEKNOLOGI PENDIDIKAN MEDIA PENDIDIKAN Di
Salverius Jagom
NIM:1201057029
TEKNOLOGI PENDIDIKAN: MEDIA PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi Ujian MID Semester pada mata kulaih Pengembangan Media Pendidikan
di Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Fisika
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, rahmat, dan
hidayatNya sehingga penyusunan buku, sebagai tugas tambahan mata kuliah Pengembangan
Media Pembelajaran dengan di beri judul : Teknologi Pendidikan: Media Pembelajaran dapat
diselesaikan.
Pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan terima kasih kepada Bapak Marsi Bani,
S,PD, M.Si, selaku pengampu mata kuliah karena member kesempatan kepada penulis
untuk menyusun buku ini sebagai tugas tambahan dikarenakan penyusun tidak mengikuti
ujian MID pada mata kuliah pengembangan media pembelajaran. Pada kesempatan yang
dibeikan ini penyusun secara pribadi menyampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan ini.
Kami menyadari atas segala kekurangan dalam penuliasan materi ini, karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian.
Penulis
Teknologi Pendidikan: Media Pendidikan
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………… iii
BAB I: AZAS – AZAS MEDIA PENDIDIKAN…………………………………………… 1
BAB II: POLA MEDIA PENDIDIKAN…………………………………………………….. 6
BAB III: JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA………………………………………… 10
BAB IV: PEMILIHAN MEDIA…………………………………………………………… .. 24
BAB V: PENGEMBANGAN MEDIA PENDIDIKAN……………………………………...26
BAB VI: STUDI MASYARAKAT SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN…………………...39
BAB VII: PEMANFAATAN MEDIA PENDIDIKAN………………………………………50
BAB VIII: EVALUASI DAN ADMINISTRASI MEDIA PENDIDIKAN…………………54
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….61
Teknologi Pendidikan: Media Pendidikan
iii
BAB I
AZAS – AZAS MEDIA PENDIDIKAN
1. Pendidikan, Media Pendidikan, dan Proses Pembelajaran
Dahulu, pada zaman Socrates ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada
siswanya adalah hasil penemuan atau daya pikir Socrates sendiri. Perkembangan
selanjutnya membuktikan bahwa situasi semacam itu tak mungkin untuk
dipertahankan.
Penemuan – penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi telah membawa
pengaruh yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Akibat dari pengaruh –
pengaruh itu maka pendidikan semakin lama semakin mengalami kemajuan, sehingga
mendorong berbagai usaha pembaharuan.
Kemajuan teknologi modern adalah salah satu faktor yang turut menunjang
usaha pembaharuan. Peranan teknologi sudah sedemikian menonjolnya, terutama
pada masyarakat dari negara – negara yang telah berkembang. Pemerintah dan
masyarakatnya memberikan perhatikan secara maksimal, karena mereka telah
menyadari peranan dan fungsi teknologi itu bagi kehidupan mereka. Mereka telah
sampai pada taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakannya dalam dunia
pendidikan di sekolah. Mereka telah yakin, bahwa untuk hidup dalam masyarakat
yang modern harus dimulai dari pendidikan di sekolah. Karena itu kegiatan – kegiatan
di sekolah berjalan seimbang dan serasi dengan kebutuhan, aspirasi, dan norma –
norma masyarakat.
Di lain pihak, telah disadari benar akan pentingnya alat – alat dan
perlengkapan pendidikan. Alat – alat itu meliputi alat bantu mengajar atau alat
peraga pendidikan dan juga perlengkapan sekolah, seperti papan tulis, bangkukursi, dan meja serta perlengkapan lainnya. Semua peralatan dan perlengkapan
tersebut disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan tingkat kemampuab dan
kematangan peserta didik.
Tentu saja kepada guru – guru diisyaratkan agar menggunakan alat – alat yang
murah, efisien, dan mampu dimiliki/diperoleh oleh sekolah, dengan tidak menolak
kemungkinan atas penggunaan alat – alat modern yang sesuai dengan
tuntutan
teknologi modern.
Pada sekolah – sekolah yang telah maju sudah mulai digunakan berbagai jenis
media pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman, untuk semua mata – mata
pelajaran dan segi – segi pendidikan. Bahkan dewasa ini telah mulai pula di
gunakan media online.
Pekerjaan guru adalah pekerjaan professional. Karena itu diperlukan
kemampuan dan kewenangan. Kemampuan itu dapat dilihat pada kesanggupannya
menjalankan perannya sebagai guru: pengajar, pembimbing, administrator, dan
sebagai Pembina ilmu. Salah satu segi dari kemampuan itu ialah sejauh manakah ia
menguasai metodologi media pendidikan di sekolah untuk kepentingan anak
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
1
didiknya, sehingga memungkinkan perkembangan mereka
sesuai dengan tujuan pendidikan.
secara
optimal
Setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan, serta memiliki kemampuan memilih dan menggunakan media
tersebut
dengan baik. Bila diperlukan, guru harus memiliki keterampilan
membuat media
pendidikan untuk suatu pelajaran tertentu.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke
penerima
pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah
komponen – komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan
adalah isi ajaran
atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa
guru, siswa, orang
lain ataupun penulis buku. Salurannya adalah media pendidikan
dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.
Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh
guru atau
sumber lain ke dalam simbol – simbol komunikasi baik simbol verbal
maupun simbol
non-verbal atau visual. Selanjutnya penerima pesan
menafsirkan simbol – simbol komunikasi tersebut sehingga pesannya diperoleh.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan
pesan sehingga membantu mengatasi berbagai permasalah yang di temukan di runga
kelas.
2. Arti, Ciri – Ciri Umum, dan Nilai Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harafia berarti perantara atau pengantar. Banyak batasan yang
diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
(AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gage (dalam Sadiman, 1998:6)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Briggs (dalam Sadiman, 1989:6)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.
Asosiasi Pendidikan Nasional mendefinisikan media adalah bentuk – bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya
dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.
Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru untuk mengefektifkan
komunikasi dan interaksinya pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Cirri – cirri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan
yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat
diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui
pancaindera kita.
b. Tekanan utama terletak pada benda atau hal – hal yang bisa dilihat
dan didengar.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
2
c. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi)
dalam pengajaran, antara guru dan siswa.
d. Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar,
baik dalam kelas maupun diluar kelas.
e. Pada dasarnya media pendidikan merupakan perantara dan
digunakan dalam rangka pendidikan.
f. Media pendidikan mengandung aspek – aspek: sebagai alat dan
sebagai teknik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode
mengajar.
Menurut Encyclopedia of Education Research, nilai atau manfaat media
pendidikan adalah sebagai berikut:
Meletakan dasar – dasar yang kongkrit untuk berpikir dan oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
Memperbesar perhatian siswa.
Meletakan dasar – dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan oleh
karena itu membuat pelajaran lebih menetap.
Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan siswa.
Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat
dalam gambaran hidup.
Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
Memberikan pengalaman – pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan
cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih banyak dalam
belajar.
Selain dari itu juga terdapat sejumlah nilai praktis dari media pendidikan,
sebagai berikut:
1. Media pendidikan melampau batas pengalaman pribadi siswa. Biasanya
kesempatan untuk memperoleh pengalaman dibatasi oleh faktor – faktor
perorangan dan kondisi – kondisi yang ada dalam masyarakat. Siswa yang berasal
dari keluarga yang tergolong mampu tentu saja memiliki cukup banyak
kesempatan untuk memperoleh pengalaman. Berbeda halnya dengan siswa yang
berasal dari keluarga yang kurang mampu. Dengan menggunakan media
pendidikan maka guru dapat mengatasi jurang perbedaan tersebut dalam batas –
batas tertentu.
2. Media pendidikan melampaui batas – batas ruangan kelas. Banyak hal yang tak
mungkin dialami dalam kelas, disebabkan berbagai faktor:
a. Terlalu besar, benda yang terlampau besar tentu tak mungkin dibawa
kedalam ruangan kelas dan tak mungkin dialami secara langsung. Akan
tetapi dengan media pendidikan, maka hal tersebut akan dapat dipelajari
dalam ruangan kelas.
b. Bebrapa objek yang terlampau kecil, tak mungkin diamati tanpa media
tertentu.
c. Gejala – gejala yang terlampau lambat geraknya tak mungkin dilihat.
Dengan media pendidikan, maka gejala tadi dapat dilihat dan dipelajarai.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
3
d. Benda – benda dan hal – hal yang proses terjadinya terlalu cepat, sukar
diamati. Dengan menggunakan media pendidikan maka akan dapat
diperlambat.
e. Hal – hal yang terlalu kompleks dapat disederhanakan.
f. Bunyi suara yang terlalu halus yang tak mungkin didengar, dengan media
pendidikan dapat didengar.
3. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan
lingkungan.
4. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan untuk semua siswa.
5. Media pendidikan akan memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya secara
realistis dan teliti.
6. Media pendidikan membangkitkan keinginan dan minat – minat baru. Melalui
alat/media para siswa akan memperoleh pengalaman lebih luas dan lebih kaya.
Dengan demikian presepsinya akan menjadi lebih tajam dan pengertiannya lebih
tepat. Dan akan menimbulkan keinginan – keinginan serta minat belajar yang baru.
7. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar.
8. Media pendidikan akan memberikan pengalaman yang menyeluruh.
3. Tujuan Pendidikan dan Media Pendidikan.
Tujuan pendidikan mengarahkan semua proses pendidikan. Berdasarkan tujuan
pendidikan itu secara perencanaan pendidikan, perencanaan pengajaran, kegiatan
pendidikan dapat diarahkan kepada pembentukan manusia yang diharapkan oleh
masyarakat. Secara praktis proses pencapaian tujuan itu melalui suatu proses
pengajaran yang direncanakan oleh sekolah. Atau dengan kata lain, sekolah
menyediakan suatu lingkungan pendidikan yang serasi dengan usaha pencapaian
tujuan pendidikan.
Ditinjau secara stuktural, maka tujuan pendidikan dapat kita bagi tingkatannya
sebagai berikut:
a) Tujuan pendidikan nasional,
b) Tujuan sekolah,
c) Tujuan kurikulum,
d) Tujuan mata pelajaran,
e) Tujuan pengajaran.
Ditinjau dari segi horizontal, tujuan dapat kita bagi menjadi:
a)
b)
c)
d)
Tujuan umum.
Tujuan khusus.
Tujuan guru.
Tujuan siswa.
Media pendidikan sebagai suatu media komunikasi guru dan siswa dalam
pengajaran, sudah tentu sangat erat pertaliannya dengan kegiatan dan proses belajar –
mengajar. Oleh karena itu jelas bahwa tujuan mengajar-belajar sangat penting bagi
media pendidikan, dalam hal:
1) Tujuan pengajaran menentukan arah yang hendak dicapai oleh media
pendidikan.
