B. Prestasi Belajar
1. Definisi Prestasi Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun
demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar ada yang bersifat intangible
tak dapat diraba. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Hasil dari pengungkapan hasil belajar ini
yang selanjutnya disebut prestasi belajar Syah, 2008. Prestasi belajar sendiri dapat diartikan sebagai bukti keberhasilan dari seseorang
setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu yang dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu Suryabrata, 2002. Tirtinegoro 2001 juga memberikan definisi
terkait prestasi belajar, prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan
hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang diharapkan
dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa Syah, 2008. Dari beberapa
definisi prestasi belajar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penilaian dari hasil pengalaman belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf maupun kalimat. Bentuk prestasi belajar berupa simbol, angka, huruf maupun kalimat dari tahun ke
tahun berubah seiring dengan bergantinya kurikulum yang digunakan di Indonesia. Selama
Indonesia merdeka, dunia pendidikan di Indonesia sudah pernah mengalami perubahan kurikulum sebanyak tujuh kali. Kurikulum pertama disebut dengan nama Kurikulum 1968,
selanjutnya diganti Kurikulum 1975, diganti lagi dengan Kurikulum 1984 Cara Belajar Siswa Aktif, pada tahun 1994 diganti dengan Kurikulum 1994, hingga tahun 2004 diganti
Kurikulum 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi, tahun 2006 diganti dengan Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan terakhir diganti pada tahun 2013 dengan
Kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013, yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah. Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh
pendidik berbentuk: a.
Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan serta keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-
terpadu. b.
Deskripsi sikap diberikan untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
c. Penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan kepada
orangtuawali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.
2. Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar