Definisi Sociometric Status Kategori Sociometric status

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sociometric Status

1. Definisi Sociometric Status

Sociometry yang secara etimologi dari bahasa Latin, “Socious” yang berarti teman atau kawan dan “Metrum” yang berarti pengukuran Moreno, 1941. Dengan kata lain Sociometric mengacu pada pengukuran perasaan antara satu individu dengan individu lainnya dan menentukannya dalam kriteria yang telah ada Moreno, 1934. Faisal 1982 juga menambahkan bahwa sosiometric merupakan salah satu teknik untuk menggambarkan interaksi sosial yang terjadi diantara individu dalam suatu kelompok. Nasution 1986 mengatakan untuk mengenal anak-anak sebagai makhluk sosial, mengetahui apakah anak itu disukai sebagai teman oleh murid-murid lain digunakanlah sociometric. Hasil dari sociometric ini yang selanjutnya disebut dengan sociometric status. Sociometric status berarti cerminan penerimaan umum individu oleh teman sebayanya Finch, 1998. Secara umum pengertian sociometric diartikan sebagai pengukuran akan pertemanan atau perkawanan sedangkan sociometric status berarti cerminan dari hasil sociometric yang berupa cerminan penerimaan individu oleh teman sebayanya.

2. Kategori Sociometric status

Kategori sociometric status dapat dibagi menjadi lima kategori dengan tiap kategori memiliki karakteristik tersendiri. Moreno dalam Persinger, 2011 menyebutkan bagian dari sociometric status diantaranya: a. Popular Disukai oleh sebagian besar teman dan tidak disukai beberapa teman. Terampil memulai interaksi sosial dengan teman sebaya dan mempertahankan hubungan positif dengan orang lain. Cenderung kooperatif, ramah, mudah bergaul, dan sensitif kepada orang lain, dan hal ini dirasakan oleh para guru dan orangtua serta anak-anak lainnya. Cenderung lebih tegas daripada agresif, mendapatkan apa yang diinginkan tanpa perkelahian ataupun menyakiti orang lain Moreno dalam Persinger, 2011. b. Rejected Memiliki strategi pernyataan lisan yang sedikit dan tingkat harga diri yang lebih rendah terkait prestasi sekolah. Siswa rejected cenderung sulit menghadapi kegagalan dan provokasi dan cenderung sangat agresif bagi anak-anak lain. Siswa rejected cenderung termotivasi untuk memperlihatkan apa yang didapatkan melalui cara agresif. Siswa cenderung memiliki lebih banyak kesulitan mencari solusi yang konstruktif, seperti keadaan untuk bergilir dalam sebuah permainan. Remaja rejected memiliki kemungkinan untuk merokok lebih besar dibanding remaja lainnya. Dalam situasi provokatif seperti ketika bermain, siswa rejected mengungkapkan ekspresi marahnya dengan ekstrim. Siswa rejected juga mengungkapkan kebahagiaan dalam situasi provokatif, tapi terbatas pada hasil yang positif bagi siswa rejected. Lebih sombong dan menampilkan perilaku membual dibandingkan anak-anak lain. Hal ini menunjukkan bahwa siswa rejected kurang sensitif terhadap dampak dari ekspresi emosi yang ditunjukkan oleh temannya, membuat interaksi antara siswa rejected dan temannya lebih tidak menyenangkan. Rentan terhadap perilaku bermusuhan dan mengancam, agresi fisik, perilaku mengganggu, dan kenakalan. Siswa rejected juga terlibat dalam agresi relasional misalnya, menyebarkan rumor tentang orang lain. Studi remaja rejected menunjukkan siswa rejected memiliki tingkat kecemasan sosial yang tinggi Moreno dalam Persinger, 2011. c. Neglected Kadang-kadang disebut sebagai “hantu”. Tidak dinominasikan sebagai teman, atau diberikan negatif nominasi. Cenderung kurang bersosialisasi, kurang agresif, dan kurang mengganggu daripada anak-anak rata-rata. Siswa negledted cenderung mundur dari interaksi teman sebaya yang melibatkan agresi. Memiliki rata-rata akademik yang lebih rendah dibandingkan anak-anak lain. Rekan-rekan di lingkungannya sering menggambarkan siswa neglected sebagai pemimpin yang buruk, kurang kooperatif, menunjukkan tingkat yang lebih rendah dari kompetensi sosial dan memiliki kecemasan sosial yang lebih tinggi dibanding temannya. Siswa neglected, terutama anak perempuan, dua kali lebih mungkin untuk melaporkan gejala depresi dibandingkan anak rejected dan lima kali lebih mungkin untuk melaporkan gejala depresi dibandingkan anak populer, average, atau controversial Moreno dalam Persinger, 2011. d. Controversial Mayoritas rekan-rekan menilai rata antara positif dan nominasi negatif. Paradoksnya, memiliki karakteristik dari kedua anak populer dan rejected. Siswa controversial cenderung agresif, agak mengganggu, dan mudah marah, tapi juga kooperatif, sosial, dan biasanya pandai olahraga. Memiliki kemungkinan menjadi pemimpin kelompok yang aktif secara sosial dan baik. Dilihat oleh banyak rekan- rekan sebagai sosok yang arogan dan sombong. Remaja kontroversial memiliki kemungkinan lebih besar untuk merokok remaja dibandingkan siswa average Persinger, 2011

3. Faktor yang Mempengaruhi Sociometric Status siswa