Ummu Rokhima, 2015 PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Belajar adalah perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman Dahar, 1996, hlm. 21. Perubahan perilaku merupakan hasil dari belajar, sedangkan
pengalaman merupakan proses pembelajaran. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun pengetahuannya. Bloom mengklasifikasikan hasil belajar
menjadi tiga ranah, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hasil belajar yang berkaitan dengan ranah pengetahuan mencakup kemampuan yang berhubungan
dengan kemampuan intelektual. Kemampuan siswa dalam menguasai materi dapat terlihat dari penguasaan
konsep yang dimilikinya. Penguasaan konsep menunjukkan keberhasilan siswa dalam mendefinisikan atau menjelaskan konsep dengan kata-kata sendiri. Konsep-
konsep yang diberikan kepada siswa bukan sekedar bahan hapalan saja, tetapi konsep itu harus dipahami oleh siswa agar dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Salah satu konsep kimia di sekolah menengah atas adalah penurunan titik beku larutan. Pada kurikulum 2013, penuruan titik beku larutan
diberikan di kelas XII. Kompetensi dasar topik penurunan titik beku larutan yaitu menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Alasan pemilihan topik kimia penurunan titik beku larutan adalah topik
penurunan titik beku larutan yang diajarkan di sekolah cenderung menekankan pada aspek matematis dan menghafal rumus-rumus yang ada, kemudian
menerapkannya dalam penyelesaian soal. Hal ini dapat menyebabkan siswa kesulitan menyelesaikan soal-soal konseptual dan dapat menyebabkan
miskonsepsi pada siswa Atfiyah, 2013, hlm.1. Penelitian sebelumnya mengenai penguasaan konsep siswa pada topik sifat koligatif larutan hanya pada salah satu
sifat koligatif larutan, yaitu kenaikan titik didih larutan yang dilakukan oleh Setia pada tahun 2010. Sedangkan sifat koligatif larutan bukan hanya kenaikan titik
didih larutan saja, melainkan ada pula penurunan titik beku larutan yang penerapannya banyak ditemukan di kehidupan sehari-hari, sehingga topik
Ummu Rokhima, 2015 PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
penurunan titik beku larutan dapat dikembangkan dengan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.
Pembelajaran penurunan titik beku larutan yang dilakukan di sekolah kebanyakan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, dan
praktikum verifikasi Amalina, 2014, hlm. 3. Metode-metode ini berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif selama proses pembelajaran dan hanya
menghafal materi. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang dapat membuat siswa mampu menguasai konsep, mengurangi miskonsepsi, dan meningkatkan
efektivitas pembelajaran di kelas, yaitu pembelajaran efektif. Pada pembelajaran yang efektif, siswa tidak diberi bahan ajar untuk dihafal, tetapi diberi masalah-
masalah yang membutuhkan pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintesis, perbandingan, penilaian, dan penyimpulan oleh siswa sendiri sehingga dapat
mewujudkan penguasaan konsep siswa Fajrina, 2013, hlm. 2. Pembelajaran yang efektif dapat dicapai dengan pembelajaran yang berpusat
pada siswa student-centered. Menurut Sanjaya 2010, hlm. 197 pembelajaran yang berpusat pada siswa akan melibatkan partisipasi aktif dari siswa dalam
menemukan konsep, sehingga dapat mencapai penguasaan konsep yang baik. Inkuiri adalah model yang efektif untuk pembelajaran yang ingin meningkatkan
penguasan konsep Lord dan Orkwiszewski dalam Sesen dan Tarhan, 2011, hlm. 413. Siswa dilatih untuk merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang
percobaan, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan dengan bimbingan guru. Dalam inkuiri, pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran yang
berpusat pada siswa melibatkan partisipasi aktif dari siswa dalam menemukan konsep sehingga dapat mencapai penguasaan konsep yang baik. Konsep yang
diperoleh siswa dengan menemukan sendiri akan tertahan lebih lama dalam ingatan siswa.
Model inkuiri identik dengan siswa yang merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, mengumpulkan, dan menganalisis data sampai
mengambil keputusan sendiri yang hasilnya berupa prinsip umum suatu materi pelajaran. Melalui pembelajaran inkuiri, siswa dihadapkan kepada situasi yang
bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan serta mencoba-coba trial and error. Inkuiri bisa menumbuhkan sikap objektif, jujur, rasa ingin tahu, dan terbuka.
