TUNJANGAN DAN FASILITAS Perbub no 5 thn 2009 PD. Wawo

Pasal 44 Daftar Urut Kepangkatan adalah bersifat terbuka dan diumumkan oleh Presiden Direktur dan menurut tata cara yang ditentukan. Pasal 45 1 Pegawai yang merasa nomor urutnya dalam Daftar Urut Kepangkatan tidak tepat, dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada direksi atau pejabat yang ditunjuk. 2 Dalam surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini harus diajukan dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari sejak tanggal pengumuman Daftar Urut Kepangkatan.

BAB VIII TUNJANGAN DAN FASILITAS

Bagian Kesatu Standar Penghasilan Pasal 46 Jumlah Kumulatif uang jasa Dewan Komisaris atau Badan Pengawas, gaji Direksi, serta gaji seluruh pegawai minimal 10 sepuluh per seratus dan maksimal 30 tiga puluh per seratus dari seluruh realisasi Anggaran PD. Wawo berdasarkan tahun yang berlaku. Pasal 47 Gaji terendah dan tertinggi pegawai ditetapkan berdasarkan kemampuan keuangan PD. Wawo dengan keputusan Presiden Direktur yang disetujui Dewan Komisaris atau Badan Pengawas mengetahui Bupati. Bagian Kedua Hak­Hak Direksi Pasal 48 Direksi berhak mendapatkan gaji, jasa produksi, tunjangan kesehatan, perumahan dinas dan tunjangan­tunjangan lain yang berlaku bagi pegawai PD. Wawo. Pasal 49 1 Presiden Direktur menerima gaji yang wajar sesuai dengan kemampuan PD. Wawo dengan ketentuan, maksimal 2½ dua setengah gaji pegawai yang tertinggi dalam PD. Wawo. 2 Direktur menerima 90 sembilan puluh perseratus dari gaji Presiden Direktur. Pasal 50 20 1 Anggota Direksi berhak atas pesangon yang pengaturannya ditetapkan oleh Bupati dengan perbedaan sebagai berikut : a.Bila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan pertama berakhir, mendapat pesangon 30 tiga puluh per seratus dari gaji bersih tahun terakhir; b.Bila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan kedua berakhir, mendapat pesangon 50 lima puluh per seratus dari gaji bersih tahun terakhir; c. Bila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan ketiga berakhir, mendapat pesangon 75 tujuh puluh lima per seratus dari gaji bersih tahun terakhir; d.Bila anggota Direksi diberhentikan dengan hormat sebelum berakhir masa jabatan kedua atau ketiga dan seterusnya, mendapat pesangon berdasarkan perhitungan atas dasar masa jabatan sebelumnya. 2 Anggota Direksi tidak berhak atas pesangon apabila diberhentikan tidak dengan hormat dan tidak atas permintaan sendiri. 3 Bagi Direksi yang diangkat dari Pegawai Negeri Sipil berhak menerima pesangon sebagaimana tercantum pada ayat 1 pasal ini, atau memilih menjadi Pegawai Negeri Sipil kembali dengan diberi pangkat sama dengan pangkat tertinggi dalam PD. Wawo. Pasal 51 1 Direksi memperoleh hak cuti sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi pegawai. 2 Pejabat yang berwenang memberi cuti pada Direksi adalah Bupati. Bagian Ketiga Hak­Hak Dewan Komasaris atau Badan Pengawas Pasal 52 1 Komisaris Utama atau Ketua Badan Pengawas dan Anggota dapat diberikan uang jasa yang diatur oleh Bupati yang dibebankan kepada Anggaran PD. Wawo. 2 Besarnya uang jasa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah : a. Setinggi­tingginya 40 empat puluh persen dari gaji Presiden Direktur untuk Komisaris Utama atau Ketua Dewan Pengawas; b. Setinggi­tingginya 35 tiga puluh lima persen dari gaji Presiden Direktur untuk Anggota; Bagian Keempat Penghasilan Pegawai Paragraf 1 Gaji Pokok Pasal 53 1 Kepada pegawai yang diangkat dalam suatu pangkat, diberikan gaji pokok menurut golongan atau uang gaji yang telah ditentukan untuk pangkat itu. 2 Format Daftar Gaji tercantum dalam lampiran 3 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. 