Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V Min 15 Bintaro Jakarta Selatan

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh Jovita Damayanti NIM 1111018300045

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1437 H


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran terhadap keterampilan menulis puisi kelas V. Penelitian ini dilaksanakan di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian nonequivalent control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian yang pertama berjumlah 36 siswa untuk kelas eksperimen dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran. Sampel yang kedua berjumlah 36 siswa untuk kelas kontrol tidak menggunakan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran. Analisis data proses kedua kelompok menggunakan uji-t dengan bantuan SPSS 22 for Windows diperoleh hasil sig (2-teiled) atau probabilitas sebesar 0,015 sedangkan taraf signifikansinya sebesar 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (0,015<0,05). Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika probabilitas < 0,05, maka ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran terhadap keterampilan menulis puisi siswa.

Kata Kunci: Pemanfaatan Lingkungan, Media Pembelajaran, Keterampilan Menulis Puisi


(7)

ii

This study aims to determine the effect of the use of the environment as a learning medium for poetry writing skills grade V. This research was conducted at MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan. The method used is a quasi-experimental research design with nonequivalent control group design. Sampling was done by using purposive sampling technique. The first study sample totaled 36 students to a class experiment with using the environment as a learning medium. The second sample amounted to 36 students to use a control class does not use environment as a learning medium. The data analysis process of the two groups using t-test with SPSS 22 for Windows obtained results sig (2-teiled) or a probability of 0.015 while the significance level of 0.05 (5%). It shows the probability value is less than the significance level (0.015 <0.05). Based on testing criteria have been established, namely: if the probability <0.05, rejected. This shows that there are significant environmental use as a medium of learning to the students poetry writing skills.


(8)

iii

memenuhi tugas akhir dalam menempuh gelar sarjana (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dengan judul skripsi “Pengaruh

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan”.

Apa yang penulis uraikan dalam pembahasan skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat penulis capai. Namun demikian, sebagai manusia yang penuh kekurangan penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah bisa dikatakan sebagai karya yang sempurna. Tapi inilah yang dapat penulis persembahkan sebagai pemenuh tugas dan wujud tanggung jawab keilmuan dari penulis.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan syukur dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku Ketua Prodi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing, memotivasi dan memfasilitasi seluruh mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

3. Makyun Subuki, M. Hum, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memotivasi, mengarahkan penulis selama proses penulisan skripsi serta meluangkan waktunya bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis.


(9)

iv penelitian di MIN 15 Bintaro.

7. Lathifatul Amanati, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di MIN 15 Bintaro.

8. Seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan motivasi, semangat, doa dan dukungan baik moril dan materil.

10.Sahabat-sahabatku Endang Sri Rahayu, Rifaatul Afifah, Mona Sylviana, Nayu Patmonowati, Hafidzah Nadia, Nurliana, Husen Alfany, Kharunisa, dan seluruh teman-teman PGMI angkatan 2011 yang sudah memberikan motivasi, dukungan dan dorongan untuk penulis.

11.Murid-murid MIN 15 Bintaro terutama seluruh murid kelas VB dan VC atas keramahan dan bantuannya untuk penulis selama penelitian.

Terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal soleh. Amin.

Jakarta, 9 November 2015


(10)

v

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ... 6

1. Menulis ... 6

a. Menulis ... 6

b. Kegunaan Menulis ... 7

c. Tujuan Menulis ... 8

d. Macam-Macam Menulis di SD ... 10


(11)

vi

3. Media Pembelajaran ... 18

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 18

b. Fungsi Media Pembelajaran ... 19

c. Kriteria Pemilihan Media ... 20

d. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran ... 21

e. Langkah-Langkah Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran ... 24

f. Keuntungan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Media .... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 27

D. Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B. Metode dan Desain Penelitian ... 30

C. Populasi dan Sampel ... 32

D. Variabel Penelitian... 33

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 33

F. Validitas ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 37

H. Hipotesis Statistik ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Objek Penelitian ... 41

B. Deskripsi Kegiatan Penelitian... 43


(12)

vii BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 87 B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN - LAMPIRAN


(13)

viii

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Menulis Puisi ... 35 Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Puisi

Kelompok Eksperimen... 48 Tabel 4.2 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Puisi

Kelompok Kontrol ... 49 Tabel 4.3 Data Statistik Nilai Pretest Keterampilan Menulis Puisi Kelas VB

dan Kelas VC ... 49 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan

Menulis Puisi Kelas VB ... 51 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan

Menulis Puisi Kelas VC ... 53 Tabel 4.6 Data Statistik Nilai Posttest Keterampilan Menulis Puisi

Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 54 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Keterampilan

Menulis Puisi Kelompok Eksperimen ... 55 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Keterampilan

Menulis Puisi Kelompok Kontrol ... 56 Tabel 4.9 Perbandingan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol ... 58 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas VB dan Kelas VC ... 60 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ... 61 Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas VB dan Kelas VC ... 62 Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ... 62 Tabel 4.14 Hasil Uji-t Data Posttest Keterampilan Menulis Puisi Kelompok


(14)

ix

Grafik 4.2 Histogram Distribusi Data Nilai Pretest Keterampilan Menulis Puisi Kelas VC ... 53 Grafik 4.3 Histogram Distribusi Data Nilai Posttest Keterampilan Menulis

Puisi Kelompok Eksperimen ... 56 Grafik 4.4 Histogram Distribusi Data Nilai Posttest Keterampilan Menulis


(15)

x

Lampiran 2 : Pedoman Observasi Tahap Awal Kelas VC Lampiran 3 : Hasil Wawancara

Lampiran 4 : Nilai Pretest Keterampilan Menulis Puisi Kelas VB Lampiran 5 : Nilai Pretest Keterampilan Menulis Puisi Kelas VC

Lampiran 6 : Nilai Posttest Keterampilan Menulis Puisi Kelas Eksperimen Lampiran 7 : Nilai Posttest Keterampilan Menulis Puisi Kelas Kontrol Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Lampiran 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Lampiran 10 : Format Penilaian Menulis Puisi dan Kriteria Penilaian Menulis

Puisi

Lampiran 11 : Instrumen Penelitian Pretest Kelasn VB dan Kelas VC Lampiran 12 : Instrumen Penelitian Posttest Kelompok Kontrol Lampiran 13 : Instrumen Penelitian Posttest Kelompok Eksperimen Lampiran 14 : Hasil Menulis Puisi Pretest Kelas VC

Lampiran 15 : Hasil Menulis Puisi Pretest Kelas VB Lampiran 16 : Hasil Menulis Puisi Posttest Kelas Kontrol Lampiran 17 : Hasil Menulis Puisi Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 18 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian


(16)

1

Dalam pembelajaran di sekolah dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan materi pelajaran yang sangat pokok. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki berbagai macam keterampilan mulai dari keterampilan menyimak, berbicara, mendengarkan, sampai pada keterampilan menulis. Semua keterampilan berbahasa tersebut merupakan keterampilan yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Secara kronologi, keempatnya tumbuh dalam diri setiap individu. Pada tingkatan paling sederhana, yaitu dalam wujud kemampuan berkomunikasi langsung dengan bahasa lisan, kita memiliki kemampuan menyimak dan berbicara. Selanjutnya, tahapan yang setingkat lebih tinggi adalah membaca, dan yang paling rumit adalah menulis dalam bentuk bahasa tulis.1

Berbicara mengenai pengajaran Bahasa Indonesia tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Menurut Heaton yang dikutip dari Kundharu Saddhono dan St.

Y. Slamet, “menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.

Oleh karena itu, keterampilan menulis dikuasai seseorang sesudah

menguasai berbahasa lain”.2

Dengan demikian, keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang dikuasai sesudah menguasai keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca.

1

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu,

(Yogyakarta: Familia, 2012), h. 203-204. 2

Kundharu Saddhono dan Y. Slamet, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2014), h.150


(17)

Kegiatan menulis dibagi menjadi dua yakni menulis permulaan dan menulis lanjut. Menulis lanjut diberikan kepada siswa kelas 4 sampai siswa kelas 6 sekolah dasar. Pembelajaran menulis lanjut berisi kegiatan-kegiatan berbahasa tulis yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya dan bidang pekerjaan pada khususnya. Pembelajaran menulis lanjut di sekolah dasar menekankan pelatihan penulisan berbagai bentuk tulisan, misalnya surat, prosa, puisi, pidato, naskah drama, laporan, naskah berita, pengumuman, iklan cara menulis ringkasan, mengisi formulir dan sebagainya.

Pembelajaran menulis di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang menuntut pemahaman serta penalaran yang tinggi bagi siswa. Khususnya dalam menulis puisi yang dituntut untuk membuat sebuah tulisan yang indah, bermakna dan adanya aturan-aturan yang baku. Siswa yang tadinya kesulitan menuangkan ide dalam bentuk kata-kata yang indah dan bermakna ternyata bisa diatasi dengan pemilihan media yang tepat, yaitu dengan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran.

Melatih siswa dalam kegiatan menulis puisi sangatlah penting. Kegiatan menulis kreatif puisi tidak hanya digunakan untuk mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan bahasa. Dengan kegiatan menulis kreatif puisi siswa diharapkan dapat memperoleh minat segar yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri. Pembelajaran menulis puisi tidak harus dipakai untuk mencetak sastrawan, pembelajaran menulis puisi dapat dipakai untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pembelajaran menulis puisi juga dapat digunakan untuk melatih kreativitas siswa. Meskipun dalam kenyatannya, banyak siswa yang cenderung menghindari pembelajaran menulis puisi. Mereka menganggap bahwa kegiatan menulis puisi adalah kegiatan yang sulit dan membosankan.


(18)

Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan guru bahasa Indonesia pada tanggal 23 Februari 2015, pertama diketahui bahwa pembelajaran menulis puisi di kelas V MIN 15 Bintaro masih mengalami berbagai kendala dan kesulitan yaitu terkait media yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Kemudian beliau mengemukakan bahwa pembelajaran menulis puisi kurang diminati oleh para siswa karena siswa masih sering merasa kebingungan dalam menuangkan ide dan imajinasinya. Kesulitan yang kedua adalah dalam kendala waktu, biasanya siswa menulis puisi tidak bisa menulis dalam waktu yang terbilang singkat tetapi bisa dikatakan lama. Kemudian yang ketiga adalah kesulitan dari segi minat, ternyata beberapa siswa diketahui tidak memiliki minat untuk menulis puisi.

Usaha untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi diperlukan media pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu diperlukan suatu solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi. Salah satunya dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia. Penggunaan media lingkungan ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi.

Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam menulis puisi khususnya pada kelas V MIN 15 Bintaro Tahun ajaran 2014/2015. Pembelajaran dengan pemanfaatkan media lingkungan ini memberikan alternative cara pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia dengan cara membangun makna atau dengan melibatkan lebih banyak indra penglihatan, indra pendengaran, indra perabaan, indra penciuman pada siswa dan memberikan pengalaman yang lebih berkesan sehingga siswa dapat mengekspresikannya dalam bentuk karya sastra yaitu puisi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk


(19)

Pemanfaatan Lingkungan Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa

Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diidentifikasi penyebab timbulnya masalah, antara lain:

1. Keterampilan menulis puisi adalah suatu keterampilan yang dianggap sulit bagi siswa.

2. Minat siswa dalam menulis puisi masih kurang.

3. Imajinasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi kurang terakomodir.

4. Media yang tepat untuk memotivasi siswa dalam menulis puisi belum digunakan secara maksimal oleh guru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam penelitian

ini dibatasi pada “pengaruh media pemanfaatan lingkungan terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta

Selatan”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas, maka perumusan dalam penelitian ini adalah

“bagaimanakah pengaruh media pemanfaatan lingkungan terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan?”


(20)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh media pemanfaatan lingkungan terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai bahan masukan dan dapat memberi tambahan wawasan yang berkaitan dengan pembelajaran materi menulis puisi melalui pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran. b. Dapat dipergunakan seagai media alternatif bagi guru di sekolah

lain dalam mengajarkan materi menulis puisi yang lebih efektif dan efisien bagi siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Dengan pemanfaatan lingkungan sekitar dalam pembelajaran menulis puisi, siswa menjadi lebih mudah dalam menulis puisi. b. Bagi Guru

Guru dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan menulis puisi dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan serta menjadikan siswa lebih kreatif dan aktif.

c. Bagi Peneliti

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi proses belajar bagi peneliti sebagai guru yang memiliki inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan pembelajaran.


(21)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik 1. Menulis

a. Konsep Menulis

Menurut Bloom yang dikutip Zulela H. M. Saleh,

“keterampilan atau skill adalah kualitas proses dari pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh mereka yang memiliki pengetahuan dan menggunakan pengetahuannya untuk menangani masalah atau situasi

baru”.1

Kemudian menurut Tarigan, keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis.2

Keterampilan menulis berkaitan dengan kegiatan seseorang dalam memilih, memilah dan menyusun pesan untuk di transaksikan itu dapat berwujud ide (gagasan), kemauan, keinginan, perasaan, ataupun informasi.Selanjutnya, pesan tersebut dapat menjadi isi sebuah tulisan yang ditransaksikan kepada pembaca.Melalui sebuah tulisan, pembaca dapat memahami pesan yang di transaksikan serta tujuan penulisan.

Menulis bukanlah keterampilan yang diwariskan dari leluhur.Terbukti bahwa tidak semua orang memiliki keterampilan menulis.Keterampilan menulis hanya dimiliki orang-orang tertentu.Ini dapatdibuktikan tidak setiap hasil tulisan dapat dipandang sebagai hasil kegiatan seseorang dalam menulis.3

1

Zulela H. M. Saleh, Terampil Menulis Di Sekolah Dasar, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2013), h.26

2

H. G. Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h.1

3

Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD,

(Bandung: UPI Press, 2007), h. 125.


(22)

Ada beberapa pengertian tentang menulis menurut beberapa ahli mengenai pengertian menulis yaitu sebagai berikut:

1) Menurut Mc Crimmon yang dikutip Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, “menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas”.4

2) Menurut Suparno dan M. Yunus, “menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya.5

3) Menurut Sokolik sebagaimana dikutip oleh Zulela H. M. Saleh,

“menulis adalah kombinasi antara proses dan produk. Prosesnya yaitu pada saat mengumpulkan ide-ide sehingga tercipta tulisan yang dapat terbaca oleh pembaca yang merupakan produk dari kegiatan yang dilakukan penulis”.6

Berdasarkan beberapa pengertian tentang menulis yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang mudah dipahami yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengungkapkan ide-ide, gagasan, buah pikiran dan perasaan yang diungkapkan dalam bahasa tulis.

b. Kegunaan Menulis

Banyak keuntungan yang didapatkan dari keterampilan menulis.Menurut Akhadiah dkk., dalam pendidikan bahasa dan sastra

4

Kundharu Saddhono dan Y. Slamet, op. cit., h. 151. 5

Ibid.

6


(23)

Indonesia di kelas tinggi tulisan Novi Resmini dkk., ada delapan kegunaan menulis yaitu sebagai berikut7:

1. Mampu mengembangkan pola berfikir dalam menggali pengetahuan dan pengalamannya.

2. Mampu mengembangkan pola bernalar, menghubungkan, serta membanding-bandingkan fakta sehingga menimbulkan gagasan baru.

3. Mampu memperluas wawasan penulisan secara teoritis mengenai fakta-fakta yang berhubungan.

4. Mampu mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.

5. Penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara objektif.

6. Dengan menulis memudahkan untuk memecahkan permasalahan, mampu menganalisis secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.

7. Penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif.

8. Kegiatan menulis mampu membiasakan untuk berfikir dan berbahasa secara tertib dan benar.

Dari penjelasan mengenai kegunaan menulis diatas dapat disimpulkan bahwa menulis mampu mengembangkan gagasan/ide penulis secara lebih luas, kritis, dan sistematis sehingga mampu menyampaikannya secara tersurat.

c. Tujuan Menulis

Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan, menyatakan tujuan menulis adalah sebagai berikut8:

7

Novi Resmini dan Dadan Juanda,Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 117.

