JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI
Departemen Rawmill yang berguna untuk menghasilkan rawmix terbagi atas
Rawmill IIIB, Rawmill IIIC, Kiln, Cement Mill IIIB, Cement Mill IIIC dan Roller Press yang
merupakan bahan baku untuk Kiln yang dimulai dari penghancuran batu kapur,
batu silica, pasir besi dan tanah liat yang merupakan bahan mentah dalam
pembuatan semen. Agar proses produksi berjalan lancar maka rawmix harus terus
tersedia, untuk
itu availability Rawmill haruslah tinggi. Sedangkan nilai availability
dari standar perusahaan kelas dunia adalah 90 atau lebih [Suhendra: 2005],
dan perlunya sebuah kebijakan persediaan part mesin kritis agar kegiatan perawatan
menjadi lancar sedangkan pada saat sekarang ini departemen rawmill IIIB dan
IIIC tidak mempunyai perencanaan persediaan yang pasti terhadap part kritis
tersebut. Nilai availability departemen rawmill III B dan C adalah sebagai berikut
Gambar 1 Availability Rawmill Indarung
IV PT. Semen Padang
2. Dasar Teori Reliability Centered Maintenance
RCM
Reliability Centered Maintenance disebut perawatan berbasis keandalan
karena RCM mengakui bahwa perawatan tidak dapat bertindak lebih daripada
menjamin agar aset terus menerus mencapai
keandalan inherennya.
Reliability Centered Maintenance adalah suatu proses yang digunakan untuk
menentukan apa yang harus dilakukan untuk menjamin agar asset fisik dapat
berlangsung terus menerus memenuhi fungsi yang diharapkan dalam konteks
operasinya saat ini.
Berikut ada beberapa pertanyaan yang akan dijawab dalam RCM [John
Moubray: 2000]:
1. Apa fungsi-fungsi dan standar
performansi yang berkaitan dengan aset dalam kontek
operasinya saat ini system function.
Bila perawatan dimaksudkan untuk menjamin agar aset terus menerus
memenuhi fungsi-fungsi yang diharapkan, maka tujuan-tujuan perawatan untuk aset
tertentu hanya dapat diterapkan dengan mendefenisikan apa saja fungsi-fungsi ini,
bersama-sama dengan tingkat performansi yang diinginkan.
2. Bagaimana
peralatan tersebut rusak
dalam menjalankan fungsi-fungsinya
Functional failure.
Bagaimana cara-cara suatu item dapat gagal untuk memenuhi fungsi-fungsi
yang diharapkan dikenal sebagai functional failures
kegagalan-kegagalan fungsi, yang
didefeniskan sebagai
ketidakmampuan sutu aset untuk memenuhi suatu standar performansi yang
diinginkan. Jelas ini semua dapat diidentifikasi setelah fungsi-fungsi dan
standar-standar performansi aset telah didefeniskan.
3. Apa yang menyebabkan
terjadinya kegagalan fungsi tersebut Failure modes
Apabila setiap kegagalan fungsi telah diidentifikasi, langkah berikutnya
adalah mencoba mengidentifikasi mode- mode kegagalan yang diperkirakan
memiliki peluang menyebabkan setiap kehilangan fungsi. Ini memungkinkan kita
untuk mengerti secara tepat apa sebenarnya yang sedang kita cari untuk
mencegahnya.
4. Apa yang terjadi saat