Kecernaan Bahan Kering Penggunaan Pelepah Kelapa Sawit Yang Difermentasi Dengan Mikroba Lokal Pada Domba Lokal Jantan

a. Kecernaan Bahan Kering

Secara keseluruhan semakin tinggi waktu inkubasi, terutama pada 1,5 – 4,5 jam semakin tinggi pula bahan kering terdegradasi. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan dua pendekatan, pertama ditinjau dari kelarutan bahan pakan atau ransum itu sendiri terutama pada 0-1 jam inkubasi, semakin tinggi daya larut solubilitas suatu bahan akan memberi kontribusi tinggi terhadap meningkatnya bahan kering terdegradasi. Kedua pada 3 – 4,5 jam fermentasi merupakan puncak aktivitas mikroba rumen dalam mendegradasi pakan, karena semakin tinggi bahan kering terdegradasi lebih banyak ditentukan oleh aktivitas mikroba rumen itu sendiri Putra, 2006 Substrat bagi mikroorganisme rumen adalah selulosa dan hemiselulosa dan degradasi lignin terjadi pada akhir pertumbuhan primer melalui metabolisme sekunder dalam kondisi defisiensi nutrien seperti nitrogen, karbon atau sulfur. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan bahan kering adalah suhu, laju perjalanan melalui alat pencernaan, bentuk fisik dari pakan, komposisi ransum, dan pengaruh dari perbandingan dengan zat lainnya dari bahan pakan tersebut Anggorodi, 1994. Menurut Tillman et al, 1993 kecernaan sering erat hubungannya dengan konsumsi, yaitu pada pemberian dengan kandungan serat tinggi yang sifatnya sangat voluminous, lamban dicerna dibandingkan pakan yang tidak berserat. Oktarina et al 2004 menyatakan bahwa peningkatan kadar protein kasar dalam pakan akan meningkatkan laju perkembangbiakan dan populasi mikroba rumen sehingga kemampuan mencerna menjadi lebih besar. Selain itu menurut Mackie et al 2002 adanya aktivitas mikroba dalam saluran pencernaan sangat mempengaruhi kecernaan. Kecernaan yang tinggi nilainya mencerminkan besarnya sumbangan nutrisi tertentu pada ternak, sementara itu pakan yang mempunyai kecernaan rendah menunjukkan bahwa pakan tersebut kurang mampu mensuplai nutrisi untuk diabsorbsi dalam memenuhi kebutuhan hidup pokok maupun tujuan produksi Putra, 2006. Universitas Sumatera Utara

b. Kecernaan Bahan Organik