September. Bank Umum Syariah dikatakan efisien bila skor efisiensi nya bernilai 1 dan dikatakan inefisiensi bila skor efisiensi nya kurang dari 1.
E. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Berdasarkan analisis dari perhitungan Data Envelopment Analysis
DEA, dari ke enam bank yang dijadikan objek penelitian terdapat 3 bank yang masuk dalam kategori efisien karena skor technical
efficiencynya selama 12 bulan sudah mencapai 100 persen atau memiliki skor 1. Bank yang masuk dalam kategori efisien adalah bank
Mandiri Syariah, bank BCA Syariah dan bank Muamalat Indonesia. Dua bank umum syariah lain yaitu bank BRI Syariah dan bank
Bukopin Syariah pada periode tahun 2012 masih belum dikatakan efisien. Karena skor technical efficiencynya kurang dari 1.Sedangkan
bank BNI Syariah masuk dalam kategori mendekati efisien karena
dalam 12 bulan hanya 1 bulan saja mengalami inefisiensi.
b. Bank umum syariah yang mengalami inefisiensi paling tinggi adalah
bank BRI Syariah, karena dalam 1 tahun atau 12 bulan mengalami inefisiensi yaitu pada bulan januari 2012 sampai desember 2012.
Sedangkan bank Syariah Bukopin menyusul dengan inefisiensi selama 3 bulan yaitu pada bulan maret 2012, juni 2012 dan September 2012.
Kemudian selanjutnya adalah bank BNI Syariah yang hanya
mengalami inefisiensi 1 bulan saja yaitu pada bulan desember 2012.
c. Pada sisi output, ketidakefisienan ke tiga bank umum syariah tersebut
terletak dari seluruh variabel output yaitu pembiayaan dan pendapatan opersional dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda ada masing-
masing bank umum syariah
d. Dari sisi input pada masing-masing bank umum syariah yang
mengalami inefisiensi, ketidak efisienan berasal dari variabel
simpanan. Sedangkan untuk variabel input lainnya yaitu asset dan biaya tenaga kerja rata-rata sudah efisien.
2. Saran
Berdasarkan hasil dan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat disampaikan bagi pihak-pihak terkait
dan untuk penelitian yang akan datang antara lain: a.
Bank umum syariah yang mengalami inefisiensi dapat melakukan perbaikan kebijakan mikro untuk pencapaian efisiensi tekniknya.
Kebijakan mikro yang dapat dilakukan antara lain kebijakan yang berkaitan dengan ketidakefisienan variabel, baik variabel input
maupun variabel output yang digunakan dalam operasional bank umum syariah. Kebijakan yang dapat dilakukan pada variabel
pembiayaan adalah dengan mengalokasikan kelebihan input simpanan ke produk-produk yang bersifat produktif. Simpanan seharusnya
digunakan bank umum syariah untuk menyalurkan pembiayaan atau kredit maupun produk-produk penyaluran lainnya kepada masyarakat,
sehingga apabila produk penyaluran dana tersebut tersalurkan dengan efisien, akan terjadi kenaikan pendapatan dan dapat menambah
pendapatan operasional. Jadi dana yang berhasil dihimpun bank disalurkan kembali ke masyarakat melalui pembiayaan sehingga
nantinya juga akan menambah pendapatan. Hal ini sesuai dengan tugas bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana
dan menyalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan dana. Pengalokasian simpanan dapat dilakukan oleh bank umum
syariah dengan meningkatkan jumlah penyaluran dana kepada masyarakat, baik dalam bentuk pembiayaan,sewa dan lain-lain dengan
tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan melakukan pengawasan agar pembiayaan tidak terhambat. Untuk pendapatan operasional dapat
dilakukan dengan peningkatan kualitas layanan jasa perbankan melalui penyediaan produk dan jasa perbankan. Dengan menambah jumlah
pembiayaan maka juga akan dapat menambah jumlah pendapatan