9 cotrimoxazole merupakan kombinasi antibiotik trimetoprim dan sulfametoxazole. Untuk
antibiotik yang lain adalah antibiotik ceftriaxone sebanyak 31 pasien 67, Metronidazole sebanyak 8 pasien 18, dan cefixime sebanyak 1 pasien 2.
Penelitian yang dilakukan di Polandia tahun 2009 diperoleh bahwa hasil efektifitas sefalosporin dalam terapi terhadap infeksi Shigella Sp mencapai 98. Kasus
kekambuhan berkurang jika dibandingkan dengan yang mendapat terapi golongan penicillin Haczynski, 2009.
Muntah pada saat diare menjadi penyebab dehidrasi sehingga pemberian obat antiemetik selain menghentikan rasa mual juga membantu dalam mengurangi kehilangan
cairan pada saat diare.
Tabel 9. Cara Pemberian Antibiotik di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2014
Cara pemberian Jumlah
Persentase
Intavena 34 74
Oral 12 26
Total 46 100
Dari hasil penelitian, pasien yang menderita diare lebih banyak mendapatkan obat dengan pemberian secara intravena yaitu sebanyak 34 pasien 74, dan pasien yang
mendapatkan obat secara oral sebanyak 12 pasien 26.
D. Evaluasi Penggunaan Antibiotik
1. Tepat Obat
Ketepatan obat yang digunakan harus sesuai diagnosis diare dengan acuan standar yang digunakan adalah Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 7
th
tahun 2009 Dipiro et al, 2009, WGO 2012 WGO, 2012, dan Journal of Pediatric Gastroenterology
and Nutrition volume 59, No 1, juli 2014 Guarino et al, 2014. Pemilihan obat merupakan
upaya terapi yang dipilih apabila diagnosis telah ditegakkan dengan benar, agar obat yang dipilih adalah benar obat pilihan utama.
Dari data tabel 10, hasil penelititan pada 46 pasien, sebanyak 40 pasien 86,95 tepat obat dan 6 pasien 13,04 tidak tepat obat. Pilihan obat yang digunakan adalah
ceftriaxone, cotrimoxazole, cefotaxime, metronidazole. Berdasarkan data tabel 10 dapat disimpulkan antibiotik yang digunakan merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan
pasien diare karena pada 46 pasien yang menderita diare sudah diketahui secara jelas bakteri patogennya.
10
Tabel 10. Ketepatan obat pada pasien diare yang dirawat inap di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2014
Diagnosa Bakteri Penyebab
Antibiotik No. Responden
Ketepatan Obat
Tepat Tidak tepat
Diare akut Salmonella
Nontyphoidal Ceftriaxon 1,2,4,5,6,15,16,18,22,28,29,35,38-44
19 -
E. coli Cotrimoksazole 36 1
- E. coli
Metronidazole 7,25 -
2 Shigella
Ceftriaxone 3,13,17,26,30,31 6
- Shigella
Metronidazole 10 -
1 Diare kronis
Shigella Ceftriaxone 21,23,37
3 -
E. coli Metronidazole 27
- 1
Salmonella Nontyphoidal
Ceftriaxone 20,46 2
- Disentri
Salmonella Nontyphoidal
Cefotaxim 12 1
- C. difficile
Metronidazole 8,14 2
- C. difficile
Ceftriaxone 34 -
1 E. coli
§
Cefixime
§
45 1
- Shigella
Ceftriaxone 9,24 2
- Shigella
Cotrimoksazole 33 1 -
Kolera C. difficile
Metronidazole 19 1
‐ E.
coli Metronidazole 11
- 1
Shigella Cotrimoksazole 32 1
‐
Total 40 6
Persentase 86,95 13,04
Keterangan: Menurut WGO 2012 untuk bakteri Shigellosis, antibiotik yang menjadi
drug of choice nya adalah ceftriaxon.
§
Menurut jurnal JPGN vol. 59, no 1, july 2014 untuk bakteri E.coli dengan terapi antibiotik cefixime dibenarkan
2. Tepat Dosis, frekuensi dan durasi pemberian obat