Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012.

(1)

Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah

di Indonesia dengan Pendekatan

Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh: DESSY NOVITASARI

B300 100 038

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014


(2)

ABSTRAK

Lembaga keuangan khususnya perbankan di Indonesia telah menjadi tulang punggung perekonomian suatu negara. Struktur perbankan yang sehat dan operasional yang efisien merupakan inti dari semua permasalahan karena baik atau buruknya perbankan akan banyak ditentukan oleh baik tidaknya struktur yang dibuat dan kebijakan yang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi bank umum syariah di Indonesia dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari laporan keuangan publikasi bank. Pemilihan variabel yang digunakan dipilih berdasarkan pendekatan intermediasi yang merupakan fungsi pokok perbankan. Metode DEA digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini dengan pendekatan Constant Return to Scale (CRS) dan Output Oriented. Penelitian ini meneliti 6 bank umum syariah di Indonesia yaitu bank BNI Syariah, bank Syariah Mandiri, bank BCA Syariah, bank BRI Syariah, bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Bukopin.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada 3 bank yang sudah efisien yaitu bank Syariah Mandiri, bank BCA Syariah dan bank Muamalat Indonesia. Hal ini terlihat dari skor efisiensinya yang sudah mencapai 100 persen. Sedangkan 3 bank lainnya yaitu bank BNI Syariah, bank BRI Syariah dan Bank Syariah Bukopin tergolong belum efisien karena skor efisiensi nya belum mencapai 100 persen. Bank BNI Syariah pada tahun 2012 sudah mendekati efisien karena hanya 1 bulan saja mengalami inefisiensi. Sedangkan bank BRI Syariah mengalami inefisiensi paling tinggi, hal ini dikarenakan mengalami inefisiensi selama 12 bulan atau selama tahun 2012. Kemudian bank Syariah Bukopin pada tahun 2012 mengalami inefisiensi selama 3 bulan.


(3)

(4)

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara, yaitu sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) yang menyimpan kelebihan dananya di bank dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) yang meminjam dana ke bank. Dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan ke masyarakat dalam berbagai bentuk aktivitas produktif yang kemudian akan meningkatkan output dan lapangan kerja sehingga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu permasalahan perbankan Indonesia adalah masalah efisiensi. Sampai tahun 2010, efisiensi industri perbankan nasional dinilai masih rendah (Rizky, 2013). Struktur perbankan yang sehat dan operasional yang efisien merupakan inti dari semua permasalahan karena baik atau buruknya perbankan akan banyak ditentukan oleh baik tidaknya struktur yang dibuat dan kebijakan yang efisien, disamping perlu adanya fungsi pendukung yang lain seperti pengawasan dan pengaturan yang efektif (Wahyu, 2012).

2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat efisiensi bank umum syariah di Indonesia dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi pada 6 bank umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia tahun 2012)

B. LANDASAN TEORI 1. Konsep Efisiensi

a. Konsep Efisiensi

Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi dengan mengacu pada filosofi “kemampuan menghasilkan output yang optimal dengan


(5)

inputnya yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan” (Abidin dan Endri, 2003). Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio output (keluaran) dan atau input (masukan) atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang digunakan (Harjum dan Rizki, 2007). b. Pengukuran Efisiensi

Penghitungan efisiensi teknis sebelumnya telah dilakukan oleh Fareel (1957) berdasarkan paper dari Tim Coelli (1996) yang menggambarkan sebuah ukuran sederhana mengenai efisiensi perusahaan dengan cara menghitung berbagai macam input yang digunakan untuk produksinya. Farell mengusulkan efisiensi dari dua komponen yaitu: technical efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan output maksimum dari serangkaian input yang telah ditentukan dan allocative efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan berbagai macam input dalam proporsi yang optimal, di mana masing-masing inputnya sudah ditentukan tingkat harga dan teknologi produksinya. Kedua komponen efisiensi tersebut dikombinasikan lalu menghasilkan total economic efficiency.

2. Konsep Efisiensi Bank a. Teori Efisiensi Bank

Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang berkembang di Indonesia dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Salah satu cara untuk mengukur kinerja perbankan adalah efisiensi, dimana efisiensi perbankan dapat dilihat dari penggunaan input dan output yang digunakan dalam kegiatan operasional bank (Wahyu, 2013). Perbankan dikatakan efisien secara teknis apabila menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan input yang minimal (Komaryatin, 2006).


(6)

b. Keterkaitan Skala Usaha Dengan Efisiensi Perbankan

Bank yang berada pada ukuran (size) yang lebih besar memiliki biaya rata-rata (AC) untuk pelayanan produksi yang relatif rendah dibandingkan bank pada ukuran (size) yang lebih kecil, sehingga keuntungan yang didapat juga lebih tinggi. Bank yang berada pada di ukuran (size) yang lebih besar mempunyai kekuatan tawar-menawar (bargaining power) yang lebih tinggi dibanding dengan bank pada ukuran (size) yang lebih kecil, karena dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah (Saunders, 1997). C. METODE PENELITIAN

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data bulanan time series periode tahun 2012. Metode pengumpulan data ini berupa dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai media cetak maupun elektronik serta dari instansi terkait yaitu Bank Indonesia. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah DEA (Data Envelopment Analysis) dengan menggunakan pendekatan output oriented, dan menggunakan pendekatan CRS (Constant Return to Scale). Data yang digunakan adalah variabel pembiayaan dan pendapatan operasional sebagai variabel output dan variabel simpanan, asset dan biaya tenaga kerja sebagai variabel input.

Rumus Rasio antara input dan output sebagai berikut: (i)

Dimana:

Hs : efisiensi per sektor lapangan usaha m : output sektoral yang diamati n : input sektoral yang diamati

yis : jumlah ouputi yang digunakan per sektor lapangan usaha xis : jumlah input j yang digunakan per sektor lapangan usaha ui : bobot output i yang dihasilkan per sektor lapangan usaha vj : bobot input j yang diberikan per sektor lapangan usaha


(7)

Rasio efisiensi (hs) diatas kemudian dimaksimalkan dengan kendala sebagai berikut:

(ii)

Suatu DMU atau suatu sektor lapangan usaha dikatakan efisien atau tidak jika nilai TEpada tiap DMU berkisar antara 0 sampai dengan 1 atau 0 sampai 100%. Suatu DMU memiliki kemampuan paling baik jika nilai efisiensi relatif sebesar 1 atau 100%, sedangkan DMU lain yang nilainya dibawah 100% dikatakan kemampuannya masih dibawah DMU yang telah efisien (inefisien).

D. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil perhitungan Technical Efficiency DEA, tingkat efisiensi 6 bank umum syariah di Indonesia dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Bulan ke

Skor Efisiensi DEA Bank BNI Syariah Bank Syariah Mandiri Bank BCA Syariah Bank BRI Syariah Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Bukopin

