Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning terhadap pemahaman konsep pada materi pengukuran waktu siswa Kelas V MIN 15 Bintaro : penelitian quasi eksperimen di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan.
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU
SISWA KELAS V MIN 15 BINTARO
(Penelitian Quasi Eksperimen di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
MARTUNIK RAFIKA ISNURHIDAYAH
1110018300032
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TE,4CHING
AND LEARNING TERIIADAP PEMAHAMAN KONSEP
PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU
SISWA KELAS.V MIN 15 BINTARO
@enelitian Quasi Eksperimen di MrN 15 Bintaro Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar sarjana pendidikan (s.pd)
oleh
Martunik Rafika Isnurhidayah
NIM 1110018300032
an,
Dr. Tita Khalis Marvati. M. Kom.
NIP. 19690924 199903 2 003
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
T,NIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 rv201s
M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul "Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual
Teuching and Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada Materi
Pengukuran Waktu Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro". Di susun oleh Martunik
Rafika Isnurhidayah, NIM:1110018300032, Jurusan Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pihak fakultas.
Jakarta, 07 Jarntari 2015
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Tita Khalis Maryati. M. Kom
NIP:
19690924 199903
2003
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teuching
and LearningTerhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pengukuran
Waktu Siswa Kelas
Isnurhidayah
NIM
V MIN 15 Bintaro.
Disusun oleh Martunik Rafika
1110018300032, Jurusan Pendidikan
Guru
Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan.Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada
tanggal 23 Januari 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana
Sl (S.Pd) dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMr).
Jakarta, 23 J an:uari 201 5
Panitia Ujian Munaqosah
fanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Dr. Fauzan. MA.
NIP. 19761107 200701
I
4
(o>l %ts
013
Sekretaris jurusan
Asep Ediana Latip. M. Pd
NIP. 19810623 200912 | 003
Penguji
I
Maifalinda Fatra. M. Pd
NrP. 19700528199603 2 002
Penguji
t9
-vt-
u,
q-a- b(i
II
Dedek Kustiawati. M. Pd
NIP.
13-oz-20,{
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NIP. 19591020 198603 2 001
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILNTIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Martunik Rafi ka Isnurhidavah
NIM
1110018300032
Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Angkatan Tahun
20t0
Alamat
Jl. Bintara 1 No.65 RT 013/002 Kelurahan
Bintara,
ecamatan Bekasi Barat, Kodya Bekasi, Kode Pos 17134.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul
"Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaclting and Learning
Terhadap Pemahaman Konsep Pada Materi Pengukuran Waktu Sisrva Kelas
V MIN 15 Bintaro" adalahbenar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom
Nama
:
NIP
: 19690924 199903 2 003
Dosen
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 07 Januari 2015
Martunik Rafika Isnurhidayah
NIM:
1110018300032
ABSTRAK
Martunik Rafika Isnurhidayah (1110018300032) “Pengaruh Penerapan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning Terhadap Pemahaman
Konsep Pada Materi Pengukuran Waktu Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro”.
Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pemahaman konsep matematika
adalah kemampuan siswa dalam menerjemahkan, menafsirkan dan menyimpulkan
suatu konsep matematika berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri
bukan sekedar menghafal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap pemahaman konsep
matematika siswa kelas V pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 materi
pengukuran waktu di MIN 15 Bintaro. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen semu dengan rancangan penelitian Control Group Pretest Posttest.
Sampel penelitian yang pertama berjumlah 30 siswa untuk kelas eksperimen
dengan menggunakan pendekatan CTL dan 30 siswa untuk kelas kontrol dengan
menggunakan pendekatan konvensional. Berdasarkan analisis dengan uji-t,
diperoleh thitung > ttabel yaitu thitung sebesar 2,725 dan ttabel sebesar 2,042 pada taraf
signifikan 5%. Maka artinya rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang
diberikan dengan pendekatan CTL lebih tinggi daripada pemahaman konsep
matematika dengan pendekatan konvensional.
Kata Kunci: Metode Eksperimen, Contextual Teaching and Learning,
Pemahaman Konsep Matematika, Pengukuran Waktu
i
ABSTRACT
Martunik Rafika Isnurhidayah (1110018300032) “The Influence of the Use
of Contextual Teaching and Learning Approach Towards Students’
Understanding in Time Measurement Material at the V Grade Students of
MIN 15 Bintaro. Skripsi, Department of Teacher’s Education of Elementary
Islamic School, Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2014.
Contextual Teaching and Learning (CTL) approach is a learning concept that
helps teacher to relate the teaching material with the students’ real life situations.
The understanding of mathematic concept is students’ ability to translate,
interpret, and conclude a mathematic concept based on their own knowledge not
just by memorize it. The objective of this study is to find out the influence of
Contextual Teaching and Learning approach towards students’ understanding of
mathematic concept in time measurement material at the fifth grade students in
the first semester of the academic year 2014/2015 MIN 15 Bintaro. The method of
the study is quasi-experiment with the design of the study is Control Group
Pretest and Posttest. The sample of this study is 30 students of experimental class
using CTL approach and 30 students of control class using conventional approach.
Based on the analysis with t-test, obtained that tcount > ttable with 2,725 and ttable by
2,042 on the 5% as significance level. So, it means understanding mathematical
concepts is given by CTL approach higher than conventional approaches.
Keywords: Experimental Methods, Contextual Teaching and Learning,
Understanding of Mathematic Concept, Measurement of Time.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan
rahmat
dan
hidayah-Nya
kepada
penulis
sehingga
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd). Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan doa, bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1.
Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Fauzan, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dosen pembimbing akademik, Bapak Abdul Ghofur, MA yang telah
memberikan arahan dan bimbingan.
4.
Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom, Dosen pembimbing skripsi yang
memberikan motivasi, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan sabar
untuk membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
5.
Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang
telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6.
Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur
yang dibutuhkan.
iii
7.
Bapak A. Taufiqillah, S.Ag.MM, yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian. Ibu Dra. Hj. Nurbadriah selaku Guru Mata
Pelajaran Matematika Kelas V dan seluruh dewan guru MIN 15 Bintaro
Jakarta Selatan, yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
ini di sekolah.
8.
Teristimewa untuk keluargaku khususnya kedua orang tuaku tercinta, yang
tak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan dan motivasi baik
moril dan materil, serta selalu mendorong penulis untuk tetap semangat
dalam menyelesaikan studi ini.
9.
Kawan-kawan terbaik selama di bangku kuliah (Roro, Ai, Zizah, Nufus, Fitri,
Ima, Vina, Ihda, Tutu, Erien, Nc, dan Lina). Terima kasih untuk canda tawa
dan kebersamaan selama empat tahun ini.
10. Teman-teman (Irfan, Tuti dan Ai) dan seluruh teman-teman seperjuangan
Pendidikan Guru Madrasah Ibitidaiyah angkatan 2010 yang selalu
memberikan bantuan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Serta kepada semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
mudah-mudahan segala bantuan, yang telah diberikan mendapat balasan oleh
Allah SWT. Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembacanya.
Jakarta, 07 Januari 2015
Martunik Rafika I
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Perumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II : KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................... 7
A. Deskripsi Teoritik........................................................................ 7
1. Hakikat Pembelajaran Matematika ...................................... 7
2. Pemahaman Konsep Matematika ........................................ 9
a. Pengertian Pemahaman Konsep ................................... 9
b. Pemahaman Konsep Matematika ................................. 12
3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ....... 15
a. Landasan Filosofis CTL ............................................... 15
b. Pengertian Pendekatan CTL ......................................... 15
c. Karakteristik Pembelajaran CTL .................................. 17
d. Ciri-ciri Pembelajaran CTL .......................................... 17
e. Komponen Pembelajaran CTL ..................................... 18
f. Langkah-langkah Pembelajaran CTL ........................... 19
4. Kajian Materi Pengukuran Waktu ....................................... 21
a. Menentukan Tanda Waktu dengan Notasi 12 Jam ....... 21
v
b. Menentukan Tanda Waktu dengan Notasi 24 Jam ....... 22
c. Satuan Waktu Jam, Menit dan Detik ............................ 23
d. Operasi Hitung yang Melibatkan Satuan Waktu .......... 24
e. Menyelesaikan Masalah Berkaitan dengan
Satuan Waktu ................................................................ 24
5. Hubungan CTL dengan Pemahaman Konsep pada Materi
Pengukuran Waktu dan Implementasinya ........................... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 27
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 28
D. Hipotesis Penelitian..................................................................... 29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 30
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 30
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 31
D. Populasi dan Sampel ................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 32
F. Analisis Instrumen ...................................................................... 34
1. Uji Validitas ......................................................................... 34
2. Reliabilitas Instrumen .......................................................... 35
3. Taraf Kesukaran Soal .......................................................... 36
4. Daya Beda Soal.................................................................... 36
G. Tehnik Analisis Data .................................................................. 37
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ....................................... 37
a. Uji Normalitas .............................................................. 38
b. Uji Homogenitas ........................................................... 39
2. Pengajuan Hipotesis............................................................. 39
H. Hipotesis Statistik ....................................................................... 41
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 42
A. Deskripsi Data............................................................................. 42
1. Deskripsi Data Kemampuan Awal (Pretest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa .............................. 43
vi
a. Deskripsi Data Kemampuan Awal (Pretest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelompok Eksperimen ................................................. 43
b. Deskripsi Data Kemampuan Awal (Pretest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelompok Kontrol ........................................................ 44
c. Pengujian Prasyarat Analisis Data Kemampuan Awal
(Pretest) ........................................................................ 47
1) Uji Normalitas ....................................................... 47
2) Uji Homogenitas .................................................... 48
3) Uji Hipotesis Data Kemampuan Awal (Pretest) ... 49
2. Deskripsi Data Kemampuan Akhir (Posttest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa ...................................... 49
a. Deskripsi Data Kemampuan Akhir (Posttest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelompok Eksperimen ......................................................... 50
b. Deskripsi Data Kemampuan Akhir (Posttest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelompok Kontrol ................................................................ 51
c. Pengujian Prasyarat Analisis Data Kemampuan Akhir
(Posttest)............................................................................... 55
1) Uji Normalitas ....................................................... 55
2) Uji Homogenitas .................................................... 56
3) Uji Hipotesis Data Kemampuan Akhir (Posttest) . 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 57
1. Analisis Hasil Penelitian ................................................. 57
2. Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan
Contextual Teaching and Learning ................................ 58
3. Pemahaman Konsep Matematika.................................... 64
4. Keterbatasan Penelitian................................................... 71
vii
BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 72
A. Kesimpulan .......................................................................................... 72
B. Saran .................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 74
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Rancangan Desain Penelitian ...................................................... 31
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep ............................ 32
Tabel 3.3
Validitas Soal ............................................................................ 34
Tabel 3.4
Kriteria Koefisien Reliabilitas .................................................... 35
Tabel 3.5
Indeks Kesukaran Instrumen Tes .............................................. 36
Tabel 3.6
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes .................................. 36
Tabel 3.7
Kriteria Daya Pembeda Instrumen Tes ...................................... 37
Tabel 3.8
Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................ 37
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelompok Eksperimen......... 43
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelompok Kontrol .............. 45
Tabel 4.3
Perbandingan Data Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ..................................................................... 46
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest .................................. 48
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest .............................. 49
Tabel 4.6
Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelompok Eksperimen......... 50
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ...... 50
Tabel 4.8
Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelompok Kontrol ............... 52
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol ............. 52
Tabel 4.10
Perbandingan Data Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ..................................................................... 53
ix
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest................................. 56
Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ............................. 56
Tabel 4.13
Hasil Uji Perbedaan dengan Statistik Uji-t................................ 57
Tabel 4.14
Presentase per Aspek Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol............. 69
Tabel 4.15
Daftar Pertanyaan Wawancara dan Jawaban Siswa .................. 70
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Diagram Batang Pemahaman Konsep Pretest
Kelompok Eksperimen ............................................................. 44
Gambar 4.2
Diagram Batang Pemahaman Konsep Pretest
Kelompok Kontrol ................................................................... 45
Gambar 4.3
Diagram Batang Perbandingan Nilai Pretest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................47
Gambar 4.4
Diagram Batang Pemahaman Konsep Posttest
Kelompok Eksperimen ............................................................. 51
Gambar 4.5
Diagram Batang Pemahaman Konsep Posttest
Kelompok Kontrol .................................................................. 53
Gambar 4.6
Diagram Batang Perbandingan Nilai Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................... 54
Gambar 4.7
Contoh Masalah Kontekstual .................................................... 59
Gambar 4.8
Tahap Masyarakat Belajar ........................................................ 60
Gambar 4.9
Tahap Permodelan .................................................................... 60
Gambar 4.10 Tahap Kontruktivisme ............................................................... 61
Gambar 4.11 Tahap Inkuiri ............................................................................. 62
Gambar 4.12 Tahap Refleksi .......................................................................... 62
Gambar 4.13 Tahap Bertanya ......................................................................... 62
Gambar 4.14 Tahap Penilaian Nyata ............................................................... 63
Gambar 4.15 Siswa Mengerjakan LKS Secara Individu ................................ 64
xi
Gambar 4.16 Siswa Berdiskusi Dengan Teman Sebangkunya ....................... 64
Gambar 4.17 Hasil Jawaban Posttest Tahap Translasi
Kelompok Eksperimen ............................................................. 65
Gambar 4.18 Hasil Jawaban Posttest Tahap Translasi Kelompok Kontrol ... 66
Gambar 4.19 Hasil Jawaban Posttest Tahap Interpretasi Siswa
Kelompok Eksperimen ............................................................. 67
Gambar 4.20 Hasil Jawaban Posttest Tahap Interpretasi Siswa
Kelompok Kontrol ................................................................... 67
Gambar 4.21 Hasil Jawaban Posttest Tahap Ekstrapolasi Siswa
Kelompok Eksperimen ............................................................. 68
Gambar 4.22 Hasil Jawaban Posttest Tahap Ekstrapolasi Siswa
Kelompok Kontrol ................................................................... 68
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Wawancara Prapenelitian
Lampiran 2 : Lembar Kuesioner Siswa Prapenelitian
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 7 : Kisi-kisi Pemahaman Konsep Sebelum Uji Validitas
Lampiran 8 : Soal Instrumen Sebelum Uji Validitas
Lampiran 9 : Kisi-kisi Pemahaman Konsep Setelah Uji Validitas
Lampiran 10 : Soal Instrumen Setelah Uji Validitas
Lampiran 11 : Kunci Jawaban Instrumen Tes
Lampiran 12 : Pedoman Penskoran
Lampiran 13 : Hasil Perhitungan Uji Validitas
Lampiran 14 : Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Lampiran 15 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran
Lampiran 16 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda
Lampiran 17 : Rekapitulasi Analisis Butir Soal
Lampiran 18 : Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 19 : Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 20 : Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 21 : Nilai Pretest Kelas Kontrol
xiii
Lampiran 22 : Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 23 : Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 24 : Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
Lampiran 25 : Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Pretest
Lampiran 26 : Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 27 : Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 28 : Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 29 : Nilai Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 30 : Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 31 : Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 32 : Perhitungan Uji Homogenitas Posttest
Lampiran 33 : Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Posttest
Lampiran 34 : Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Posttest
Kelas Eksperimen
Lampiran 35 : Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Posttest
Kelas Kontrol
Lampiran 36 : Hasil Wawancara Siswa Setelah Treatment di
Kelas Eksperimen
Lampiran 37 : Dokumentasi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
serta kemampuan bekerjasama.
Tujuan matematika di jenjang pendidikan dasar diantaranya adalah untuk
mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa hasil pembelajaran
matematika harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika sehari-hari. Selain siswa dituntut untuk
menguasai konsep-konsep matematika, siswa juga harus mampu menghubungkan
dan menggunakan konsep-konsep tersebut dengan situasi dunia nyata. Dengan
kata lain, siswa dapat memahami makna kontekstualnya. Ruang lingkup mata
pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek bilangan,
geometri dan pengukuran serta pengolahan data.
Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika yaitu
karena matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola
hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas
dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.1
Kelima alasan tersebut menunjukkan banyaknya manfaat yang akan diperoleh
setelah mempelajari matematika. Melalui belajar matematika, siswa dapat berpikir
logis dan simetris serta dapat memecahkan segala permasalahan dalam kehidupan.
Namun pada kenyataannya, matematika sering dianggap oleh siswa sebagai mata
1
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
h. 204
1
2
pelajaran yang sulit, membosankan bahkan ada pula yang beranggapan bahwa
pelajaran matematika itu menakutkan sehingga menyebabkan hasil belajar
matematika kurang memuaskan dan tidak memenuhi standar kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Konsep matematika yang diberikan pada siswa sekolah dasar (SD)
sangatlah sederhana dan mudah, tetapi sebenarnya materi matematika SD memuat
konsep-konsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang sepele.
Diperlukan kecermatan dalam menyajikan konsep-konsep tersebut, agar siswa
mampu memahaminya secara benar, sebab kesan dan pandangan yang diterima
siswa terhadap suatu konsep di sekolah dasar dapat terus terbawa pada masa-masa
selanjutnya.
Kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan
pula saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan
aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Pembelajaran matematika
masih berorientasi pada pengembangan aspek kognitif yang menstransfer
pengetahuan dari guru ke siswa yang diikuti dengan latihan-latihan untuk
membentuk kemampuan sesaat. Metode yang di gunakan cenderung masih
menggunakan metode konvensional dan satu arah. Metode pembelajaran yang
bervariatif juga masih kurang dikembangkan sehingga siswa cenderung pasif
dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Kondisi dan fakta di lapangan juga menunjukkan kurang dari 75% siswa
yang mencapai ketuntasan nilai KKM. Berdasarkan data awal dan wawancara
yang dilakukan terhadap guru matematika di MIN 15 Bintaro, dimana pada tahun
pelajaran 2013/2014 sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mata pelajaran matematika bagi siswa adalah 70. Permasalahan yang umum
terjadi adalah kurangnya minat serta rendahnya pemahaman konsep siswa
terutama pada mata pelajaran matematika. Misalnya pada materi pengukuran
waktu (jam), beberapa siswa mengalami kesulitan ketika belajar tentang materi
pengukuran waktu terutama pada tipe soal uraian. Kurangnya pemahaman konsep
pada materi ini membuat siswa bingung ketika menemui soal yang membutuhkan
panalaran lebih. Kesulitan ini disebabkan karena kurangnya siswa memiliki
3
pemahaman konsep yang baik. Guru sering kali lebih menekankan pada hafalan
siswa, bahwa satu jam adalah 60 menit dan sebaginya tanpa menghadirkan jam
atau alat peraga lain ke dalam kelas. Sehingga ketika menemui soal dalam bentuk
cerita atau uraian beberapa siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal
tersebut. Menjelaskan materi jam tidak hanya menghadirkan jam nyata ketika
proses pembelajaran berlangsung, namun perlu juga mengaitkan hubungan jam
dengan kegiatan sehari-hari siswa. Hal ini membuat siswa cenderung kurang
memahami pentingnya memiliki pemahaman konsep yang baik tentang materi
jam serta bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata. Guru
hendaknya mampu menyampaikan materi secara kontekstual berdasarkan kegiatan
sehari-hari siswa.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Dengan demikian pembelajaran
selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap
siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya sehingga proses
pembelajaran
menjadi
lebih
pembelajaran
Contextual
bermakna.
Teaching
Dengan
Learning
menggunakan
(CTL)
diharapkan
konsep
dapat
memperbaiki pemahaman konsep siswa sehingga hasil belajarnyapun meningkat.
Oleh karena itu disini penulis akan membahas dan mencoba menerapkan salah
satu pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan Contextual Teaching Learning
(CTL). Dengan upaya keaktifan seluruh peserta didik dalam proses pembelajaran
dan peningkatan kemampuan pemahaman konsepnya dapat terlihat.
Geometri dan pengukuran merupakan bahan ajar matematika yang erat
kaitannya dengan kehidupan siswa. Pembelajaran geometri dengan menerapkan
model CTL sangat relevan, yakni dapat membantu siswa untuk menjembatani
pemikiran siswa SD yang konkrit dalam memahami konsep-konsep yang lebih
abstrak. Pada akhirnya, diharapkan siswa dapat menerapkan konsep-konsep yang
telah dipelajarinya dalam kehidupannya.
4
Berdasarkan uraian di atas, masalah ini penting untuk diteliti sehingga
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH
PENERAPAN
LEARNING
PENDEKATAN
TERHADAP
CONTEXTUAL
PEMAHAMAN
TEACHING
KONSEP
PADA
AND
MATERI
PENGUKURAN WAKTU SISWA KELAS V MIN 15 BINTARO”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
didefinisikan masalah yang timbul dilihat dari berbagai aspek, diantaranya:
1. Model ataupun pendekatan pembelajaran yang bervariatif masih kurang
dikembangkan dan guru cenderung menggunakan model konvesional pada
beberapa pembelajaran yang dilakukannya.
2. Penggunaan pendekatan/model pembelajaran tidak menghubungkan dengan
konteks keseharian dunia nyata siswa pada pelajaran matematika.
3. Pembelajaran matematika masih didominasi pandangan bahwa pengetahuan
sebagai fakta atau dihafal.
4. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran
matematika terutama pada materi pengukuran waktu.
5. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar di kelas.
6. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya maka
diperlukan pembatasan masalah, adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas V semester I tahun ajaran
2014/2015 di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan pada materi pengukuran waktu.
2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning yang dimaksud adalah konsep
belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
5
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Pendekatan konvensional yang dimaksud adalah pendekatan dengan metode
ceramah dan tanya jawab.
4. Pemahaman konsep matematika yang digunakan adalah menggunakan teori
Bloom yaitu penerjemahan (translation), penafsiran (interpretation) dan
ekstrapolasi (ekstrapolation).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi sebagaimana di
atas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
“Apakah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat
mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa kelas V pada materi
pengukuran waktu?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran matematika
terhadap pemahaman konsep siswa pada materi pengukuran waktu.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:
a. Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika
sehingga hasil belajarnya juga meningkat
b. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru dalam memberikan variasi mengajar agar menjadi
salah satu alternatif dalam memilih pendekatan pembelajaran dalam upaya
meningkatkan kualitas belajar siswa
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan wacana baru tentang pembelajaran matematika yang
diinginkan oleh para siswanya.
6
d. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan meningkatkan
keterampilan dalam mengajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
maksimal.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
Terdapat beberapa komponen yang akan dijelaskan dalam deskripsi
teoritik. Diantaranya yaitu hakikat pembelajaran matematika, pemahaman konsep
dalam matematika, pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), kajian
materi pengukuran waktu dan hubungan CTL dengan pemahaman konsep pada
materi pengukuran waktu dan implementasinya.
1. Hakikat Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di
SD/MI karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa dan
diperlukan sebagai dasar untuk mempelajari matematika lanjut dan mata pelajaran
lain.
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan
itu mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata
mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu
mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka
perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir
(bernalar).1
Sebagaimana diketahui, bahwa matematika adalah ilmu deduktif, formal,
hierarkis, menggunakan bahasa simbol dan sebagian bersifat abstrak. Perbedaan
karakteristik antara usia SD/MI dan matematika, mengakibatkan adanya kesulitan
dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu diperlukan cara yang efektif
untuk menjembatani antara tahap berpikir anak usia SD/MI yang masih dalam
operasional konkret dan matematika yang bersifat abstrak.
Bruner (dalam Mustangin) berpendapat bahwa belajar matematika adalah
belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur abstrak yang terdapat di
1
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press,
2006), h. 3.
7
8
dalam matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika. Siswa akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila
belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui siswa tersebut.2
Di dalam proses belajar matematika, terjadi juga proses berpikir, sebab
siswa dikatakan berpikir bila siswa itu melakukan kegiatan mental. Seperti yang
diungkapkan Mustangin bahwa belajar matematika merupakan kegiatan mental
yang sangat tinggi.3
Bruner (dalam Ruseffendi) dalam metode penemuannya mengungkapkan
bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang diperlukannya. Menemukan di sini terutama adalah
menemukan lagi (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru
(invention). Oleh karena itu, kepada siswa materi disajikan bukan dalam bentuk
akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Dalam pembelajaran ini, guru
harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi
tahu.4
Pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman
belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Dalam
matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep
menjadi prasyarat bagi konsep yang lain. Oleh karena itu, siswa harus lebih
banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut.5
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan pembelajaran matematika
adalah upaya-upaya yang dilakukan seorang guru untuk membangun pemahaman
terhadap matematika. Pembelajaran merupakan proses membantu siswa-siswi
untuk membangun konsep-konsep matematika. Sehingga tujuan pembelajaran
matematika dapat tercapai.
2
Esti Yuli Widayanti, dkk, Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI,
2009), h. 1-9.
3
Ibid., h. 1-9.
4
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2010), Cet. III, h. 4.
5
Ibid., h. 4.
9
2. Pemahaman Konsep Matematika
a. Pengertian Pemahaman Konsep
Pemahaman merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam suatu
proses belajar mengajar. Proses pemahaman dapat terjadi ketika siswa sudah
melakukan tahap pengetahuan dan pengenalan. Seperti yang dikatakan Bloom
dalam Hamalik, salah satu tujuan pendidikan adalah kompetensi kognitif yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.6
Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu
dengan pikiran. Memahami maksudnya menangkap maknanya, adalah tujuan
akhir dari setiap belajar. Comprehension atau pemahaman memiliki arti yang
sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa
itu, skill pengetahuan dan sikap yang tidak akan bermakna.7
Menurut teori kontruktivisme, konsep pembelajaran adalah suatu kelas
atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Ciri stimuli adalah objekobjek atau orang. Proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk
melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru dan
pengetahuan baru berdasarkan data. 8
Pengetahuan berhubungan dengan kemampuan menangkap suatu konsep
dengan kata-kata sendiri.9 Sehingga siswa diharapkan dapat menerjemahkan dan
menyebutkan kembali apa yang telah didengarnya dengan bahasanya sendiri.
Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan menerangkan suatu hal
dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks,
kemampuan mengiterpretasikan atau menarik kesimpulan. Pemahaman tampak
pada alih bahan dari suatu bentuk ke bentuk lainnya, penafsiran dan
memperkirakan. Hal ini sejalan dengan taksonomi Bloom yang diterangkan
6
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 2,
Ed. 1, h. 79
7
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. 19, h. 42-43.
8
Sukarjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Pers), Ed. 1,
h. 55-56.
