commit to user
Keuntungan metode Vickers : 1. Indentor dibuat dari bahan yang cukup keras, sehingga dimungkinkan
dilakukan untuk berbagai jenis logam. 2. Memberikan hasil berupa skala kekerasan yang kontinu dan dapat
digunakan untuk menentukan kekerasan pada logam yang sangat lunak dengan kekerasan DPH 5 hingga logam yang sangat keras dengan DPH
1500 3. Dapat dilakukan untuk benda-benda dengan ketebalan yang sangat tipis,
sampai 0.006 inchi 4. Harga kekerasan yang didapat dari uji Vickers tidak bergantung pada besar
beban indentor Sedangkan kerugiannya yaitu pengujian ini tidak dapat digunakan untuk
pengujian rutin karena pengujian tersebut lama, memerlukan persiapan permukaan benda uji yang teliti, dan rentan terhadap kesalahan perhitungan panjang diagonal.
2.11 Scanning Elektron Microscopy SEM dan Energi Dispersive Spectroscopy EDS
Cara kerja SEM Scanning Elektron Microscopy pada hakekatnya merupakan pemeriksaan dan analisis permukaan. Data atau tampilan yang
diperoleh adalah data dari permukaan atau dari lapisan yang tebalnya sekitar 20 m dari permukaan. Gambar permukaan yang diperoleh merupakan gambar
topografi dengan segala tonjolan dan lekukan permukaan. Mikroskop dengan model Nikon 270825 ini dapat memperbesar gambar permukaan objek antara
20.000 – 250.000 kali. Gambar topografi diperoleh dari penangkapan pengolahan
electron sekunder yang dipancarkan oleh sampel. Kata kunci dari prinsip kerja SEM adalah scanning
yang berarti bahwa berkas electron “menyapu” permukaan sampel, titik demi titik dengan sapuan membentuk garis demi garis, mirip seperti
gerakan mata yang membaca. Sinyal electron sekunder dihasilkan dari hasil titik pada permukaaan, yang selanjutnya ditangkap oleh SE Secondary elektron
commit to user
detektor dan kemudian diolah dan ditampilkan pada layar CRT Cathode Ray Tube monitor TV.
Cara kerja EDS Energi Dispersive Spectroscopy digunakan untuk mengetahui kandungan unsur kimia dari suatu material, prinsip kerjanya yaitu
dengan cara menangkap dan mengolah sinyal pendaran flouresensi sinar-X yang dikeluarkan oleh suatu volume kecil pada permukan sampel. Pendaran sinar-X
timbul sebagai akibat interaksi berkas elektron energi tinggi dengan elektron dari atom sasaran, sehingga elektron tersebut tereksitasi, yaitu terlemparnya elektron
yang tereksitasi tersebut cenderung kembali ke orbit yang enrginya lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi tersebut cenderung kembali ke orbit yang energinya
lebih rendah sambil memancarkan energy yang diserap dalam bentuk sinar-X. Dari energy sinar-X yang dipancarkan dapat diketahui jenis atom atau unsur yang
terkandung dalam material sasaran. Hal ini dikarenakan masing-masing unsur menyebar pada panjang gelombang spesifik, bahkan teknik ini dapat digunakan
untuk mengamati unsure-unsur material suatu daerah kecil pada permukaan sampel. Apabila teknik SEM dan EDS digabungkan maka keduannya dapat dipkai
untuk mengindentifikasi unsut-unsur yang dimiliki oleh fasa yang terlihat pada struktur mikro Smallman dkk, 1999.
commit to user
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi preparasi cuplikan paduan
FeCrNi yang terdiri dari pemotongan cutting, pembingkaian mounting, pengampelasan grinding, pemolesan polishing, pengetsaan etching sampel, set
up alat, pengujian sampel dan pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengujian untuk masing-masing sampel, yang meliputi uji korosi, XRD,
SEM-EDS, dan uji kekerasan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PTBIN – BATAN Serpong Tangerang dimulai
dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juni 2011.
3.3 Alat dan Bahan 3.3.1. Alat Penelitian
1. Furnace atau dapur induksi. 2. Pengering atau hair dryer.
3. Mikroskop optik dengan model Nikon 270825. 4. Alat uji korosi dengan Furnace.
5. Alat uji kekerasan vickers. 6. XRD menggunakan model shimadzu XD-610.
7. SEM-EDS model JSM- 6510 L. 8. Gunting, dan
9. Mesin pemoles.