JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI
Scheduled restoration tasks mempunyai kriteria tertentu mengenai
teknik yang mungkin dilakukan untuk mencegah kegagalan dengan melihat hal
dimana harus ada suatu indikasi atau suatu titik dimana terjadinya suatu
peningkatan terhadap kondisi peralatan yang memungkinkan untuk menyebabkan
terjadinya kegagalan itemkomponen harus mempunyai umur ”life”.
Kegiatan scheduled discard
Scheduled discard tasks berarti
mengganti komponen atau item dengan sesuatu yang baru sebelum interval waktu
tertentu. Scheduled discard tasks
sebenarnya hampir sama dengan scheduled restoration tasks, tetapi
bedanya adalah scheduled discard tasks lebih kepada penggantian komponen
tertentu yang sudah usang dengan yang baru, sedangkan scheduled restoration
tasks memperbaiki peralatan dengan melakukan overhaul.
7. Apa yang harus dilakukan
apabila kegiatan proaktif yang sesuai tidak berhasil ditemukan
Default action
Apakah suatu kegiatan pencegahan layak secara teknik atau tidak, diatur oleh
karakteristik-karakteristik teknik dari kegiatannya dan dari kegagalannya yang
dimaksudkan untuk dicegahnya. Apakah kegiatan bermanfaat untuk dilakukan,
diatur oleh seberapa baik kegiatan ini menangani konsekuensi-konsekuensi dari
kegagalannya.
Reliability Centered Spares RCS
Reliability Centered Spares RCS adalah suatu pendekatan untuk
menentukan level inventori spare part berdasarkan through-life costing dan
kebutuhan peralatan dan operasi perawatan dalam mendukung inventori.
[Ltd : 2007]
RCS Process Metode Reliability-centred Spares
terdiri dari beberapa urutan pertanyaan, dimulai dengan bagaimana peralatan dapat
mengalami kegagalan failure modes selanjutnya apa saja efek kegagalan dan
efek apabila terjadinya stockout part unavailability dimana hal ini berguna untuk
mengatur kebijakan persediaan yang tepat untuk masing-masing spare part [Ltd :
2007] Berikut 5 pertanyaan dasar dalam metode Reliability Centered Spares:
1. Apakah kebutuhan untuk perawatan dari peralatan ?
2. Apa yang terjadi jika tidak tersedia suku cadang ?
RCS tidak mendasari persediaan komponen pada rekomendasi industri
pembuat mesin, tetapi berdasarkan apa yang terjadi jika komponen tidak
tersedia. Langkah ini memungkinkan kita untuk memutuskan apa sajakah masalah
yang timbul dari ketidaktersediaan parts, dan untuk itu apakah yang diperlukan
untuk
mengurangi resiko
dari ketidaktersediaan parts yang terjadi. RCS
memiliki 5 kategori konsekuensi, yaitu : a.
Hidden Increased Risk artinya ketidaktersediaan
parts tidak
memiliki konsekuensi langsung, tetapi terdapat peningkatan resiko
sebagai konsekuensi dari kegagalan komponen lain.
b. Safety
artinya ketidaktersediaan parts memiliki konsekuensi langsung
terhadap Safety, yaitu dapat melukai atau bahkan membunuh seseorang.
c. Environmental
artinya ketidaktersediaan parts memiliki
konsekuensi dan menyebabkan pelanggaran terhadap standar
lingkungan atau peraturan
d. Operational artinya ketidaktersediaan
parts dapat menyebabkan lost
production atau other economic loss. e. Non-Operational
artinya ketidaktersediaan parts berdampak
pada pengeluaran untuk repair dan untuk mendapatkan parts.
3. Dapatkah kebutuhan suku cadang
diantisipasi ? Penggunaan spare parts yang dapat
diantisipasi dikenal sebagai dependent demand. Parts yang diganti atau
dioverhaul pada interval waktu yang tetap jika memiliki karakteristik
tertentu yaitu reliabilitasnya menurun secara cepat. Preventive maintenance
dilakukan dengan
menjadwalkan perawatan atau overhaul tanpa
memperhatikan kondisinya pada interval tertentu.
Jika interval
ditetapkan berdasarkan interval waktu kalender, maka kebutuhan
parts dapat direncanakan bahkan jika waktu antar kebutuhan lebih singkat
daripada lead time.
4. Persediaan apa yang diperlukan untuk komponen ?
Jika tidak mungkin untuk mengantisipasi kebutuhan spare parts oleh karena itu
tidak mungkin untuk menghindari persediaan,
RCS kemudian
menanyakan berapa banyak parts yang harus disimpan untuk mendukung
Edisi 4. Tahun II. Mei 2003 – Hal 118 – 128 1
12
JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI
produksi dan maintenance. RCS mengakui bahwa ketersediaan 100
tidak dapat dicapai. Sebelum menghitung kebutuhan persediaan,
analis RCS harus menspesifikasikan standar performansi yang tergantung
dari konsekuensi dari ketidaktersediaan parts :
Tabel 1 Standar Performansi
RCS Worksheet terdiri dari supplier, harga, tingkat urgensi, jenis komponen,
sifat persediaan yaitu
apakah komponen
tersebut dapat
diantisipasi atau tidak, serta evaluasi
konsekuensi ketidaktersediaan komponen. Hasil
dari RCS worksheet ini dapat digunakan
untuk mengetahui
komponen kritis
dengan mempertimbangkan beberapa kriteria
yang berhubungan dengan sistem persediaan suku cadang
5. Apa yang terjadi jika syarat perawatan tidak dapat dipenuhi ? Dian Ariesawati
2005
3. Metodologi Penelitian