1 1.000 1.000 1.000 0.979 1.000 1.000

2 1.000 1.000 1.000 0.892 1.000 1.000

3 1.000 1.000 1.000 0.906 1.000 0.949

4 1.000 1.000 1.000 0.884 1.000 1.000

5 1.000 1.000 1.000 0.856 1.000 1.000

6 1.000 1.000 1.000 0.793 1.000 0.984

7 1.000 1.000 1.000 0.832 1.000 1.000

8 1.000 1.000 1.000 0.849 1.000 1.000

9 1.000 1.000 1.000 0.809 1.000 0.987

10 1.000 1.000 1.000 0.867 1.000 1.000

11 1.000 1.000 1.000 0.845 1.000 1.000

12 0.995 1.000 1.000 0.903 1.000 1.000

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 bank umum syariah yang mempunyai skor efisiensi bernilai 1. Bank umum syariah yang mempunyai skor 1 selama 12 bulan dapat dikatakan efisien. Bank Umum Syariah yang dikatakan efisien adalah Bank Syariah Mandiri, Bank BCA Syariah dan Bank Muamalat Indonesia. Sedangkan Bank BNI Syariah hampir mendekati efisien dikarenakan hanya 1 bulan saja yang mengalami inefisiensi yaitu pada bulan desember dengan skor efisiensi 0.995. Bank BRI Syariah selama tahun 2012 mengalami inefisiensi. Sedangkan Bank Syariah Bukopin mengalami inefisiensi pada bulan Maret, Juni dan


(8)

September. Bank Umum Syariah dikatakan efisien bila skor efisiensi nya bernilai 1 dan dikatakan inefisiensi bila skor efisiensi nya kurang dari 1.

E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Berdasarkan analisis dari perhitungan Data Envelopment Analysis (DEA), dari ke enam bank yang dijadikan objek penelitian terdapat 3 bank yang masuk dalam kategori efisien karena skor technical efficiencynya selama 12 bulan sudah mencapai 100 persen atau memiliki skor 1. Bank yang masuk dalam kategori efisien adalah bank Mandiri Syariah, bank BCA Syariah dan bank Muamalat Indonesia. Dua bank umum syariah lain yaitu bank BRI Syariah dan bank Bukopin Syariah pada periode tahun 2012 masih belum dikatakan efisien. Karena skor technical efficiencynya kurang dari 1.Sedangkan bank BNI Syariah masuk dalam kategori mendekati efisien karena dalam 12 bulan hanya 1 bulan saja mengalami inefisiensi.

b. Bank umum syariah yang mengalami inefisiensi paling tinggi adalah bank BRI Syariah, karena dalam 1 tahun atau 12 bulan mengalami inefisiensi yaitu pada bulan januari 2012 sampai desember 2012. Sedangkan bank Syariah Bukopin menyusul dengan inefisiensi selama 3 bulan yaitu pada bulan maret 2012, juni 2012 dan September 2012. Kemudian selanjutnya adalah bank BNI Syariah yang hanya mengalami inefisiensi 1 bulan saja yaitu pada bulan desember 2012. c. Pada sisi output, ketidakefisienan ke tiga bank umum syariah tersebut

terletak dari seluruh variabel output yaitu pembiayaan dan pendapatan opersional dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda ada masing-masing bank umum syariah

d. Dari sisi input pada masing-masing bank umum syariah yang mengalami inefisiensi, ketidak efisienan berasal dari variabel


(9)

simpanan. Sedangkan untuk variabel input lainnya yaitu asset dan biaya tenaga kerja rata-rata sudah efisien.

2. Saran

Berdasarkan hasil dan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat disampaikan bagi pihak-pihak terkait dan untuk penelitian yang akan datang antara lain:

a. Bank umum syariah yang mengalami inefisiensi dapat melakukan perbaikan kebijakan mikro untuk pencapaian efisiensi tekniknya. Kebijakan mikro yang dapat dilakukan antara lain kebijakan yang berkaitan dengan ketidakefisienan variabel, baik variabel input maupun variabel output yang digunakan dalam operasional bank umum syariah. Kebijakan yang dapat dilakukan pada variabel pembiayaan adalah dengan mengalokasikan kelebihan input simpanan ke produk-produk yang bersifat produktif. Simpanan seharusnya digunakan bank umum syariah untuk menyalurkan pembiayaan atau kredit maupun produk-produk penyaluran lainnya kepada masyarakat, sehingga apabila produk penyaluran dana tersebut tersalurkan dengan efisien, akan terjadi kenaikan pendapatan dan dapat menambah pendapatan operasional. Jadi dana yang berhasil dihimpun bank disalurkan kembali ke masyarakat melalui pembiayaan sehingga nantinya juga akan menambah pendapatan. Hal ini sesuai dengan tugas bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan dana.

Pengalokasian simpanan dapat dilakukan oleh bank umum syariah dengan meningkatkan jumlah penyaluran dana kepada masyarakat, baik dalam bentuk pembiayaan,sewa dan lain-lain dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan melakukan pengawasan agar pembiayaan tidak terhambat. Untuk pendapatan operasional dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas layanan jasa perbankan melalui penyediaan produk dan jasa perbankan. Dengan menambah jumlah pembiayaan maka juga akan dapat menambah jumlah pendapatan


(10)

operasional. Selain itu bank umum syariah perlu melakukan diversifikasi penerimaan, sehingga penerimaan bank umum syariah tidak hanya mengandalkan dari penyaluran dana atau kredit semata.

Perbaikan kualitas sumber daya manusia juga penting dilakukan, untuk peningkatan kualitas jasa pelayanan sehingga bank syariah tetap dapat bersaing. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan operasional, karena ini berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dalam mengelola input yang ada untuk menghasilkan output yang maksimal. Ketidakefisienan yang berasal dari input aset dapat diperbaiki dengan memperbaiki pengelolaan alokasi jumlah aset yang dimiliki bank umum syariah. Pengelolaan aset juga dapat dilakakukan dengan memperpanjang masa depresiasi aset.

b. Perlunya kebijakan yang mengatur ketidakefisienan pada bank umum syariah yang tidak efisien, yang berkaitan dengan upaya pengoptimalan dari sisi input maupun output. Penggunaan input yang efisien pula sehingga menghasilkan output yang efisien pula. Dengan mengetahui penyebab dan tingkat ketidakefisienan baik dari sisi input maupun output, sehingga diharapkan stake holder mampu mengambil kebijakan yang tepat dalam mengatasi ketidakefisienan tersebut.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi instansi yang terkait, agar dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengambil kebijakan kedepannya dan meningkatkan efisiensi pada periode selanjutnya.

d. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dan periode penelitian yang lebih lama dengan harapan akan dapat diperoleh gambaran kondisi efisiensi perbankan di Indonesia.

F. DAFTAR PUSTAKA

Ab-Rahim, R, dkk. 2013. “Efficiency performance of Malaysian Islamic

banks”. Journal MPRA Paper No. 46238, posted 18, April 2013 03.46 Agung, I.N, dkk. 2008. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Rajawali Pers


(11)

Ahmad, N.H, dkk. 2010. “Measuring Islamic Banks Efficiency: the case of world Islamic Bnaking Sectors”. Jurnal MPRA Paper No.29497, posted 24. July 2011 17:58 UTC

Bank Indonesia. 2012. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2012. http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 14 September 2013.

Bank Indonesia. 2012. Outlook Perbankan Syariah 2012. http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 14 September 2013.

Bank Indonesia. 2012. Outlook Perbankan Syariah 2013. http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 14 September 2013.

Bank Indonesia. 2013. Direktori Perbankan Indonesia. http://www.bi.go.id. diakses tanggal 10 November 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank BCA Syariah bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses tanggal 12 september 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank BNI Syariah bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses tanggal 1 september 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank BRI Syariah bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses tanggal 12 september 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank Muamalat Indonesia bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses tanggal 1 september 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank Syariah Mandiri bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses tanggal 1 september 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank Syariah Bukopin bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses tanggal 15 september 2013.

Coelli T.J. A. 1996. Guide to DEAP version 2.1: A Data Envelopment Analysis (Computer) Program. Australia: Departement of Econometrics The University of New England.


(12)

Endri dan Tazkia, S. 2011. “Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah Di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data Envelopment Analysis”. Jurnal FRPS 2011 Revisi 2.

Fauzi, Rizqi. 2013. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah Dan Bank Umum Konvensional Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus BRI dan BSM pada tahun 2007-2011). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Maflachatun. 2010.Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 11 Bank Syariah Tahun 2005-2008). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Muhamad. 2004. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press

Muharam, H dan Rizki, P. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005)”. Jurnal. Vol. II, No. 3, Desember 2007

Nicholson, Walter. 1999. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Rajawali Pers Nugraha, Bhava W. 2013. “Analisis Efisiensi Perbankan Menggunakan

Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA)”. Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1 Nomor 1 Januari 2013

Pemerintah Indonesia. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. http://www.bi.go.id. diakses tanggal 14 september 2013.

Pratikto, H dan Sugianto, I. 2011. “Kinerja Efisiensi Bank Syariah Sebelum

dan Sesudah Krisis Global Berdasarkan Data Envelopment Analysis”. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH.16, No.2, Juli 2011

Saleh, Samsubar. 2000. Metode Data Envelopment Analysis. Yogyakarta: PAU-FE UGM

Salvatore, Dominick. 1994. Teori Mikro Ekonomi. Terj Rudy S dan Haris Munandar. Jakarta: PT Grafindo Persada

Sukirno, Sadono. 2010. Mikro Ekonomi : Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers


(13)

Sutawijaya, A. dan Lestari, EP. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia PascaKrisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA”. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.10,No.1,Juni 2009,hal.49-67.

Tahir, I.M, dkk. 2011. “Evaluating Efficiency of Islamic Banks Using Data

Envelopment Analysis: International Evidence”. Journal of Islamic Economics, Banking and Finance, Vol.7.1, Jan-Mar 2011.

Utomo, PU. 2013. Modul Komputer Analisis Kuantitatif: Analisis I-O,Shift Share, LQ dan DEA. Surakarta: MUP

Yudistira, Donsyah. 2004. “ Efficiency In Islamic Banking An Empirical

Analysis of Eighteen Banks”. Jurnal Islamic Economic Studies. Vol.12, No.1, August 2004.


(1)

September. Bank Umum Syariah dikatakan efisien bila skor efisiensi nya bernilai 1 dan dikatakan inefisiensi bila skor efisiensi nya kurang dari 1.

E. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Berdasarkan analisis dari perhitungan Data Envelopment Analysis (DEA), dari ke enam bank yang dijadikan objek penelitian terdapat 3 bank yang masuk dalam kategori efisien karena skor technical

efficiencynya selama 12 bulan sudah mencapai 100 persen atau

memiliki skor 1. Bank yang masuk dalam kategori efisien adalah bank Mandiri Syariah, bank BCA Syariah dan bank Muamalat Indonesia. Dua bank umum syariah lain yaitu bank BRI Syariah dan bank Bukopin Syariah pada periode tahun 2012 masih belum dikatakan efisien. Karena skor technical efficiencynya kurang dari 1.Sedangkan bank BNI Syariah masuk dalam kategori mendekati efisien karena dalam 12 bulan hanya 1 bulan saja mengalami inefisiensi.

b. Bank umum syariah yang mengalami inefisiensi paling tinggi adalah bank BRI Syariah, karena dalam 1 tahun atau 12 bulan mengalami inefisiensi yaitu pada bulan januari 2012 sampai desember 2012. Sedangkan bank Syariah Bukopin menyusul dengan inefisiensi selama 3 bulan yaitu pada bulan maret 2012, juni 2012 dan September 2012. Kemudian selanjutnya adalah bank BNI Syariah yang hanya mengalami inefisiensi 1 bulan saja yaitu pada bulan desember 2012. c. Pada sisi output, ketidakefisienan ke tiga bank umum syariah tersebut

terletak dari seluruh variabel output yaitu pembiayaan dan pendapatan opersional dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda ada masing-masing bank umum syariah

d. Dari sisi input pada masing-masing bank umum syariah yang mengalami inefisiensi, ketidak efisienan berasal dari variabel


(2)

simpanan. Sedangkan untuk variabel input lainnya yaitu asset dan biaya tenaga kerja rata-rata sudah efisien.

2. Saran

Berdasarkan hasil dan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat disampaikan bagi pihak-pihak terkait dan untuk penelitian yang akan datang antara lain:

a. Bank umum syariah yang mengalami inefisiensi dapat melakukan perbaikan kebijakan mikro untuk pencapaian efisiensi tekniknya. Kebijakan mikro yang dapat dilakukan antara lain kebijakan yang berkaitan dengan ketidakefisienan variabel, baik variabel input maupun variabel output yang digunakan dalam operasional bank umum syariah. Kebijakan yang dapat dilakukan pada variabel pembiayaan adalah dengan mengalokasikan kelebihan input simpanan ke produk-produk yang bersifat produktif. Simpanan seharusnya digunakan bank umum syariah untuk menyalurkan pembiayaan atau kredit maupun produk-produk penyaluran lainnya kepada masyarakat, sehingga apabila produk penyaluran dana tersebut tersalurkan dengan efisien, akan terjadi kenaikan pendapatan dan dapat menambah pendapatan operasional. Jadi dana yang berhasil dihimpun bank disalurkan kembali ke masyarakat melalui pembiayaan sehingga nantinya juga akan menambah pendapatan. Hal ini sesuai dengan tugas bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan dana.

Pengalokasian simpanan dapat dilakukan oleh bank umum syariah dengan meningkatkan jumlah penyaluran dana kepada masyarakat, baik dalam bentuk pembiayaan,sewa dan lain-lain dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan melakukan pengawasan agar pembiayaan tidak terhambat. Untuk pendapatan operasional dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas layanan jasa perbankan melalui penyediaan produk dan jasa perbankan. Dengan menambah jumlah pembiayaan maka juga akan dapat menambah jumlah pendapatan


(3)

operasional. Selain itu bank umum syariah perlu melakukan diversifikasi penerimaan, sehingga penerimaan bank umum syariah tidak hanya mengandalkan dari penyaluran dana atau kredit semata.

Perbaikan kualitas sumber daya manusia juga penting dilakukan, untuk peningkatan kualitas jasa pelayanan sehingga bank syariah tetap dapat bersaing. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan operasional, karena ini berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dalam mengelola input yang ada untuk menghasilkan output yang maksimal. Ketidakefisienan yang berasal dari input aset dapat diperbaiki dengan memperbaiki pengelolaan alokasi jumlah aset yang dimiliki bank umum syariah. Pengelolaan aset juga dapat dilakakukan dengan memperpanjang masa depresiasi aset.

b. Perlunya kebijakan yang mengatur ketidakefisienan pada bank umum syariah yang tidak efisien, yang berkaitan dengan upaya pengoptimalan dari sisi input maupun output. Penggunaan input yang efisien pula sehingga menghasilkan output yang efisien pula. Dengan mengetahui penyebab dan tingkat ketidakefisienan baik dari sisi input maupun output, sehingga diharapkan stake holder mampu mengambil kebijakan yang tepat dalam mengatasi ketidakefisienan tersebut.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi instansi yang terkait, agar dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengambil kebijakan kedepannya dan meningkatkan efisiensi pada periode selanjutnya.

d. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dan periode penelitian yang lebih lama dengan harapan akan dapat diperoleh gambaran kondisi efisiensi perbankan di Indonesia.

F. DAFTAR PUSTAKA

Ab-Rahim, R, dkk. 2013. “Efficiency performance of Malaysian Islamic

banks”. Journal MPRA Paper No. 46238, posted 18, April 2013 03.46


(4)

Ahmad, N.H, dkk. 2010. “Measuring Islamic Banks Efficiency: the case of

world Islamic Bnaking Sectors”. Jurnal MPRA Paper No.29497,

posted 24. July 2011 17:58 UTC

Bank Indonesia. 2012. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2012. http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 14 September 2013.