9
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 157
10
Hamalik, pemahaman adalah kemampuan untuk menguasai pengertian atau
makna konsep.10
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan pemahaman
adalah kemampuan siswa untuk dapat menjelaskan, mengkomunikasikan suatu
objek dengan cara lain, misalnya menggunakan gambar, grafik, menjelaskan
dengan kalimat sendiri serta siswa mampu mengimplementasikan suatu objek
kedalam hal yang sesuai.
Dengan demikian, seseorang dikatakan memahami sesuatu apabila ia
mampu mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya
dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Siswa tidak lagi hanya mengingat dan
menghafal suatu informasi yang diperolehnya, melainkan ia harus dapat memilih
dan mengorganisasikan informasi tersebut. termasuk di dalamnya menafsirkan
suatu bagan, gambar, grafik untuk menjelaskan dengan kalimatnya sendiri.
Konsep merupakan buah pikiran seseorang atau sekelompok orang yang
dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi
prisip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman,
melalui generalisasi dan berpikir abstrak.11 Hal ini sejalan dengan pendapat
Rosser dalam Sagala yang menyatakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang
mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau
hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama.12
Sedangkan konsep adalah suatu gagasan abstrak yang digeneralisasi dari
contoh-contoh khusus.13 Para ahli berbeda-beda dalam mendefinisikan suatu
konsep. Hamalik menyatakan bahwa, “Konsep adalah suatu kelas atau kategori
stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.14 Rumusan definisi tersebut mempunyai
makna yang sama, yaitu konsep merupakan abstraksi yang menggambarkan ciriciri umum dari sekelompok objek, proses, peristiwa, fakta atau pengalaman
lainnya.
10
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2005), Cet. 4, h.121
11
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 71.
12
Ibid., h. 73
13
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Indeks, 2008),
h. 298.
14
Oemar Hamalik, ibid, h. 162.
11
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpukan bahwa konsep adalah
ide abstrak yang memungkinkan siswa dapat mengklasifikasikan objek ke dalam
contoh atau bukan contoh dan menghubungkan ide abstrak tersebut ke dalam
objek atau peristiwa yang memiliki relasi.
Dengan demikian, mempelajari suatu konsep merupakan kemampuan
mengelompokkan benda atau peristiwa yang mempunyai suatu relasi. Konsep
menunjuk kepada pemahaman dasar. Siswa dapat mengembangkan suatu konsep
ketika mereka mampu mengklasifikasikan benda-benda atau ketika mereka dapat
mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu. Konsep mewakili
sebuah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama dan dituangkan dalam bentuk
suatu kata yang mewakili konsep itu. Jadi lambang konsep dituangkan dalam
bentuk suatu kata atau bahasa.
Menurut Gagne, individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu
melalui formasi konsep dan asimilasi konsep.15 Formasi konsep menyangkut cara
materi atau informasi diterima peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu
sebelum ia masuk sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh
semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu.
Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif dan
merupakan suatu belajar menemukan.
Ada beberapa keuntungan dari pengajaran konsep yaitu:
1) Mengurangi beban berat bagi memori karena kemampuan manusia dalam
mengkategorikan berbagai stimulus terbatas.
2) Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun berpikir. Artinya
dengan
memahami
sebuah
konsep,
siswa
mampu
membangun
pemikirannya mengenai suatu pelajaran yang sedang dipelajari.
3) Konsep-konsep merupakan dasar untuk proses mental yang lebih tinggi.
Misalnya untuk melakukan penalaran, menyelesaikan masalah, seseorang
memerlukan konsep sebagai dasar proses berpikirnya.
4) Konsep perlu untuk memecahkan masalah. Artinya seorang siswa akan
mampu memecahkan masalah matematika, apabila ia menguasai konsepkonsep matematika.
15
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009) h. 73.
12
Suatu konsep biasanya digunakan secara berkesinambungan untuk
menjelaskan konsep lain. oleh karena itu siswa harus benar-benar mampu
mengklasifikasikan konsep dalam masalah dan memahami relasinya atau
keterkaitannya. Karena apabila terjadi kesalahan konsep yang diterima siswa
maka akan berakibat fatal untuk mempelajari konsep-konsep berikutnya yang
masih ada keterkaitan dengan konsep sebelumnya.
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang dengan baik jika
terlebih dahulu disajikan konsep-konsep yang paling umum sebagai jembatan
informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur kognitif siswa.
Penyajian konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum penjelasan
yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara
informasi yang baru dengan informasi yang telah diterima pada struktur kognitif
siswa.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep merupakan tingkat kemampuan
yang mengharapkan siswa mampu menguasai konsep, situasi, fakta yang
diketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai
dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan tidak mengubah arti.
b. Pemahaman Konsep Matematika
Dalam pembelajaran matematika, pemahaman ditukan terhadap konsepkonsep matematika, sehingga lebih dikenal dengan istilah pemahaman konsep
matematika. Pemahaman dalam pengertian pemahaman konsep matematika
mempunyai beberapa tingkat kedalaman arti yang berbeda-beda. Berikut
diuraikan beberapa jenis pemahaman konsep matematika menurut para ahli.
1) Pemahaman konsep matematika menurut Skemp terbagi menjadi dua jenis,
yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional:16
a) Pemahaman instrumental merupakan kemampuan pemahaman di mana
siswa hanya tahu atau hapal suatu rumus dan dapat menggunakannya
dalam menyelesaikan soal secara algoritmik saja. Pada tahap ini, siswa
16
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), h. 168.
13
juga belum atau tidak bisa menerapkan rumus tersebut pada keadaan
baru yang berkaitan.
b) Pemahaman relasional merupakan kemampuan pemahaman di mana
siswa tidak hanya sekedar tahu atau hapal suatu rumus, tetapi dia juga
dapat menerapkan rumus tersebut untuk menyelesaikan masalahmasalah yang terkait pada situasi yang lain.
2) Bloom membedakan bahwa ada tiga kategori pemahaman, yakni
penerjemahan (translation), penafsiran (interpretation) dan ekstrapolasi
(extrapolation). Adapun masing-masing kategori pemahaman mengandung
pengertian sebagai berikut:17
a) Pengubahan (translation), kemampuan dalam memahami suatu objek
yang dinyatakan dengan cara lain dari pernyataan asal yang dikenal
sebelumnya. Pada pembelajaran matematika pemahaman (translation)
berkaitan dengan kemampuan siswa menerjemahkan kalimat dalam
soal menjadi bentuk lain.
b) Pemberian arti (interpretation), yaitu pemahaman yang berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang
tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah.
c) Pembuatan eksrapolasi (extrapolation), yaitu pemahaman yang
berkaitan dengan kemampuan siswa menerapkan konsep dalam
perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal.
Secara operasional pemahaman konsep matematika didefinisikan sebagai
kemampuan siswa dalam menjelaskan, menguraikan, merumuskan, mengubah,
menyimpulkan, menentukan suatu konsep dalam berbagai bentuk representasi
ataupun dengan menggunakan kalimatnya sendiri.
Seseorang dikatakan memahami suatu konsep matematika bila ia telah
mampu melakukan beberapa hal di bawah ini:18
1) Menemukan kembali suatu konsep yang belum diketahui berdasarkan pada
pengetahuan dan pengalaman yang diketahui dan dipahami sebelumnya.
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 157
Suhendra dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007) h. 7-21.
18
14
2) Mendefinisikan atau mengungkapkan suatu konsep dengan kalimat sendiri
dengan gagasan konsep tersebut.
3) Mengidentifikasi hal-hal yang relevan dengan suatu konsep dengan cara
yang tepat.
4) Memberikan contoh dan bukan contoh atau ilustrasi yang berkaitan dengan
suatu konsep.
Tingkat pemahaman konsep siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut:19
1) Pengorganisasian bahan ajar, semakin baik bahan ajar semakin baik
tingkat pemahaman siswa terhadap bahan ajar tersebut.
2) Kejelasan kata, yaitu menggunakan kata yang jelas dan bermakna pasti
hanya satu.
3) Untuk mempermudah pemahaman, sebaiknya informasi diperjelas dengan
contoh-contoh dua arah.
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika terlebih
dahulu disajikan konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum penjelasan
yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara
informasi yang telah ada dengan informasi yang baru diterima pada struktur
kognitif siswa.
Pada penelitian ini, pemahaman konsep matematika yang digunakan
adalah pemahaman konsep matematika menurut Bloom, yaitu translation,
interpretation, dan extrapolation. Pemahaman konsep penting ditanamkan pada
siswa, karena keberhasilan dan kesalahan dalam pemahaman konsep-konsep yang
bersifat mendasar dalam kajian suatu baham mempunyai dampak pada konsepkonsep dalam bahan kajian lainnya, karena matematika adalah ilmu yang terus
berjenjang dari tahap awal ke tahap selanjutnya.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep
matematika adalah kemampuan siswa dalam menerjemahkan, menafsirkan, dan
menyimpulkan
19
suatu
konsep
matematika
berdasarkan
pembentukan
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), Ed.
Pertama, h. 153.
15
pengetahuannya sendiri bukan sekedar menghafal. Selain itu siswa dapat
menemukan dan menjelaskan kaitan suatu konsep dengan konsep lainnya.