8


(24)

1. Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis, menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas menerangkan buku).

2. Altruistick Purpose (Tujuan Alturistik)

Penulis bertujuan menyenangkan pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

3. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakannya.

4. Informational Purpose (Tujuan Informasional)

Tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca.

5. Self-expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

6. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

Tujuan penulisan ini erat kaitannya dengan tujuan pernyataan diri.Tulisan ini bertujuan mencapai nilai-nilai artistic dan nilai-nilai kesenian.

7. Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Tulisan ini bertujuan memecahkan masalah yang dihasapi.Penulis menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.


(25)

d. Macam-macam Menulis di SD

Macam-macam menulis yang dapat diajarkan di SD dapat dijelaskan sebagai berikut9:

1. Menurut tingkatannya

a. Menulis permulaan (kelas 1 dan 2) b. Menulis lanjut (kelas 3-6)

2. Menurut isi/bentuknya

a. Karangan Verslag (laporan), umumnya diberikan di kelas kelas rendah, misalnya: menceritakan kembali (secara tertulis) apa-apa yang dialami dalam Pengajaran Lingkungan.

b. Karangan Fantasi: mengeluarkan isi jiwa sendiri (ekspresi jiwa),

misalnya: “Cita-citaku Setelah Tamat SD”, “Seandainya Aku

Jadi Presiden”.

c. Karangan Reproduksi: umumnya bersifat menceritakan atau menguraikan suatu perkara yang telah dipelajari atau dipahami, seperti hal-hal yang mengenai Astronomi, Gejala Alam, atau menuliskan dengan kata-kata sendiri tentang apa yang telah dibaca, dan lain-lain.

d. Karangan Argumentasi: karangan berdasarkan alasan tertentu. Siswa dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikirannya berdasarkan alasan yang sesuai pendapatnya.

3. Menurut susunannya a. Karangan terikat : puisi b. Karangan bebas : prosa

c. Karangan setengah bebas setengah terikat

9


(26)

e. Proses Menulis dalam Pembelajaran Menulis

Sebagai suatu proses, menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan dipelajari. Menulis sebagi suatu keterampilan dasar yang memiliki beberapa tahapannya, yakni pramenulis (prewriting), menulis konsep (drafting), merevisi (revising), mengedit (editing), dan publikasi (publishing)10.

1. Pramenulis (prewriting)

Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis. Gagasan yang akan ditulis siswa berkitan erat dengan pengetahuan siswa. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk membantu siswa menemukan gagasan untuk tulisannya.Tentu saja gagasan yang nantinya ditemukan siswa merupakan bahan tulisan yang diminati.

Untuk menemukan suatu hal yang diminati dan sesuai dengan keinginan siswa, guru dapat melakukan curah pendapat dengan siswa membahas mengenai tema dan topik tulisan yang sesuai.

Pramenulis sebagai satu tahapan dari rangkaian proses yang akan tampak ketika seorang penulis mengenali, menggali, memahami, dan menyeleksi pengetahuan awalnya sesuai dengan topik tulisannya. Berikut ini beberapa kegiatan pramenulis:

1. Siswa memilih topik.

2. Menemukan dan mengorganisasikan gagasan. 3. Mengidentifikasi untuk siapa ia menulis. 4. Mengetahui tujuan ia menulis.

5. Memilih bentuk dan komposisi yang tepat berdasarkan audien dan tujuan.

Topik yang akan ditulis siswa akan lebih baik bila sesuai dengan minatnya. Karena dalam menulis melibatkan pengalaman si penulis

10


(27)

dalam tulisannya. Apabila topik yang akan ditulis dibatasi atau ditentukan terlebih dahulu maka proses menulis akan menjadi terbatas dan tidak sesuai dengan minat siswa. Siswa akan kesulitan menemukan gagasan dan mengorganisasikan gagasan yang dipola oleh guru. 2. Menulis Konsep (drafting)

Pada tahap ini siswa membuat konsep kerangkanya dalam bentuk dasar.Tulisan kasar inilah penulis berupaya untuk menarik pembaca dengan tulisannya.Dengan demikian konsep tulisan yang masih kasar ini lebih mengutamakan isi bukan hal-hal yang bersifat mekanis. Siswa dibiarkan menuangkan gagasanya apa adanya dan sebebas mungkin. Tidak harus terikat dengan ejaan, tanda baca, kesalahan berbahasa, atau kerapian tulisan.Membiarkan siswa menumpahkan gagasan yang ada di kepalanya. Hal ini bertujuan agar siswa tidak ragu-ragu, karena pada tahap merivis akan diperbaiki, diubah,dan disusun ulang.

3. Merevisi (revising)

Pada tahap perbaikan siswa membaca kembali tulisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan penggarapan tulisannya.Siswa berkesempatan untuk merivisi kekeliruan yang dibuatnya, baik kekeliruan dalam penempatan gagasan, penyusunan tulisan, atau terkait dengan isi tulisan.

4. Mengedit (editing)

Mengedit merupakan tahap penyempurnaan tulisan yang dilakukan sebelum dipublikasikan.Pada tahap ini siswa mengedit kesalahan mekanikal yang dibuatnya pada waktu menulis draf kasar.Pengeditan lebih diarahkan pada ejaan, tanda baca, dan kesalahan mekanikal lainnya.Pelaksanaan pengeditan bisa dibekali buku-buku teori yang terkait dengan ejaan misalnya Ejaan Yang Disempurnakan.


(28)

Setelah semua tahap telah terlewati, maka tahap terakhir adalah publikasi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan penugasan untuk membacakan hasil karangan atau ditempel pada majalah dinding sekolah atau di depan kealas. Jadi publikasi yang dimaksud pada tahap ini adalah menyampaikan hasil tulisannya pada audien, bisa di kelas, kepada teman lainya, kepada orang tua, sehingga memperoleh kesadaran bahwa ia adalah pengarang.

Berdasarkan isi dan proses menurut Pappas dalam Novi Resmini dkk, menyatakan bahwa proses menulis memiliki sifat dinamis, interkatif, dan konstruktif. Dinamis karena menulis sangat dimungkinkan adanya perubahan dan pengubahan-pengubahan setelah berinteraksi dengan teks, diri sendiri, atau orang.11

Atas dasar ciri itu, pembelajaran proses menulis di sekolah dasar perlu ditampakkan dalam perencanaan, pengorganisasian kegiatan pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran menulis, guru perlu mempertimbangkan karakteristik proses berfikir siswa dalam mengolah, menghayati, dan mengkonseptualisasikan isi pembelajarannya. Sedangkan pengorganisasian kegiatan pembelajaran menulis, secara ideal selain memberikan peluang belajar secara individual, juga memberikan peluang belajar menulis secara kooperatif.

2. Puisi

a. Pengertian Puisi

Dalam Puisi dan Metodologi Pengajaran, B. P Situmorang membeberkan bahwa perkataan puisi berasal dari bahasa Yunani yang juga dalam bahasa Latin poietes (Latin poeta).Mula-mula artinya pembangun, pembentuk, pembuat.Asal kata dari poieo atau poio atau

11

Novi Resmini, Nenden Sundari dan Yayah Churiyah,Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya, Bandung: UPI Press, 2006), h. 122.


(29)

poeo yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair.Kemudian arti puisi semakin dipersempit mejadi hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut irama, sajak, dan kata kiasan.12

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi dimaknai sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.13

Menurut Waluyo puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mongensentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya.14

Menurut Djago Tarigan puisi anak adalah puisi yang sesuai dengan lingkungan anak-anak.Baik dari segi temanya, penggunaan bahasanya, pemakaian katanya dan berisi nilai-nilai yang bersifat mendidik.15

Puisi mampu mengungkapkan secara lebih banyak daripada sekadar apa yang tertulis dan sekaligus ditulis dan di ekspresikan lewat bahasa yang khas puisi yang lain daripada bahasa keseharian. Artinya, bahasa puisi itu singkat dan padat, dengan sedikit kata-kata mampu membangkitkan analogi atau tafsiran makna yang lebih luas.Hanya saja, untuk puisi anak intensitas keluasan makna itu tampaknya belum seluas puisi orang dewasa, karena daya jangkau imajinasi anak dalam hal pemaknaan puisi masih terbatas.Demikian juga kemampuan anak

12

Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2012), h. 9.

