Martin Resdo Sinaga, 2013 Pengaruh Faktor Internal Bank Terhdap Volume Kredit Pada Bank Yang Go Public Di Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
51 diajukan diterima atau ditolak. Skala yang digunakan adalah skala ratio
adapun untuk menguji hipotesis dipergunakan tes uji korelasional berganda dan product moment Siegel, 1992:263
3. 2. 5. 2 Rancangan Pengujian Hipotesis
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan terhadap hipotesis yang telah dirumuskan
untuk mengetahui hubungan antara dana pihak ketiga, CAR, ROA,dan NPL terhadap nilai kredit.
Adapun hipotesis yang pertama adalah, sebagai berikut:
“terdapat hubungan antara dana pihak ketiga, CAR, ROA,dan NPL terhadap
nilai kredit secara parsial dimana variabel lain dianggap konstan. ”
Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis pertama di atas, maka korelasi yang digunakan adalah korelasi parsial.
Tujuan dilakukannya korelasi parsial atau pengontrolan terhadap variabel-variabel adalah untuk memperoleh korelasi yang sebenarnya,
yang murni, yang tidak dikotori oleh variabel lain yang mungkin saja berpengaruh terhadap kedua variabel yang sedang dikorelasikan itu. Istilah
dikotori menunjuk pada pengertian ditiadakan pengaruhnya terhadap variabel yang sedang dikorelasikan Nurgiyantoro, 2004:153.
Martin Resdo Sinaga, 2013 Pengaruh Faktor Internal Bank Terhdap Volume Kredit Pada Bank Yang Go Public Di Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
52 Jadi hasil perhitungan korelasi parsial akan menunjukkan koefisien
korelasi yang lebih murni dan lebih bersih, dari kedua variabel yang dikorelasikan itu, dan karenanya juga lebih dapat dipertanggungjawabkan
dari pada koefisien kore lasi pada jenjang nihil. ”Hal ini juga menunjukkan
bahwa semakin tinggi jenjang-jenjang korelasi yang dilakukan, akan semakin bersih dan murni koefisien korelasi yang dihasilkan
Nurgiyantoro, 2004:153. Adapun langkah-langkah untuk melakukan korelasi parsial, agar memperoleh hubungan yang lebih murni antara dua
variabel adalah sebagai berikut: 1.
Korelasi parsial jenjang nihil:
2 2
y x
xy r
xy
Nurgiyantoro, 2004:133; Sugiono,2004:248. Ket:
r
xy
: koefisien korelasi x dan y x
: nilai variabel x y
: nilai variabel y
2. Korelasi parsial jenjang pertama
1 1
2 12
2 2
12 2
1 2
1
r r
r r
r r
y y
y y
Nurgiyantoro, 2004:154. Ket:
r
y1-2
: korelasi antar variabel Y kriterium dengan variabel X
1
prediktor, dengan dikontrol oleh variabel X
2
r
y2
: korelasi antar variabel Y dengan variabel X
2
Martin Resdo Sinaga, 2013 Pengaruh Faktor Internal Bank Terhdap Volume Kredit Pada Bank Yang Go Public Di Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
53 r
12
: korelasi antar variabel X dengan variabel X
2
3 Korelasi parsial jenjang kedua
1 1
2 2
3 2
2 13
2 3
2 13
2 1
23 1
y y
y y
r r
r r
r r
Nurgiyantoro, 2004:158. Ket:
r
y1-12
: korelasi antar variabel Y kriterium dengan variabel X
1
prediktor, dengan dikontrol oleh variabel X
2
prediktor dan X
3
r
y2-13
: korelasi antar variabel Y kriterium dengan variabel X
2
prediktor, dengan dikontrol oleh variabel X
1
prediktor dan X
3
r
y3-12
: korelasi antar variabel Y kriterium dengan variabel X
3
prediktor, dengan dikontrol oleh variabel X
1
prediktor dan X
2.
Adapun hipotesis yang kedua adalah sebagai berikut:
“terdapat hubungan antara dana pihak ketiga, CAR, ROA,dan NPL secara
simultan terhadap nilai kredit ”
untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis kedua tersebut, maka korelasi yang digunakan adalah korelasi berganda. Korelasi ini digunakan
untuk mengetahui adanya hubungan antara semua variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen. Adapun formula dari
korelasi berganda adalah sebagai berikut:
] 1
1 1
[ 1
2 12
3 2
1 2
2 1
3 ,
2 ,
1
r
r r
R
y y
y
Nurgiyantoro, 2004:16.
Martin Resdo Sinaga, 2013 Pengaruh Faktor Internal Bank Terhdap Volume Kredit Pada Bank Yang Go Public Di Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
54 Ket:
R
y123
: koefisien parsial korelasi berganda r
y1
: koefisien korelasi variabel y dengan x1 r
y2-1
: koefisien korelasi variabel y dengan x2 r
y3-12
: koefisien korelasi variabel y dengan x3
Setelah didapatkan nilai koefisien korelasi berganda antara semua variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen,
maka langkah selanjutnya adalah mencari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan
analisis koefisien determinasi r
2
. Koefisien determinasi KD menunjukkan ragam naik turunnya
variabel terikat y yang diterangkan oleh pengaruh variabel x beberapa bagian dari total keragaman dari variabel terikat y yang dapat dijelaskan
oleh beragamnya nilai-nilai yang diberikan setiap variabel bebas x. Koefisien determinasi dihitung untuk memperoleh kontribusi variabel
bebas Faktor Internal Bank terhadap variabel terikat Volume kredit, dimana dalam penggunaanya, koefisien determinasi dinyatakan dalam
persentasi dengan rumus:
KD = r
2
x 100 Iqbal Hasan, 2006: 63
Martin Resdo Sinaga, 2013 Pengaruh Faktor Internal Bank Terhdap Volume Kredit Pada Bank Yang Go Public Di Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
95
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, pengujian hipotesis, dan pembahasan maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dana pihak ketiga mempunyai hubungan yang linear positif dengan kredit dan tingkat hubungan yang terjadi antara kedua variabel tersebut sangat kuat.
Dengan kata lain apabila DPK pada suatu bank tinggi maka akan tinggi pula volume kredit yang terdapat dalam bank itu. Hal ini dapat dilihat dari
koefisien korelasi parsialnya yaitu 0.927. Hal ini sesuai teori yang dikemukakan bahwa dana pihak ketiga akan mendukung penyaluran kredit
oleh perbankan.
2. CAR memiliki hubungan yang linear positif dengan volume kredit dan tingkat
hubungan yang terjadi antara kedua variabel tersebut sangat lemah. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi parsialnya yaitu 0,095. Dalam hal ini bank
akan tetap meningkatkan kredit selama peningkatan kredit tersebut tidak menjadikan modal bank di bawah ketettapan 8 Bank Indonesia.