2) Tujuan pengajaran menentukan alat/media pendidikan apa yang akan
digunakan.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
4
3) Tujuan pengajaran menentukan metode media pendidikan apa yang
akan digunakan oleh guru dalam membimbing kegiatan belajar siswa.
4) Tujuan pengajaran menentukan proses kegiatan komunikasi pendidikan
disekolah.
5) Tujuan pengajaran menentukan teknik penilaian terhadap penggunaakn
media pendidikan.
6) Tujuan pengajaran menetukan arah dan kebijaksanaan yang ditempuh
dalam administrasi media pendidikan di sekolah.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
5
BAB II
POLA MEDIA PENDIDIKAN
Dari pengertian yang telah diutarakan diatas kita mentafsirkan media
pendidikan dari suatu pandangan yang lebih luas, dalam arti tidak hanya terbatas pada
alat – alat audio/ audiovisual yang dapat dilihat dan didengar – melainkan sampai
pada kondisi dimana para siswa dapat melakukan sendiri. Dalam pola demikian itu,
maka tercakup pula didalamnya pribadi dan tingkah laku guru.
Secara keseluruhan pola media pendidikan itu terdiri dari:
1) Bahan – bahan cetakan atau bacaan. Berupa bahan bacaan seperti:
buku, komik, majalah, bulletin, folder, periodical, pamphlet, dan lain –
lain. bahan – bahan ini lebih mengutamakan kegiatan membaca atau
penggunaan simbol – simbol kata dan visual.
2) Alat – alat audiovisual. Alat – alat yang tergolong kedalam kategori
ini, terdiri dari:
a) Media pendidikan tanpa proyeksi, seperti: papan tulis,
papan temple, papan planel, diagram, grafik, poster,
kartoon, komik, gambar.
b) Media pendidikan tiga dimensi. Alat – alat yang
tergolong ke dalam kategori ini, terdiri dari: model,
benda asli, contoh, benda tiruan, diorama, boneka,
topeng, ritatoon, rotation, standar lembar balik, peta,
globe, pameran, museum sekolah.
c) Media pendidikan yang menggunakan teknik atau
asinal. Alat – alat yang tergolong kategori ini, meliputi
antara lain: slide, dan film strip, film, rekaman, radio,
televise, laboratorium elektronika, computer.
3) Sumber – sumber masyarakat. Berupa objek – objek, peninggalan
sejarah, dokumentasi, bahan – bahan, masalah – masalah, dan
sebagainya dari berbagai bidang, yang meliputi: daerah, penduduk,
sejarah, jenis – jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan,
perdagangan, pemerintahan, kebudayaan dan politik, dan lain – lain.
untuk mempelajari hal – hal tersebut diperlukan berbagai metode,
yakni: karyawisata, manusia sumber, survey, berkemah, pengabdian
sosial, kerja pengalaman, dan lain – lain.
4) Kumpulan benda – benda. Berupa benda – benda atau barang – barang
yang dibawa dari masyarakat ke sekolah untuk dipelajari.
5) Contoh – contoh kelakuan yang dicontohkan oleh guru. Meliputi
semuah contoh kelakuan yang dipertunjukkan oleh guru sewaktu
mengajar. Tetapi pada pokoknya jenis media ini hanya dapat dilihat,
didengar dan ditiru oleh siswa.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
6
Kerucut pengalaman
Kerucut pengalaman adalah sebuah teori pola media pendidikan yang
dikemukakanoleh seorang ahli audio-visual materialis yang bernama Edgar Dale. Ia
menggambarkan tentang tingkat – tingkat pengalaman dan alat – alat yang diperlukan
untuk memperoleh pengalaman itu dalam bukunya yang berjudul “Audio-Visual
Methods in Teaching.
Pengalaman berlangsung dari tingkat yang konkrit namun menuju ketingkat
yang abstrak. Pada tingkat yang konkrit seseorang belajar dari kenyataan atau
pengalaman langsung yang bertujuan dalam kehidupan kita. Kemudian meningkat
ketingkatan yang lebih atas menuju puncak kerucut, dalam tingkat yang abstrak dalam
bentuk simbol – simbol. Semakin keatas semakin abstrak, tetapi tidak berarti semakin
sulit. Pembagian tingkat – tingkat ini semata – mata untuk membantu kita melihat
pengalaman belajar.
Kerucut pengalaman Edgar Dale adalah sebagai berikut dari yang paling
bawah:
a) Pengalaman langsung dan bertujuan.
Pengalaman langsung diperoleh dengan jalan berhubungan langsung
dengan benda, kejadian dan keadaan sebenarnya, dimana siswa aktif
bekerja sendiri, memecahkan masalah sendiri; semuanya didasarkan
atas tujuan tertentu yang telah dirancang sebelumnya.
b) Pengalaman tiruan.
Pengalaman ini diperoleh melalui benda – benda atau kejadian –
kejadian tiruan dari yang sebenarnya – suatu proses penciptaan
kembali, berhubungan dnegan benda atau kejadian itu mungkin sulit
di dapat, atau terlalu kecil, terlalu besar, terlalu jauh dan sebagainya.
Faedahnya: memberikan kesan yang mendalam, memberikan arti yang
sebenarnya, menambah pengertian dan menghilangkan variabelisme.
c) Dramatisasi.
Penyajian dalam bentuk drama, dari berbagai gerakan sampai ke
permainan yang lengkap dengan pakaian dan dekorasi. Manfaatnya:
bahannya menarik perhatian, para pelaku menyelami watak yang
diperankan, mempunyai nilai penyembuh, melatih bekerja sama,
melatih penguasaan bahasa,suara, mimic, sikap dan gaya. Meliputi:
a. The play: dilakukan dipanggung atau seolah – olah
dipanggung.
b. The pageant: pertunjukan sejarah berdasarkan sejarah
setempat, dilakukan di alam terbuka.
c. Pantomime: sandiwara bisu, hasilnya tergantung gaya sang
pelaku.
d. Tableau: permainan yang merupakan skene yang terdiri dari
orang – orang beserta dekornya, tidak ada gerakan ataupun
suara.
e. Puppet: sandiwara yang terdiri dari boneka – boneka untuk
mempertunjukan gagasan yang nyata tanpa adegan dan
pakaian yang lengkap.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
7
f. Psychodrama: suatu bentuk drama mengenai hal – hal yang
bersifat perorangan dan ketegangan – ketegangan yang
terdapat dalam dirinya.
g. Sosiodrama: suatu drama tanpa persiapan lebih dulu.
h. Role playing: salah satu segi dari psychodrama.
d) Demonstrasi.
Adalah percontohan atau pertunjukan tentang cara membuat atau cara
melayani sesuatu proses.
e) Karyawisata.
Membawa kelas ke objek diluar sekolah dalam rangka pengajaran di
kelas itu dengan maksud memperkaya dan memperluas pengalaman
siswa.
f) Pameran.
Tujuannya ialah untuk mempertunjukkan hasil pekerjaan para siswa,
perkembangan dan kemajuan sekolah, kepada warga sekolah dan
masyarakat umumnya.
g) Televisi.
Merupakan suatu media untuk menyampaikan pendidikan kepada
anak – anak dan masyarakat.
h) Gambar hidup atau film.
Merupakan rangkaian gambar – gambar yang diproyeksikan kelayar
dengan kecepatan teratur, bergerak secara kontinu sehingga benar –
benar mewujudkan pergerakan normal dari pada orang – orang atau
benda – benda.
i) Radio.
Melalui siaran radio dapat disampaikan pengajaran secara efektif,
menambah pengalaman dan pengetahuan dan menimbulkan motivasi
belajar.
j) Gambar.
Adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk
dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran.
k) Lambang visual.
Adalah gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu yang dijelaskan
kedalam suatu bentuk yang dapat divisualisasikan. Lambing visual
antara lain:
a. Sketsa: hasil lukisan yang bentuknya lengkap atau tidak
lengkap.
b. Bagan: kombinasi garis atau tulisan dengan gambar yang
dijelmakan secara logis dan tersusun untuk meragakan
antara fakta dengan ide.
c. Grafik: gambar yang memberi keterangan tentang angka –
angka dan hubungan – hubungan yang penting dari
keterangan tadi.
d. Poster: gambar yang ditujukan sebagai pemberitahuan atau
peringatan atau penggugah.
e. Komik: gambar atau lukisan bersambung yang merupakan
cerita.
f. Kartun: gambar/lukisan/sketsa yang digunakan untuk
menghibur, mengkritik atau menganjurkan.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
8
g. Diagram: suatu kombinasi antara garis dan gambar yang
menunjukkan hubungan interen, bersifat abstrak.
h. Peta: gambar yang melukiskan lambing dari keadaan yang
sebenarnya.
l) Lambang kata.
Lambing kata dijumpai dalam buku dan bahan bacaan.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
9
BAB III
JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA
1. Taksonomi
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber
belajar merupakan komponen dari sistem instruksional disamping pesan, orang,
teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan
peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak berisis pesan atau informasi
pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau
perangkat keras merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung
dalam media tersebut (AECT dalam Sadiman, 1984:19)
Dari sini usaha – usaha penataan timbul, yaitu pengelompokan atau klasifikasi
menurut kesamaan cirri atau karakteristiknya, diantaranya sebagai berikut:
1) Taksonomi menurut Rudy Bretz.
Bretz mengidentifikasi cirri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu
suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis,
dan simbol yang merupakan suatu kontinu dari bentuk yang dapat ditangkap
dengan indera penglihatan. Di samping itu, Bretz juga membedakan antara
media siar dan media rekam sehingga terdapat delapan klasifikasi media,
yakni:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Media audio visual gerak.
Media audio visual diam.
Media audio semi-gerak.
Media visual gerak.
Media visual diam.
Media semi gerak.
Media audio.
Media cetak.
2) Hierarki media menurut Duncan.
Dalam menyusun taksonomi media menurut hierarki pemanfaatan untuk
pendidikan, Duncan ingin menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan
keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta
penggunaan, keterbatasan lingup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak
dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hierarki. Dengan
bahasa awam hal tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin rumit jenis
perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin
susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin
luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media
yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat
penggunaanya lebih khusus, dan lingkup sasaran terbatas. Pada dasarnya,
hierarki Duncandisusun menurut tingkat kerumitan perangkat dan media yang
dipergunakan.
3) Taksonomi menurut Briggs.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
10
Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau
rangsangan yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian
rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan,
dan transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang
dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu antara lain:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
Objek.
Model.
Suara langsung.
Rekaman audio.
Media cetak.
Pembelajaran terprogram.
Papan tulis.
Media transparansi.
Film rangkai.
Film bingkai.
Film.
Televisi.
Gambar
.
4) Taksonomi menurut Gagne.
Tanpa menyebut jenis dari masing – masing medianya, Gagne membuat 7
macam pengelompokan media, yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Benda untuk didemonstrasikan.
Komunikasi lisan.
Media cetak.
Gambar diam.
Gambar gerak.
Film bersuara.
Mesin belajar.
Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkan dengan kemampuan
memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya
yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar,
member kondisi eksternal, menuntun cara piker, memasukkan alih-ilmu,
menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
5) Taksonomi menurut Edling
Dalam penyusunan ini Edling beranggapan bahwa siswa, rangsangan belajar
dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Ia
berpandangan bahwa pendekatan menurut model Guilford dan Bloom cukup
memadai untuk mengklasifikasikan dimensi siswa dan tanggapan, karena itu ia
dalam usahanya hanya memutuskan pada variabel rangsangan saja. Menurut
Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu
dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan
kodifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi
subjektif audio dan kodifikasi objektif visual, dua pengalaman belajar 3
dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman
langsung dengan benda – benda. Dipandang dari banyaknya isyarat yang
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
11
diperlukan, pengalaman, subjektif, objektif, dan langsung tersebut menurut
Edling, hal tersebut merupakan suatu kontinum atau kesinambungan
pengalaman belajar yang dapat disejajarkan dengan kerucut pengalamannya
Edgar Dale.
Berbagai contoh di atas menggambarkan usaha – usaha menyusun suatu
taksonomi media yang berlaku umum dan telah dilakukan sekitar seperempat abad
belakangan ini. Di samping itu, dari segi kerumitan media dan besarnya biaya,
Schramm membedakan media rumit dan mahal dan media sederhana dan murah. Big
media and little media. Scramm juga mengelompokkan media menurut daya liputnya
menjadi media missal, media kelompok, dan media individual. Selain itu, ia juga
membuat pengelompokan lain menurut control pemakaiannya dalam pengertian
portabilitas, kesesuaiannya untuk di rumah, kesiapan setiap saat diperlukan, dapat
tidaknya laju penyampaiannya dikontrol, kesesuaiannya untuk belajar mandiri, dan
kemampuannya untuk member umpan-balik.
Pengelompokan lain ialah pengelompokan yang dikembangkan oleh Allen. Ia
berusaha menghubungkan fungsi media dengan tujuan belajar yang hendak dicapai.
Dari beberapa pengelompokan media yang dikemukakan diatas dapat dilihat bahwa
hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang taksonomi media yang
berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, khususnya untuk suatu sistem
instruksional.
Bagaimanapun, suatu pengelompokan, apa pun bentuk dan tujuannya dapat
memperjelas perbedaan dalam fungsi dan kemampuannya.
2. Karakteristik
Usaha pengklasifikasian di atas mengungkapkan karakteristik atau cirri – cirri
khas suatu media berbeda menurut tujuan atau maksud pengelompokannya. Dari
contoh pengelompokan yang diadakan oleh Schramm, kita dapat melihat media
menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan
kemudahan control pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut
kemampuan membangkitkan rangsangan indera pengelihatan, pendengaran, peraba,
pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki
belajar seperti yang digarap Gagne, dan sebagainya. Karakteristik media ini
sebagaimana dikemukakan oleh Kemp merupakan dasar pemilihan media merupakan
kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
1. Media grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang
lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan.
Pesan yang akan disampaiakn dituangkan kedalam simbol – simbol
komunikasi visual.
Simbol – simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses
penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum
tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang
mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
12
Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk
media yang relative murah ditinjau dari segi biayanya. Banyak jenis media
grafis, beberapa di antaranya akan kita bicarakan dalam bahasan di bawah
ini.
a) Gambar/foto.
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling
umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat
dimengerti dan dinikmati di mana – mana.
Beberapa kelebihan media gambar/foto yang lain dijelaskan di
bawah ini.
Sifatnya konkret; gambar/foto lebih realistic menunjukkan
pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan kita.
Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa
saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat
mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
Foto harganya murah dan gampang didapat serta
digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain kelebihan – kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai
beberapa kelemahan yaitu:
Gambar/foto hanya menekan persepsi indera mata;
Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif
untuk kegiatan pembelajaran;
Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Bagaimana gambar/foto yang baik sebagai media pendidikan?
Tentu saja adalah gambar/foto yang cocok dengan tujuan
pembelajaran. Selain itu, ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh
gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media
pendidikan.
Autentik. Gambar tersebut harus jujur melukiskan situasi
seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.
Sederhana. Komposisi gambar hendaknya cukup jelas
menunjukkan poin – poin pokok dalam gambar.
Ukuran relative. Gambar/foto dapat membesar atau
memperkecil objek/benda sebenarnya. Apabila gambar/foto
tersebut tentang benda/objek yang belum dikenal atau
pernah dilihat anak maka akan sulitlah membayangkan
berapa besar benda itu.
Gambar/foto sebaliknya mengandung gerak atau perbuatan.
Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam
keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang,
gambar/foto karya siswa sendiri sering kali lebih baik.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
13
Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang
bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus
dari sudut pandang seni dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draf kasar yang
melukiskan bagian – bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap
orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang
baik haruslah dapat menuangkan ide – idenya ke dalam bentuk
sketsa. Sketsa selain dapat menarik minat siswa, menghindari
verbalisme dan dapat menjelaskan penyampaian pesan, harganya
pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh
guru.
Seorang guru bisa saja menerangkan proses perkembangbiakan
kupu – kupu secara lisan/verbal.
c) Diagram.
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis – garis
dan simbol – simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur
dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan
yang ada antara komponennya atau sifat – sifat proses yang ada di
situ. Diagram umumnya berisi petunjuk – petunjuk.
Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah yang:
• Benar, digambar rapi, diberi title, label dan penjelasan –
penjelasan yang perlu;
• Cukup besar dan ditempatkan secara strategis; dan
• Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang
umum yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
Beberapa cirri diagram yang perlu diketahui adalah:
• Diagram bersifat simbolis dan abstrak sehingga kadang –
kadang sulit dimengerti;
• Untuk dapat membaca diagram seseorang harus mempunyai
latar belakang tentang apa yang didiagramkan;
• Walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat,
diagram dapat memperjelas arti.
d) Bagan/chart
Fungsi pokok adalah menyajikan ide – ide atau konsep – konsep
yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara
visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir – butir
penting dari suatu presentasi.
Sebagai media yang baik, bagan haruslah:
Dapat dimengerti siswa;
Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit – belit;
Diganti pada waktu – waktu tertentu agar selain tetap
termasa juga tak kehilangan daya tarik.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
14
Beberapa jenis bagan/chart secara garis besar dapat digolongkan
menjadi dua yaitu chart yang menyajikan pesan secara bertahap
dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus.
Bagan/chart yang dapat menyajikan pesan sekaligus ada beberapa
macam, antara lain bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow
chart), bagan garis waktu (time line chart) dan strem chart.
e) Grafik.
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik – titik,
garis, atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali simbol –
simbol verbal digunakan pula.
Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara
teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu
objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan
jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsip –
prinsip matematik dan menggunakan data – data komparatif.
Beberapa manfaat/kelebihan grafik sebagai media:
i. Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat
data – data kuantitatif dan hubungan – hubungannya.
ii. Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis,
interpretasi dan perbandingan antara data – data yang disajikan
baik dalam ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah.
iii. Penyajian data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas, logis.
Sebagai media pendidikan grafik dapat dikatakan baik kalau
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas;
Hanya menyajikan satu ide setiap grafik;
Ada jarak/ruang kosong antara kolom – kolom bagiannya;
Warna yang digunakan kontras dan harmonis;
Berjudul dan ringkas;
Sederhana;
Mudah dibaca;
Praktis;
Mudah diatur;
Menggambarkan kenyataan;
Menarik;
Jelas dan tak memerlukan informasi tambahan;
Teliti.
Ada beberapa macam grafik yang dapat digunakan diantaranya
adalah: grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik
gambar.
f) Kartun.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
15
Kartun merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis yang
menyampaikan suatu pesan dengan menggunakan gambar.
Kemampuan kartun besar sekali untuk menarik perhatian,
mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.
g) Poster.
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan – kesan
tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan
memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang untuk melakukan
suatu perbuatan yang disampaikannya. Poster yang baik
hendaknya:
i. Sederhana;
ii. Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok;
iii. Berwarna;
iv. Slogannya ringkas dan jitu;
v. Tulisannya jelas;
vi. Motif dan desain bervariasi.
h) Peta dan globe.
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data –
data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan
informasi tentang:
i.
ii.
iii.
iv.
Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai – sungai,
gunung – gunung dan bentuk – bentuk daratan serta
perairan lainnya;
Tempat – tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang
lain;
Data – data budaya dan kemasyarakatan seperti populasi
atau pola bahasa/adat istiadat; dan
Data – data ekonomi, seperti hasil pertanian, industry atau
perdagangan internasional.
i) Papan flannel.
Papan flannel adalah media grafis yang efektif sekali untuk
menyajikan pesan – pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
j) Papan bulletin
Berbeda dengan papan flannel, papan bulletin ini tidak dilapisi kain
flannel tetapi langsung ditempel gambar – gambar atau tulisan –
tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin
dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu
tertentu.
2. Media audio.
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera
pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambing
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
16
– lambing auditif, baik verbal maupun non verbal. Ada beberapa jenis
media dapat kita kelompokkan dalam media audio, antara lain:
a. Radio.
Radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan
dengan media yang lain, yaitu:
Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih
banyak.
Sifatnya mudah dipindahkan.
Jika digunakan bersama – sama dengan alat perekam
radio bisa mengatasi problem jadwal karena program
dapat direkam dan diputar kembali sesuka kita.
Radio dapat mengembangkan daya imajinasi siswa.
Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar.
Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata –
kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya.
Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk
mengajarkan music, dan bahasa.
Radio dapat mengerjakan hal – hal tertentu secara lebih
baik. Dia dapat menyajikan pengalaman – pengalaman
dunia di luar kelas.
Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu;
jangkauannya luas.
Selain kelebihan – kelebihan tersebut, sebagai media
pendidikan radio mempunyai kelemahan – kelemahan pula,
antara lain:
Sifat komunikasinya hanya satu arah;
Biasanya siaran disentralisasikan sehigga guru tak dapat
mengontrolnya, dan
Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan
masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas sering kali sulit.
b. Alat perekam pita magnetik.
Alat perekam pita magnetic (tape recorder) adalah salah satu
media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk
menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya.
Beberapa kelebihan alat perekam sebagai media pendidikan
adalah:
Alat perekam pita magnetic mempunyai fungsi ganda
yang efektif sekali, untuk merekam, menampilkan
rekaman dan menghapusnya.
Pita rekaman dapat diputar berulang – ulang tanpa
mempengaruhi volume.
Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya
bisa dipakai lagi.
Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
Guru dapat secara langsung mengontrolnya.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
17
Program kaset dapat menyajikan kegiatan – kegiatan/hal
– hal diluar sekolah.
Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan
seperti diskusi.
Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran
bahasa.
Dibandingkan dengan program radio, program kaset
mempunyai kelemahan sebagai berikut:
Daya jangkauannya terbatas.
Dari segi biaya pengadaan bila untuk sasaran yang
banyak biayanya jauh lebih mahal
c. Laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa
mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara
menyajikan materi pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
Media yang dipakai adalah alat perekam.
Dalam laboratorium bahasa, murid duduk sendiri – sendiri di
dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengar
suara guru yang duduk di ruang control lewat headphone. Pada
saat dia meniru ucapan guru dia juga mendengar suaranya
sendiri lewat headphonenya, sehingga dia bisa membandingkan
ucapannya dengan ucapan guru. Dengan denikian dia bisa
memperbaiki kesalahan – kesalahan yang dibuatnya.
3. Media proyeksi diam.
Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafik dalam
arti menyajikan rangsangan – rangsangan visual. Perbedaan yang jelas di
antara mereka adalah pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi
dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan
tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh
sasaran; terlebih dahulu. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman
audio, tetapi ada pula hanya visual saja.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain:
a. Film bingkai.
Film bingkai adalah suati film berukuran 35 mm, yang biasanya
dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci terbuat dari karton, atau
plastik. Sebagai suatu program, film bingkai sangat bervariasi.
Panjang pendek film bingkai, tergantung pada tujuan yang
ingin dicapai dan materi yang ingin disajikan.
Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai sebagai media
pendidikan antara lain:
Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan keseluruh
sistem secara serentak.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
18
Perhatian anak – anak dapat dipusatkan pada satu butir
tertentu sehingga dapat menghasilkan keseragaman
pengamatan.
Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan
secara bebas.
Film bingkai berada dibawah control guru.
Film bingkai baik untuk menyajikan berbagai bidang
studi tertentu, dapat digunakan baik secara kelompok
maupun individual, tidak pandang usia.
Penyimpanan film bingkai sangat mudah.
Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu
dan indera.
Program film bingkai bersuara mudah diperbaiki, baik
visual maupun audionya.
Media yang relative sederhana, baik cara membuatnya
maupun cara menerangkannya, dibandingkan dengan
media TV atau film.
Program dibuat dalam waktu singkat.
Selain kelebihan dan keuntungan tersebut di atas, film bingkai
juga mempunyai keterbatasan dan kelemahan diantaranya:
Seri program film bingkai yang terdiri dari gambar –
gambar lepas merupakan kelebihan sekalugus
merupakan titik kelemahan. Karena lepas gambar –
gambar tersebut dengan mudah dapat hilang atau
tertukar apabila penyimpanannya kuarng baik.
Dibandingkan dengan media audio visual yang lain,
film bingkai hanya mampu menyajikan objek – objek
diam.
Memerlukan
ruangan
yang
gelap
untuk
memutarkannya.
Pembuatannya membutuhkan biaya yang mahal.
b. Film rangkai.
Berbeda dengan film bangkai, gambar pada film rangkai
berurutan merupakan satu kesatuan. Film rangkai bisa tanpa
suara bisa pula dengan suara. Suara yang dimaksudkan adalah
suara untuk menjelaskan isi film.
Sebagai media pendidikan, film rangkai memiliki kelebihan
sebagai berikut:
Kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur, dapat
ditambah narasi dengan control oleh guru;
Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media
pendidikan yang berbeda dalam satu rangkai.
Cocok untuk mengajarkan keterampilan;
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
19
Urutan gambar sudah pasti karena film rangaki
merupakan satu kesatuan;
Penyimpananya mudah, cukup digulung dan
dimasukkan ke dalam tempat khusus;
Reproduksinya dalam jumlah besar relative lebih mudah
pergambarnya dibandingkan film bingkai. Film rangkai
tak memerlukan bingkai; dan
Dapat untuk belajar kelompok maupun individual.
Kelemahan pokok film rangkai dibandingkan dengan film
bingkai adalah sulit diedit karena sudah merupakan satu
rangkaian, sukar dibuat sendiri dan memerlukan peralatan
laboratorium yang dapat mengubah film bingkai menjadi film
rangaki.
c. Media transparansi.
Media transparansi (OHP), merupakan media visual proyeksi
yang dibuat di atas bahan transparan. Sebagai media
pendidikan, media transparansi mempunyai kelebihan dan
keterbatasan. Kelebihan media transparansi antara lain:
Gambar yang diproyeksikan lebih jelas disbanding
gambar dipapan. Ruangan tak perlu kegelapan, sehingga
siswa dapat melihat sambil mencatat;
Guru sambil mengajar dapat berhadapan demgan siswa;
Benda – benda kecil dapat diproyeksikan hanya dengan
meletakannya di atas OHP, walaupun hasilnya berupa
baying – baying;
Memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan
menarik minat – minat siswa;
Praktis dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas
ruangan;
Sepenuhnya di bawah control guru.
Menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai
berulang – ulang;
Lebih sehat daripada papan tulis.
Sekalipun ada kelebihan, media transparansi, memiliki
kelemahan antara lain: transparansi memerlukan peralatan
khusus untuk memproyeksikannya, transparansi memerlukan
waktu, usaha dan persiapan yang baik, lebih – lebih kalau
menggunakan teknik penyajian yang kompleks; karena lepas,
transparansi menuntut cara kerja yang sistematis dalam
penyimpanannya. Bila tiak penyajian bisa kacau; jika teknik
pemanfaatan serta potensinya kurang dikuasai ada
kecenderungan OHP dipakai sebagai pengganti papan tulis dan
siswa cenderung bersikap pasif.
d. Proyektor tak tembus pandang
Proyektor tak tembus pandang adalah alat untuk
memproyeksikan bahan bukan transparan, tetapi bahan – bahan
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
20
tidak tembus pandang. Benda – benda tersebut adalah benda
datar, tiga dimensi, model, serta warna dan anyaman dapat
diproyeksikan.
Kelebihan proyektor tak tembus pandang sebagai media
pendidikan ialah bahan cetakan pada buku, majalah, foto grafis,
bagan, diagram, atau peta dapat diproyeksikan secara langsung
tanpa dipindahkan kedalam transparan terlebih dahulu. Jadi
benda tersebut sangat memudahkan kita. Selain itu, kelebihan
proyektor tak tembus pandang ialah:
Dapat digunakan untuk hampir semua bidang studi yang
ada di kurikulu; dan
Dapat memperbesar benda kecil menjadi sebesar papan,
sehingga bahan yang semula hanya untuk individu jadi
untuk seluruh kelas.
e. Mikrofis.
Mikrofis adalah lembaran film transparan terdiri dari lambang –
lambang visual yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tak
dapat dibaca dengan mata telanjang. Secara umum, mikrofis
termasuk kelompok media bentuk kecil.
Keuntungan terbesar dari alat ini ialah dapat menghemat
ruangan.
f. Film.
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam
membantu proses belajar mengajar. Sebagai satu media, film
memiliki keunggulan – keunggulan sebagai berikut:
Film merupakan suatu denominator belajar yang umum.
Baik anak yang cerdas maupun anak yang lamban akan
memperoleh sesuatu dari film yang sama. Keterampilan
membaca atau penguasaan bahasa yang kurang, bisa
diatasi dengan menggunakan film.
Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
Gerakan – gerakan lambat dan pengulangan –
pengulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi.
Film dapat menampilkan kembali massa lalu dan
menyajikan kembali kejadian – kejadian sejarah yang
lampau.
Film dapat mengembara dengan lincahnya dari satu
Negara ke Negara yang lain, dari dunia luar dibawa
masuk ke kelas.
Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari
yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya.
Film dapat mendatangkan seorang ahli dan
memperdengarkan suaranya di kelas.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
21
Film dapat menggunakan teknik – teknik seperti warna,
gerak, animasi, dan sebagainya untuk menampilkan
butir – butir tertentu.
Film memikat perhatian anak.
Film lebih realistis, dapat diulang – ulang, dihentikan,
dan sebagainya, sesuai kebutuhan. Hal – hal yang
abstrak menjadi jelas.
Film bisa mengatasi keterbatasan daya indera
penglihatan.
Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak
– anak.
Sekalipun banyak kelabihannya, film memiliki kelemahan
antara lain harga/biaya yang mahal, film tidak mencapai semua
tujuan pembelajaran.
g. Televisi (TV).
Televisi adalah media yang menyampaikan pesan – pesan
pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak.
Sebagai media pendidikan, televisi mempunyai kelebihan –
kelebihan sebagai berikut:
TV menerima, menggunakan dan mengubah atau
membatasi semua bentuk media yang lain,
menyesuaikannya dengan tujuan – tujuan yang akan
dicapai;
TV merupakan medium yang menarik, modern dan
selalu siap diterima oleh anak – anak karena mereka
mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar
sekolah mereka;
TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton.
Seperti halnya film, TV menyajikan informasi visual
dan lisan secara simultan;
TV mempunyai realistas dari film tapi juga mempunyai
kelebihan yang lain yaitu objek yang baru saja
ditangkap kamera dapat segera dipertontonkan;
Sifatnya
langsung,
dan
dapat
meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.
Selain memiliki kelebihan di atas, TV memiliki beberapa
keterbatasan, di antaranya:
Harganya relative mahal;
Program diluar control guru;
Sifat komunikasinya hanya satu arah;
Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan
jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan;
Besarnya gambar di layar relatif kecil dibandingkan
dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat
memanfaatkan terbatas.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
22
h. Video.
Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak,
semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan
yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa berupa
cerita informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian
besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti
bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Masing –
masing mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri.
Kelebihan video antara lain:
Dapat menarik perhatian untuk periode – periode yang
singkat dari rangsangan luar lainnya;
Dengan alat perekam pita video sejumlah besar
penonton dapat memperoleh informasi dari ahli – ahli;
Demonstrasi yang sulit bisa diperjelaskan dan direkam
sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa
memusatkan perhatian pada penyajiannya;
Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang
kali;
Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang
sedang bergerak atau objek yang berbahaya;
Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan
bila akan disisip komentar yang akan didengar;
Gambar proyeksi bisa dibekukan untuk diamati dengan
saksama. Guru bisa bisa mengatur di mana dia dia akan
menghentikan gerakan gambar tersebut; control
sepenuhnya di tangan guru; dan
Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya.