Bank Indonesia. 2012. Outlook Perbankan Syariah 2012. http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 14 September 2013.

Bank Indonesia. 2012. Outlook Perbankan Syariah 2013. http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 14 September 2013.

Bank Indonesia. 2013. Direktori Perbankan Indonesia. http://www.bi.go.id. diakses tanggal 10 November 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank BCA

Syariah bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses

tanggal 12 september 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank BNI

Syariah bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses

tanggal 1 september 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank BRI

Syariah bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses

tanggal 12 september 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank

Muamalat Indonesia bulan januari-desember 2012.

http://www.bi.go.id. diakses tanggal 1 september 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank Syariah

Mandiri bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses

tanggal 1 september 2013.

Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Perbankan Bulanan Bank Syariah

Bukopin bulan januari-desember 2012. http://www.bi.go.id. diakses

tanggal 15 september 2013.

Coelli T.J. A. 1996. Guide to DEAP version 2.1: A Data Envelopment

Analysis (Computer) Program. Australia: Departement of


(5)

Endri dan Tazkia, S. 2011. “Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah Di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data Envelopment Analysis”. Jurnal FRPS 2011 Revisi 2.

Fauzi, Rizqi. 2013. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah Dan Bank Umum Konvensional Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus BRI dan BSM pada tahun 2007-2011). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Maflachatun. 2010.Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 11

Bank Syariah Tahun 2005-2008). Skripsi. Semarang: Fakultas

Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Muhamad. 2004. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press

Muharam, H dan Rizki, P. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005)”. Jurnal. Vol. II, No. 3, Desember 2007

Nicholson, Walter. 1999. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Rajawali Pers Nugraha, Bhava W. 2013. “Analisis Efisiensi Perbankan Menggunakan

Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA)”. Jurnal

Ilmu Manajemen, Volume 1 Nomor 1 Januari 2013

Pemerintah Indonesia. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21

Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. http://www.bi.go.id. diakses

tanggal 14 september 2013.

Pratikto, H dan Sugianto, I. 2011. “Kinerja Efisiensi Bank Syariah Sebelum

dan Sesudah Krisis Global Berdasarkan Data Envelopment Analysis”.

Jurnal Ekonomi Bisnis, TH.16, No.2, Juli 2011

Saleh, Samsubar. 2000. Metode Data Envelopment Analysis. Yogyakarta: PAU-FE UGM

Salvatore, Dominick. 1994. Teori Mikro Ekonomi. Terj Rudy S dan Haris Munandar. Jakarta: PT Grafindo Persada

Sukirno, Sadono. 2010. Mikro Ekonomi : Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers


(6)

Sutawijaya, A. dan Lestari, EP. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia

PascaKrisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA”.

Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.10,No.1,Juni 2009,hal.49-67. Tahir, I.M, dkk. 2011. “Evaluating Efficiency of Islamic Banks Using Data

Envelopment Analysis: International Evidence”. Journal of Islamic

Economics, Banking and Finance, Vol.7.1, Jan-Mar 2011.

Utomo, PU. 2013. Modul Komputer Analisis Kuantitatif: Analisis I-O,Shift Share, LQ dan DEA. Surakarta: MUP

Yudistira, Donsyah. 2004. “ Efficiency In Islamic Banking An Empirical

Analysis of Eighteen Banks”. Jurnal Islamic Economic Studies.


Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

3 8 100

ANALISIS EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Data Evelopment Analysis (DEA) (Studi pada Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank

0 5 14

ANALISIS EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Data Evelopment Analysis (DEA) (Studi pada Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank

0 10 14

EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis(DEA).(Studi Pada Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syari

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012.

0 1 11

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Umum Syariah Terdaftar Di Bi Tahun 2010.

0 0 13

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Umum Syariah Terdaftar Di Bi Tahun 2010.

0 0 9

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Umum Syariah Terdaftar Di Bi Tahun 2010.

0 0 15