13

Ibid.,h.10. 14

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 108.

15

Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), h. 10.43.


(30)

dalam hal penggunaan bahasa, dilihat dari bentuk ungkapan kebahasaan puisi anak tentunya masih lebih sederhana.16

Dalam puisi anak aspek emosi selalu sejalan dengan cerapan indera.Artinya, berbagai luapan emosi anak dipengaruhi oleh tanggapan inderanya terhadap sesuatu yang ada di sekeliling karena daya jangkau imajinasi anak masih terbatas. Kemudian dalam puisi anak baik apa yang diungkapkan maupun seleksi bahasa yang dipilih, misalkan menyangkut penggunaan ungkapan dan citraan, mencerminkan perasaan dan pengalaman anak. Puisi anak, baik dalam hal bahasa maupun makna yang diungkapkan masih polos, lugas, apa adanya.17

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah pengungkapan pikiran dan perasaan seseorang ke dalam sebuah tulisan dengan menggunakan bahasa yang dipadatkan dan memperhatikan struktur fisik dan struktur batinnya.

b. Unsur-unsur Puisi a. Tema

Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya.Tema mengacu pada penyair.Pembaca sedikit banyak harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi tersebut.18

b. Diksi

Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.Karena puisi adalah bentuk karya sastra

16

Ibid.,h. 313. 17

Ibid.

18

Herman J. Waluyo, Apresiasi Puisi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 17.


(31)

yang dengan sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.19

Penggunaan diksi berbeda-beda tergantung pada tujuan akhir yang hendak dicapai seorang penulis.Untuk puisi anak diksi yang dipergunakan lebih sering bermakna denotative.Hal ini karena puisi anak harus benar-benar menggunakan bahasa anak yang sederhana dan lugas.

c. Pengimajian

Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga: imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti yang dialami penyair.20

Artinya, bagaimana cara menulis puisi dalam menyuguhkan pengalaman batin kepada pembaca agar pembaca seoah-olah ikut melihat, mendengar, menyentuh, dan mengalami sendiri peristiwa yang dibacanya melalui puisi tersebut.

d. Rasa

Rasa yaitu sikap pengarang terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya. Rasa disebut juga sebagai emosional, misalnya: sedih, senang, marah., gembira, dll.21

19

Wahyudi Siswanto., op. cit, h. 114. 20

Ibid.,h. 118. 21


(32)

e. Kata-Kata Konkrit

Kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap dengan indra. Dengan kata konkret akan memungkinkan imaji muncul.22

Penulis dituliskan dengan kata-kata yang konkret untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus diperjelas.Penggunaan kata-kata konkrit bukan hanya nyata dan jelas, tetapi juga padat.

f. Rima/Bunyi

Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang pada puisi.Dalam kepustakaan Indonesia, ritme atau irama adalah turun naiknya suara secara teratur, sedangkan rima atau sajak adalah persamaan bunyi.23Rima dapat menjadikan puisi lebih indah dan menjadikan makna lebih kuat.

g. Nada dan Suasana

Nada dalam puisi adalah sikap penyair terhadap pembacanya.Dari sikap itu terciptalah suasana puisi.Ada puisi bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, sungguh-sungguh, patriotic, belas kasih (memelas), takut, mencekam, santai, masa bodoh, pesimis, humor, mencemooh, kharismatik, dan sebagainya.24

h. Amanat Puisi

Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi.Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca.Sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap

22

Ibid.,h. 119. 23

Djago Tarigan., op. cit, h. 10.48. 24


(33)

suatu hal. Meskipun ditentukan berdasarkan cara pandang pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair.25

c. Langkah-Langkah dalam Menulis Puisi

Dalam pembuatan puisi tidak langsung menulis puisi pada media yang akan digunakan, tetapi juga harus mempunyai tahap-tahap menulis puisi dengan baik dan benar. Berikut adalah langkah-langkah dalam menuls puisi:26

a. Amati objek/sesuatu yang akan ditulis. b. Menentukan tema.

c. Menulis tema tersebut menjadi judul puisi. d. Mengembangkan menjadi sebuah puisi.

e. Menyusun tiap kalimat berurutan kebawah, satu baris berisi satu kalimat yang tidak terlalu panjang.

f. Jika ada kalimat yang panjang, perpendek dengan membuang kata tugas satu menjadi kalimat inti.

g. Mencari kalimat atau kata yang bisa diganti dengan kata yang memiliki intensitas makna lebih kuat dan lebih imajinatif.

h. Memperbaiki kata tiap kalimat jika dianggap masih kurang memenuhi keindahan bunyi dan boleh juga mempergunakan gaya bahasa.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

pengantar.Association for Education and Communication Technology

25

Ibid.,h. 40.

26


(34)

(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instructional.27

Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.28

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.29

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Media mempunyai fungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan

27

Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.1. 28

Pupuh Faturrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung, 2007), h.65.

29

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), h.7.


(35)

pengelaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep komplek dan abstrak menjadi sederhana, konkret, dan mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap anak terhadap materi pembelajaran.30

c. Kriteria Pemilihan Media

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, diantaranya yaitu:31

1. Media yang dipilih selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.

3. Kondisi siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi siswa. 4. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru

mendesain sendiri media yang akan digunakan.

5. Media yang dipilih dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang inin

30

Basyiruddin Usman., op.cit., h. 21. 31


(36)

dicapai oleh seorang pendidik dengan pertimbangan kondisi dan keterbatasan yang ada dalam lingkungan pembelajaran.

d. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran

Media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Dalam kamus Bahasa Inggris perististilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environtment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada disekitar atau sekeliling.32

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan memberikan pengaruh tertentu kepada individu.33Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup lainnya. Lingkungan yang ada disekitar anak-anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber belajar yang tersedia dilingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.

Pembelajaran di luar kelas bertujuan untuk mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreativias mereka

32

Husamah, Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 2.

33

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.195.


(37)

luasnya di alam terbuka.Selain itu, kegiatan belajar mengajar di luar kelas juga bertujuan memberikan ruang kepada mereka untuk mengembangkan inisiatif personal mereka.34

Lingkungan yang berada sekitar kita baik sekolah maupun luar sekolah dapat dijadikan sebagai sumber belajar.Media lingkungan merupakan media yang ekonomis, namun dapat digunakan untuk hasil yang maksimal. Media ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan media-media lain, salah satunya dapat menghilangkan kejenuhan siswa karena terus belajar di ruangan kelas. Belajar di alam seitar tentunya akan lebih menyenangkan dan menimbulkan motivasi belajar yang lebih tinggi bagi para siswa. Hal ini tentunya akan menghasilkan dampak yang positif bagi pembelajaran.35

Untuk mencapai hasil yang optimum dari proses belajar-mengajar, salah satu hal yang sangat disarankan adalah digunakannya media yang bersifat langsung dalam bentuk realita, dengan begitu akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.36

Seiring dengan perkembangan zaman, guru dituntut untuk lebih inovatif dalam menghadirkan proses pembelajaran yang memiliki nuansa menyenangkan sehingga mampu mengikat hati para siswanya untuk belajar. Menggunakan media lingkungan dalam proses pembelajaran menulis puisi merupakan salah satu jalan untuk mendukung hal tersebut. Belajar sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan itu akan lebih mengena bila dibandingkan dengan belajar sesuatu yang abstrak.

34

Adelia Vera, Metode Mengajar Anak di Luar Kelas, ( Jogjakarta: Diva Press, 2012), h.22.

35

Basyiruddin Usman., op.cit., h. 109. 36

Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2003), h. 118.


(38)

Media lingkungan ini memberikan alternatifcara pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia dengan cara membangun makna atau dengan melibatkan lebih banyak indra penglihatan, indra pendengaran, indra perabaan, indra penciuman pada siswa dan memberikan pengalaman yang lebih berkesan (karena mengalami sendiri) tentang materi pelajaran.

Pemanfaatan media lingkungan dalam materi menulis puisi yang dimaksud yaitu siswa diarahkan untuk belajar diluar kelas, menulis puisi dengan cara melihat objek di lingkungan sekolah secara langsung. Mengamati, merenungkan, berfikir, dan berimajinasi menurut objek yang mereka senangi.

Menurut Purwanto, manfaat pembelajaran puisi diluar kelas (lingkungan) adalah sebagai berikut:37

1. Mendekatkan pembelajar dengan objek pembelajaran. Materi pembelajaran akan mudah diterima oleh pembelajar karena objek belajar yang bersifat konkret sehingga siswa tidak hanya mengira-ngira objek pembelajaran berdasarkan imajinasinya semata.

2. Dapat mengatasi kejenuhan siswa berkreasi membuat puisi. Belajar didalam ruangan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan siswa (juga guru) merasa jenuh. Hal ini disebabkan kurangnya variasi pandangan dan objek yang dipelajarinya.

Membuat puisi memerlukan suatu kondisi yang tenang dan inspiratif. Jika kegiatan itu hanya dilakukan dalam suatu ruang dengan pandangan yang terbatas, maka siswa akan merasa kurang nyaman. Kalau keadaan ini berlangsung relatif lama atau dalam tingkat keseringan yang tinggi, maka tidak menutup kemungkinan siswa akan merasa jenuh yang berakibat tidak berkembangnya keinginan siswa untuk lebih kreatif membuat puisi. Agar siswa

37


(39)

tidak merasa jenuh, guru perlu mengajak siswa belajar di luar ruang kelas.

3. Dapat meningkatkan kreativitas siswa. Dengan melihat langsung objek pembelajaran dan didukung suasana alam terbuka menjadikan siswa lebih kreatif dalam membuat puisi. Hal ini disebabkan siswa dengan mudah menemukan inspirasi.

4. Dapat meningkatkan kebersamaan dan kesetiakawanan siswa. Siswa yang mengerjakan tugas guru di luar ruang kelas akan terlihat lebih aktif dan agresif. Tampak kebersamaan dalam mengerjakan tugas.

5. Memberikan inspirasi kepada pembelajar untuk menemukan gambaran nyata tentang objek yang akan dituangkan dalam puisinya sekaligus memotivasi pembelajar untuk lebih produktif membuat puisi. Hal ini dapat menyebabkan keyakinan siswa yang tinggi bahwa membuat puisi itu tidaklah sulit. Jika kesadaran ini telah tertanam pada siswa, maka peran guru tinggal memotivasi kepada siswa untuk menciptakan puisi dalam berbagai peristiwa.

e. Langkah-Langkah Pemanfaatan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran

a. Langkah Persiapan

Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini, antara lain:

1. Guru menentukan tujuan belajar yang diharapkan dicapai oleh para siswa, kemudian siswa diberitahu tujuan dari pembelajaran tersebut agar siswa mengerti tujuan yang akan dilakukannya.


(40)

2. Menentukan cara belajar siswa pada saat pembelajaran dilakukan, sehingga siswa dapat bekerja dengan baik dan dapat mengerjakan sesuai dengan yang diharapkan.

3. Menentukan objek yang akan diamati atau dikunjungi. Dalam hal ini guru menentukan objek yang sekiranya cocok untuk pembelajaran menulis puisi.

b. Langkah Pelaksanaan

Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar ditempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Dalam tahap pelaksanaan, siswa dalam menulis puisi dapat mengungkapkan apa yang dilihat, apa yang dirasakan oleh siswa, kemudian dituangkan dalam bentuk puisi.

c. Langkah Tindak Lanjut

Setelah melakukan apa yang sudah ditugaskan oleh guru, maka siswa diharapkan kembali ke kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar.38

Dalam kelas guru melihat hasil menulis puisi siswa, agar seluruh siswa mengetahui kesalahan yang ditulisnya maka guru meminta siswa untuk membacakan hasil puisi tersebut.

f. Keuntungan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Media

Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki keuntungan, yaitu:39

1. Menghemat biaya.

2. Praktis dan mudah dilakukan.

3. Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pembelajaran menjadi lebih konkret, tidak verbalistis.

38

Ibid., h. 12-15 39


(41)

4. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut dikemukakan hasil peneliitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.Penelitian tentang menulis dengan menggunakan media sudah banyak dilakukan.Namun demikian, penelitian ini masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut.Beberapa penelitian terdahulu yang membahas peningkatan keterampilan menulis puisi, antara lain Dewi Anjani (2014) dan Irma Rosidah (2013).

Dewi Anjani (2014) dalam penelitiannya yang berjudul

“Kemampuan Menulis Puisi Melalui Model Pembelajaran Kontekstual

Pada Siswa Kelas V di SDN Pondok Cabe Ilir I Pamulang” disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual untuk materi puisi dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil menulis puisi siswa yaitu mencapai 71,78. Dan ketuntasan kriteria minimal mencapai nilai KKM sebanyak 28 orang, atau 73,78%. Itu artinya siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui langkah-langkah penulisan puisi, serta aktivitas belajar siswa yang sangat baik ditunjukkan, antara lain dalam proses pembelajaran siswa dapat berinteraksi langsung dengan keadaan lingkungan luar dalam membuat sebuah puisi yaitu mengembangkan daya imajinasi siswa dan ditulis dalam bentuk sebuah puisi, serta siswa dapat sangat aktif dalam proses Tanya jawab mengenai materi puisi, dikarenakan pembelajaran menulis puisi diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual, yaitu dengan cara mengaitkan materi yang dikaitkan dengan situasi dunia anak.


(42)

Irma Rosidah (2013) dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Penerapan Teknik Pengamatan Objek Langsung Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V MIN 6 Gandaria Jagakarsa Tahun

Pelajaran 2012/2013” disimpulkan bahwa teknik pengamatan objek

langsung berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V MIN 6 Gandaria Jagakarsa Jakarta Selatan.Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rata-rata hasil pretest – posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 73,26. Sementara itu rata-rata pretest yang diperoleh kelas kontrol yaitu 74,56. Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, maka diperoleh rata-rata posttest kelompok eksperimen yaitu 85,65, sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol yaitu 76,91. Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari perhitungan pada kelompok kontrol dihasilkan nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi (0,329>0,05). Pada kelompok eksperimen dihasilkan nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (0,006 < 0,05) berarti hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak.

C. Kerangka Berpikir

Hasil kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada hasil identifikasi masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat melalui bagan alur penelitian di bawah ini:


(43)

Bagan Alur Penelitian

Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran

Pembuatan istrumen penelitian dan bahan

ajar

Uji coba dan analisis hasil uji coba istrumen

Pretest

(pratindakan)

Penerapan metode ceramah di kelas

kontrol

Posttest

(pascatindakan) Pemanfaatan

lingkungan sebagai media pembelajaran di

kelas eksperimen

Analisis data dan penarikan kesimpulan Keterampilan menulis puisi adalah suatu keterampilan yang sulit Minat siswa dalam menulis puisi masih kurang Kurangnya imajinasi siswa dalam menulis puisi Belum menggunakan media yang tepat untuk memotivasi siswa dalam menulis puisi


(44)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan, maka dapat diajukan sebuah hipotesis penelitian bahwa terdapat pengaruh pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas V di MIN 15 Bintaro.


(45)

30 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V mata pelajaran Bahasa Indonesia di MIN 15 Bintaro yang berlokasi di Jalan Mawar I No. 73 RT. 002/013, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015, yaitu dari bulan Februari sampai bulan Mei tahun 2015. Dan waktu pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2015 – 14 Mei 2015.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel lain (selain variabel treatment) yang mempengaruhi variabel dependen.1

Metode penelitan yang dilakukan pada penelitian ini dikategorikan sebagai eksperimen semu (Quasi Experiment)”. Hal ini dikarenakan kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.2

1

Sugiyono, Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis dan Disertasi, (Bandung : Alfabeta, 2014) cet.2, h. 160.

2


(46)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.3 Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal (pretest) dengan tes yang sama. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan.

