LANDASAN TEORI Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012.
inputnya yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang dihara
pkan” Abidin dan Endri, 2003. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau dalam
pandangan matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio output keluaran dan atau input masukan atau jumlah keluaran yang
dihasilkan dari satu input yang digunakan Harjum dan Rizki, 2007. b.
Pengukuran Efisiensi Penghitungan efisiensi teknis sebelumnya telah dilakukan oleh
Fareel 1957 berdasarkan paper dari Tim Coelli 1996 yang menggambarkan sebuah ukuran sederhana mengenai efisiensi
perusahaan dengan cara menghitung berbagai macam input yang digunakan untuk produksinya. Farell mengusulkan efisiensi dari dua
komponen yaitu: technical efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan output maksimum dari
serangkaian input yang telah ditentukan dan allocative efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan
berbagai macam input dalam proporsi yang optimal, di mana masing- masing inputnya sudah ditentukan tingkat harga dan teknologi
produksinya. Kedua komponen efisiensi tersebut dikombinasikan lalu menghasilkan total economic efficiency.
2. Konsep Efisiensi Bank
a. Teori Efisiensi Bank
Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang berkembang di Indonesia dituntut untuk memiliki kinerja yang baik.
Salah satu cara untuk mengukur kinerja perbankan adalah efisiensi, dimana efisiensi perbankan dapat dilihat dari penggunaan input dan
output yang digunakan dalam kegiatan operasional bank Wahyu, 2013.
Perbankan dikatakan
efisien secara
teknis apabila
menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan input yang
minimal Komaryatin, 2006.
b. Keterkaitan Skala Usaha Dengan Efisiensi Perbankan
Bank yang berada pada ukuran size yang lebih besar memiliki biaya rata-rata AC untuk pelayanan produksi yang relatif rendah
dibandingkan bank pada ukuran size yang lebih kecil, sehingga keuntungan yang didapat juga lebih tinggi. Bank yang berada pada di
ukuran size yang lebih besar mempunyai kekuatan tawar-menawar bargaining power yang lebih tinggi dibanding dengan bank pada
ukuran size yang lebih kecil, karena dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah Saunders, 1997.