Hal – hal negatif yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
penggunaan alat perekam pita video dalam proses belajar –
mengajar adalah:
Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka
jarang diperhatikan;
Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus
diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik;
Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang
disajikan secara sempurna; dan
Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
23
BAB IV
PEMILIHAN MEDIA
1. Media Jadi dan Media Rancangan
Sebagaimana yang telah diketahui, me
NIM:1201057029
TEKNOLOGI PENDIDIKAN: MEDIA PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi Ujian MID Semester pada mata kulaih Pengembangan Media Pendidikan
di Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Fisika
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, rahmat, dan
hidayatNya sehingga penyusunan buku, sebagai tugas tambahan mata kuliah Pengembangan
Media Pembelajaran dengan di beri judul : Teknologi Pendidikan: Media Pembelajaran dapat
diselesaikan.
Pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan terima kasih kepada Bapak Marsi Bani,
S,PD, M.Si, selaku pengampu mata kuliah karena member kesempatan kepada penulis
untuk menyusun buku ini sebagai tugas tambahan dikarenakan penyusun tidak mengikuti
ujian MID pada mata kuliah pengembangan media pembelajaran. Pada kesempatan yang
dibeikan ini penyusun secara pribadi menyampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan ini.
Kami menyadari atas segala kekurangan dalam penuliasan materi ini, karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian.
Penulis
Teknologi Pendidikan: Media Pendidikan
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………… iii
BAB I: AZAS – AZAS MEDIA PENDIDIKAN…………………………………………… 1
BAB II: POLA MEDIA PENDIDIKAN…………………………………………………….. 6
BAB III: JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA………………………………………… 10
BAB IV: PEMILIHAN MEDIA…………………………………………………………… .. 24
BAB V: PENGEMBANGAN MEDIA PENDIDIKAN……………………………………...26
BAB VI: STUDI MASYARAKAT SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN…………………...39
BAB VII: PEMANFAATAN MEDIA PENDIDIKAN………………………………………50
BAB VIII: EVALUASI DAN ADMINISTRASI MEDIA PENDIDIKAN…………………54
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….61
Teknologi Pendidikan: Media Pendidikan
iii
BAB I
AZAS – AZAS MEDIA PENDIDIKAN
1. Pendidikan, Media Pendidikan, dan Proses Pembelajaran
Dahulu, pada zaman Socrates ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada
siswanya adalah hasil penemuan atau daya pikir Socrates sendiri. Perkembangan
selanjutnya membuktikan bahwa situasi semacam itu tak mungkin untuk
dipertahankan.
Penemuan – penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi telah membawa
pengaruh yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Akibat dari pengaruh –
pengaruh itu maka pendidikan semakin lama semakin mengalami kemajuan, sehingga
mendorong berbagai usaha pembaharuan.
Kemajuan teknologi modern adalah salah satu faktor yang turut menunjang
usaha pembaharuan. Peranan teknologi sudah sedemikian menonjolnya, terutama
pada masyarakat dari negara – negara yang telah berkembang. Pemerintah dan
masyarakatnya memberikan perhatikan secara maksimal, karena mereka telah
menyadari peranan dan fungsi teknologi itu bagi kehidupan mereka. Mereka telah
sampai pada taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakannya dalam dunia
pendidikan di sekolah. Mereka telah yakin, bahwa untuk hidup dalam masyarakat
yang modern harus dimulai dari pendidikan di sekolah. Karena itu kegiatan – kegiatan
di sekolah berjalan seimbang dan serasi dengan kebutuhan, aspirasi, dan norma –
norma masyarakat.
Di lain pihak, telah disadari benar akan pentingnya alat – alat dan
perlengkapan pendidikan. Alat – alat itu meliputi alat bantu mengajar atau alat
peraga pendidikan dan juga perlengkapan sekolah, seperti papan tulis, bangkukursi, dan meja serta perlengkapan lainnya. Semua peralatan dan perlengkapan
tersebut disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan tingkat kemampuab dan
kematangan peserta didik.
Tentu saja kepada guru – guru diisyaratkan agar menggunakan alat – alat yang
murah, efisien, dan mampu dimiliki/diperoleh oleh sekolah, dengan tidak menolak
kemungkinan atas penggunaan alat – alat modern yang sesuai dengan
tuntutan
teknologi modern.
Pada sekolah – sekolah yang telah maju sudah mulai digunakan berbagai jenis
media pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman, untuk semua mata – mata
pelajaran dan segi – segi pendidikan. Bahkan dewasa ini telah mulai pula di
gunakan media online.
Pekerjaan guru adalah pekerjaan professional. Karena itu diperlukan
kemampuan dan kewenangan. Kemampuan itu dapat dilihat pada kesanggupannya
menjalankan perannya sebagai guru: pengajar, pembimbing, administrator, dan
sebagai Pembina ilmu. Salah satu segi dari kemampuan itu ialah sejauh manakah ia
menguasai metodologi media pendidikan di sekolah untuk kepentingan anak
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
1
didiknya, sehingga memungkinkan perkembangan mereka
sesuai dengan tujuan pendidikan.
secara
optimal
Setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan, serta memiliki kemampuan memilih dan menggunakan media
tersebut
dengan baik. Bila diperlukan, guru harus memiliki keterampilan
membuat media
pendidikan untuk suatu pelajaran tertentu.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke
penerima
pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah
komponen – komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan
adalah isi ajaran
atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa
guru, siswa, orang
lain ataupun penulis buku. Salurannya adalah media pendidikan
dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.
Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh
guru atau
sumber lain ke dalam simbol – simbol komunikasi baik simbol verbal
maupun simbol
non-verbal atau visual. Selanjutnya penerima pesan
menafsirkan simbol – simbol komunikasi tersebut sehingga pesannya diperoleh.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan
pesan sehingga membantu mengatasi berbagai permasalah yang di temukan di runga
kelas.
2. Arti, Ciri – Ciri Umum, dan Nilai Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harafia berarti perantara atau pengantar. Banyak batasan yang
diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
(AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gage (dalam Sadiman, 1998:6)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Briggs (dalam Sadiman, 1989:6)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.
Asosiasi Pendidikan Nasional mendefinisikan media adalah bentuk – bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya
dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.
Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru untuk mengefektifkan
komunikasi dan interaksinya pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Cirri – cirri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan
yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat
diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui
pancaindera kita.
b. Tekanan utama terletak pada benda atau hal – hal yang bisa dilihat
dan didengar.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
2
c. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi)
dalam pengajaran, antara guru dan siswa.
d. Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar,
baik dalam kelas maupun diluar kelas.
e. Pada dasarnya media pendidikan merupakan perantara dan
digunakan dalam rangka pendidikan.
f. Media pendidikan mengandung aspek – aspek: sebagai alat dan
sebagai teknik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode
mengajar.
Menurut Encyclopedia of Education Research, nilai atau manfaat media
pendidikan adalah sebagai berikut:
Meletakan dasar – dasar yang kongkrit untuk berpikir dan oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
Memperbesar perhatian siswa.
Meletakan dasar – dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan oleh
karena itu membuat pelajaran lebih menetap.
Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan siswa.
Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat
dalam gambaran hidup.
Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
Memberikan pengalaman – pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan
cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih banyak dalam
belajar.
Selain dari itu juga terdapat sejumlah nilai praktis dari media pendidikan,
sebagai berikut:
1. Media pendidikan melampau batas pengalaman pribadi siswa. Biasanya
kesempatan untuk memperoleh pengalaman dibatasi oleh faktor – faktor
perorangan dan kondisi – kondisi yang ada dalam masyarakat. Siswa yang berasal
dari keluarga yang tergolong mampu tentu saja memiliki cukup banyak
kesempatan untuk memperoleh pengalaman. Berbeda halnya dengan siswa yang
berasal dari keluarga yang kurang mampu. Dengan menggunakan media
pendidikan maka guru dapat mengatasi jurang perbedaan tersebut dalam batas –
batas tertentu.
2. Media pendidikan melampaui batas – batas ruangan kelas. Banyak hal yang tak
mungkin dialami dalam kelas, disebabkan berbagai faktor:
a. Terlalu besar, benda yang terlampau besar tentu tak mungkin dibawa
kedalam ruangan kelas dan tak mungkin dialami secara langsung. Akan
tetapi dengan media pendidikan, maka hal tersebut akan dapat dipelajari
dalam ruangan kelas.
b. Bebrapa objek yang terlampau kecil, tak mungkin diamati tanpa media
tertentu.
c. Gejala – gejala yang terlampau lambat geraknya tak mungkin dilihat.
Dengan media pendidikan, maka gejala tadi dapat dilihat dan dipelajarai.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
3
d. Benda – benda dan hal – hal yang proses terjadinya terlalu cepat, sukar
diamati. Dengan menggunakan media pendidikan maka akan dapat
diperlambat.
e. Hal – hal yang terlalu kompleks dapat disederhanakan.
f. Bunyi suara yang terlalu halus yang tak mungkin didengar, dengan media
pendidikan dapat didengar.
3. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan
lingkungan.
4. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan untuk semua siswa.
5. Media pendidikan akan memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya secara
realistis dan teliti.
6. Media pendidikan membangkitkan keinginan dan minat – minat baru. Melalui
alat/media para siswa akan memperoleh pengalaman lebih luas dan lebih kaya.
Dengan demikian presepsinya akan menjadi lebih tajam dan pengertiannya lebih
tepat. Dan akan menimbulkan keinginan – keinginan serta minat belajar yang baru.
7. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar.
8. Media pendidikan akan memberikan pengalaman yang menyeluruh.
3. Tujuan Pendidikan dan Media Pendidikan.
Tujuan pendidikan mengarahkan semua proses pendidikan. Berdasarkan tujuan
pendidikan itu secara perencanaan pendidikan, perencanaan pengajaran, kegiatan
pendidikan dapat diarahkan kepada pembentukan manusia yang diharapkan oleh
masyarakat. Secara praktis proses pencapaian tujuan itu melalui suatu proses
pengajaran yang direncanakan oleh sekolah. Atau dengan kata lain, sekolah
menyediakan suatu lingkungan pendidikan yang serasi dengan usaha pencapaian
tujuan pendidikan.
Ditinjau secara stuktural, maka tujuan pendidikan dapat kita bagi tingkatannya
sebagai berikut:
a) Tujuan pendidikan nasional,
b) Tujuan sekolah,
c) Tujuan kurikulum,
d) Tujuan mata pelajaran,
e) Tujuan pengajaran.
Ditinjau dari segi horizontal, tujuan dapat kita bagi menjadi:
a)
b)
c)
d)
Tujuan umum.
Tujuan khusus.
Tujuan guru.
Tujuan siswa.
Media pendidikan sebagai suatu media komunikasi guru dan siswa dalam
pengajaran, sudah tentu sangat erat pertaliannya dengan kegiatan dan proses belajar –
mengajar. Oleh karena itu jelas bahwa tujuan mengajar-belajar sangat penting bagi
media pendidikan, dalam hal:
1) Tujuan pengajaran menentukan arah yang hendak dicapai oleh media
pendidikan.
2) Tujuan pengajaran menentukan alat/media pendidikan apa yang akan
digunakan.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
4
3) Tujuan pengajaran menentukan metode media pendidikan apa yang
akan digunakan oleh guru dalam membimbing kegiatan belajar siswa.
4) Tujuan pengajaran menentukan proses kegiatan komunikasi pendidikan
disekolah.
5) Tujuan pengajaran menentukan teknik penilaian terhadap penggunaakn
media pendidikan.
6) Tujuan pengajaran menetukan arah dan kebijaksanaan yang ditempuh
dalam administrasi media pendidikan di sekolah.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
5
BAB II
POLA MEDIA PENDIDIKAN
Dari pengertian yang telah diutarakan diatas kita mentafsirkan media
pendidikan dari suatu pandangan yang lebih luas, dalam arti tidak hanya terbatas pada
alat – alat audio/ audiovisual yang dapat dilihat dan didengar – melainkan sampai
pada kondisi dimana para siswa dapat melakukan sendiri. Dalam pola demikian itu,
maka tercakup pula didalamnya pribadi dan tingkah laku guru.
Secara keseluruhan pola media pendidikan itu terdiri dari:
1) Bahan – bahan cetakan atau bacaan. Berupa bahan bacaan seperti:
buku, komik, majalah, bulletin, folder, periodical, pamphlet, dan lain –
lain. bahan – bahan ini lebih mengutamakan kegiatan membaca atau
penggunaan simbol – simbol kata dan visual.
2) Alat – alat audiovisual. Alat – alat yang tergolong kedalam kategori
ini, terdiri dari:
a) Media pendidikan tanpa proyeksi, seperti: papan tulis,
papan temple, papan planel, diagram, grafik, poster,
kartoon, komik, gambar.
b) Media pendidikan tiga dimensi. Alat – alat yang
tergolong ke dalam kategori ini, terdiri dari: model,
benda asli, contoh, benda tiruan, diorama, boneka,
topeng, ritatoon, rotation, standar lembar balik, peta,
globe, pameran, museum sekolah.
c) Media pendidikan yang menggunakan teknik atau
asinal. Alat – alat yang tergolong kategori ini, meliputi
antara lain: slide, dan film strip, film, rekaman, radio,
televise, laboratorium elektronika, computer.
3) Sumber – sumber masyarakat. Berupa objek – objek, peninggalan
sejarah, dokumentasi, bahan – bahan, masalah – masalah, dan
sebagainya dari berbagai bidang, yang meliputi: daerah, penduduk,
sejarah, jenis – jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan,
perdagangan, pemerintahan, kebudayaan dan politik, dan lain – lain.
untuk mempelajari hal – hal tersebut diperlukan berbagai metode,
yakni: karyawisata, manusia sumber, survey, berkemah, pengabdian
sosial, kerja pengalaman, dan lain – lain.
4) Kumpulan benda – benda. Berupa benda – benda atau barang – barang
yang dibawa dari masyarakat ke sekolah untuk dipelajari.
5) Contoh – contoh kelakuan yang dicontohkan oleh guru. Meliputi
semuah contoh kelakuan yang dipertunjukkan oleh guru sewaktu
mengajar. Tetapi pada pokoknya jenis media ini hanya dapat dilihat,
didengar dan ditiru oleh siswa.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
6
Kerucut pengalaman
Kerucut pengalaman adalah sebuah teori pola media pendidikan yang
dikemukakanoleh seorang ahli audio-visual materialis yang bernama Edgar Dale. Ia
menggambarkan tentang tingkat – tingkat pengalaman dan alat – alat yang diperlukan
untuk memperoleh pengalaman itu dalam bukunya yang berjudul “Audio-Visual
Methods in Teaching.
Pengalaman berlangsung dari tingkat yang konkrit namun menuju ketingkat
yang abstrak. Pada tingkat yang konkrit seseorang belajar dari kenyataan atau
pengalaman langsung yang bertujuan dalam kehidupan kita. Kemudian meningkat
ketingkatan yang lebih atas menuju puncak kerucut, dalam tingkat yang abstrak dalam
bentuk simbol – simbol. Semakin keatas semakin abstrak, tetapi tidak berarti semakin
sulit. Pembagian tingkat – tingkat ini semata – mata untuk membantu kita melihat
pengalaman belajar.
Kerucut pengalaman Edgar Dale adalah sebagai berikut dari yang paling
bawah:
a) Pengalaman langsung dan bertujuan.
Pengalaman langsung diperoleh dengan jalan berhubungan langsung
dengan benda, kejadian dan keadaan sebenarnya, dimana siswa aktif
bekerja sendiri, memecahkan masalah sendiri; semuanya didasarkan
atas tujuan tertentu yang telah dirancang sebelumnya.
b) Pengalaman tiruan.
Pengalaman ini diperoleh melalui benda – benda atau kejadian –
kejadian tiruan dari yang sebenarnya – suatu proses penciptaan
kembali, berhubungan dnegan benda atau kejadian itu mungkin sulit
di dapat, atau terlalu kecil, terlalu besar, terlalu jauh dan sebagainya.
Faedahnya: memberikan kesan yang mendalam, memberikan arti yang
sebenarnya, menambah pengertian dan menghilangkan variabelisme.
c) Dramatisasi.
Penyajian dalam bentuk drama, dari berbagai gerakan sampai ke
permainan yang lengkap dengan pakaian dan dekorasi. Manfaatnya:
bahannya menarik perhatian, para pelaku menyelami watak yang
diperankan, mempunyai nilai penyembuh, melatih bekerja sama,
melatih penguasaan bahasa,suara, mimic, sikap dan gaya. Meliputi:
a. The play: dilakukan dipanggung atau seolah – olah
dipanggung.
b. The pageant: pertunjukan sejarah berdasarkan sejarah
setempat, dilakukan di alam terbuka.
c. Pantomime: sandiwara bisu, hasilnya tergantung gaya sang
pelaku.
d. Tableau: permainan yang merupakan skene yang terdiri dari
orang – orang beserta dekornya, tidak ada gerakan ataupun
suara.
e. Puppet: sandiwara yang terdiri dari boneka – boneka untuk
mempertunjukan gagasan yang nyata tanpa adegan dan
pakaian yang lengkap.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
7
f. Psychodrama: suatu bentuk drama mengenai hal – hal yang
bersifat perorangan dan ketegangan – ketegangan yang
terdapat dalam dirinya.
g. Sosiodrama: suatu drama tanpa persiapan lebih dulu.
h. Role playing: salah satu segi dari psychodrama.
d) Demonstrasi.
Adalah percontohan atau pertunjukan tentang cara membuat atau cara
melayani sesuatu proses.
e) Karyawisata.
Membawa kelas ke objek diluar sekolah dalam rangka pengajaran di
kelas itu dengan maksud memperkaya dan memperluas pengalaman
siswa.
f) Pameran.
Tujuannya ialah untuk mempertunjukkan hasil pekerjaan para siswa,
perkembangan dan kemajuan sekolah, kepada warga sekolah dan
masyarakat umumnya.
g) Televisi.
Merupakan suatu media untuk menyampaikan pendidikan kepada
anak – anak dan masyarakat.
h) Gambar hidup atau film.
Merupakan rangkaian gambar – gambar yang diproyeksikan kelayar
dengan kecepatan teratur, bergerak secara kontinu sehingga benar –
benar mewujudkan pergerakan normal dari pada orang – orang atau
benda – benda.
i) Radio.
Melalui siaran radio dapat disampaikan pengajaran secara efektif,
menambah pengalaman dan pengetahuan dan menimbulkan motivasi
belajar.
j) Gambar.
Adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk
dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran.
k) Lambang visual.
Adalah gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu yang dijelaskan
kedalam suatu bentuk yang dapat divisualisasikan. Lambing visual
antara lain:
a. Sketsa: hasil lukisan yang bentuknya lengkap atau tidak
lengkap.
b. Bagan: kombinasi garis atau tulisan dengan gambar yang
dijelmakan secara logis dan tersusun untuk meragakan
antara fakta dengan ide.
c. Grafik: gambar yang memberi keterangan tentang angka –
angka dan hubungan – hubungan yang penting dari
keterangan tadi.
d. Poster: gambar yang ditujukan sebagai pemberitahuan atau
peringatan atau penggugah.
e. Komik: gambar atau lukisan bersambung yang merupakan
cerita.
f. Kartun: gambar/lukisan/sketsa yang digunakan untuk
menghibur, mengkritik atau menganjurkan.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
8
g. Diagram: suatu kombinasi antara garis dan gambar yang
menunjukkan hubungan interen, bersifat abstrak.
h. Peta: gambar yang melukiskan lambing dari keadaan yang
sebenarnya.
l) Lambang kata.
Lambing kata dijumpai dalam buku dan bahan bacaan.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
9
BAB III
JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA
1. Taksonomi
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber
belajar merupakan komponen dari sistem instruksional disamping pesan, orang,
teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan
peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak berisis pesan atau informasi
pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau
perangkat keras merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung
dalam media tersebut (AECT dalam Sadiman, 1984:19)
Dari sini usaha – usaha penataan timbul, yaitu pengelompokan atau klasifikasi
menurut kesamaan cirri atau karakteristiknya, diantaranya sebagai berikut:
1) Taksonomi menurut Rudy Bretz.
Bretz mengidentifikasi cirri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu
suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis,
dan simbol yang merupakan suatu kontinu dari bentuk yang dapat ditangkap
dengan indera penglihatan. Di samping itu, Bretz juga membedakan antara
media siar dan media rekam sehingga terdapat delapan klasifikasi media,
yakni:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Media audio visual gerak.
Media audio visual diam.
Media audio semi-gerak.
Media visual gerak.
Media visual diam.
Media semi gerak.
Media audio.
Media cetak.
2) Hierarki media menurut Duncan.
Dalam menyusun taksonomi media menurut hierarki pemanfaatan untuk
pendidikan, Duncan ingin menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan
keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta
penggunaan, keterbatasan lingup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak
dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hierarki. Dengan
bahasa awam hal tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin rumit jenis
perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin
susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin
luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media
yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat
penggunaanya lebih khusus, dan lingkup sasaran terbatas. Pada dasarnya,
hierarki Duncandisusun menurut tingkat kerumitan perangkat dan media yang
dipergunakan.
3) Taksonomi menurut Briggs.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
10
Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau
rangsangan yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian
rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan,
dan transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang
dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu antara lain:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
Objek.
Model.
Suara langsung.
Rekaman audio.
Media cetak.
Pembelajaran terprogram.
Papan tulis.
Media transparansi.
Film rangkai.
Film bingkai.
Film.
Televisi.
Gambar
.
4) Taksonomi menurut Gagne.
Tanpa menyebut jenis dari masing – masing medianya, Gagne membuat 7
macam pengelompokan media, yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Benda untuk didemonstrasikan.