3. Pendekatan Cont
TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU
SISWA KELAS V MIN 15 BINTARO
(Penelitian Quasi Eksperimen di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
MARTUNIK RAFIKA ISNURHIDAYAH
1110018300032
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TE,4CHING
AND LEARNING TERIIADAP PEMAHAMAN KONSEP
PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU
SISWA KELAS.V MIN 15 BINTARO
@enelitian Quasi Eksperimen di MrN 15 Bintaro Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar sarjana pendidikan (s.pd)
oleh
Martunik Rafika Isnurhidayah
NIM 1110018300032
an,
Dr. Tita Khalis Marvati. M. Kom.
NIP. 19690924 199903 2 003
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
T,NIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 rv201s
M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul "Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual
Teuching and Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada Materi
Pengukuran Waktu Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro". Di susun oleh Martunik
Rafika Isnurhidayah, NIM:1110018300032, Jurusan Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pihak fakultas.
Jakarta, 07 Jarntari 2015
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Tita Khalis Maryati. M. Kom
NIP:
19690924 199903
2003
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teuching
and LearningTerhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pengukuran
Waktu Siswa Kelas
Isnurhidayah
NIM
V MIN 15 Bintaro.
Disusun oleh Martunik Rafika
1110018300032, Jurusan Pendidikan
Guru
Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan.Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada
tanggal 23 Januari 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana
Sl (S.Pd) dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMr).
Jakarta, 23 J an:uari 201 5
Panitia Ujian Munaqosah
fanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Dr. Fauzan. MA.
NIP. 19761107 200701
I
4
(o>l %ts
013
Sekretaris jurusan
Asep Ediana Latip. M. Pd
NIP. 19810623 200912 | 003
Penguji
I
Maifalinda Fatra. M. Pd
NrP. 19700528199603 2 002
Penguji
t9
-vt-
u,
q-a- b(i
II
Dedek Kustiawati. M. Pd
NIP.
13-oz-20,{
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NIP. 19591020 198603 2 001
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILNTIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Martunik Rafi ka Isnurhidavah
NIM
1110018300032
Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Angkatan Tahun
20t0
Alamat
Jl. Bintara 1 No.65 RT 013/002 Kelurahan
Bintara,
ecamatan Bekasi Barat, Kodya Bekasi, Kode Pos 17134.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul
"Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaclting and Learning
Terhadap Pemahaman Konsep Pada Materi Pengukuran Waktu Sisrva Kelas
V MIN 15 Bintaro" adalahbenar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom
Nama
:
NIP
: 19690924 199903 2 003
Dosen
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 07 Januari 2015
Martunik Rafika Isnurhidayah
NIM:
1110018300032
ABSTRAK
Martunik Rafika Isnurhidayah (1110018300032) “Pengaruh Penerapan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning Terhadap Pemahaman
Konsep Pada Materi Pengukuran Waktu Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro”.
Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pemahaman konsep matematika
adalah kemampuan siswa dalam menerjemahkan, menafsirkan dan menyimpulkan
suatu konsep matematika berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri
bukan sekedar menghafal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap pemahaman konsep
matematika siswa kelas V pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 materi
pengukuran waktu di MIN 15 Bintaro. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen semu dengan rancangan penelitian Control Group Pretest Posttest.
Sampel penelitian yang pertama berjumlah 30 siswa untuk kelas eksperimen
dengan menggunakan pendekatan CTL dan 30 siswa untuk kelas kontrol dengan
menggunakan pendekatan konvensional. Berdasarkan analisis dengan uji-t,
diperoleh thitung > ttabel yaitu thitung sebesar 2,725 dan ttabel sebesar 2,042 pada taraf
signifikan 5%. Maka artinya rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang
diberikan dengan pendekatan CTL lebih tinggi daripada pemahaman konsep
matematika dengan pendekatan konvensional.
Kata Kunci: Metode Eksperimen, Contextual Teaching and Learning,
Pemahaman Konsep Matematika, Pengukuran Waktu
i
ABSTRACT
Martunik Rafika Isnurhidayah (1110018300032) “The Influence of the Use
of Contextual Teaching and Learning Approach Towards Students’
Understanding in Time Measurement Material at the V Grade Students of
MIN 15 Bintaro. Skripsi, Department of Teacher’s Education of Elementary
Islamic School, Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2014.
Contextual Teaching and Learning (CTL) approach is a learning concept that
helps teacher to relate the teaching material with the students’ real life situations.
The understanding of mathematic concept is students’ ability to translate,
interpret, and conclude a mathematic concept based on their own knowledge not
just by memorize it. The objective of this study is to find out the influence of
Contextual Teaching and Learning approach towards students’ understanding of
mathematic concept in time measurement material at the fifth grade students in
the first semester of the academic year 2014/2015 MIN 15 Bintaro. The method of
the study is quasi-experiment with the design of the study is Control Group
Pretest and Posttest. The sample of this study is 30 students of experimental class
using CTL approach and 30 students of control class using conventional approach.
Based on the analysis with t-test, obtained that tcount > ttable with 2,725 and ttable by
2,042 on the 5% as significance level. So, it means understanding mathematical
concepts is given by CTL approach higher than conventional approaches.
Keywords: Experimental Methods, Contextual Teaching and Learning,
Understanding of Mathematic Concept, Measurement of Time.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan
rahmat
dan
hidayah-Nya
kepada
penulis
sehingga
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd). Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan doa, bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1.
Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Fauzan, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dosen pembimbing akademik, Bapak Abdul Ghofur, MA yang telah
memberikan arahan dan bimbingan.
4.
Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom, Dosen pembimbing skripsi yang
memberikan motivasi, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan sabar
untuk membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
5.
Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang
telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6.
Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur
yang dibutuhkan.
iii
7.
Bapak A. Taufiqillah, S.Ag.MM, yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian. Ibu Dra. Hj. Nurbadriah selaku Guru Mata
Pelajaran Matematika Kelas V dan seluruh dewan guru MIN 15 Bintaro
Jakarta Selatan, yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
ini di sekolah.
8.
Teristimewa untuk keluargaku khususnya kedua orang tuaku tercinta, yang
tak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan dan motivasi baik
moril dan materil, serta selalu mendorong penulis untuk tetap semangat
dalam menyelesaikan studi ini.
9.
Kawan-kawan terbaik selama di bangku kuliah (Roro, Ai, Zizah, Nufus, Fitri,
Ima, Vina, Ihda, Tutu, Erien, Nc, dan Lina). Terima kasih untuk canda tawa
dan kebersamaan selama empat tahun ini.
10. Teman-teman (Irfan, Tuti dan Ai) dan seluruh teman-teman seperjuangan
Pendidikan Guru Madrasah Ibitidaiyah angkatan 2010 yang selalu
memberikan bantuan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Serta kepada semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
mudah-mudahan segala bantuan, yang telah diberikan mendapat balasan oleh
Allah SWT. Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembacanya.