Kemudian pertemuan selanjutnya kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan seperti biasanya. Selanjutnya, kedua kelompok di tes dengan tes yang sama sebagai tes akhir (posttest). Hasil kedua tes akhir diperbandingkan (di uji perbedaannya), demikian juga antara tes awal dan tes akhir pada masing-masing kelompok. Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir pada kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.4

Pemilihan metode eksperimen ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui secara pasti pengaruh pemanfaatan lingkungan terhadap kemampuan menulis puisi siswa di dua kelompok sampel yang dijadikan penelitian.

Adapun urutan desain penelitian terlihat jelas pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design5

Kelompok/ Kelas

Pretest Treatment Posttest

E X

K

3

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet.8, h.79

4

Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.7, h. 204-205.

5


(47)

Keterangan :

E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol

: Pretest Kelas Eksperimen : Posttest Kelas Eksperimen : Pretest Kelas Kontrol

: Posttest Kelas Kontrol

X : Perlakuan kelas dengan pemanfaatan lingkungan sebagai media

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah yang generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MIN 15 Bintaro dengan populasi sarannya adalah seluruh kelas 5 di sekolah yang sama.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.7 Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan data berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.8 Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Jumlah seluruh kelas V di MIN 15 Bintaro

6

Sugiyono, Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis dan Disertasi, Op. cit, h. 62.

7

Ibid., hlm. 63 8

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet.6, h. 116.


(48)

berjumlah tiga kelas. Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel yaitu pada siswa kelas VB dan VC MIN 15 Bintaro.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.9 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel independen (X) yaitu pemanfaatan lingkungan sebagai media

2. Variabel dependen (Y) yaitu keterampilan menulis puisi

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah yang ada di sekolah pada tahap pendahuluan (observasi awal).

2. Wawancara

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara berstruktur, yaitu pewawancara sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Wawancara dilakukan pada guru yang dalam

9


(49)

pelaksanaannya pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Kemudian wawancara dengaan siswa kelas VB di akhir penelitian guna mengetahui seberapa jauh kebermanfaatan penelitian yang telah dilaksanakan.

3. Tes

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes (pretest dan posttest). Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus ditanggapi dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Teknik pengumpulan data dengan tes akan memberikan informasi tentang karakteristik seseorang atau sekelompok orang. Karakteristik ini bisa berupa kemampuan atau keterampilan seseorang.

Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan lingkungan terhadap keterampilan menulis puisi siswa. Pretest dan posttest ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir siswa. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum mendapat perlakuan.

Penilaian kemampuan menulis puisi pada siswa meliputi aspek: (1) kesesuaian isi puisi dengan tema dan judul, (2) pilihan kata (diksi), (3) pengimajian, dan (4) nada dan suasana. Berikut tabel skor penilaian menulis puisi:

Tabel 3.2

Format Penilaian Menulis Puisi

No Aspek yang dinilai Bobot Kualifikasi Skor Maksimal 5 4 3 2 1


(50)

dengan tema dan judul

5

2 Pilihan kata (Diksi) 5 25

3 Pengimajian 5 25

4 Nada dan Suasana 5 25

Jumlah 100

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Menulis Puisi

No. Aspek

Penilaian

Patokan Skor

1. Kesesuaian isi puisi dengan tema dan judul

Isi puisi sangat sesuai dengan tema dan judul

5

Isi puisi sesuai dengan tema dan judul 4 Isi puisi cukup sesuai dengan tema dan judul

3

Isi puisi kurang sesuai dengan tema dan judul

2

Isi puisi tidak sesuai dengan tema dan judul

1

2. Pilihan Kata (Diksi)

Pilihan kata sangat sesuai, dan menimbulkan keindahan

5

Pilihan kata yang digunakan sesuai, dan menimbulkan keindahan

4

Pilihan kata yang digunakan cukup sesuai, menimbulkan keindahan

3

Pilihan kata yang digunakan kurang sesuai, dan kurang menimbulkan


(51)

keindahan

Pilihan kata yang digunakan tidak sesuai, dan kurang menimbulkan keindahan

1

3. Pengimajian Kata-kata yang digunakan sangat sesuai dan menimbulkan imaji pembaca

5

Kata-kata yang digunakan sesuai dan menimbulkan imaji pembaca

4

Kata-kata yang digunakan cukup menimbulkan imaji pembaca

3

Kata-kata yang digunakan kurang menimbulkan imaji pembaca

2

Kata-kata yang digunakan tidak menimbulkan imaji pembaca

1

4 Nada dan Suasana

Terdapat pilihan kata yang sangat mampu mengungkapkan sikap pengarang pada pembaca

5

Terdapat pilihan kata yang mampu mengungkapkan sikap pengarang pada pembaca

4

Terdapat pilihan kata yang cukup mampu mengungkapkan sikap pengarang pada pembaca

3

Pilihan kata kurang mampu mengungkapkan sikap pengarang pada pembaca


(52)

Pilihan kata tidak mampu mengungkapkan sikap pengarang pada pembaca

1

Keterangan:

5= Sangat Sesuai 4 = Sesuai

3 = Cukup Sesuai 2 = Kurang Sesuai 1= Tidak Sesuai

F. Validitas

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes menulis puisi. Oleh karena itu, validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi.

Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement expert). Setelah instrumen di konstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara meminta pendapat tentang istrumen yang telah disusun itu.10 Dalam hal ini, ahli yang diminta pendapatnya adalah Makyun Subuki, M. Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia sekaligus dosen pembimbing dan Rosida Erowati, M. Hum sebagai dosen bidang pembelajaran Bahasa Indonesia.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Teknik analisis data yang ditetapkan

10


(53)

dalam penelitian ini adalah analisis uji-t yang dibantu dengan program SPSS 22 for Windows.

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogentitas guna mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai ragam homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui sebaran data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 22 for Windows. Sebuah syarat data berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (2-tailed) yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar dari tingkat alpha 5% (signifikansi > 0,05).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel-sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis One-Way ANOVA. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Uji homogenitas menggunakan uji levene statistic. Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 22 for Windows. Kriteria pengujian homogenitas adalah jika probabilitas > 0,05 , maka varians dinyatakan homogen.


(54)

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t. Uji-t ini digunakan untuk menguji nilai rata-rata dari kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan atau tidak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 22 for Windows untuk menghitung uji-t dengan uji Paired Sample T Test. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

Jika probabilitas > 0,05 maka diterima. Artinya tidak ada perbedaan pada keadaan awal dan akhir.

Jika probabilitas < 0,05 maka ditolak. Artinya ada perbedaan pada keadaan awal dan akhir.

Taraf signifikansi uji sampel bebas Paired-Samples T Test adalah 0,05 sedangkan convidence interval 95%. Uji hipotesis dengan kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara signifikansi antara dua populasi dengan melihat rata-rata kedua sampelnya. Populasi yang diuji adalah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dari hasil skor posttest.

H. Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis statistik sebagai berikut:

: :


(55)

Keterangan:

: Tidak terdapat pengaruh pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran terhadap keterampilan menulis puisi siswa. : Terdapat pengaruh pemanfaatan lingkungan sebagai media

pembelajaran terhadap keterampilan menulis puisi siswa.

: Keterampilan menulis puisi siswa menggunakan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran.

: Keterampilan menulis puisi siswa tidak menggunakan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran


(56)

41 1. Sejarah Berdirinya MIN 15 Bintaro

Sebelum lahirnya MIN Bintaro, ada proses perjuangan yang cukup panjang yang melibatkan guru, orang tua siswa dan warga sekitar tempat berdirinya MIN Bintaro, yaitu di kelurahan Bintaro Kecamatan Peasanggrahan.

MIN Bintaro sebelumnya merupakan Kelas Jauh ( KJ ) dari MIN Petukangan Selatan. Sejak berdirinya pada tahun 1996 MIN Bintaro dan MIN Petukangan Selatan di pimpin oleh satu orang kepala madrasah. Baru pada tahun 2004 MIN Bintaro dinyatakan mandiri berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta. Sejak tahun 2004 MIN Bintaro mandiri dan dipimpin oleh kepala Madrasahnya, bapak Asim S. Ag.