21 Pasal 54 Kepada seorang yang diangkat menjadi Calon Pegawai diberikan gaji pokok sebesar 80 delapan puluh persen dari gaji pokok sebagaimana diatur pasal 53. Pasal 55 Penetapan gaji pokok pegawai yang diangkat pada suatu pangkat yang termasuk dalam golonganruang gaji baru yang lebih tinggi daripada golonganruang gaji menurut pangkat lama diberikan gaji pokok dan masa kerja golongan dalam golonganruang gaji baru yang segaris dengan gaji pokok dan masa kerja dalam pangkat lama. Pasal 56 Penetapan gaji pokok pegawai dalam suatu pangkat termasuk golonganruang gaji baru yang lebih rendah dari golonganruang gaji menurut pangkat lama diberikan gaji pokok dan masa kerja golongan atau dalam golonganruang gaji baru yang akan diperolehnya jika yang bersangkutan terus menjabat pangkat baru itu. Pasal 57 1 Pegawai diberikan kenaikan gaji berkala setiap 2 dua tahun. 2 Kepala pegawai diberikan kenaikan gaji berkal apabila telah dipenuhi syarat­ syarat : a. Menurut Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bagi yang bersangkutan telah menunjukan kemampuan kerja, kejujuran, kepatuhan kerja dan kepemimpinan dengan kategori baik; b. Telah mendapat masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala. 3 Apabila yang bersangkutan belum memenuhi syarat tersebut ayat 1 huruf a pasal ini, maka kenaikan gaji berkalanya ditunda paling lama untuk 1 satu tahun, dan apabila sehabis waktu penundaan tersebut yang bersangkutan belum juga memenuhi syarat­syarat maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi tiap­ tiap kali paling lama 1 satu tahun. Pasal 58 Kepada Pegawai yang menurut Daftar Penilaian Pelaksana Pekerjaan menunjukan kemampuan kerja, kejujuran, kepatuhan dan prakarsa yang baik, sehingga patut dijadikan Pegawai teladan, dapat diberikan kenaikan gaji istimewa dengan memajukan saat kenaikan gaji yang akan datang dan saat kenaikan gaji berkala selanjutnya dalam pangkat yang dijabatkan pada saat pemberian penghargaan itu. Paragraf 2 Tunjangan­Tunjangan Pasal 59 1 Disamping gaji pokok pegawai juga dapat diberikan tunjangan­tunjangan sebagai berikut : 22 a. Tunjangan istrisuami; b. Tunjangan anak; c. Tunjangan perumahanpengganti sewa rumah; d. Tunjangan sandang pangan; e. Tunjangan jabatan; f. Tunjangan hari tua; g. Tunjangan­tunjangan lain yang telah ditetapkan oleh Presiden Direktur setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris atau Badan Pengawas mengetahui Bupati. 2 Besarnya tunjangan­tunjangan sebagai berikut : a. Tunjangan istrisuami sebesar 10 sepuluh persen dari gaji pokok; b. Tunjangan anak sebesar 5 lima persen dari gaji pokok paling banyak untuk 2 dua orang anak yang berumur kurang dari 21 dua puluh satu tahun, belum mempunyai penghasilan dan belum menikah atau sampai dengan umur 25 dua puluh lima tahun untuk anak yang masih kuliah dibuktikan dengan surat keterangan dari lembaga pendidikan yang bersangkutan; c. Tunjangan perumahanpengganti sewa rumah diberikan untuk Direksi yang belum memiliki rumah milik sendiri; d. Tunjangan sandang pangan sebesar 3 tiga persen dari gaji pokok; e. Tunjangan jabatan diberikan paling banyak 1 satu kali dari gaji pokok; f. Tunjangan hari tua diberikan kepada pensiunan PD. Wawo yang besarnya paling rendah 45 empat puluh lima persen dan paling tinggi 75 tujuh puluh lima persen dari gaji pokok sesuai masa kerja dan dibayarkan setiap bulan; g. Tunjangan­tunjangan lain yang telah ditetapkan oleh Presiden Direktur setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris atau Badan Pengawas mengetahui Bupati. 3 Pelaksana pembayaran atau pemberian atas tunjangan­tunjangan sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, disesuaikan dengan kemampuan PD. Wawo dan ditetapkan dengan keputusan Presiden Direktur. Paragraf 3 Jaminan dan Asuransi Pasal 60 Direksi dan pegawai wajib didaftarkan sebagai peserta jaminan sosial dan asuransi kesehatan yang dananya diambil dari gaji yang diterima setiap bulan. Paragraf 4 Fasilitas Direksi dan Pegawai Pasal 61 1 Direksi dan pegawai mendapat fasilitas : a. Perawatan kesehatan yang layak termasuk istri dan anak sesuai dengan keputusan yang ditetapkan Presiden Direktur dengan persetujuan Dewan Komisaris atau Badan Pengawas mengetahu Bupati; b. Perawatan kesehatan sebagaimana dimaksud huruf a, tidak dapat diberikan apabila suamiistri telah mendapat tanggungan pada salah satu instansi pemerintah atau BUMNBUMD lainnya; c. Rumah dinas untuk Direksi yang dilengkapi dengan perabotan standar bagi yang belum memiliki rumah sendiri. 