Jakarta, 07 Januari 2015
Martunik Rafika I
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Perumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II : KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................... 7
A. Deskripsi Teoritik........................................................................ 7
1. Hakikat Pembelajaran Matematika ...................................... 7
2. Pemahaman Konsep Matematika ........................................ 9
a. Pengertian Pemahaman Konsep ................................... 9
b. Pemahaman Konsep Matematika ................................. 12
3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ....... 15
a. Landasan Filosofis CTL ............................................... 15
b. Pengertian Pendekatan CTL ......................................... 15
c. Karakteristik Pembelajaran CTL .................................. 17
d. Ciri-ciri Pembelajaran CTL .......................................... 17
e. Komponen Pembelajaran CTL ..................................... 18
f. Langkah-langkah Pembelajaran CTL ........................... 19
4. Kajian Materi Pengukuran Waktu ....................................... 21
a. Menentukan Tanda Waktu dengan Notasi 12 Jam ....... 21
v
b. Menentukan Tanda Waktu dengan Notasi 24 Jam ....... 22
c. Satuan Waktu Jam, Menit dan Detik ............................ 23
d. Operasi Hitung yang Melibatkan Satuan Waktu .......... 24
e. Menyelesaikan Masalah Berkaitan dengan
Satuan Waktu ................................................................ 24
5. Hubungan CTL dengan Pemahaman Konsep pada Materi
Pengukuran Waktu dan Implementasinya ........................... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 27
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 28
D. Hipotesis Penelitian..................................................................... 29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 30
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 30
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 31
D. Populasi dan Sampel ................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 32
F. Analisis Instrumen ...................................................................... 34
1. Uji Validitas ......................................................................... 34
2. Reliabilitas Instrumen .......................................................... 35
3. Taraf Kesukaran Soal .......................................................... 36
4. Daya Beda Soal.................................................................... 36
G. Tehnik Analisis Data .................................................................. 37
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ....................................... 37
a. Uji Normalitas .............................................................. 38
b. Uji Homogenitas ........................................................... 39
2. Pengajuan Hipotesis............................................................. 39
H. Hipotesis Statistik ....................................................................... 41
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 42
A. Deskripsi Data............................................................................. 42
1. Deskripsi Data Kemampuan Awal (Pretest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa .............................. 43
vi
a. Deskripsi Data Kemampuan Awal (Pretest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelompok Eksperimen ................................................. 43
b. Deskripsi Data Kemampuan Awal (Pretest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelompok Kontrol ........................................................ 44
c. Pengujian Prasyarat Analisis Data Kemampuan Awal
(Pretest) ........................................................................ 47
1) Uji Normalitas ....................................................... 47
2) Uji Homogenitas .................................................... 48
3) Uji Hipotesis Data Kemampuan Awal (Pretest) ... 49
2. Deskripsi Data Kemampuan Akhir (Posttest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa ...................................... 49
a. Deskripsi Data Kemampuan Akhir (Posttest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelompok Eksperimen ......................................................... 50
b. Deskripsi Data Kemampuan Akhir (Posttest)
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelompok Kontrol ................................................................ 51
c. Pengujian Prasyarat Analisis Data Kemampuan Akhir
(Posttest)............................................................................... 55
1) Uji Normalitas ....................................................... 55
2) Uji Homogenitas .................................................... 56
3) Uji Hipotesis Data Kemampuan Akhir (Posttest) . 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 57
1. Analisis Hasil Penelitian ................................................. 57
2. Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan
Contextual Teaching and Learning ................................ 58
3. Pemahaman Konsep Matematika.................................... 64
4. Keterbatasan Penelitian................................................... 71
vii
BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 72
A. Kesimpulan .......................................................................................... 72
B. Saran .................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 74
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Rancangan Desain Penelitian ...................................................... 31
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep ............................ 32
Tabel 3.3
Validitas Soal ............................................................................ 34
Tabel 3.4
Kriteria Koefisien Reliabilitas .................................................... 35
Tabel 3.5
Indeks Kesukaran Instrumen Tes .............................................. 36
Tabel 3.6
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes .................................. 36
Tabel 3.7
Kriteria Daya Pembeda Instrumen Tes ...................................... 37
Tabel 3.8
Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................ 37
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelompok Eksperimen......... 43
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelompok Kontrol .............. 45
Tabel 4.3
Perbandingan Data Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ..................................................................... 46
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest .................................. 48
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest .............................. 49
Tabel 4.6
Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelompok Eksperimen......... 50
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ...... 50
Tabel 4.8
Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelompok Kontrol ............... 52
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol ............. 52
Tabel 4.10
Perbandingan Data Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ..................................................................... 53
ix
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest................................. 56
Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ............................. 56
Tabel 4.13
Hasil Uji Perbedaan dengan Statistik Uji-t................................ 57
Tabel 4.14
Presentase per Aspek Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol............. 69
Tabel 4.15
Daftar Pertanyaan Wawancara dan Jawaban Siswa .................. 70
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Diagram Batang Pemahaman Konsep Pretest
Kelompok Eksperimen ............................................................. 44
Gambar 4.2
Diagram Batang Pemahaman Konsep Pretest
Kelompok Kontrol ................................................................... 45
Gambar 4.3
Diagram Batang Perbandingan Nilai Pretest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................47
Gambar 4.4
Diagram Batang Pemahaman Konsep Posttest
Kelompok Eksperimen ............................................................. 51
Gambar 4.5
Diagram Batang Pemahaman Konsep Posttest
Kelompok Kontrol .................................................................. 53
Gambar 4.6
Diagram Batang Perbandingan Nilai Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................... 54
Gambar 4.7
Contoh Masalah Kontekstual .................................................... 59
Gambar 4.8
Tahap Masyarakat Belajar ........................................................ 60
Gambar 4.9
Tahap Permodelan .................................................................... 60
Gambar 4.10 Tahap Kontruktivisme ............................................................... 61
Gambar 4.11 Tahap Inkuiri ............................................................................. 62
Gambar 4.12 Tahap Refleksi .......................................................................... 62
Gambar 4.13 Tahap Bertanya ......................................................................... 62
Gambar 4.14 Tahap Penilaian Nyata ............................................................... 63
Gambar 4.15 Siswa Mengerjakan LKS Secara Individu ................................ 64
xi
Gambar 4.16 Siswa Berdiskusi Dengan Teman Sebangkunya ....................... 64
Gambar 4.17 Hasil Jawaban Posttest Tahap Translasi
Kelompok Eksperimen ............................................................. 65
Gambar 4.18 Hasil Jawaban Posttest Tahap Translasi Kelompok Kontrol ... 66
Gambar 4.19 Hasil Jawaban Posttest Tahap Interpretasi Siswa
Kelompok Eksperimen ............................................................. 67
Gambar 4.20 Hasil Jawaban Posttest Tahap Interpretasi Siswa
Kelompok Kontrol ................................................................... 67
Gambar 4.21 Hasil Jawaban Posttest Tahap Ekstrapolasi Siswa
Kelompok Eksperimen ............................................................. 68
Gambar 4.22 Hasil Jawaban Posttest Tahap Ekstrapolasi Siswa
Kelompok Kontrol ................................................................... 68
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Wawancara Prapenelitian
Lampiran 2 : Lembar Kuesioner Siswa Prapenelitian
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 7 : Kisi-kisi Pemahaman Konsep Sebelum Uji Validitas
Lampiran 8 : Soal Instrumen Sebelum Uji Validitas
Lampiran 9 : Kisi-kisi Pemahaman Konsep Setelah Uji Validitas
Lampiran 10 : Soal Instrumen Setelah Uji Validitas
Lampiran 11 : Kunci Jawaban Instrumen Tes
Lampiran 12 : Pedoman Penskoran
Lampiran 13 : Hasil Perhitungan Uji Validitas
Lampiran 14 : Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Lampiran 15 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran
Lampiran 16 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda
Lampiran 17 : Rekapitulasi Analisis Butir Soal
Lampiran 18 : Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 19 : Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 20 : Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 21 : Nilai Pretest Kelas Kontrol
xiii
Lampiran 22 : Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 23 : Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 24 : Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
Lampiran 25 : Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Pretest
Lampiran 26 : Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 27 : Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 28 : Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 29 : Nilai Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 30 : Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 31 : Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 32 : Perhitungan Uji Homogenitas Posttest
Lampiran 33 : Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Posttest
Lampiran 34 : Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Posttest
Kelas Eksperimen
Lampiran 35 : Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Posttest
Kelas Kontrol
Lampiran 36 : Hasil Wawancara Siswa Setelah Treatment di
Kelas Eksperimen
Lampiran 37 : Dokumentasi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
serta kemampuan bekerjasama.
Tujuan matematika di jenjang pendidikan dasar diantaranya adalah untuk
mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa hasil pembelajaran
matematika harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika sehari-hari. Selain siswa dituntut untuk
menguasai konsep-konsep matematika, siswa juga harus mampu menghubungkan
dan menggunakan konsep-konsep tersebut dengan situasi dunia nyata. Dengan
kata lain, siswa dapat memahami makna kontekstualnya. Ruang lingkup mata
pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek bilangan,
geometri dan pengukuran serta pengolahan data.
Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika yaitu
karena matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola
hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas
dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.1
Kelima alasan tersebut menunjukkan banyaknya manfaat yang akan diperoleh
setelah mempelajari matematika. Melalui belajar matematika, siswa dapat berpikir
logis dan simetris serta dapat memecahkan segala permasalahan dalam kehidupan.
Namun pada kenyataannya, matematika sering dianggap oleh siswa sebagai mata
1
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
h. 204
1
2
pelajaran yang sulit, membosankan bahkan ada pula yang beranggapan bahwa
pelajaran matematika itu menakutkan sehingga menyebabkan hasil belajar
matematika kurang memuaskan dan tidak memenuhi standar kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Konsep matematika yang diberikan pada siswa sekolah dasar (SD)
sangatlah sederhana dan mudah, tetapi sebenarnya materi matematika SD memuat
konsep-konsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang sepele.
Diperlukan kecermatan dalam menyajikan konsep-konsep tersebut, agar siswa
mampu memahaminya secara benar, sebab kesan dan pandangan yang diterima
siswa terhadap suatu konsep di sekolah dasar dapat terus terbawa pada masa-masa
selanjutnya.
Kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan
pula saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan
aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Pembelajaran matematika
masih berorientasi pada pengembangan aspek kognitif yang menstransfer
pengetahuan dari guru ke siswa yang diikuti dengan latihan-latihan untuk
membentuk kemampuan sesaat. Metode yang di gunakan cenderung masih
menggunakan metode konvensional dan satu arah. Metode pembelajaran yang
bervariatif juga masih kurang dikembangkan sehingga siswa cenderung pasif
dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Kondisi dan fakta di lapangan juga menunjukkan kurang dari 75% siswa
yang mencapai ketuntasan nilai KKM. Berdasarkan data awal dan wawancara
yang dilakukan terhadap guru matematika di MIN 15 Bintaro, dimana pada tahun
pelajaran 2013/2014 sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mata pelajaran matematika bagi siswa adalah 70. Permasalahan yang umum
terjadi adalah kurangnya minat serta rendahnya pemahaman konsep siswa
terutama pada mata pelajaran matematika. Misalnya pada materi pengukuran
waktu (jam), beberapa siswa mengalami kesulitan ketika belajar tentang materi
pengukuran waktu terutama pada tipe soal uraian. Kurangnya pemahaman konsep
pada materi ini membuat siswa bingung ketika menemui soal yang membutuhkan
panalaran lebih. Kesulitan ini disebabkan karena kurangnya siswa memiliki
3
pemahaman konsep yang baik. Guru sering kali lebih menekankan pada hafalan
siswa, bahwa satu jam adalah 60 menit dan sebaginya tanpa menghadirkan jam
atau alat peraga lain ke dalam kelas. Sehingga ketika menemui soal dalam bentuk
cerita atau uraian beberapa siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal
tersebut. Menjelaskan materi jam tidak hanya menghadirkan jam nyata ketika
proses pembelajaran berlangsung, namun perlu juga mengaitkan hubungan jam
dengan kegiatan sehari-hari siswa. Hal ini membuat siswa cenderung kurang
memahami pentingnya memiliki pemahaman konsep yang baik tentang materi
jam serta bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata. Guru
hendaknya mampu menyampaikan materi secara kontekstual berdasarkan kegiatan
sehari-hari siswa.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Dengan demikian pembelajaran
selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap
siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya sehingga proses
pembelajaran
menjadi
lebih
pembelajaran
Contextual
bermakna.
Teaching
Dengan
Learning
menggunakan
(CTL)
diharapkan
konsep
dapat
memperbaiki pemahaman konsep siswa sehingga hasil belajarnyapun meningkat.
Oleh karena itu disini penulis akan membahas dan mencoba menerapkan salah
satu pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan Contextual Teaching Learning
(CTL). Dengan upaya keaktifan seluruh peserta didik dalam proses pembelajaran
dan peningkatan kemampuan pemahaman konsepnya dapat terlihat.
Geometri dan pengukuran merupakan bahan ajar matematika yang erat
kaitannya dengan kehidupan siswa. Pembelajaran geometri dengan menerapkan
model CTL sangat relevan, yakni dapat membantu siswa untuk menjembatani
pemikiran siswa SD yang konkrit dalam memahami konsep-konsep yang lebih
abstrak. Pada akhirnya, diharapkan siswa dapat menerapkan konsep-konsep yang
telah dipelajarinya dalam kehidupannya.
4
Berdasarkan uraian di atas, masalah ini penting untuk diteliti sehingga
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH
PENERAPAN
LEARNING
PENDEKATAN
TERHADAP
CONTEXTUAL
PEMAHAMAN
TEACHING
KONSEP
PADA
AND
MATERI
PENGUKURAN WAKTU SISWA KELAS V MIN 15 BINTARO”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
didefinisikan masalah yang timbul dilihat dari berbagai aspek, diantaranya:
1. Model ataupun pendekatan pembelajaran yang bervariatif masih kurang
dikembangkan dan guru cenderung menggunakan model konvesional pada
beberapa pembelajaran yang dilakukannya.
2. Penggunaan pendekatan/model pembelajaran tidak menghubungkan dengan
konteks keseharian dunia nyata siswa pada pelajaran matematika.
3. Pembelajaran matematika masih didominasi pandangan bahwa pengetahuan
sebagai fakta atau dihafal.
4. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran
matematika terutama pada materi pengukuran waktu.
5. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar di kelas.
6. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya maka
diperlukan pembatasan masalah, adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas V semester I tahun ajaran
2014/2015 di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan pada materi pengukuran waktu.
2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning yang dimaksud adalah konsep
belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
5
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Pendekatan konvensional yang dimaksud adalah pendekatan dengan metode
ceramah dan tanya jawab.
4. Pemahaman konsep matematika yang digunakan adalah menggunakan teori
Bloom yaitu penerjemahan (translation), penafsiran (interpretation) dan
ekstrapolasi (ekstrapolation).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi sebagaimana di
atas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
“Apakah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat
mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa kelas V pada materi
pengukuran waktu?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran matematika
terhadap pemahaman konsep siswa pada materi pengukuran waktu.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:
a. Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika
sehingga hasil belajarnya juga meningkat
b. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru dalam memberikan variasi mengajar agar menjadi
salah satu alternatif dalam memilih pendekatan pembelajaran dalam upaya
meningkatkan kualitas belajar siswa
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan wacana baru tentang pembelajaran matematika yang
diinginkan oleh para siswanya.
6
d. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan meningkatkan
keterampilan dalam mengajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
maksimal.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
Terdapat beberapa komponen yang akan dijelaskan dalam deskripsi
teoritik. Diantaranya yaitu hakikat pembelajaran matematika, pemahaman konsep
dalam matematika, pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), kajian
materi pengukuran waktu dan hubungan CTL dengan pemahaman konsep pada
materi pengukuran waktu dan implementasinya.
1. Hakikat Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di
SD/MI karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa dan
diperlukan sebagai dasar untuk mempelajari matematika lanjut dan mata pelajaran
lain.
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan
itu mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata
mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu
mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka
perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir
(bernalar).1
Sebagaimana diketahui, bahwa matematika adalah ilmu deduktif, formal,
hierarkis, menggunakan bahasa simbol dan sebagian bersifat abstrak. Perbedaan
karakteristik antara usia SD/MI dan matematika, mengakibatkan adanya kesulitan
dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu diperlukan cara yang efektif
untuk menjembatani antara tahap berpikir anak usia SD/MI yang masih dalam
operasional konkret dan matematika yang bersifat abstrak.
Bruner (dalam Mustangin) berpendapat bahwa belajar matematika adalah
belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur abstrak yang terdapat di
1
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press,
2006), h. 3.
7
8
dalam matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika. Siswa akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila
belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui siswa tersebut.2
Di dalam proses belajar matematika, terjadi juga proses berpikir, sebab
siswa dikatakan berpikir bila siswa itu melakukan kegiatan mental. Seperti yang
diungkapkan Mustangin bahwa belajar matematika merupakan kegiatan mental
yang sangat tinggi.3
Bruner (dalam Ruseffendi) dalam metode penemuannya mengungkapkan
bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang diperlukannya. Menemukan di sini terutama adalah
menemukan lagi (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru
(invention). Oleh karena itu, kepada siswa materi disajikan bukan dalam bentuk
akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Dalam pembelajaran ini, guru
harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi
tahu.4
Pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman
belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Dalam
matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep
menjadi prasyarat bagi konsep yang lain. Oleh karena itu, siswa harus lebih
banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut.5
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan pembelajaran matematika
adalah upaya-upaya yang dilakukan seorang guru untuk membangun pemahaman
terhadap matematika. Pembelajaran merupakan proses membantu siswa-siswi
untuk membangun konsep-konsep matematika. Sehingga tujuan pembelajaran
matematika dapat tercapai.
2
Esti Yuli Widayanti, dkk, Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI,
2009), h. 1-9.
3
Ibid., h. 1-9.
4
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2010), Cet. III, h. 4.
5
Ibid., h. 4.
9
2. Pemahaman Konsep Matematika
a. Pengertian Pemahaman Konsep
Pemahaman merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam suatu
proses belajar mengajar. Proses pemahaman dapat terjadi ketika siswa sudah
melakukan tahap pengetahuan dan pengenalan. Seperti yang dikatakan Bloom
dalam Hamalik, salah satu tujuan pendidikan adalah kompetensi kognitif yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.6
Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu
dengan pikiran. Memahami maksudnya menangkap maknanya, adalah tujuan
akhir dari setiap belajar. Comprehension atau pemahaman memiliki arti yang
sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa
itu, skill pengetahuan dan sikap yang tidak akan bermakna.7
Menurut teori kontruktivisme, konsep pembelajaran adalah suatu kelas
atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Ciri stimuli adalah objekobjek atau orang. Proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk
melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru dan
pengetahuan baru berdasarkan data. 8
Pengetahuan berhubungan dengan kemampuan menangkap suatu konsep
dengan kata-kata sendiri.9 Sehingga siswa diharapkan dapat menerjemahkan dan
menyebutkan kembali apa yang telah didengarnya dengan bahasanya sendiri.
Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan menerangkan suatu hal
dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks,
kemampuan mengiterpretasikan atau menarik kesimpulan. Pemahaman tampak
pada alih bahan dari suatu bentuk ke bentuk lainnya, penafsiran dan
memperkirakan. Hal ini sejalan dengan taksonomi Bloom yang diterangkan
6
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 2,
Ed. 1, h. 79
7
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. 19, h. 42-43.
8
Sukarjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Pers), Ed. 1,
h. 55-56.
9
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 157
10
Hamalik, pemahaman adalah kemampuan untuk menguasai pengertian atau
makna konsep.10
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan pemahaman
adalah kemampuan siswa untuk dapat menjelaskan, mengkomunikasikan suatu
objek dengan cara lain, misalnya menggunakan gambar, grafik, menjelaskan
dengan kalimat sendiri serta siswa mampu mengimplementasikan suatu objek
kedalam hal yang sesuai.