Ummu Rokhima, 2015 PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tujuan dari model pembelajaran inkuiri menurut Roestiyah 2008, hlm. 76 adalah agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif mencari serta meneliti sendiri
pemecahan masalah sehingga diharapkan siswa mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan.
Model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa tingkatan, salah satunya adalah inkuiri terbimbing. Dalam inkuiri terbimbing siswa diberi kesempatan
untuk bekerja merumuskan langkah-langkah percobaan, menganalisis hasil percobaan, dan mengambil kesimpulan secara mandiri. Sedangkan topik dan
bahan penunjang ditentukan oleh guru. Inkuiri terbimbing cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep dan prinsip yang mendasar dalam bidang
ilmu tertentu. Inkuiri terbimbing dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan materi
yang diberikan dapat lebih bermakna bagi siswa Suyanti, 2010, hlm. 42. Sejalan dengan perkembangan teknologi, pembelajaran di dalam kelas dapat
ditingkatkan dengan penggunaan simulasi komputer Donelly, 2013, hlm. 1572. Simulasi komputer merupakan sarana untuk menyampaikan ilmu pengetahuan
yang cukup efektif karena dapat menyajikan informasi berupa audio, visual, video, teks, grafik, dan animasi dalam kesatuan tampilan Ristanto, 2010, hlm. 6.
Menurut Arsyad 2007, hlm. 32 pemanfaatan media pembelajaran berbasis komputer dapat meningkatkan pembelajaran karena berorientasi pada siswa dan
melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi. Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran dapat bermacam-macam bentuknya tergantung pada kemampuan
pendesain dan pengembang pembelajaran. Konsep-konsep abstrak dapat diajarkan menjadi lebih konkret dalam bentuk audio dan visual yang distimulasikan dengan
gerakan atau dianimasikan. Animasi merupakan suatu teknik gerakan gambar yang dihasilkan oleh
gabungan dari media komputer. Animasi komputer bisa dijadikan sebagai media pembelajaran menggunakan program komputer software untuk menstimulasi
beberapa percobaan kimia tanpa melalui percobaan di laboratorium, cukup melalui monitor komputer sehingga siswa dapat mempelajarinya dari simulasi
Ummu Rokhima, 2015 PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
komputer tersebut Riana, 2011, hlm. 6. Salah satu contoh animasi tersebut adalah media virtual labs laboratorium virtual. Menurut Parno dan Dwitya
2008, hlm. 26 virtual labs adalah laboratorium virtual yang berisi animasi praktikum menyerupai praktikum di dalam laboratorium. Laboratorium virtual
berisi simulasi dan animasi praktikum di laboratorium. Media ini mempunyai tampilan yang menarik dalam bentuk gambar dan warna. Dengan media ini, siswa
menjadi termotivasi untuk lebih mempelajari materi yang disajikan, serta dengan adanya gambar dan warna pada komponen yang dianimasikan dapat menarik
perhatian siswa. Penggunaan media laboratorium virtual pada pembelajaran kimia dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Nurrokhmah dan Sunarto, 2013, hlm. 204. Laboratorium virtual juga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa,
mereduksi waktu pembelajaran, serta ramah lingkungan Donelly, 2013, hlm. 1572. Laboratorium virtual digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat
membantu siswa dalam memahami materi kimia yang disampaikan. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa penggunaan media laboratorium
virtual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada topik-topik kimia, yaitu pemisahan materi Tüysüz, 2010, perubahan kimia Tatli Ayas, 2011, koloid
Riana, 2011, dan asam basa Lerianti, 2014. Animasi menggunakan komputer merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran
di kelas. Media laboratorium virtual dapat mendukung pembelajaran inkuiri.
Laboratorium virtual ini dapat membantu siswa dalam melakukan percobaan dan menganalisis data hasil percobaan Donnelly, 2012, hlm. 1573. Penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan bantuan multimedia dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa Sutikno, 2010, hlm. 62. Selain itu, laboratorium
virtual berbasis inkuiri juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kimia kelarutan dan hasil kali kelarutan Nurrokhmah dan Sunarto, 2013, hlm.
207.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang penguasaan konsep siswa topik penurunan titik beku larutan pada pembelajaran
inkuiri terbimbing menggunakan media laboratorium virtual. Penelitian yang
Ummu Rokhima, 2015 PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dilakukan merupakan penelitian kelompok dengan peneliti lain meneliti keterampilan proses sains siswa pada topik penurunan titik beku larutan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media laboratorium virtual.
B. Rumusan Masalah Penelitian