Ada perjuangan yang tidak boleh dilupakan, beberapa orang guru yang boleh dikatakan penggagas berdirinya MIN Bintaro, yang pada waktu itu menjadi guru dan kepala madrasah di MIN Petukangan Selatan, yaitu bapak Abd. Rosyid, Bapak A. Taufiqillah, dan bapak Muhimin, merekalah yang berulang kali mengusulkan agar dibangun gedung untuk MIN Bintaro. Setelah berdirinya gedung untuk MIN Bintaro, mereka jualah yang berjuang mencari siswa, membersihkan gedung dari semak belukar, dan yang lebih berat lagi menyelesaikan sengketa jalan menuju MIN Bintaro, Antara Depag, warga sekitar dan ahli waris masing mengklaim tanah milik mereka.Secara berurutan, kepala sekolah yang pernah memimpin MIN Bintaro adalah sebagai berikut:


(57)

2. H. Moh. Noor Hasan : 2000 – 2004 3. Asim, S. Ag : 2004 – 2008 4. Drs. H. Cecep Suhendi : 2008 – 2009 5. Drs. H. Abd. Hay : 2009 – 2010

6. A. Taufiqillah, S. Ag : 2010 - Sampai sekarang

2. Visi dan Misi MIN 15 Bintaro a. Visi

Terwujudnya lembaga pendidikan dasar yang kompeten dalam pembinaan imtaq serta berkualitas dalam pengembangan ilmu, sejalan kemajuan IPTEK.

b. Misi

1) Menanmkan keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia melalui pengamalan ajaran agama

2) Mengoptimalkan proses KBM dan Bimbingan Keagamaan. 3) Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, bahasa,

olahraga dan seni, sesuai dengan bakat, minat serta potensi siwa 4) Mengoptimalkan SDM demi terwujudnya output yang

berkualitas

5) Memanfattkan kemajuan IPTEK sebagai media dan sumber pembelajaran

6) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan masyarakat

3. Sarana dan Prasarana 1) Ruang Kelas 15 lokal 2) Ruang Kepala Madrasah 3) Ruang Guru


(58)

4) Ruang Tata Usaha

5) Ruang Laboratorium IPA 6) Ruang Laboratorium Komputer 7) Ruang Laboratorium Bahasa 8) Ruang Pespustakaan

9) Ruang UKS 10)Ruang Toilet Guru 11)Ruang Toilet Siswa

4. Kegiatan Ekstrakulikuler 1) Marching Band

2) Pramuka 3) Marawis 4) Kaligrafi 5) TUB

6) Dokter Kecil 7) Futsal 8) MIPA

B. Deskripsi Kegiatan Penelitian

Kegiatan penelitian ini diawali dengan melakukan pertemuan langsung dengan pihak sekolah MIN 15 Bintaro pada tanggal 23 Februari 2015, yakni dengan A. Taufiqillah selaku kepala sekolah, dan Lathifatul Amanati selaku guru bahasa indonesia. Adapun yang didiskusikan meliputi:

1. Peneliti meminta izin untuk penelitian di MIN 15 Bintaro kepada A. Taufiqillah selaku kepala sekolah.

2. Peneliti mengajukan media yang akan diterapkan dalam penelitian tersebut, yakni pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran.


(59)

3. Peneliti mengajukan alokasi waktu yang dibutuhkan sebanyak empat kali pertemuan untuk dua kelas.

4. Peneliti memberikan model evaluasi pembelajaran atau penilaian dengan bentuk instrumen.

5. Peneliti bersama dengan kepala sekolah dan guru bahasa Indonesia menyepakati waktu yang tepat untuk pelaksanaan penelitian sesuai dengan jadwal yang ada di sekolah tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan di MIN 15 Bintaro yang beralamat Jalan Mawar I No. 73 RT. 002/013, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Kelas pelaksanaan penelitian adalah kelas VB yang berjumlah 36 orang dan kelas VC yang berjumlah 36 orang. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 (Dua) Tahun Pelajaran 2014/2015.

Langkah selanjutnya yaitu peneliti melaksanakan penelitian pada tanggal 4 mei 2015 – 14 mei 2015. Data penelitian yang diberikan berupa lembar kerja siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian data hasil tes keterampilan menulis puisi diubah kedalam bentuk bahasa tulis (transkrip) berupa larik-larik puisi yang diubah kedalam bentuk angka-angka sehingga data yang diperoleh dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan statistik. Skala nilai dapat dilihat dari deskripsi kriteria penilaian keterampilan menulis puisi yang terdapat di lampiran.

1. Deskripsi Kegiatan Tes Awal

Pemberian tes awal (pretest) pada kelas VB dilakukan pada tanggal 4 mei 2015, sedangkan pada kelas VC dilakukan pada tanggal 5 mei 2015. Sebelum kedua kelas diberikan perlakuan/tindakan yang berbeda, peneliti memberikan pretest berupa soal essay. Setiap siswa hanya diminta untuk membuat puisi dengan tema yang telah ditentukan,


(60)

tetapi judul boleh bervariasi. Pretest pada kelas VB dan VC dilakukan tanpa media apapun untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Hasil pretest tersebut kemudian dihitung oleh peneliti dan hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan menulis puisi kelas VB lebih rendah dibandingkan rata-rata kelas VC. Akan tetapi persebaran data yang mendapatkan nilai rendah dan sedang masih seimbang, sehingga data dari kedua kelompok dinyatakan normal dan homogen. Data yang normal dapat dilihat dari hasil perhitungan uji normalitas pretest dengan menggunakan SPSS 22 for Windows. Karena data pretest dinyatakan normal dan homogen, maka peneliti selanjutnya dapat menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen peneliti memilih kelas VB sedangkan untuk kelompok kontrol peneliti memilih kelas VC.

2. Deskripsi Kegiatan Tes Akhir (Posttest)

a. Deskripsi Kegiatan Tes Akhir (Posttest) di Kelas Eksperimen Pemberian posttest keterampilan menulis pada kelas eksperimen dimaksudkan untuk melihat pencapaian pembelajaran menulis puisi dengan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran. Pembelajaran menulis puisi dikelas eksperimen dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai media pembelajaran, dengan tujuan agar siswa dapat meningkatkan kreatifitasnya dalam menulis puisi. penerapan pemanfaatan lingkungan dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian mereview pengetahuan yang dibutuhkan. Pada pertemuan yang dilakukan di kelas eksperimen, peneliti melakukan apersepsi dengan menyampaikan terlebih dulu unsur-unsur pembentuk puisi agar siswa dapat membuat puisi sesuai dengan ketentuan unsur-unsur puisi tersebut.


(61)

Kemudian pada pertemuan selanjutnya, siswa mengerjakan soal yang diberikan, yaitu siswa diminta untuk membuat puisi dengan tema yang telah ditentukan, tetapi judul boleh bervariasi. Pemberian tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 12 mei 2015. Pembelajaran menulis puisi pada kelas eksperimen yaitu dengan pemanfaatan media lingkungan, siswa diarahkan untuk belajar di luar kelas. Kemudian siswa langsung berpencar mencari lokasi yang nyaman yang dirasa dapat membantu mengembangkan imajinasi mereka dalam menulis puisi, dengan cara mengamati, merenungkan, berpikir, atau berimajinasi menurut objek yang mereka senangi.

Setelah siswa selesai menulis puisi, siswa diarahkan untuk kembali ke kelas kemudian peneliti meminta sebagian siswa untuk membacakan puisi tersebut di depan teman-temannya.

Di kelas eksperimen memiliki antusiasme yang tinggi dalam membuat puisi karena mereka dapat secara bebas menulis puisi diluar kelas dengan memanfaatkan lingkungan yang ada untuk menuangkan imajinasi mereka. Pada posttest ini mengalami peningkatan yang cukup baik.

b. Deskripsi Kegiatan Tes Akhir (Posttest) di Kelas Kontrol

Pemberian posttest keterampilan menulis puisi pada kelas kontrol dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran menulis puisi dengan pembelajaran konvensional. Pada pertemuan yang dilakukan di kelas kontrol peneliti juga menyampaikan unsur-unsur pembentuk puisi agar siswa dapat membuat puisi sesuai dengan ketentuan unsur-unsur puisi tersebut tetapi dengan metode ceramah.