Komunikasi lisan.
Media cetak.
Gambar diam.
Gambar gerak.
Film bersuara.
Mesin belajar.
Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkan dengan kemampuan
memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya
yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar,
member kondisi eksternal, menuntun cara piker, memasukkan alih-ilmu,
menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
5) Taksonomi menurut Edling
Dalam penyusunan ini Edling beranggapan bahwa siswa, rangsangan belajar
dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Ia
berpandangan bahwa pendekatan menurut model Guilford dan Bloom cukup
memadai untuk mengklasifikasikan dimensi siswa dan tanggapan, karena itu ia
dalam usahanya hanya memutuskan pada variabel rangsangan saja. Menurut
Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu
dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan
kodifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi
subjektif audio dan kodifikasi objektif visual, dua pengalaman belajar 3
dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman
langsung dengan benda – benda. Dipandang dari banyaknya isyarat yang
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
11
diperlukan, pengalaman, subjektif, objektif, dan langsung tersebut menurut
Edling, hal tersebut merupakan suatu kontinum atau kesinambungan
pengalaman belajar yang dapat disejajarkan dengan kerucut pengalamannya
Edgar Dale.
Berbagai contoh di atas menggambarkan usaha – usaha menyusun suatu
taksonomi media yang berlaku umum dan telah dilakukan sekitar seperempat abad
belakangan ini. Di samping itu, dari segi kerumitan media dan besarnya biaya,
Schramm membedakan media rumit dan mahal dan media sederhana dan murah. Big
media and little media. Scramm juga mengelompokkan media menurut daya liputnya
menjadi media missal, media kelompok, dan media individual. Selain itu, ia juga
membuat pengelompokan lain menurut control pemakaiannya dalam pengertian
portabilitas, kesesuaiannya untuk di rumah, kesiapan setiap saat diperlukan, dapat
tidaknya laju penyampaiannya dikontrol, kesesuaiannya untuk belajar mandiri, dan
kemampuannya untuk member umpan-balik.
Pengelompokan lain ialah pengelompokan yang dikembangkan oleh Allen. Ia
berusaha menghubungkan fungsi media dengan tujuan belajar yang hendak dicapai.
Dari beberapa pengelompokan media yang dikemukakan diatas dapat dilihat bahwa
hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang taksonomi media yang
berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, khususnya untuk suatu sistem
instruksional.
Bagaimanapun, suatu pengelompokan, apa pun bentuk dan tujuannya dapat
memperjelas perbedaan dalam fungsi dan kemampuannya.
2. Karakteristik
Usaha pengklasifikasian di atas mengungkapkan karakteristik atau cirri – cirri
khas suatu media berbeda menurut tujuan atau maksud pengelompokannya. Dari
contoh pengelompokan yang diadakan oleh Schramm, kita dapat melihat media
menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan
kemudahan control pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut
kemampuan membangkitkan rangsangan indera pengelihatan, pendengaran, peraba,
pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki
belajar seperti yang digarap Gagne, dan sebagainya. Karakteristik media ini
sebagaimana dikemukakan oleh Kemp merupakan dasar pemilihan media merupakan
kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
1. Media grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang
lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan.
Pesan yang akan disampaiakn dituangkan kedalam simbol – simbol
komunikasi visual.
Simbol – simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses
penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum
tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang
mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
12
Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk
media yang relative murah ditinjau dari segi biayanya. Banyak jenis media
grafis, beberapa di antaranya akan kita bicarakan dalam bahasan di bawah
ini.
a) Gambar/foto.
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling
umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat
dimengerti dan dinikmati di mana – mana.
Beberapa kelebihan media gambar/foto yang lain dijelaskan di
bawah ini.
Sifatnya konkret; gambar/foto lebih realistic menunjukkan
pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan kita.
Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa
saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat
mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
Foto harganya murah dan gampang didapat serta
digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain kelebihan – kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai
beberapa kelemahan yaitu:
Gambar/foto hanya menekan persepsi indera mata;
Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif
untuk kegiatan pembelajaran;
Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Bagaimana gambar/foto yang baik sebagai media pendidikan?
Tentu saja adalah gambar/foto yang cocok dengan tujuan
pembelajaran. Selain itu, ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh
gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media
pendidikan.
Autentik. Gambar tersebut harus jujur melukiskan situasi
seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.
Sederhana. Komposisi gambar hendaknya cukup jelas
menunjukkan poin – poin pokok dalam gambar.
Ukuran relative. Gambar/foto dapat membesar atau
memperkecil objek/benda sebenarnya. Apabila gambar/foto
tersebut tentang benda/objek yang belum dikenal atau
pernah dilihat anak maka akan sulitlah membayangkan
berapa besar benda itu.
Gambar/foto sebaliknya mengandung gerak atau perbuatan.
Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam
keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang,
gambar/foto karya siswa sendiri sering kali lebih baik.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
13
Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang
bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus
dari sudut pandang seni dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draf kasar yang
melukiskan bagian – bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap
orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang
baik haruslah dapat menuangkan ide – idenya ke dalam bentuk
sketsa. Sketsa selain dapat menarik minat siswa, menghindari
verbalisme dan dapat menjelaskan penyampaian pesan, harganya
pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh
guru.
Seorang guru bisa saja menerangkan proses perkembangbiakan
kupu – kupu secara lisan/verbal.
c) Diagram.
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis – garis
dan simbol – simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur
dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan
yang ada antara komponennya atau sifat – sifat proses yang ada di
situ. Diagram umumnya berisi petunjuk – petunjuk.
Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah yang:
• Benar, digambar rapi, diberi title, label dan penjelasan –
penjelasan yang perlu;
• Cukup besar dan ditempatkan secara strategis; dan
• Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang
umum yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
Beberapa cirri diagram yang perlu diketahui adalah:
• Diagram bersifat simbolis dan abstrak sehingga kadang –
kadang sulit dimengerti;
• Untuk dapat membaca diagram seseorang harus mempunyai
latar belakang tentang apa yang didiagramkan;
• Walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat,
diagram dapat memperjelas arti.
d) Bagan/chart
Fungsi pokok adalah menyajikan ide – ide atau konsep – konsep
yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara
visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir – butir
penting dari suatu presentasi.
Sebagai media yang baik, bagan haruslah:
Dapat dimengerti siswa;
Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit – belit;
Diganti pada waktu – waktu tertentu agar selain tetap
termasa juga tak kehilangan daya tarik.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
14
Beberapa jenis bagan/chart secara garis besar dapat digolongkan
menjadi dua yaitu chart yang menyajikan pesan secara bertahap
dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus.
Bagan/chart yang dapat menyajikan pesan sekaligus ada beberapa
macam, antara lain bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow
chart), bagan garis waktu (time line chart) dan strem chart.
e) Grafik.
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik – titik,
garis, atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali simbol –
simbol verbal digunakan pula.
Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara
teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu
objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan
jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsip –
prinsip matematik dan menggunakan data – data komparatif.
Beberapa manfaat/kelebihan grafik sebagai media:
i. Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat
data – data kuantitatif dan hubungan – hubungannya.
ii. Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis,
interpretasi dan perbandingan antara data – data yang disajikan
baik dalam ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah.
iii. Penyajian data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas, logis.
Sebagai media pendidikan grafik dapat dikatakan baik kalau
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas;
Hanya menyajikan satu ide setiap grafik;
Ada jarak/ruang kosong antara kolom – kolom bagiannya;
Warna yang digunakan kontras dan harmonis;
Berjudul dan ringkas;
Sederhana;
Mudah dibaca;
Praktis;
Mudah diatur;
Menggambarkan kenyataan;
Menarik;
Jelas dan tak memerlukan informasi tambahan;
Teliti.
Ada beberapa macam grafik yang dapat digunakan diantaranya
adalah: grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik
gambar.
f) Kartun.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
15
Kartun merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis yang
menyampaikan suatu pesan dengan menggunakan gambar.
Kemampuan kartun besar sekali untuk menarik perhatian,
mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.
g) Poster.
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan – kesan
tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan
memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang untuk melakukan
suatu perbuatan yang disampaikannya. Poster yang baik
hendaknya:
i. Sederhana;
ii. Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok;
iii. Berwarna;
iv. Slogannya ringkas dan jitu;
v. Tulisannya jelas;
vi. Motif dan desain bervariasi.
h) Peta dan globe.
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data –
data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan
informasi tentang:
i.
ii.
iii.
iv.
Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai – sungai,
gunung – gunung dan bentuk – bentuk daratan serta
perairan lainnya;
Tempat – tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang
lain;
Data – data budaya dan kemasyarakatan seperti populasi
atau pola bahasa/adat istiadat; dan
Data – data ekonomi, seperti hasil pertanian, industry atau
perdagangan internasional.
i) Papan flannel.
Papan flannel adalah media grafis yang efektif sekali untuk
menyajikan pesan – pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
j) Papan bulletin
Berbeda dengan papan flannel, papan bulletin ini tidak dilapisi kain
flannel tetapi langsung ditempel gambar – gambar atau tulisan –
tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin
dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu
tertentu.
2. Media audio.
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera
pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambing
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
16
– lambing auditif, baik verbal maupun non verbal. Ada beberapa jenis
media dapat kita kelompokkan dalam media audio, antara lain:
a. Radio.
Radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan
dengan media yang lain, yaitu:
Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih
banyak.
Sifatnya mudah dipindahkan.
Jika digunakan bersama – sama dengan alat perekam
radio bisa mengatasi problem jadwal karena program
dapat direkam dan diputar kembali sesuka kita.
Radio dapat mengembangkan daya imajinasi siswa.
Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar.
Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata –
kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya.
Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk
mengajarkan music, dan bahasa.
Radio dapat mengerjakan hal – hal tertentu secara lebih
baik. Dia dapat menyajikan pengalaman – pengalaman
dunia di luar kelas.
Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu;
jangkauannya luas.
Selain kelebihan – kelebihan tersebut, sebagai media
pendidikan radio mempunyai kelemahan – kelemahan pula,
antara lain:
Sifat komunikasinya hanya satu arah;
Biasanya siaran disentralisasikan sehigga guru tak dapat
mengontrolnya, dan
Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan
masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas sering kali sulit.
b. Alat perekam pita magnetik.
Alat perekam pita magnetic (tape recorder) adalah salah satu
media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk
menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya.
Beberapa kelebihan alat perekam sebagai media pendidikan
adalah:
Alat perekam pita magnetic mempunyai fungsi ganda
yang efektif sekali, untuk merekam, menampilkan
rekaman dan menghapusnya.
Pita rekaman dapat diputar berulang – ulang tanpa
mempengaruhi volume.
Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya
bisa dipakai lagi.
Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
Guru dapat secara langsung mengontrolnya.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
17
Program kaset dapat menyajikan kegiatan – kegiatan/hal
– hal diluar sekolah.
Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan
seperti diskusi.
Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran
bahasa.
Dibandingkan dengan program radio, program kaset
mempunyai kelemahan sebagai berikut:
Daya jangkauannya terbatas.
Dari segi biaya pengadaan bila untuk sasaran yang
banyak biayanya jauh lebih mahal
c. Laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa
mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara
menyajikan materi pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
Media yang dipakai adalah alat perekam.
Dalam laboratorium bahasa, murid duduk sendiri – sendiri di
dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengar
suara guru yang duduk di ruang control lewat headphone. Pada
saat dia meniru ucapan guru dia juga mendengar suaranya
sendiri lewat headphonenya, sehingga dia bisa membandingkan
ucapannya dengan ucapan guru. Dengan denikian dia bisa
memperbaiki kesalahan – kesalahan yang dibuatnya.
3. Media proyeksi diam.
Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafik dalam
arti menyajikan rangsangan – rangsangan visual. Perbedaan yang jelas di
antara mereka adalah pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi
dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan
tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh
sasaran; terlebih dahulu. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman
audio, tetapi ada pula hanya visual saja.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain:
a. Film bingkai.
Film bingkai adalah suati film berukuran 35 mm, yang biasanya
dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci terbuat dari karton, atau
plastik. Sebagai suatu program, film bingkai sangat bervariasi.
Panjang pendek film bingkai, tergantung pada tujuan yang
ingin dicapai dan materi yang ingin disajikan.
Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai sebagai media
pendidikan antara lain:
Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan keseluruh
sistem secara serentak.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
18
Perhatian anak – anak dapat dipusatkan pada satu butir
tertentu sehingga dapat menghasilkan keseragaman
pengamatan.
Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan
secara bebas.
Film bingkai berada dibawah control guru.
Film bingkai baik untuk menyajikan berbagai bidang
studi tertentu, dapat digunakan baik secara kelompok
maupun individual, tidak pandang usia.
Penyimpanan film bingkai sangat mudah.
Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu
dan indera.
Program film bingkai bersuara mudah diperbaiki, baik
visual maupun audionya.
Media yang relative sederhana, baik cara membuatnya
maupun cara menerangkannya, dibandingkan dengan
media TV atau film.
Program dibuat dalam waktu singkat.
Selain kelebihan dan keuntungan tersebut di atas, film bingkai
juga mempunyai keterbatasan dan kelemahan diantaranya:
Seri program film bingkai yang terdiri dari gambar –
gambar lepas merupakan kelebihan sekalugus
merupakan titik kelemahan. Karena lepas gambar –
gambar tersebut dengan mudah dapat hilang atau
tertukar apabila penyimpanannya kuarng baik.
Dibandingkan dengan media audio visual yang lain,
film bingkai hanya mampu menyajikan objek – objek
diam.
Memerlukan
ruangan
yang
gelap
untuk
memutarkannya.
Pembuatannya membutuhkan biaya yang mahal.
b. Film rangkai.
Berbeda dengan film bangkai, gambar pada film rangkai
berurutan merupakan satu kesatuan. Film rangkai bisa tanpa
suara bisa pula dengan suara. Suara yang dimaksudkan adalah
suara untuk menjelaskan isi film.
Sebagai media pendidikan, film rangkai memiliki kelebihan
sebagai berikut:
Kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur, dapat
ditambah narasi dengan control oleh guru;
Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media
pendidikan yang berbeda dalam satu rangkai.
Cocok untuk mengajarkan keterampilan;
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
19
Urutan gambar sudah pasti karena film rangaki
merupakan satu kesatuan;
Penyimpananya mudah, cukup digulung dan
dimasukkan ke dalam tempat khusus;
Reproduksinya dalam jumlah besar relative lebih mudah
pergambarnya dibandingkan film bingkai. Film rangkai
tak memerlukan bingkai; dan
Dapat untuk belajar kelompok maupun individual.
Kelemahan pokok film rangkai dibandingkan dengan film
bingkai adalah sulit diedit karena sudah merupakan satu
rangkaian, sukar dibuat sendiri dan memerlukan peralatan
laboratorium yang dapat mengubah film bingkai menjadi film
rangaki.
c. Media transparansi.
Media transparansi (OHP), merupakan media visual proyeksi
yang dibuat di atas bahan transparan. Sebagai media
pendidikan, media transparansi mempunyai kelebihan dan
keterbatasan. Kelebihan media transparansi antara lain:
Gambar yang diproyeksikan lebih jelas disbanding
gambar dipapan. Ruangan tak perlu kegelapan, sehingga
siswa dapat melihat sambil mencatat;
Guru sambil mengajar dapat berhadapan demgan siswa;
Benda – benda kecil dapat diproyeksikan hanya dengan
meletakannya di atas OHP, walaupun hasilnya berupa
baying – baying;
Memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan
menarik minat – minat siswa;
Praktis dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas
ruangan;
Sepenuhnya di bawah control guru.
Menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai
berulang – ulang;
Lebih sehat daripada papan tulis.
Sekalipun ada kelebihan, media transparansi, memiliki
kelemahan antara lain: transparansi memerlukan peralatan
khusus untuk memproyeksikannya, transparansi memerlukan
waktu, usaha dan persiapan yang baik, lebih – lebih kalau
menggunakan teknik penyajian yang kompleks; karena lepas,
transparansi menuntut cara kerja yang sistematis dalam
penyimpanannya. Bila tiak penyajian bisa kacau; jika teknik
pemanfaatan serta potensinya kurang dikuasai ada
kecenderungan OHP dipakai sebagai pengganti papan tulis dan
siswa cenderung bersikap pasif.
d. Proyektor tak tembus pandang
Proyektor tak tembus pandang adalah alat untuk
memproyeksikan bahan bukan transparan, tetapi bahan – bahan
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
20
tidak tembus pandang. Benda – benda tersebut adalah benda
datar, tiga dimensi, model, serta warna dan anyaman dapat
diproyeksikan.
Kelebihan proyektor tak tembus pandang sebagai media
pendidikan ialah bahan cetakan pada buku, majalah, foto grafis,
bagan, diagram, atau peta dapat diproyeksikan secara langsung
tanpa dipindahkan kedalam transparan terlebih dahulu. Jadi
benda tersebut sangat memudahkan kita. Selain itu, kelebihan
proyektor tak tembus pandang ialah:
Dapat digunakan untuk hampir semua bidang studi yang
ada di kurikulu; dan
Dapat memperbesar benda kecil menjadi sebesar papan,
sehingga bahan yang semula hanya untuk individu jadi
untuk seluruh kelas.
e. Mikrofis.
Mikrofis adalah lembaran film transparan terdiri dari lambang –
lambang visual yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tak
dapat dibaca dengan mata telanjang. Secara umum, mikrofis
termasuk kelompok media bentuk kecil.
Keuntungan terbesar dari alat ini ialah dapat menghemat
ruangan.
f. Film.
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam
membantu proses belajar mengajar. Sebagai satu media, film
memiliki keunggulan – keunggulan sebagai berikut:
Film merupakan suatu denominator belajar yang umum.
Baik anak yang cerdas maupun anak yang lamban akan
memperoleh sesuatu dari film yang sama. Keterampilan
membaca atau penguasaan bahasa yang kurang, bisa
diatasi dengan menggunakan film.
Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
Gerakan – gerakan lambat dan pengulangan –
pengulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi.
Film dapat menampilkan kembali massa lalu dan
menyajikan kembali kejadian – kejadian sejarah yang
lampau.
Film dapat mengembara dengan lincahnya dari satu
Negara ke Negara yang lain, dari dunia luar dibawa
masuk ke kelas.
Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari
yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya.
Film dapat mendatangkan seorang ahli dan
memperdengarkan suaranya di kelas.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
21
Film dapat menggunakan teknik – teknik seperti warna,
gerak, animasi, dan sebagainya untuk menampilkan
butir – butir tertentu.
Film memikat perhatian anak.
Film lebih realistis, dapat diulang – ulang, dihentikan,
dan sebagainya, sesuai kebutuhan. Hal – hal yang
abstrak menjadi jelas.
Film bisa mengatasi keterbatasan daya indera
penglihatan.
Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak
– anak.
Sekalipun banyak kelabihannya, film memiliki kelemahan
antara lain harga/biaya yang mahal, film tidak mencapai semua
tujuan pembelajaran.
g. Televisi (TV).
Televisi adalah media yang menyampaikan pesan – pesan
pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak.
Sebagai media pendidikan, televisi mempunyai kelebihan –
kelebihan sebagai berikut:
TV menerima, menggunakan dan mengubah atau
membatasi semua bentuk media yang lain,
menyesuaikannya dengan tujuan – tujuan yang akan
dicapai;
TV merupakan medium yang menarik, modern dan
selalu siap diterima oleh anak – anak karena mereka
mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar
sekolah mereka;
TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton.
Seperti halnya film, TV menyajikan informasi visual
dan lisan secara simultan;
TV mempunyai realistas dari film tapi juga mempunyai
kelebihan yang lain yaitu objek yang baru saja
ditangkap kamera dapat segera dipertontonkan;
Sifatnya
langsung,
dan
dapat
meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.
Selain memiliki kelebihan di atas, TV memiliki beberapa
keterbatasan, di antaranya:
Harganya relative mahal;
Program diluar control guru;
Sifat komunikasinya hanya satu arah;
Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan
jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan;
Besarnya gambar di layar relatif kecil dibandingkan
dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat
memanfaatkan terbatas.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
22
h. Video.
Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak,
semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan
yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa berupa
cerita informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian
besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti
bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Masing –
masing mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri.
Kelebihan video antara lain:
Dapat menarik perhatian untuk periode – periode yang
singkat dari rangsangan luar lainnya;
Dengan alat perekam pita video sejumlah besar
penonton dapat memperoleh informasi dari ahli – ahli;
Demonstrasi yang sulit bisa diperjelaskan dan direkam
sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa
memusatkan perhatian pada penyajiannya;
Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang
kali;
Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang
sedang bergerak atau objek yang berbahaya;
Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan
bila akan disisip komentar yang akan didengar;
Gambar proyeksi bisa dibekukan untuk diamati dengan
saksama. Guru bisa bisa mengatur di mana dia dia akan
menghentikan gerakan gambar tersebut; control
sepenuhnya di tangan guru; dan
Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya.
Hal – hal negatif yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
penggunaan alat perekam pita video dalam proses belajar –
mengajar adalah:
Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka
jarang diperhatikan;
Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus
diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik;
Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang
disajikan secara sempurna; dan
Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
Teknologi Pendidikan:Media Pendidikan
23
BAB IV
PEMILIHAN MEDIA
1. Media Jadi dan Media Rancangan
Sebagaimana yang telah diketahui, me