Dengan demikian, seseorang dikatakan memahami sesuatu apabila ia
mampu mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya
dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Siswa tidak lagi hanya mengingat dan
menghafal suatu informasi yang diperolehnya, melainkan ia harus dapat memilih
dan mengorganisasikan informasi tersebut. termasuk di dalamnya menafsirkan
suatu bagan, gambar, grafik untuk menjelaskan dengan kalimatnya sendiri.
Konsep merupakan buah pikiran seseorang atau sekelompok orang yang
dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi
prisip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman,
melalui generalisasi dan berpikir abstrak.11 Hal ini sejalan dengan pendapat
Rosser dalam Sagala yang menyatakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang
mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau
hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama.12
Sedangkan konsep adalah suatu gagasan abstrak yang digeneralisasi dari
contoh-contoh khusus.13 Para ahli berbeda-beda dalam mendefinisikan suatu
konsep. Hamalik menyatakan bahwa, “Konsep adalah suatu kelas atau kategori
stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.14 Rumusan definisi tersebut mempunyai
makna yang sama, yaitu konsep merupakan abstraksi yang menggambarkan ciriciri umum dari sekelompok objek, proses, peristiwa, fakta atau pengalaman
lainnya.
10
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2005), Cet. 4, h.121
11
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 71.
12
Ibid., h. 73
13
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Indeks, 2008),
h. 298.
14
Oemar Hamalik, ibid, h. 162.
11
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpukan bahwa konsep adalah
ide abstrak yang memungkinkan siswa dapat mengklasifikasikan objek ke dalam
contoh atau bukan contoh dan menghubungkan ide abstrak tersebut ke dalam
objek atau peristiwa yang memiliki relasi.
Dengan demikian, mempelajari suatu konsep merupakan kemampuan
mengelompokkan benda atau peristiwa yang mempunyai suatu relasi. Konsep
menunjuk kepada pemahaman dasar. Siswa dapat mengembangkan suatu konsep
ketika mereka mampu mengklasifikasikan benda-benda atau ketika mereka dapat
mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu. Konsep mewakili
sebuah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama dan dituangkan dalam bentuk
suatu kata yang mewakili konsep itu. Jadi lambang konsep dituangkan dalam
bentuk suatu kata atau bahasa.
Menurut Gagne, individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu
melalui formasi konsep dan asimilasi konsep.15 Formasi konsep menyangkut cara
materi atau informasi diterima peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu
sebelum ia masuk sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh
semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu.
Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif dan
merupakan suatu belajar menemukan.
Ada beberapa keuntungan dari pengajaran konsep yaitu:
1) Mengurangi beban berat bagi memori karena kemampuan manusia dalam
mengkategorikan berbagai stimulus terbatas.
2) Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun berpikir. Artinya
dengan
memahami
sebuah
konsep,
siswa
mampu
membangun
pemikirannya mengenai suatu pelajaran yang sedang dipelajari.
3) Konsep-konsep merupakan dasar untuk proses mental yang lebih tinggi.
Misalnya untuk melakukan penalaran, menyelesaikan masalah, seseorang
memerlukan konsep sebagai dasar proses berpikirnya.
4) Konsep perlu untuk memecahkan masalah. Artinya seorang siswa akan
mampu memecahkan masalah matematika, apabila ia menguasai konsepkonsep matematika.
15
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009) h. 73.
12
Suatu konsep biasanya digunakan secara berkesinambungan untuk
menjelaskan konsep lain. oleh karena itu siswa harus benar-benar mampu
mengklasifikasikan konsep dalam masalah dan memahami relasinya atau
keterkaitannya. Karena apabila terjadi kesalahan konsep yang diterima siswa
maka akan berakibat fatal untuk mempelajari konsep-konsep berikutnya yang
masih ada keterkaitan dengan konsep sebelumnya.
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang dengan baik jika
terlebih dahulu disajikan konsep-konsep yang paling umum sebagai jembatan
informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur kognitif siswa.
Penyajian konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum penjelasan
yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara
informasi yang baru dengan informasi yang telah diterima pada struktur kognitif
siswa.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep merupakan tingkat kemampuan
yang mengharapkan siswa mampu menguasai konsep, situasi, fakta yang
diketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai
dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan tidak mengubah arti.
b. Pemahaman Konsep Matematika
Dalam pembelajaran matematika, pemahaman ditukan terhadap konsepkonsep matematika, sehingga lebih dikenal dengan istilah pemahaman konsep
matematika. Pemahaman dalam pengertian pemahaman konsep matematika
mempunyai beberapa tingkat kedalaman arti yang berbeda-beda. Berikut
diuraikan beberapa jenis pemahaman konsep matematika menurut para ahli.
1) Pemahaman konsep matematika menurut Skemp terbagi menjadi dua jenis,
yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional:16
a) Pemahaman instrumental merupakan kemampuan pemahaman di mana
siswa hanya tahu atau hapal suatu rumus dan dapat menggunakannya
dalam menyelesaikan soal secara algoritmik saja. Pada tahap ini, siswa
16
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), h. 168.
13
juga belum atau tidak bisa menerapkan rumus tersebut pada keadaan
baru yang berkaitan.
b) Pemahaman relasional merupakan kemampuan pemahaman di mana
siswa tidak hanya sekedar tahu atau hapal suatu rumus, tetapi dia juga
dapat menerapkan rumus tersebut untuk menyelesaikan masalahmasalah yang terkait pada situasi yang lain.
2) Bloom membedakan bahwa ada tiga kategori pemahaman, yakni
penerjemahan (translation), penafsiran (interpretation) dan ekstrapolasi
(extrapolation). Adapun masing-masing kategori pemahaman mengandung
pengertian sebagai berikut:17
a) Pengubahan (translation), kemampuan dalam memahami suatu objek
yang dinyatakan dengan cara lain dari pernyataan asal yang dikenal
sebelumnya. Pada pembelajaran matematika pemahaman (translation)
berkaitan dengan kemampuan siswa menerjemahkan kalimat dalam
soal menjadi bentuk lain.
b) Pemberian arti (interpretation), yaitu pemahaman yang berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang
tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah.
c) Pembuatan eksrapolasi (extrapolation), yaitu pemahaman yang
berkaitan dengan kemampuan siswa menerapkan konsep dalam
perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal.
Secara operasional pemahaman konsep matematika didefinisikan sebagai
kemampuan siswa dalam menjelaskan, menguraikan, merumuskan, mengubah,
menyimpulkan, menentukan suatu konsep dalam berbagai bentuk representasi
ataupun dengan menggunakan kalimatnya sendiri.
Seseorang dikatakan memahami suatu konsep matematika bila ia telah
mampu melakukan beberapa hal di bawah ini:18
1) Menemukan kembali suatu konsep yang belum diketahui berdasarkan pada
pengetahuan dan pengalaman yang diketahui dan dipahami sebelumnya.
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 157
Suhendra dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007) h. 7-21.
18
14
2) Mendefinisikan atau mengungkapkan suatu konsep dengan kalimat sendiri
dengan gagasan konsep tersebut.
3) Mengidentifikasi hal-hal yang relevan dengan suatu konsep dengan cara
yang tepat.
4) Memberikan contoh dan bukan contoh atau ilustrasi yang berkaitan dengan
suatu konsep.
Tingkat pemahaman konsep siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut:19
1) Pengorganisasian bahan ajar, semakin baik bahan ajar semakin baik
tingkat pemahaman siswa terhadap bahan ajar tersebut.
2) Kejelasan kata, yaitu menggunakan kata yang jelas dan bermakna pasti
hanya satu.
3) Untuk mempermudah pemahaman, sebaiknya informasi diperjelas dengan
contoh-contoh dua arah.
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika terlebih
dahulu disajikan konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum penjelasan
yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara
informasi yang telah ada dengan informasi yang baru diterima pada struktur
kognitif siswa.
Pada penelitian ini, pemahaman konsep matematika yang digunakan
adalah pemahaman konsep matematika menurut Bloom, yaitu translation,
interpretation, dan extrapolation. Pemahaman konsep penting ditanamkan pada
siswa, karena keberhasilan dan kesalahan dalam pemahaman konsep-konsep yang
bersifat mendasar dalam kajian suatu baham mempunyai dampak pada konsepkonsep dalam bahan kajian lainnya, karena matematika adalah ilmu yang terus
berjenjang dari tahap awal ke tahap selanjutnya.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep
matematika adalah kemampuan siswa dalam menerjemahkan, menafsirkan, dan
menyimpulkan
19
suatu
konsep
matematika
berdasarkan
pembentukan
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), Ed.
Pertama, h. 153.
15
pengetahuannya sendiri bukan sekedar menghafal. Selain itu siswa dapat
menemukan dan menjelaskan kaitan suatu konsep dengan konsep lainnya.
3. Pendekatan Cont