Kemudian pada pertemuan selanjutnya, siswa mengerjakan soal yang diberikan, yaitu siswa diminta untuk membuat puisi dengan tema yang telah ditentukan, tetapi judul boleh bervariasi akan tetapi tidak


(62)

memanfaatkan lingkungan sebagai media seperti yang dilakukan pada kelas eksperimen, jadi pada kelas kontrol ini tetap mengerjakan puisi didalam kelas. Pemberian tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 14 mei 2015. Di kelas kontrol terlihat ada beberapa siswa yang masih kebingungan dalam menuangkan ide, sedangkan siswa yang sudah bisa membuat puisi tersebut merupakan siswa yang sudah paham sehingga mampu mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Setelah siswa selesai menulis puisi, peneliti meminta sebagian siswa untuk membacakan puisi tersebut didepan teman-temannya Di kelas kontrol, siswa terlihat sangat jenuh karena selama tiga kali pertemuan siswa hanya menulis puisi di dalam kelas. Mereka menganggap membuat puisi adalah hal yang membosankan.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia tanpa memanfaatkan lingkungan sebagai media. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan untuk satu kelas. Adapun materi yang diberikan adalah mengenai pengertian puisi bebas dan unsur puisi. Setelah kedua kelompok diberi perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti memberikan soal essay posttest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut daftar nilai pretest dan posttest keterampilan menulis puisi yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.


(63)

Tabel 4.1

Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen

No Nama Pretest Posttest

1 A1 65 75

2 A2 80 90

3 A3 55 65

4 A4 60 75

5 A5 60 65

6 A6 70 70

7 A7 65 75

8 A8 65 80

9 A9 70 85

10 A10 55 70

11 A11 70 80

12 A12 60 75

13 A13 75 80

14 A14 65 70

15 A15 85 90

16 A16 70 80

17 A17 70 80

18 A18 55 60

19 A19 50 70

20 A20 75 85

21 A21 70 75

22 A22 60 70

23 A23 65 75

24 A24 65 65

25 A25 70 70

26 A26 65 70

27 A27 70 75


(64)

29 A29 60 65

30 A30 80 90

31 A31 60 65

32 A32 75 85

33 A33 75 85

34 A34 80 85

35 A35 65 75

36 A36 55 60

Jumlah 2415 2715

Rata-rata 67.08 75.42

Tabel 4.2

Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Kontrol

No Nama Pretest Posttest

1 B1 65 70

2 B2 60 65

3 B3 75 75

4 B4 60 60

5 B5 60 70

6 B6 70 85

7 B7 80 80

8 B8 65 65

9 B9 75 85

10 B10 70 70

11 B11 75 70

12 B12 80 80

13 B13 80 80

14 B14 65 75

15 B15 85 80

16 B16 70 75


(65)

18 B18 65 65

19 B19 70 75

20 B20 65 60

21 B21 80 80

22 B22 70 65

23 B23 70 75

24 B24 75 70

25 B25 60 65

26 B26 75 80

27 B27 60 65

28 B28 65 75

29 B29 70 60

30 B30 65 75

31 B31 70 70

32 B32 65 70

33 B33 55 55

34 B34 70 75

35 B35 60 65

36 B36 55 65

Jumlah 2475 2565

Rata-rata 68.75 71.25

1. Deskripsi Data Pretest Kelas V B dan Kelas V C

Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan menulis puisi dengan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelas yang diberi perlakuan menulis puisi tanpa menggunakan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran. Sebelum kedua kelompok diberikan pembelajaran menulis puisi, terlebih dahulu keduanya diberi tes awal (pretest) keterampilan menulis puisi.


(66)

Data yang diperoleh dari pretest kedua kelompok tersebut diolah dengan program SPSS versi 22 for Windows. Hasil pengolahan data pretest kedua kelompok tersebut dapat dilihat dari table berikut:

Tabel 4.3

Data Statistik Nilai Pretest Keterampilan Menulis Puisi Kelas VB dan VC

No Kelas N Skor

Maksimal

Skor Minimal

Mean Median Modus

1 Kelas VB 36 85 50 67.08 65.00 65

2 Kelas VC 36 85 55 68.75 70.00 70

Berdasarkan data statistik yang dihasilkan menggunakan program SPSS 22 for Windows, dapat disajikan distribusi frekuensi perolehan nilai pretest keterampilan menulis puisi kelas VB dan kelas VC. Kemudian berikut ini adalah distribusi frekuensi perolehan nilai pretest keterampilan menulis puisi kelas VB dan kelas VC.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menulis Puisi Kelas VB

Frekuensi Persen

Valid 50 1 2.8

55 4 11.1

60 5 13.9

65 9 25.0


(67)

Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 4.1 Histogram Distribusi Data Nilai Pretest Keterampilan Menulis Puisi Kelas VB

Berdasarkan tabel dan histogram di atas, menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 50 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 55 ada empat orang, siswa yang mendapat nilai 60 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada sembilan orang, siswa yang mendapat nilai 70 ada delapan orang, siswa yang mendapat nilai 75 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 80 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 85 ada satu orang. Jumlah siswa yang mengikuti pretest berjumlah 36 orang.

75 5 13.9

80 3 8.3

85 1 2.8


(68)

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menulis Puisi Kelas VC

Frekuensi Persen

Valid 55 2 5.6

60 6 16.7

65 8 22.2

70 9 25.0

75 6 16.7

80 4 11.1

85 1 2.8

Total

36 100.0

Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 4.2 Histogram Distribusi Data Nilai Pretest Keterampilan Menulis Puisi Kelas VC


(69)

Berdasarkan tabel dan histogram di atas, menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 55 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 60 ada enam orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada delapan orang, siswa yang mendapat nilai 70 ada sembilan orang, siswa yang mendapat nilai 75 ada enam orang, siswa yang mendapat nilai 80 ada empat orang, siswa yang mendapat nilai 85 ada satu orang. Jumlah siswa yang mengikuti pretest berjumlah 36 orang.

2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pemberian posttest keterampilan menulis puisi pada kelompok eksperimen bertujuan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran menulis puisi dengan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran. Sedangkan posttest pada kelompok kontrol bertujuan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran menulis puisi tanpa menggunakan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran. Subjek kedua kelompok masing-masing berjumlah 36 siswa.

Data yang diperoleh dari posttest kedua kelompok tersebut diolah dengan program SPSS 22 for Windows. Hasil pengolahan data posttest kedua kelompok dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.6

Data Statistik Nilai Posttest Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen dan Kontrol

No Kelompok N Skor

Maksimal

Skor Minimal

Mean Median Modus

1 Eksperimen 36 90 60 75.42 75.00 75


(1)

(2)

Lampiran 18

Foto Kegiatan Penelitian

a. Foto Kegiatan Pretest

Kelas VB Kelas VC

b. Foto Kegiatan Posttest


(3)


(4)

(5)

(6)

BIODATA PENULIS

Jovita Damayanti, lahir di Jakarta pada tanggal 4 Mei 1994. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Sarno Saputra (Alm) dan Supini Yusman. Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan SD N Wonosari 104 Surakarta dan lulus pada tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menegah Pertama Islam Terpadu (SMP-IT) Nur Hidayah Surakarta pada tahun 2005-2008. Pendidikan Menengah Atas ditempuh di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Boyolali pada tahun 2008-2011. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V MIN 15 BINTARO JAKARTA SELATAN

0 5 169

Pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun pelajaran 2013/2014

1 10 132

Pengaruh penggunaan media audio visual Terhadap peningkatan keterampilan menulis puisi siswa kelas IX MTS Jabal Nur Cipondoh Tangerang Tahun pelajaran 2014/2015

3 14 115

Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning terhadap pemahaman konsep pada materi pengukuran waktu siswa Kelas V MIN 15 Bintaro : penelitian quasi eksperimen di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan.

0 8 240

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BAGI SISWA KELAS V SD.

0 0 23

PEMANFAATAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 0 23

LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V MI

0 0 13

PENGARUH PENERAPAN METODE PERMAINAN SUKU KATA TERAKHIR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI KELAS V MIN

1 1 8

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Media Pembelajaran terhadap Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas V MI Ma’arif Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 79