Rasio efisiensi hs diatas kemudian dimaksimalkan dengan kendala sebagai berikut:
ii Suatu DMU atau suatu sektor lapangan usaha dikatakan efisien atau
tidak jika nilai TEpada tiap DMU berkisar antara 0 sampai dengan 1 atau 0 sampai 100. Suatu DMU memiliki kemampuan paling baik jika nilai
efisiensi relatif sebesar 1 atau 100, sedangkan DMU lain yang nilainya dibawah 100 dikatakan kemampuannya masih dibawah DMU yang telah
efisien inefisien.
D. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil perhitungan Technical Efficiency DEA, tingkat efisiensi 6 bank umum syariah di Indonesia dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Bulan ke Skor Efisiensi DEA
Bank BNI Syariah
Bank Syariah
Mandiri Bank
BCA Syariah
Bank BRI Syariah
Bank Muamalat
Indonesia Bank
Syariah Bukopin
1 1.000
1.000 1.000
0.979 1.000
1.000 2
1.000 1.000
1.000 0.892
1.000 1.000
3 1.000
1.000 1.000
0.906 1.000
0.949 4
1.000 1.000
1.000 0.884
1.000 1.000
5 1.000
1.000 1.000
0.856 1.000
1.000 6
1.000 1.000
1.000 0.793
1.000 0.984
7 1.000
1.000 1.000
0.832 1.000
1.000 8
1.000 1.000
1.000 0.849
1.000 1.000
9 1.000
1.000 1.000
0.809 1.000
0.987 10
1.000 1.000
1.000 0.867
1.000 1.000
11 1.000
1.000 1.000
0.845 1.000
1.000 12
0.995 1.000
1.000 0.903
1.000 1.000
Sumber: Hasil Olah Data
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 bank umum syariah yang mempunyai skor efisiensi bernilai 1. Bank umum syariah yang mempunyai skor 1
selama 12 bulan dapat dikatakan efisien. Bank Umum Syariah yang dikatakan efisien adalah Bank Syariah Mandiri, Bank BCA Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia. Sedangkan Bank BNI Syariah hampir mendekati efisien dikarenakan hanya 1 bulan saja yang mengalami inefisiensi yaitu pada bulan desember dengan
skor efisiensi 0.995. Bank BRI Syariah selama tahun 2012 mengalami inefisiensi. Sedangkan Bank Syariah Bukopin mengalami inefisiensi pada bulan Maret, Juni dan
September. Bank Umum Syariah dikatakan efisien bila skor efisiensi nya bernilai 1 dan dikatakan inefisiensi bila skor efisiensi nya kurang dari 1.
E. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Berdasarkan analisis dari perhitungan Data Envelopment Analysis
DEA, dari ke enam bank yang dijadikan objek penelitian terdapat 3 bank yang masuk dalam kategori efisien karena skor technical
efficiencynya selama 12 bulan sudah mencapai 100 persen atau memiliki skor 1. Bank yang masuk dalam kategori efisien adalah bank
Mandiri Syariah, bank BCA Syariah dan bank Muamalat Indonesia. Dua bank umum syariah lain yaitu bank BRI Syariah dan bank
Bukopin Syariah pada periode tahun 2012 masih belum dikatakan efisien. Karena skor technical efficiencynya kurang dari 1.Sedangkan
bank BNI Syariah masuk dalam kategori mendekati efisien karena
dalam 12 bulan hanya 1 bulan saja mengalami inefisiensi.
b. Bank umum syariah yang mengalami inefisiensi paling tinggi adalah
bank BRI Syariah, karena dalam 1 tahun atau 12 bulan mengalami inefisiensi yaitu pada bulan januari 2012 sampai desember 2012.
Sedangkan bank Syariah Bukopin menyusul dengan inefisiensi selama 3 bulan yaitu pada bulan maret 2012, juni 2012 dan September 2012.
Kemudian selanjutnya adalah bank BNI Syariah yang hanya
mengalami inefisiensi 1 bulan saja yaitu pada bulan desember 2012.
c. Pada sisi output, ketidakefisienan ke tiga bank umum syariah tersebut
terletak dari seluruh variabel output yaitu pembiayaan dan pendapatan opersional dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda ada masing-
masing bank umum syariah
d. Dari sisi input pada masing-masing bank umum syariah yang
mengalami inefisiensi, ketidak efisienan berasal dari variabel