23 d. Kendaraan dinas roda 2 dua dan roda 4 empat sesuai dengan kemampuan PD. Wawo; e. Dana penunjang operasional untuk Presiden Direktur setiap bulannya sebesar paling banyak 1 satu kali gaji pokok. 2 Pedoman dan tata cara pemberian fasilitas Direksi dan pegawai sebagaimana dimaksud ayat 1 ditetapkan dengan keputusan Presiden Direktur setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau Badan Pengawas mengetahui Bupati. Bagian Kelima Masa Kerja Pasal 62 1 Masa kerja pegawai termasuk masa sebelum menjadi pegawai dapat diperhitungkan dengan keputusan Direksi. 2 Direksi dapat memberikan masa kerja tambahan bagi pegawai yang berhasil meningkatkan pendidikannya berdasarkan keputusan Direksi. Pasal 63 Dalam rangka pengangkatan pegawai honorer, direksi mengatur ketentuan honorernya dalam keputusan Presiden Direktur setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau Badan Pengawas mengetahui Bupati. Bagian Keenam Pensiun Pasal 64 1 Pegawai yang telah mencapai masa kerja 30 tiga puluh tahun dan telah mencapai usia lebih dari 50 lima puluh tahun dapat mengajukan permohonan pensiun muda. 2 Pedoman dan tata cara pengajuan pensiun muda ditetapkan dengan Keputusan Presiden Direktur atas persetujuan Dewan Komisaris atau Badan Pengawas mengetahui Bupati. Pasal 65 1 Pegawai yang telah memasuki usia pensiun dan diberikan hak pensiun. 2 Pegawai yang meninggal dunia sebelum masa pensiun diberikan hak pensiun. 3 Hak­hak pensiun yang diberikan ditetapkan dengan Keputusan Presiden Direktur atas persetujuan Dewan Komisaris atau Badan Pengawas mengetahui Bupati. Bagian Ketujuh C u t i Pasal 66 Cuti terdiri dari : a. Cuti tahunan diberikan selama 12 dua belas hari kerja; b. Cuti besar diberikan selama 3 tiga bulan untuk setiap akhir masa jabatan; c. Cuti kawin dapat diberikan selama 6 enam hari kerja; 24 d. Cuti sakit dapat diberikan setelah dibuktikan dengan hasil pemeriksaan dokter; e. Cuti bersalin diberikan selama 1 satu bulan sebelum melahirkan dan 2 dua bulan setelah melahirkan untuk anak pertama dan kedua; f. Cuti karena alasan penting; g. Cuti diluar tanggungan PD. Wawo. Pasal 67 1 Setiap Direksi dan pegawai diberikan hak cuti. 2 Direksi dan pegawai yang melaksanakan cuti sebagaimana dimaksud ayat 1 diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti diluar tanggungan PD. Wawo. 3 Pejabat yang berwenang memberikan cuti adalah Presiden Direktur atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 68 1 Pegawai yang telah bekerja sekurang­kurangnya 1 satu tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan 2 Cuti tahunan tidak dapat dipecah­pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3 tiga hari kerja. 3 Untuk mendapat cuti tahunan pegawai yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada Presiden Direktur atau pejabat yang ditunjuk. 4 Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh Presiden Direktur atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 69 1 Cuti yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 delapan belas hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. 2 Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 dua tahun berturut­turut dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 dua puluh empat hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. Pasal 70 1 Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Presiden Direktur atau pejabat yang ditunjuk untuk paling lama 1 satu tahun, apabila kepentingan perusahaan mendesak. 