BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di sekolah SMA Swasta
Prayatna dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training berbantukan media handout dengan menggunkan sikap ilmiah dalam mengamati pengetahuan
siswa berbasis KPS, diperoleh kesimpulan: a.
Ada perbedaan pengetahuan siswa berbasis KPS antara yang menggunakan model pembelajaran inquiry training berbantukan media
handout dibandingkan dengan model pembelajaran direct instruction, dan pengetahuan siswa berbasis KPS yang menggunakan model pembelajaran
inquiry training berbantukan media handout lebih baik. b.
Ada perbedaan pengetahuan siswa berbasis KPS antara kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah di atas rata
– rata dengan kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah di bawah rata
– rata, dan pengetahuan siswa berbasis KPS pada siswa yang memiliki sikap ilmiah di atas rata
– rata lebih baik.
c. Terdapat interaksi antara model pembelajaran inquiry training
berbantukan media handout dan direct isntruction dengan sikap ilmiah siswa dalam meningkatkan pengetahuan siswa berbasis KPS dan interaksi
pada kelas direct instructional lebih baik. Hal ini dikarenakan model inquiry training lebih berperan dari pada sikap ilmiah dalam
meningkatkan pengetahuan siswa berbasis KPS.
5.2 Saran
a. Berdasarkan temuan peneliti, model pembelajaran inquiry training
berbantukan media handout akan semakin meningkat jika siswa dilatih dengan menggunakan perlengkapan laboratorium fisika yang memadahi.
b. Dilihat dari karakter siswa, siswa belum terbiasa dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry training berbantukan media handout, maka sebaiknya siswa mulai dilatih untuk melakukan percobaan
– percobaan sederhana ketika pembelajaran fisika agar memiliki respon yang cepat
ketika akan melakukan model pembelajaran inquiry training. c.
Dalam menerapkan model pembelajaran inquiry training , sebaiknya perhitungkan dengan baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai
terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tidak bekerja sepenuhnya.
d. Untuk peneliti model pembelajaran inquiry training selanjutnya dapat
mencari variabel lain selain sikap ilmiah, karena tahapan inquiry training sudah merupakan tahapan ilmiah sehingga ketika pembelajaran siswa
dengan model pembelajaran sudah menerapkan sikap ilmiah.
Daftar Pustaka
Anwar, H. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu. 25: 103-104
Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta
Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Astuti, R,. Sunarno, W. Sudarisman, S. 2012. Pembelajaran IPA dengan
Pendekatan Keterampilan
Proses Sains
Menggunakan Metode
Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi belajar Siswa. Jurnal pasca UNS.
11:51-59.
Aulia, A. Parmin. 2012. Inquiry Training Untuk Mengembangkan Ketrampilan Meneliti Mahasiswa. Unnes Science Education Journal.USEJ112012.
Dahar, R. W., 1989, Teori-Teori Belajar, Jakarta, Erlangga Haris, P. 2012. Efektifitas Penggunaan Hnadout Alat Ukur Sudut Langsung
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK N 3 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
Joyce, B. Weil, Marsha Calhoun E. 2009. Models Of Teching Model – Model
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kurniawan, W. Endah, D. H., 2010. Pembelajaran Fisika dengan Metode Inquiry
Training untuk Mengembangkan keterampilan Proses Sains. JP2F.12: 149-158.
Mahardika, K. I. 2012. Penggunaan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Disertai LKS Kartun Fisika Pada Pembelajaran Fisika di SMP.
Jurnal Pembelajaran Fisika, 12:231-237
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung
Sagala, S. 2003. Konsef dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta