Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar Fungsi Prestasi Belajar

Indonesia merdeka, dunia pendidikan di Indonesia sudah pernah mengalami perubahan kurikulum sebanyak tujuh kali. Kurikulum pertama disebut dengan nama Kurikulum 1968, selanjutnya diganti Kurikulum 1975, diganti lagi dengan Kurikulum 1984 Cara Belajar Siswa Aktif, pada tahun 1994 diganti dengan Kurikulum 1994, hingga tahun 2004 diganti Kurikulum 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi, tahun 2006 diganti dengan Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan terakhir diganti pada tahun 2013 dengan Kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013, yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah. Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk: a. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan serta keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik- terpadu. b. Deskripsi sikap diberikan untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial. c. Penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan kepada orangtuawali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.

2. Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar

Ada dua macam pendekatan yang amat populer dalam mengevaluasi atau menilai tingkat keberhasilanprestasi belajar Syah, 2003, yakni: a. Norm-Referencing atau Norm-Referenced Assesment PAN Tardif mengatakan dalam penilaian yang menggunakann pendekatan PAN Penilaian Acuan Norma, prestasi belajar seorang peserta didik diukur dengan cara membandingkannya dengan prestasi yang dicapai teman-teman sekelas atau sekelompoknya. Nasoetion dalam Syah, 2003 juga menambahkan pemberian skor atau nilai peserta didik tersebut merujuk pada hasil perbandingan antara skor-skor yang diperoleh teman-teman sekelompoknya dengan skornya sendiri. b. Criterion-Referenced Assesment PAK Pressley McCormick dalam Syah, 2003 menyatakan penilaian dengan pendekatan PAK Penilaian Acuan Kriteria merupakan proses pengukuran prestasi belajar dengan cara membandingkan pencapaian seorang siswa dengan pelbagai perilaku ranah yang telah ditetapkan secara baik well-defined domain behaviours sebagai patokan absolut. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan pendekatan Penilaian Acuan Kriteria diperlukan adanya kriteria mutlak yang merujuk pada tujuan pembelajar umum dan khusus TPU dan TPK. Artinya, nilai atau kelulusan seorang siswa bukan berdasarkan perbandingan dengan nilai yang dicapai oleh rekan-rekan sekelompoknya melainkan ditentukan oleh penguasaannya terhadap materi pelajar hingga batas yang sesuai dengan tujuan instruksional. Pressley McCormick dalam Syah, 2003 menjelaskan pendekatan penilaian seperti diatas biasanya ditetapkan dalam sistema belajar tuntas mastery learning. Dalam sistem belajar tuntas, seorang siswa baru dapat dinyatakan lulus dalam evaluasi suatu mata pelajaran apabila telah menguasai seluruh materi secara merata dan mendalam dengan nilai minimal 80.

3. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Purwanto 2003:155, prestasi belajar merupakan masalah yang bersifat perennial abadi dalam sejarah manusia karena rentang kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing. Kemudian masih menurut Purwanto 2003:155, fungsi prestasi belajar yaitu: a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan anak didik. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan sejauh mana siswa mampu memahami dan menguasai bahan ajar atau materi yang telah disampaikan oleh guru. Dengan melihat prestasi belajar tersebut maka dapat segera dievaluasi hal-hal yang menyebabkan siswa kurang memahami atau menguasai bahan ajar atau materi pelajaran. b. Prestasi belajar sebagai lembaga kepuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum manusia, termasuk didalamnya adalah seorang siswa yang ingin mencapai kepuasan dengan cara memperoleh prestasi belajar yang baik. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan. Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern Sebagai indikator intern artinya prestasi belajar yang telah diraih daopat digunakan sebagai tolak ukur tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Sedangkan sebagai indikator ekstern artinya tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator kesuksesan siswa dalam masyarakat.

4. Faktor-faktor Prestasi Belajar