2 Cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana yang dimaksyd dalam ayat 1 pasal ini, dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 dua puluh empat hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. Pasal 71 1 Pegawai yang telah bekerja sekurang­kurangnya 6 enam tahun secara berturut­turut berhak atas cuti besar yang lamanya 3 tiga bulan. 2 Pegawai yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan. 3 Untuk mendapat cuti besar, pegawai yang bersangkutan mengajukan permintaan tertulis kepada Direksi atau pejabat yang ditunjuk. 4 Cuti besar diberikan secara tertulis oleh Presiden Direksi atau pejabat yang ditunjuk. 25 5 Selama menjalankan cuti besar, pegawai yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Pasal 72 Setiap pegawai yang menderita sakit berhak atas cuti sakit, setelah mempertimbangkan hasil pemeriksaan dokter. Pasal 73 1 Pegawai yang sakit lebih dari 7 tujuh hari sampai dengan 14 empat belas hari atas cuti sakit dengan ketentuan bahwa pegawai yang bersangkutan harus mengajukan permintaan tertulis kepada Presiden Direktur atau pejabat yang ditunjuk dangan melampirkan Surat Keterangan Dokter. 2 Penderita yang menderita sakit lebih dari 14 empat belas hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa pegawai yang bersangkutan harus mengajukan permintaan tertulis kepada Presiden Direktur atau pejabat yang ditunjuk. 3 Cuti sakit yang dimaksud ayat 2 pasal ini untuk paling lama 1 satu tahun. 4 Pegawai yang tidak sembuh dari sakit dalam jangka waktu sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3, harus diuji kembali kesehatannya oleh Dokter yang ditunjuk oleh PD. Wawo. 5 Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud ayat 4, pegawai yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka pegawai diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai PD. Wawo dengan tetap mendapatkan hak sesuai peraturan yang berlaku.. Pasal 74 1 Pegawai wanita yang mengalami keguguran berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 ½ satu setengah bulan 2 Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 satu pasal ini yang bersangkutan mengajukan permintaan cuti secara tertulis kepada Presiden Direktur atau pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan. Pasal 75 Pegawai yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga perlu mendapat perawatan, berhak atas cuti sakit sampai pegawai bersangkutan sembuh dari penyakitnya. Pasal 76 1 Untuk persalinan anak yang pertama dan kedua pegawai berhak atas cuti bersalin. 2 Waktu persalinan anak yang ketiga dan seterusnya, pegawai diberikan cuti diluar tanggungan PD. Wawo. Pasal 77 1 Untuk mendapatkan cuti bersalin, pegawai wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi atau pejabat yang ditunjuk. 26 2 Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh Presiden Direktur atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 78 1 Cuti karena alasan penting adalah cuti karena : a.Ibu, bapak, istri atau suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu sakit keras atau meninggal dunia. b.Menunaikan ibadah haji. c. Alasan penting lainnya yang ditetapkan oleh Presiden Direktur. 2 Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh direksi atau pejabat yang ditunjuk, cuti karena alasan penting paling lama 2 dua bulan. Bagian Kedelapan Bantuan dan Penghargaan Pasal 79 Pegawai PD. Wawo mendapat santunan untuk kematian, kecelakaan dan bantuan bencana alam yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan PD. Wawo dan ditetapkan dengan kemampuan perusahaan dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden Direktur. Pasal 80 1 Direksi memberikan jasa pengabdianpenghargaan kepada pegawai yang telah mempunyai masa kerja secara berturut­turut selama 10 sepuluh tahun, 20 dua puluh tahun, 30 tiga puluh tahun dan 35 tiga puluh lima tahun. 2 Pemberian jasa pengabdianpenghargaan dan tanda jasa kepada pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Keputusan Presiden Direktur setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau Badan Pengawas mengetahui Bupati.

BAB IX DISIPLIN PEGAWAI